Hakim Lee kembali menghadap Raja.
Raja : Maksudmu Festival Lentera?
Hakim Lee : Invasi Barat dan kebakaran Gyeongbokgung telah menakuti rakyat kita. Mengadakan Festival Lentera besar akan menaikkan semangat rakyat kita.
Raja : Ya, aku akan bicara dengan menteri administrasi, dan menyuruh mereka mengadakan festival. Tapi... apa yang akan ayah lakukan dengan Choi Chun Joong? Bukankah dia sudah menyatakan kesetiaannya kepada ayah? Sayang sekali jika kehilangan dia seperti ini.
Hakim Lee : Dia hanya bersumpah setia kepadaku untuk menyelamatkan koleganya. Tapi kau benar, sayang jika begitu. Jika ingin memanfaatkannya, kita harus memotong tangan dan kakinya.
Man Seok buru-buru meninggalkan balai perdagangan, membawa bubuk mesiu yang disamarkan sebagai obat-obatan. Tentu saja, di pintu keluar ia diperiksa dua petugas. Salah satu petugas bahkan sempat melihat2 mesiu yang dibawa Man Seok. Tak curiga itu mesiu, petugas membiarkan Man Seok pergi.
Man Seok pun langsung buru-buru membawa bubuk mesiu itu.
Man Seok : Sesuai permintaanmu, aku membawa bubuk mesiu.
Chun Joong : Pasti sulit mencuri ini dari gungishi. Kerja bagus.
*Gungishi, militer Joseon.
Man Seok : Petugas yang bekerja di sana menerima suap dari balai perdagangan. Dia tidak bisa menolak dapa pun yang kami minta.
Pal Ryeong : Prajurit Hullyeondogam telah mengepung aula perdagangan.
Man Seok menatap Pal Ryeong. Daewongun membesar-besarkan insiden Katolik.
Man Seok lalu memberitahu Chun Joong bahwa ia mendenga rumor buruk.
Chun Joong tak langsung menjawab. Dia terdiam sejenak, lalu duduk.
Chun Joong : Aku tahu. Setelah Festival Lantern berakhir besok malam, Daewongun akan menangkap semua orang kita di balai perdagangan, menuduh kita atas konspirasi, dan membunuh kita semua.
Goo Cheol : Apa dia sungguh akan membunuh lebih dari puluhan orang?
Chun Joong : Heungseon-gun mencoba melampaui tiga pulau dengan sekali dayung. Satu, dia akan membunuh sekutuku dan melumpuhkanku. Dua, dia akan menunjukkan kekuatan dan keganasannya kepada rakyat. Tiga, dia memperingatkan partai politik yang melawannya di dewan.
Pal Ryeong : Pada akhirnya, setelah festival berakhir, kita sama saja dengan mati. Jadi, kita harus berhasil apa pun yang terjadi. Demi kehidupan kita sendiri. Dan demi negara kita.
Paman Jin Sang tanya ke Chun Joong. Kau sungguh akan melakukannya?
Chun Joong berdiri dan menatap mereka semua.
Chun Joong : Jika takut, kalian boleh pergi. Tapi biar kuingatkan. Tugas ini adalah mengakhiri hidup Heungseon-gun. Jika gagal, kalian bukan hanya akan mati, tapi keluarga kalian akan dihukum dengan cara nungjechucham. Jika kalian ingi pergi, aku tidak akan dendam pada kalian.
*Nungjechucham, hukuman dengan mencabik lengan, kaki, dan leher seseorang.
Paman Jin Sang : Aku pernah menjadi budak di kapal perang. Dan ibuku sudah lama meninggal. Satu-satunya keluargaku yang tersisa ada di sini. Aku akan melakukannya bahkan jika aku mati.
Goo Cheol : Aku setuju dengan kakak iparku.
Bibi Paeng juga.
Yang lain juga setuju.
Chun Joong : Begitu dimulai, semuanya akan bergerak cepat. Malam festival lentera. Malam itu kita akan memburu harimau!
Sementara itu, Hakim Lee menyuruh Chun menculik Moon. Dia bilang, hanya itu satu-satunya cara untuk menangkap Chun Joong.
*Diih, anak bayi dilibatkan. Kejam bener si Hakim Lee ini...
Bong Ryeon bersama Moon dan Dan menemui Nahab di Wallsong-ru.
Bong Ryeon berterima kasih atas bantuan Nahab padanya selama ini.
Nahab : Kau sungguh akan pergi? Meski keluarga Kim-moon tidak seperti dahulu, kami masih punya Kim Byung Hak. Kami punya cukup pasukan untuk melindungimu dan anakmu.
Bong Ryeon tak menjawab dan memegang tangan Nahab.
Nahab mengerti, keras kepala seperti biasanya.
Nahab : Kau sudah dengar Chae In Gyu melarikan diri di Ganghwa?
Bong Ryeon : Ya, aku tahu.
Nahab : Kau harus berhati-hati.
Nahab lalu minta Dan mengantar Bong Ryeon dengan hati2.
Dan : Baik, Nyonya.
Bong Ryeon : Terima kasih untuk semuanya.
Bong Ryeon dan anaknya pergi.
Nahab : Sampai jumpa.
Mereka mulai berjalan. Bong Ryeon berjalan di depan sambil mengawasi sekeliling.
Tapi tiba2 Bong Ryeon menghentikan langkahnya. Ia menoleh ke belakang dan mengedarkan pandangannya. Ia merasa ada yang mengikuti mereka.
Bong Ryeon yang sadar diikuti seseorang, mengajak Dan bergegas.
Mereka kemudian berpisah.
Bong Ryeon memberitahu Dan bahwa Chun Joong sedang menunaikan misinya.
Bong Ryeon : Tuan sedang menyelesaikan misinya dan akan menuju Balai Perdagangan. Bawa anak itu dan temui dia di sana. Kita harus menunggu di dekat sini.
Bong Ryeon minta pengasuh anaknya menjaga Moon dengan baik.
Setelah itu Bong Ryeon pergi.
Benar saja, dua orang berpakaian hitam mengikuti mereka. Dua orang itu kebingungan kehilangan jejak mereka.
Bong Ryeon mendadak muncul dan melukai salah satu dari mereka.
Setelah melukai salah satu dari mereka, Bong Ryeon pun melarikan diri.
Dua orang itu langsung mengejar Bong Ryeon.
Begitu melihat dua orang itu pergi mengejar Bong Ryeon, Dan bergegas membawa Moon.
Hakim Lee dan rombongan lewat.
Chun menyuruh semua orang menyingkir.
Chun : Tuan Daewonwee mengadakan Festival Lentera untuk semua orang! Tunjukkan rasa hormat dan syukur untuk Habha kita!
Chun Joong dari lantai atas sebuah kedai di tengah pasar, menatap Hakim Lee.
Chun Joong lalu ingat rencananya.
Flashback...
Chun Joong memetik gayageum.
Pal Ryeong heran dengan bunyinya.
Chun Joong : Aku belajar membuat bom waktu di Yeonggilly. Aku akan menggunakannya untuk menyingkirkan Daewongun.
Goo Cheol : Bom waktu?
Pal Ryeong : Agar bom meledak, bubuk mesiu harus disulut. Chun Ha Jang Ahn akan memastikan itu. Jika melihat bubuk mesiu, mereka akan segera menghabisimu!
Chun Joong membuka kotak kayu di depan mereka.
Chun Joong : Man Seok membawa choseok ini dari kemah militer.
Lalu ia menunjukkan sebuah kantong.
Chun Joong : Ini potasium nitrat Amerika Selatan dari seorang pendeta Beopguk. Aku akan mencampur keduanya dan menyembunyikannya di instrumen ini.
*Choseok, kalium nitrat, bahan bubuk mesiu.
Pal Ryeong : Kau akan menyembunyikan ini?
Chun Joong : Jika air menyentuhnya...
Pal Ryeong : Lalu apa?
Chun Joong : Itu akan menyulutnya dan meledak.
Man Seok : Apa? Bom yang tersulut menggunakan api?
Goo Cheol : Air akan perlahan merendam senar instrumen...
Pal Ryeong : Astaga! Ini bom atau sihir?
Ja Young dan Chi Sung berjalan-jalan di pasar.
Ja Young : Bagaimana? Bukankah ini indah? Ini jalan tempat orang-orang tinggal.
Ja Young melihat-lihat barang.
Chi Sung : Kau senang kita datang untuk menyelidiki, bukan?
Ja Young : Menyelidiki?
Chi Sung : Bukankah kau hanya bersenang-senang?
Ja Young berbalik, menatap Chi Sung.
Ja Young : Cobalah tersenyum. Nikmati udara luar ruang yang segar. Berhentilah cemberut dan tersenyumlah.
Chi Sung tersenyum.
Mereka lalu melihat Chun Joong, Pal Ryeong, Goo Cheol dan Man Seok sedang membahas sesuatu.
Setelah itu, Pal Ryeong, Goo Cheol dan Man Seok pergi.
Ja Young berbalik ketika Chun Joong melewatinya.
Ia tak mau Chun Joong melihatnya.
Chi Sung : Haruskah aku memanggil Tuan Choi?
Ja Young : Tidak. Tidak ada lagi yang perlu dibicarakan. Aku harus menempuh jalan yang berbeda darinya.
Istana sibuk menyiapkan festival lentera.
Chun dan kelompoknya memeriksa semua barang, mulai dari bunga juga mencicipi minuman yang akan disajikan.
Kamera menyorot gayageum, tempat Chun Joong cs menyembunyikan mesiu.
Bong Ryeon lari ke hutan. Orang2 itu masih mengejarnya.
Bong Ryeon jatuh. Orang2 itu mengarahkan pedang padanya.
Bong Ryeon : Kenapa kau melakukan ini?
"Jangan melawan, Tuan Putri."
Tepat saat Bong Ryeon akan dibawa orang2 itu, seseorang datang menolongnya.
Dia menghabisi orang2 yang mengganggu Bong Ryeon.
Setelah itu, dia mendekati Bong Ryeon.
Bong Ryeon kaget melihat penolongnya.
Bong Ryeon : Chae In Gyu.
In Gyu : Bong Ryeon-ah, kita tidak punya waktu untuk ini. Yang lain akan segera datang. Jika kau tetap di sini, kau, Chun Joong dan anakmu akan mati. Ayo.
Bong Ryeon pun ikut dengan In Gyu.
Malam Festival Lentera dimulai. Hakim Lee bersama Byung Hak, Tuan Jo dan 2 pejabat lain menyaksikan rakyat yang bersuka cita dari lantai atas kedai di tengah pasar.
Tuan Jo : Sungguh pemandangan yang damai. Selamat, Habha.
Byung Hak : Bukankah pemandangan ini membuktikan Raja baru kita dan Tuan Daewonwee telah membawa kemakmuran bagi bangsa kita? Ini pencapaian besar Habha! Selamat, Habha.
Hakim Lee : Kerja bagus mengadakan festival ini bersama.
Hakim Lee berdiri dan berbicara kepada rakyat. *Cih, lagaknya udah cem Raja aja.
Hakim Lee : Rakyat, dengar baik-baik. Festival hari ini bukan tentang cinta Raja kepada rakyatnya. Rakyat tidak boleh lupa akan rasa terima kasih mereka terhadap Raja agung!
Ja Young dan Chi Sung ada di sana, mendengar pidato Hakim Lee.
Rakyat menundukkan kepala, meminta rahmat pada Raja.
Goo Cheol dan Pal Ryeong ada diantara rakyat. Mereka ikut menundukkan kepala, lalu kemudian mereka menatap benci Hakim Lee dengan tatapan kebencian.
Nyonya Lee juga disana, menatap benci Hakim Lee.
Byung Hak mendekati Hakim Lee.
Byung Hak : Habha, udara malamnya dingin. Mari masuk ke aula, Tuan.
Sementara itu, In Gyu tertusuk pisau di punggungnya yang dilempar kawanan orang2 Hakim Lee. Bong Ryeon terkejut melihatnya. Dalam keadaan punggung terluka, In Gyu bertarung melawan orang-orang jahat itu. Salah satu kawanan tersungkur di depan Bong Ryeon. Bong Ryeon tak diam saja. Dia langsung bergegas mengambil pedang kawanan yang tersungkur di depannya, kemudian menebasnya.
In Gyu masih bertarung, tapi tiba-tiba dia yang suka terluka di punggung, ditusuk di perutnya.
Bong Ryeon menjerit, andwae!
Bong Ryeon menusuk penusuk In Gyu dengan pedangnya.
Kawanan yang lain berniat menyerang Bong Ryeon. In Gyu yang terluka parah, masih sempat melindungi Bong Ryeon sekali lagi.
Setelah melumpuhkan semua kawanan yang mengganggu Bong Ryeon, In Gyu akhirnya terjatuh.
Bong Ryeon langsung mendekati In Gyu. Ia memeluk In Gyu yang kesakitan dan tidak tahu harus berbuat apa.
Hakim Lee dan para pejabat sedang bersenang-senang.
Tapi kemudian, Chun Joong datang. Mengejutkan mereka.
Chun Joong : Kenapa semua orang terkejut? Aku juga pelayan setia Raja. Aku juga akan merayakan hari ini bersama semua orang.
Hakim Lee : Baik, sebagai pria yang setia kepada Raja, kau pantas melakukannya.
Chun Joong menatap Hakim Lee. Dia bilang dulu Hakim Lee sering berbagi minuman enak padanya. Chun Joong menunjukkan minuman yang dibawanya. Dia bilang itu gamhongro dan ingin membaginya dengan Hakim Lee.
Hakim Lee : Baiklah. Tuangkan aku minuman.
Chun Joong menuangnya. Tapi saat hendak meminumnya, Jae Myeon berdiri mencegahnya. Jae Myeon bilang dia yang akan mencicipi minuman itu terlebih dulu.
Jae Myeon maju, tapi Chun Joong bilang itu tidak perlu karena dia yang akan minum duluan.
Chun Joong mulai minum, langsung dari botol. Tapi kemudian dia memercikkan airnya ke senar gayageum.
Hakim Lee melihatnya. Ia pun curiga.
Chun Joong membuang botolnya ke arah Byung Hak.
Byung Hak sewot, apa yang kau lakukan sekarang?
Chun Joong menatap Hakim Lee.
Chun Joong : Aku berdoa agar kekuasaanmu yang damai akan abadi, Habha.
Hakim Lee tertawa, lalu mengucapkan terima kasih dan meminum minumannya.
Hakim Lee : Ini minuman mewah.
Chun Joong menatap gayageum nya. Dia bingung kenapa gayageum nya belum meledak.
Bong Ryeon dan In Gyu sembunyi di rumah lumpur. Bong Ryeon membebat luka di perut In Gyu. Tapi In Gyu yang terluka parah, mengeluarkan darah terlalu banyak.
Bong Ryeon minta In Gyu kuat. Ia bilang, mereka akan pergi setelah matahari terbit.
In Gyu mengangguk.
Tapi kemudian, ia kesakitan lagi. Bong Ryeon cemas menatapnya dan terus menekan lukanya.
Chun Joong beranjak keluar, tapi dia berpapasan dengan dua anak perempuan di koridor.
Dua anak itu membawa hadiah. Mereka sempat tersenyum pada Chun Joong, sebelum akhirnya masuk ke tempat Hakim Lee dan para pejabat berkumpul.
Chun Joong langsung cemas karena tahu gayageum nya akan meledak sebentar lagi.
Byung Hak menyambut dua anak perempuan itu yang ternyata keponakannya.
Byung Hak : Habha, untuk menyelamatimu pada hari seperti ini, anak-anak keluarga Kim-moon kami datang kemari untuk memberikan hadiah. Selamat, Habha.
Dua anak itu meletakkan hadiah yang mereka membawa.
"Daewongun Habha, selamat atas kemenangan anda dalam perang!"
Gayageum akan meledak sebentar lagi.
Chun Joong yang tak mau anak-anak itu terluka, terpaksa kembali ke dalam.
Tentu saja, ia langsung dihadiahi pedang oleh Chun cs.
Bahan peledak yang ada di dalam gayageum mulai tersulut.
Chun Joong bergegas membuang gayageum itu ke sisi lain. Lalu melindungi anak-anak.
Gayageum meledak. Para pengawal yang berjaga diluar, langsung berlarian ke dalam.
Chun Joong memeriksa keadaan anak-anak.
Chun cs langsung menghadiahinya pedang.
Chun Joong menatap Hakim Lee.
Hakim Lee yang terluka, menatap marah Chun Joong.
Hakim Lee : Dasar kau! Beraninya kau...
Pal Ryeong dan Goo Cheol yang berjaga diluar, melihat ledakan.
Goo Cheol tanya apa mereka gagal?
Pal Ryeong menyuruh Goo Cheol bergegas.
Goo Cheol pun pergi.
Goo Cheol memanjat ke lantai atas sebuah kedai di tengah pasar, lalu menembakkan suar ke langit.
Man Seok, Paman Jin Sang, Bibi Paeng dan beberapa pengikut mereka, langsung cemas.
Bibi Paeng tanya, mereka harus bagaimana sekarang.
Man Seok ingat rencana Chun Joong, jika rencana mereka membunuh Hakim Lee gagal.
Flashback...
Pal Ryeong bilang jika mereka gagal membunuh Hakim Lee, mereka semua akan mati.
Chun Joong : Kita punya puluhan pengikut Sam Jun Do Jang. Bahkan jika aku mati, kita harus melindungi mereka apapun yang terjadi. Jika rencana kita gagal, Goo Cheol akan menembakkan suar ke langit.
Chun Joong juga melarang mereka menunggunya.
Mereka tak setuju.
Paman Jin Sang : Tidak, kau ingin kami pergi ke mana tanpamu, Tuan Choi? Negara ini dipimpin oleh Daewongun. Tanpamu, Tuan Choi, di mana kami bisa hidup?
Chun Joong : Saat suar menyala, kumpulkan semua orang Sam Jun Do Jang. Pergilah ke Gerbang Changuimun dan tinggalkan Hanyang. Kalian harus mendaki Gunung Geumgang dan meninggalkan perbatasan.
Pal Ryeong : Menyeberangi Gunung Geumgang? Kemana?
Man Seok : Seperti permintaan Tuan, aku membeli sebidang tanah di sana.
Paman Jin Sang tak menyangka Chun Joong sudah menyiapkan tempat tinggal untuk mereka.
Chun Joong bilang, mereka akan ke Yeonchu dan Nyonya Lee akan membantu mereka kabur.
Chun Joong : Aku akan menemui kalian di Gunung Geumgang, di Puncak Birobong. Bagaimanapun caranya, tuntun orang-orang kita dan bawa mereka ke tanah yang kusiapkan.
Flashback end...
Paman Jin Sang tanya ke Man Seok, apa mereka harus melanjutkan rencana kedua?
Man Seok : Tunggu saja. Mari kita pikirkan ini.
Bibi Paeng : Kita tidak punya waktu untuk berpikir!
Man Seok berbalik, melihat orang-orang Sam Jun Do Jang yang ikut mereka.
Man Seok : Semuanya! Dengar baik-baik!
Bersambung ke part 2...
0 Comments:
Post a Comment