King Maker : The Change Of Destiny Ep 20 Part 3

Sebelumnya...


Raja kaget saat ayahnya bilang mau bekerja dengan orang Barat dengan manfaatin Chun Joong dan umat Katolik.

Hakim Lee : Orang Arasa terus bergerak ke bawah dari Utara. Orang Tionghoa tidak lagi membantu kita. Kita harus menggunakan taktik I I Je I. Ucapan Choi Chun Joong tidak sepenuhnya salah. Tapi aku takut Chun Joong dan umat Katolik berencana melawan kau dan aku. Aku akan mencari tahu.

*I I Je I, memakai oranke (orang asing) untuk mengendalikan oranke lain.


Besoknya, Chun dan kelompoknya datang ke balai perdagangan membawa para pasukan. Mereka mencari umat Katolik yang berkomunikasi dengan orang Barat.

Man Seok : Omong kosong apa ini!

Chun tak peduli.

"Habisi mereka semua!" perintahnya.


Pal Ryeong datang. Dia marah, apa-apaan ini!

Tapi Chun dan kelompoknya memukuli Pal Ryeong.


Man Seok ingin menolong Pal Ryeong tapi malah didorong oleh mereka.


Goo Cheol juga diancam oleh pedang.

Semua orang dipukuli.


Pal Ryeong berusaha membalas, tapi dia dipukul. Kali ini di kepalanya. Sontak, Pal Ryeong langsung jatuh tak sadarkan diri.

Pal Ryeong yang tak sadarkan diri, dibawa dijebloskan ke penjara oleh mereka.


Chun dan kelompoknya lalu menakuti warga.

Chun : Oleh perintah Tuan Daewonwee, kami memotong tenggorokan penganut Katolik dan menggantungnya. Rakyat harus melihat dan belajar!

Rakyat marah.

"Teganya kalian membunuh mereka! Mereka tidak bersalah!"


Malamnya, Chun Joong menemui Hakim Lee.

Chun Joong : Kenapa kau melakukan ini?

Hakim Lee : Kau tahu apa yang benar?

Hakim Lee lalu memberikan surat yang sudah dibacanya ke Chun Joong.


Chun Joong kaget membaca surat itu.

Di surat itu tertulis bahwa prajurit Arasa dengan pasuan hebat harus menyerang Joseon.

Chun Joong : Kau sungguh percaya aku menulis ini?


Hakim Lee : Ya, salah satu penganut Katolik yang kau lindungi tertangkap mencoba menyeberangi Sungai Dumangang dan menyerahkan ini kepada pasukan Arasa. Dia juga membawa ini dengannya. Ini emas batangan dari Raja.

Chun Joong kaget dan ingat saat Raja memberinya hadiah batangan emas.

Chun Joong : Dengan kondisi saat ini, kau tidak akan percaya apa pun yang akan kukatakan.

Hakim Lee : Dengar baik-baik. Aku tidak akan pernah mendengarkan lidah pintarmu lagi untuk memberi saran pada negara ini dan masa depannya. Negara netral? Jangan membicarakan delusi semacam itu. Jika kau ketahuan memata-matai untuk orang Barat, aku akan membunuh anakmu dan Tuan Putri lebih dahulu.


Mendengar istri dan anaknya dibawa-bawa, Chun Joong marah.

Chun Joong berkata, bahwa ia tidak pernah melakukan itu dan minta Hakim Lee membebaskan Pal Ryeong.

Tapi Hakim Lee malah minta Chun Joong setia kepadanya.

Hakim Lee : Berhentilah memerankan peramal yang arogan. Bersumpahlah menjadi sekutuku seperti Chun Ha Jang Ahn yang setia. Berlututlah dan bersumpah. Dengan begitu, aku akan membiarkan orang-orangmu hidup.


Chun Joong sangat marah sekarang. Tapi dia tidak punya pilihan selain berlutut dan menuruti keinginan Hakim Lee demi membebaskan Pal Ryeong. Saat berlutut, tangannya mengepal. Marah.

Hakim Lee sinis, bahkan Chun Joong yang perkasa tidak bisa membaca masa depannya sendiri.


Chun Joong, Man Seok dan Goo Cheol datang ke sel menjemput Pal Ryeong.

Goo Cheol : Astaga, kakak!

Man Seok dan Goo Cheol masuk ke sel dan membangunkan Pal Ryeong.

Goo Cheol : Bangun dan tatap aku! Aku Goo Cheol.

Man Seok : Ini aku, Man Seok!

Pal Ryeong bangun dan menatap Chun Joong yang berdiri di dekat pintu.

Pal Ryeong : Tuan....

Chun Joong mendekati Pal Ryeong.

Chun Joong : Kau baik-baik saja?

Pal Ryeong : Aku tidak apa-apa.

Chun Joong mengajaknya pergi.

Pal Ryeong : Pergi? Bawa aku dan belikan aku minuman. Aku terluka parah...

Chun Joong, Man Seok dan Goo Cheol tertawa lega mendengarnya.

Man Seok dan Goo Cheol bahkan memeluk erat Pal Ryeong. Mereka senang Pal Ryeong tidak apa-apa.

Pal Ryeong mendorong mereka. Pal Ryeong : Sakit! Sakit! Sakit!


Man Seok dan Goo Cheol lalu tertawa.

Chun Joong tampak menahan tangisnya, melihat Pal Ryeong.


Nyonya Lee menemui Ratu. Ratu bilang, ayah mertuanya tidak akan pernah membunuh Chun Joong meski sangat ingin membunuhnya.

Ratu : Ayah diam-diam menyanjung Choi Chun Joong. Tapi dia masih menginginkan Chun Joong di sisinya.

Nyonya Lee : Ratu, jika kau tidak menghubungiku, Daewongun akan bergabung dengan Choi Chun Joong. Dia mungkin punya kesempatan untuk berkuasa bertahun-tahun. Karena itu aku sudah mengaturnya.

Flashback...


Ternyata Nyonya Lee yang menulis surat palsu itu dan memberikannya ke salah satu pemeluk Katolik. Dia juga yang memberikan batangan emas itu, untuk meyakinkan bahwa Chun Joong lah yang menulis surat itu.

Dia bekerja sama dengan Ratu.

Flashback end...


Ratu : Kerja bagus.

Nyonya Lee : Aku merasa kita akan menjadi tim yang hebat.


Paginya, Man Seok terburu-buru. Dia berjalan, sambil membawa kantong obat.

Ternyata yang dibawa Man Seok bukan obat beneran, tapi bubuk mesiu. Dia membawa itu, sesuai permintaan Chun Joong.

Chun Joong : Kerja bagus. Sangat sulit mendapatkan ini.

Man Seok : Petugas yang bekerja di sana menerima suap dari balai perdagangan. Dia tidak bisa menolak apa pun yang kami minta. Tuan, aku mendengar rumor yang sangat buruk.


Chun Joong menemui Biksu Alam.

"Kau berencana membunuh Daewongun?"

"Aku tahu takdir Daewongun belum berakhir. Tapi dia punya pilihan antara kekuasaan dan masa depan negara kita. Dia memilih kekuasaan. Peluang terakhir bagi negara kita untuk bertahan adalah melakukan reformasi dan membuka negara kita. Kita tidak boleh kehilangan waktu berharga pada kerakusan Daewongun akan kekuasaan."

"Jadi, kau memutuskan untuk bertindak?"

"Selama ini aku mencoba mengubah nasibku sendiri. Tapi aku merasakan ketakutan yang dalam dan gemetar. Kini aku tahu, Tuan. Aku merasakannya jauh di dalam hatiku. Getaran yang kuat. Aku tahu kenapa aku terlahir ke dunia ini. Aku akan membunuh Heungseon Daewongun. Dan mengubah takdir negara kita!"

Biksu Alam memejamkan matanya sebentar, lalu memberikan restu.

"Ya, kau akan berhasil. Apa pun bentuknya, kau akan mengubah negara ini apa pun yang terjadi. Pergilah."


Setelah itu, Chun Joong menemui Bong Ryeon.

Chun Joong : Bawa anak kita dan sembunyi. Aku akan bicara dengan Nyonya Lee Deok Yoon.

Bong Ryeon : Tidak, jangan beri tahu dia apa pun. Kehadiran Nyonya Gaekju telah berubah. Aku bisa melihatnya. Aku akan menjaga diriku dengan baik. Jangan mengkhawatirkan kami.

Chun Joong : Maafkan aku. Jika sukses, aku akan menaikkan bendera di atas istana. Tapi jika gagal, aku akan menembakkan suar ke langit.

Bong Ryeon : Berjanjilah kau akan kembali. Aku dan anak kita akan menunggumu, jangan lupakan kami.

Chun Joong diam dan memegang pipi Bong Ryeon. Lalu dia mencium kening Bong Ryeon.


Setelah itu, Chun Joong pergi. Bong Ryeon menatap kepergian Chun Joong dengan wajah cemas.


Paginya, Hakim Lee dan rombongannya lewat di pasar.

Chun mengumumkan, Tuan Daewonwee mengadakan Festival Lentera untuk semua orang! Semua, tunjukkan rasa hormat dan syukur untuk Habha kita!


Chun Joong berdiri di lantai atas sebuah kedai minuman dan menatap Hakim Lee dengan tatapan tajam.


Bersambung...

0 Comments:

Post a Comment