King Maker : The Change Of Destiny Ep 21 Part 3

Sebelumnya...


Besoknya, orang-orang Hakim Lee mendatangi Balai Perdagangan. Mereka berniat menangkap teman-teman Chun Joong. Tentu saja, itu atas perintah Hakim Lee.

Saat mereka datang, Nyonya Lee sedang berbincang dengan bangsawan dari Tiongkok.

Nyonya Lee tanya alasan mereka datang.

Mereka bilang datang untuk menangkap antek2 Chun Joong.

Nyonya Lee : Apa mereka mirip anak buah Choi Chun Joong?


Mereka memperhatikan bangsawan dari Tiongkok dan orang-orangnya.


Nyonya Lee berdiri, dia marah.

Nyonya Lee : Beraninya kalian memperlakukan bangsawan Tiongkok seperti ini! Jika tindakan lancang kalian menyebabkan kesepakatan 1.000 koin lebih gagal, kalian yakin bisa pergi hidup-hidup?

Mereka terdiam.

Nyonya Lee : Aku akan mengatakannya sekali lagi. Orang-orang Choi Chun Joong tidak ada lagi disini. Silakan cari.

Mereka bergegas mencari.


Nyonya Lee tersenyum senang.

Nyonya Lee : Dasar bodoh. Aku menyebutkan satu kata dan kalian berkerumun seperti ayam betina. Apa semuanya dalam perjalanan? Aku berdoa agar semua orang aman.


Teman-teman Chun Joong sedang dalam perjalanan.

Mereka mendaki bebatuan, menuju Pelabuhan Goseong.


Pal Ryeong minta semuanya tetap kuat. Ia bilang Chun Joong dan Bong Ryeon menunggu mereka di pelabuhan.

Mereka semua teriak, tetap kuat!


Chi Sung melapor, bahwa teman-teman mereka sudah naik kapal menuju Yeonhaeju.

Ja Young merasa sedih dan teringat kebersamaan mereka.

Ja Young : Sekarang, ini benar-benar perpisahan.


Chi Sung : Tapi kita tidak tahu apa Tuan Choi masih hidup.

Ja Young terhenyak, apa? Maksudmu dia sudah tiada?

Chi Sung bilang tidak bisa memastikan itu.


Ja Young berbalik. Menahan tangisnya.

Chi Sung mendekati Ja Young.

Chi Sung : Tidak apa-apa, Ratu. Menangislah. Untuk kita berdua.

Tangis Ja Young pun pecah.


Malam itu, hujan turun dengan deras. Hakim Lee yang berdiri di teras rumahnya, terdiam, memikirkan sesuatu tapi raut wajahnya tampak sedih.



Paginya, para pejabat dan Hakim Lee, juga dua bangsawan Tiongkok menemui Raja.

Tuan Jo : Karena ini tahun harimau merah dan kita menang dua kali, Kaisar Daecheong dari Qing penasaran bagaimana kita menghadapi orang Barat.

Raja tanya apa yang harus mereka lakukan pada ayahnya.

Hakim Lee : Mereka sama sekali tidak mendukung, tapi ingin mencampuri politik kita?


Hakim Lee berbalik dan menatap dua bangsawan Tiongkok itu.

Hakim Lee : Beri tahu mereka! Joseon kita sudah mengusir orang Barat dan di masa depan, orang Barat mana pun tidak akan bisa berhubungan dengan negara kita! Kujanjikan ini. Ke depannya, Joseon akan menjalankan kebijakan tertutup! Kalian mengerti?

Semua pejabat : Ya! Daewongun Habha!


Malam harinya, Hakim Lee sendirian. Berdiri, menatap tahta. Raut wajahnya sedih, teringat kebersamaannya dengan Chun Joong saat mereka masih menjadi teman.

Flashback...


Hakim Lee datang untuk pertama kalinya ke kedai Bibi Paeng, menemui Chun Joong untuk diramal.

Hakim Lee : Kau tergila-gila dengan wajahku?

Chun Joong mengiyakan. Ia bilang wajah Hakim Lee terlihat menawan.

Chun Joong : Seperti yang kukatakan sebelumnya, kau punya wajah harimau.

Flashback end..


Hakim Lee juga ingat saat ia dan Chun Joong bersepakat menjadikan Jae Hwang Raja baru.

Mata Hakim Lee kini basah, teringat semua itu.


Ternyata malam itu setelah Chun Joong tewas ditembak Chun Ha Jang Ahn, Hakim Lee meratapi Chun Joong. Ia mendekati Chun Joong dan berusaha menyadarkan Chun Joong. Kemudian, Hakim Lee merasakan sesuatu dibalik baju Chun Joong. Hakim Lee merogohnya dan menemukan arloji Chun Joong yang sudah bolong terkena peluru.


Hakim Lee memeluk Chun Joong dengan erat. Dia menangis, sembari meminta maaf pada Chun Joong.

Flashback end...


Tangis Hakim Lee mengalir deras. Dia menangis, di depan tahta. Menyesali semua perbuatannya kepada Chun Joong.


Sekarang kita ke Yeonchu, dimana teman-teman Chun Joong hidup disana.

Goo Cheol tampak membersihkan halaman.


Man Seok kemudian berlari, membawa surat di tangannya sambil teriak memanggil Bong Ryeon.

Goo Cheol mengikuti Man Seok.

*Ini kan lokasi yang dipakai Yoo Tae Joon cs sembunyi di Different Dreams... Di Different Dreams, itu Manchuria.


Bong Ryeon yang sedang membaca buku di dalam, langsung bergegas ke pintu.

Man Seok meminta semuanya berkumpul.

Man Seok lalu memberikan surat itu ke Bong Ryeon. Dia bilang, orang Arasa sudah berjanji akan menjadikan tempat itu kota orang Joseon.

Semua senang.

Bong Ryeon : Kerja bagus.

Goo Cheol tanya apa yang terjadi dengan surat yang mereka kirim ke pedagang Arasa.

Man Seok baru ingat.  Astaga! Suster Beopguk! Dia juga bersedia dikirim kemari!

Semua senang.


Pal Ryeong lalu bilang ayahnya hidup dan mati sebagai orang asing di Joseon.

"Jika melihat putranya kini tinggal di Rusia, dan menemui seorang suster Beopguk, dia tidak akan percaya."

"Bukankah kalau begini terus semua orang kita akan menyebar ke seluruh penjuru dunia?" tanya Paman Jin Sang.


Bong Ryeon setuju. Dia bilang semua anak yang mereka besarkan disana, harus melihat dunia luas.

Bong Ryeon : Pengembangkan kita disini juga hampir berakhir. Semua bekerja dengan baik.


Bong Ryeon lalu mendekati anak-anak yang sedang bermain. Dia bilang, mereka akan membangun sekolah disana.

Semua setuju dan mendukung Bong Ryeon.


Malam pun tiba. Pal Ryeong duduk2 diluar, di depan api unggun.

Pal Ryeong : Aku penasaran apa langit Joseon sesuram langit kita disini.


Pal Ryeong berdiri dan masuk ke dalam. Dia melihat Goo Cheol lagi bersama Dan.

Pal Ryeong : Kalian berdua, bisa pisahkan diri kalian?

Goo Cheol : Apa masalahmu?


Pal Ryeong lalu mendekati Paman Jin Sang dan Bibi Paeng.

Pal Ryeong : Kakak, aku mendengar kabar baik!

Mendengar itu, Bibi Paeng sewot dan memukul Paman Jin Sang.

Bibi Paeng : Tidak bisakah kau bersabar sedikit!

Pal Ryeong tertawa melihat Paman Jin Sang disewoti Bibi Paeng.


Pal Ryeong lalu menyuruh semuanya tidur dan masuk ke dalam, menemui Bong Ryeon yang duduk ditemani Man Seok.

Pal Ryeong : Asshi, kau membaca itu lagi?

Ya, Bong Ryeon sedang membaca buku Chun Joong.


Pal Ryeong lalu bilang kalau Chun Joong adalah salah satu pria terhebat yang pernah ada. Bahkan saat rencananya gagal, dia merencanakan kematiannya sendiri dan menulis semuanya di buku catatan itu.

Bong Ryeon : Dia selalu hebat dalam meramal masa depan. Aku ingin menyelesaikan semua yang dia tulis disini.

Pal Ryeong : Kau bahkan lebih hebat darinya.


Bong Ryeon tersenyum, lalu mengalihkan pandangannya ke luar jendela.

Sontak Bong Ryeon kaget dan langsung mendekat ke jendela.

"Kunang-kunang..."


Bong Ryeon keluar, mengikuti kunang-kunang.

Lalu dia melihat seseorang datang dengan kuda.


Orang itu bergegas, mendekati Bong Ryeon dengan kudanya.

Dia lalu turun dan membuka tudungnya. Dia Chun Joong! *Yay!

Bong Ryeon membeku melihat Chun Joong berdiri tegak di hadapannya.

Dia tidak percaya Chun Joong masih hidup.

Bong Ryeon : Doryongnim...

Chun Joong : Aku sudah kembali. Aku menentang takdir dan telah kembali padamu.


Tangis Bong Ryeon perlahan turun. Lalu selangkah demi selangkah, Bong Ryeon berjalan ke arah Chun Joong.


Dia akhirnya berlari ke pelukan Chun Joong. Tangisnya seketika pecah. Tangis Chun Joong juga pecah.


Paginya, Nyonya Lee dan pengawalnya berjalan-jalan di pasar.

Dia lalu mampir ke sebuah toko dan menyapa seorang gadis.

Dia bilang, Chun Joong lah yang minta dia memberikan toko pada gadis itu. Kau harus bekerja keras.

Gadis itu bilang, baik, Nyonya. Tuan Choi sudah menyelamatkan hidupku. Aku tidak akan pernah lupa dan bekerja keras.

Nyonya Lee menanyakan nama gadis itu. Gadis itu bilang namanya Kwak Nak Won.

Nyonya Lee : Nak Won? Nama yang indah.


Nak Won adalah gadis yang pernah diselamatkan Chun Joong di Ganghwa.

Nyonya Lee lalu pergi. Nak Won menatap kepergian Nyonya Lee sembari tersenyum.

Kwak Nak Won, adalah ibu Kim Goo. Dia lahir pada tahun 1859 dan wafat tahun 1939. Kim Goo adalah aktivis kemerdekaan.

*Perjuangan Kim Goo bisa kalian lihat di drakor Different Dreams ya...


Satu per satu Chun Joong cs mendaki tebing.

Mereka menatap langit yang bersinar terang.

Pal Ryeong : Bukankah itu Joseon disana?

Pal Ryeong lalu teriak. Joseon-ah, bagaimana kabarmu! Hei!


Yang lain ikut teriak.


Chun Joong dan Bong Ryeon saling bertatapan dan tersenyum satu sama lain.

Kamera lalu menyorot tangan Chun Joong yang memegang erat tangan Bong Ryeon.


Mereka lalu kembali menatap lurus ke depan.

Terdengar narasi Chun Joong.

"Orang-orang, rakyat. Orang-orang memerintah dunia mereka sendiri. Memanjat di atas takdir dan benar-benar meraih mimpi kita. Inilah, takdirku. Itu takdir kita."


Chun Joong tersenyum lebar.

TAMAT!!!

0 Comments:

Post a Comment