King Maker : The Change Of Destiny Ep 21 Part 2

Sebelumnya...


Pagi akhirnya tiba. In Gyu terbangun karena sinar matahari yang membuat silau matanya. In Gyu sekarat!

Sementara Bong Ryeon masih tertidur, disampingnya.


In Gyu yang sekarat, coba memegang tangan Bong Ryeon.

Kemudian dia menatap Bong Ryeon.

"Bong Ryeon-ah, selama hidupku, jika ada seseorang yang ingin kumintai maaf, itu kau." ucapnya dalam hati.


In Gyu ingat masa mudanya, saat ia dilempari uang oleh Bong Ryeon. Ceritanya, In Gyu memberikan uang pada Bong Ryeon dan meminta Bong Ryeon datang ke rumahnya. Bong Ryeon sewot karena In Gyu merendahkannya seperti itu dan melemparkan uang itu balik ke In Gyu.


Kemudian, In Gyu ingat saat ia berusaha menyandera Bong Ryeon juga saat Bong Ryeon menembaknya. Ceritanya, Keluarga Kim akhirnya membebaskan Bong Ryeon yang mereka tawan selama ini karena tidak mau Bong Ryeon membocorkan rahasia mereka ke istana. In Gyu yang tak rela Bong Ryeon dimiliki Chun Joong, mengejar Bong Ryeon. Dia menyandera Bong Ryeon dengan pedangnya. Chun Joong yang saat itu ada di sana untuk menjemput Bong Ryeon, minta In Gyu melepaskan Bong Ryeon. In Gyu dan Chun Joong bertarung. In Gyu mencoba menghabisi Chun Joong. Tak rela Chun Joong kenapa-napa, Bong Ryeon menodongkan pistolnya ke In Gyu. Semula Bong Ryeon minta In Gyu melepaskannya. Tapi In Gyu malah memancingnya, menyuruh Bong Ryeon menembaknya. Bong Ryeon terpancing dan menembak In Gyu.


In Gyu ingat saat Bong Ryeon menamparnya ketika ia berusaha melukai Chun Joong. Ceritanya, Chun Joong berusaha mengusir orang-orang Keluarga Kim yang coba menghancurkan panti asuhan Ja Young. Lalu In Gyu datang dan memukul kepala Chun Joong dari belakang. Chun Joong yang tak berdaya, dibawa pergi oleh In Gyu. Bong Ryeon yang tahu itu dari Nahab, menyusul mereka. Ia marah dan menampar In Gyu yang coba melukai kekasihnya.


In Gyu juga ingat saat Bong Ryeon hampir menikah dengan Chun Joong.



Lalu dia kembali ingat masa mudanya, saat Bong Ryeon merawat dirinya yang jatuh sakit.


Ia juga ingat saat memergoki Bong Ryeon dan Chun Joong berpelukan di bawah pohon.


Terakhir dia ingat saat ia dan Bong Ryeon ada di desa miskin. Bong Ryeon yang sibuk merawat pasien yang terkena wabah, dipaksa pulang oleh In Gyu. Tapi kemudian In Gyu merasa kurang enak badan. Bong Ryeon yang curiga In Gyu sakit, langsung memeriksa suhu badan In Gyu.

In Gyu : Terima kasih... untuk segalanya.



In Gyu pun memejamkan matanya. Tapi sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, ia membayangkan bahwa dirinya lah pria yang dicintai Bong Ryeon, bukan Chun Joong.


Bong Ryeon terbangun. Ia terkejut menatap sekelilingnya.

Lalu ia melihat tangan In Gyu memegang tangannya. Curiga In Gyu sudah tidak ada, Bong Ryeon memeriksa nadi In Gyu.

Bong Ryeon pun langsung sesak mengetahui dugaannya benar.

Bong Ryeon lalu menggenggam tangan In Gyu. Tangisnya keluar, ia menatap In Gyu.

Bong Ryeon : Selamat tinggal.


Disaat berduka atas kematian In Gyu, Bong Ryeon dikejutkan dengan seseorang yang menerobos masuk ke rumah lumpurnya. *Pasti orang2 Hakim Lee.


Chun Joong tertangkap! Chun Ha Jang Ahn membawanya ke hadapan Hakim Lee.

Chun melapor, bahwa lokasi eksekusi Chun Joong sudah disiapkan diluar gerbang.

Hakim Lee menatap tajam Chun Joong dan minta Chun Ha Jang Ahn meninggalkan mereka.


Setelah Chun Ha Jang Ahn pergi, Hakim Lee berjalan terseok2 dengan tongkatnya, mendekati Chun Joong.

Hakim Lee : Kudengar kau membuat rencana untuk membunuhku, misi Horyeop. Horyeop. Untuk berburu harimau. Kau tidak tahu hampir semua chakogapsa akhirnya dicabik-cabik harimau?

*Chagokapsa, satgas perburuan harimau.

Chun Joong : Tapi chakogapsa bijaksana, menunggu dengan busur silang dan menyerang titik vital harimau. Langsung menumbangkannya.

Hakim Lee : Apa yang kau dapatkan dari kematianku? Kau ingin menjadi Raja, Choi Chuun Joong? Apa kita punya tujuan yang berbeda? Aku akan memperkuat Raja, melindungi tradisi kita, dan doktrin Noron. Aku akan melindungi orang-orang kita dari invasi asing  dan memperbaiki istana Joseon kita. Aku ingin melindungi martabat kita dan menunjukkan kepada yang lain. Bicaralah! Apa negara yang kau impikan dan yang kucoba ciptakan berbeda?


Chun Joong : Kau dan aku awalnya memiliki mimpi yang sama.

Hakim Lee : Benar sekali! Kita sama. Jika kau membunuhku dan menggantikanku, kau pikir kau akan berbeda? Baru-baru ini, saat orang Beopguk menyerang dan prajurit Barat mencoba menginjak-injak kita, jika terserah kepadamu, akankah kau menerimanya? Para pendeta asing Katolik mengumpulkan informasi soal negara kita dan berusaha menyerahkannya ke pasukan mereka. Apa kau akan diam saja dan membiarkannya!

Chun Joong : Kecelakaan terjadi saat melakukan kontak awal dengan negara asing. Jika anakmu yang masih kecil ditindas diluar dan pulang,  akankah kau mempertahankannya di sampingmu seumur hidupnya? Seorang anak harus bertarung dan menghadapi orang lain pada akhirnya agar belajar cara hidup berdampingan. Begitulah dia menjadi orang dewasa yang kuat. Kau hanya menggunakan penjajahan luar negeri sebagai alasan untuk memantapkan kekuatanmu. Kau telah menjadi tiran yang jahat.

Hakim Lee : Lalu kenapa? Kau harus membunuh tiran jahat untuk melindungi negara ini? Inikah yang kau katakan?

Chun Joong : Kau tidak akan pernah mengutamakan menyelamatkan negara kita dari krisis. Kau akan memilih untuk memanfaatkan situasi demi keuntungan pribadi. Pada akhirnya, kau akan menghancurkan negara kita.


Hakim Lee : Tentu. Kalau begitu, kita tidak bisa hidup berdampingan. Benar, bukan?

Chun Joong : Ya, kurasa begitu.

Hakim Lee : Keinginan kita sama, tapi jalan yang kita pilih berbeda. Sungguh suatu tragedi.


Hakim Lee lalu teriak memanggil orang diluar.

Chun Ha Jang Ahn datang bersama para pasukan.

Hakim Lee : Lakukan perintahku! Pria ini, Choi Chun Joong, bawa dia ke tempat pemenggalan! Potong lengan dan kakinya, tapi biarkan dia tetap hidup dan gantung dia di gerbang. Kita akan menunjukkan kepada semua orang apa yang terjadi kepada siapa pun yang tidak patuh kepadaku!

Chun Joong mulai dibawa.

Chun Joong : Horyeon ini!! Belum berakhir... Tuan!


Ibu Suri memberitahu Ratu kalau Chun Joong akan dipenggal.

Ibu Suri bilang, meski tidak bisa menjadikan Chun Joong orangnya tapi mereka tidak boleh membiarkan Chun Joong mati seperti ini.

Ratu tidak percaya Chun Joong akan dieksekusi.

Ibu Suri bilang dia baru saja bertemu Raja dan Raja tidak mau Chun Joong dieksekusi.

Ibu Suri : Selain itu, Choi Chun Joong selalu melunasi utangnya. Memiliki pria seperti dia berutang kepadamu selalu bagus.

Ja Young mengerti.


Besoknya, Pal Ryeong bersama beberapa pria mengambil senjata mereka.

Chun Joong sudah diikat di lokasi eksekusi.

Warga yang menonton tak rela kalau Chun Joong dibunuh.


Chi Sung langsung mencabut pedangnya saat perintah lengan Chun Joong dipotong diteriakkan.

Chun Joong sudah siap menerima hukuman, sebuah letusan tembakan terdengar.


Pal Ryeong, Paman Jin Sang dan Goo Cheol muncul di atas benteng. Pal Ryeong baru saja menembak penjaga di atas benteng.

Pal Ryeong berteriak kepada rakyat bahwa Chun Joong tidak melakukan kesalahan.

Rakyat berteriak, benar!!


Rakyat bersatu, membebaskan Chun Joong.

Mereka memukuli petugas dengan kayu.

Dan juga ada disana, ikut melawan petugas.

Dan memotong tali yang mengikat Chun Joong.


Setelah itu, mereka semua kabur membawa Chun Joong.

Chi Sung menebas petugas yang berusaha menghalangi pelarian Chun Joong.

Chi Sung menatap Chun Joong yang dibawa pergi oleh rekan-rekannya.


Pal Ryeong cs dibantu rakyat membawa Chun Joong ke tempat aman.

Disana sudah menunggu Moon bersama pengasuhnya. Moon tidur dalam pangkuan pengasuhnya.

Chun Joong menatap Moon, lalu membelainya.

Setelah itu, ia tanya bagaimana mereka semua bisa datang menyelamatkannya.

Pal Ryeong : Kenapa? Kaulah alasan kita berkumpul!

Chun Joong terharu dan mengucapkan terima kasih.


Chun Joong lalu tanya dimana Bong Ryeon pada Dan.

Dan bilang, Bong Ryeon diikuti dan diserang. Dan yakin Bong Ryeon ditawan Hakim Lee sekarang.

Semua langsung cemas.


Chun Joong kembali menatap putranya.

"Putraku, tunggu ayah. Sebagai ayahmu, ayah akan mencari ibumu. Kau harus tetap kuat dan menunggu."


Chun Joong lalu minta mereka semua pergi tanpanya.

Chun Joong : Kurasa horyeop kita harus berakhir.

Yang lain tak setuju.

Chun Joong : Pergilah ke Pelabuhan Goseong dan naiklah kapal. Aku akan memberitahu Nyonya Gaekju. Kita akan bertemu lagi, di seberang lautan. Kita semua akan bertemu dan aman!


Di istananya, Hakim Lee ngamuk. Dia melemparkan tongkatnya pada Chun setelah tahu Chun Joong melarikan diri.

Chun Ha Jang Ahn langsung berlutut dan minta maaf.


Jae Myeon menjelaskan bahwa mereka sudah pergi ke balai perdagangan tapi tak ada tanda2 orang2 Sam Jun Do Jang disana.

Hakim Lee : Benarkah? Kurasa Chun Joong  yang licik itu membuat rencana lain. Dimana Lee Deok Yoon?

Jae Myeon : Dia pergi ke pelabuhan untuk menemui para pedagang asing. Menurut ayah Chun Joong akan kabur dengan salah satu kapal dagangnya?


Hakim Lee lalu menyuruh Chun Ha Jang Ahn membunuh mereka semua. Dia bilang jika mereka dibiarkan hidup, mereka akan kembali sebagai pengkhianat yang kuat.

Hakim Lee : Bunuh semua orang dan bawa Choi Chun Joong.

Chun Ha Jung Ahn bergegas pergi.


Hakim Lee lalu menyuruh Jae Myeon menutup keempat gerbang utama mereka.

Jae Myeon mengerti dan bergegas pergi.


Hakim Lee ngamuk dan membanting barang2nya.


Malamnya, Hakim Lee sedang bermain catur di teras rumahnya.

Chun Joong datang, membawa senjata.

Chun Joong tanya, dimana Bong Ryeon?

Hakim Lee : Tidak peduli sedekat apa kita, jaga sikapmu, Kawan.

Chun Joong : Ini pertarungan antara kau dan aku. Lepaskan Bong Ryeon.

Hakim Lee : Aku sudah menunggumu. Duduklah. Mari bermain catur Tiongkok.


Chun Joong marah dan mengarahkan senjatanya ke Hakim Lee.

Hakim Lee : Skakmat...


Chun Ha Jang Ahn datang membawa Bong Ryeon.

Bong Ryeon kaget melihat Chun Joong, doryongnim...

Hakim Lee mengancam akan membunuh Bong Ryeon. Dia bilang jika dia meletakkan anak caturnya, Bong Ryeon akan langsung mati.

Bong Ryeon : Jangan tertipu ancamannya! Jangan hiraukan aku!

Hakim Lee : Tentu, ambil pistol itu dan tembak aku sampai mati. Tapi aku ingin kau tahu satu hal sebelum itu. Jika berani membunuhku, kau akan dikenang sebagai pria yang bersedia mengorbankan istrinya untuk menjadi raja. Letakkan senjatamu. Kau, Tuan Putri dan bayimu,  aku akan menjanjikan kalian semua tinggal aman di Joseon seumur hidup. Aku berjanji.


Chun Joong marah dan meletuskan pistolnya tapi tidak mengenai Hakim Lee. Chun Ha Jang Ahn semakin mengancam Bong Ryeon dengan pedang mereka.

Chun Joong lalu menurunkan senjatanya.

Chun Joong : Ini bukan Joseon milikmu. Ini negara rakyat. Selain itu, aku sudah menemukan raja sejati.

Hakim Lee tanya, siapa itu? Apa Moon?


Chun Joong : Raja sejati adalah rakyat. Rakyat kita!

Hakim Lee marah, apa?

Chun Joong : Sebagai peramal, aku akan memberimu ramalan terakhir. Semua kekuasaan Raja akan berakhir dan naga akan menjadi legenda. Sekarang, orang-orang kita... Rakyat akan menjadi pemilik dunia mereka sendiri!


Hakim Lee berdiri. Dia semakin marah.

Hakim Lee : Hentikan omong kosongmu! Hari itu tidak akan pernah datang.

Chun Joong : Tetaplah di sini, Tuan. Aku akan pergi. Ke generasi baru.

Hakim Lee : Kalau begitu, pergilah, Choi Chun Joong. Kau, karena terlalu mengenalku, selalu menjadi masalah bagiku. Pergilah buktikan perkataanmu. Tunjukkan bahwa dunia baru yang kau bicarakan benar-benar mungkin. Jika tidak bisa, aku tidak akan membunuhmu, rakyat yang akan membunuhmu.


Hakim Lee menyuruh Chun Ha Jang Ahn melepaskan Bong Ryeon.

Bong Ryeon langsung mendekati Chun Joong. Sambil menatap Hakim Lee dengan tatapan benci, keduanya pergi.

Hakim Lee tertawa pahit.


Chun Joong dan Bong Ryeon bergegas pergi, tapi tiba-tiba seseorang menembak mereka.

Mereka terkejut. Bong Ryeon juga nyaris kena tembak, tapi Chun Joong melindungi Bong Ryeon dan menerima tembakan berkali-kali.

Hakim Lee terkejut mendengar suara tembakan. Dia langsung panic, tidak! Tidak!


Chun Ha Jang Ahn lah yang menembaki mereka.

Chi Sung datang dan bertarung melawan Chun Ha Jang Ahn.

Bong Ryeon mengambil senjata Chun yang terjatuh di tanah saat melawan Chi Sung dan menembaki dua dari mereka.

Bong Ryeon lalu melihat Chi Sung sedang melawan dua laginya.


Melihat Chi Sung membantu mereka, Bong Ryeon membuang senjatanya dan mendekati Chun Joong.

Chun Joong yang terluka, menyuruh Bong Ryeon pergi tapi Bong Ryeon tidak mau.

Chun Joong bilang dia sudah janji pada Moon dan Moon tidak boleh kehilangan orang tuanya seperti mereka.


Chi Sung mendekati mereka dan mengajak Bong Ryeon pergi tapi Bong Ryeon marah. Bong Ryeon ingin Chun Joong ikut dengan mereka.

Bong Ryeon memeluk Chun Joong.

"Bong Ryeon-ah, kau cinta dan cahaya dalam hidupku. Bong Ryeon-ku. Teruslah bersinar. Teruslah bersinar terang dan bertahan. Cintaku." ucap Chun Joong dalam hati.


Chun Joong mendorong Bong Ryeon dan teriak menyuruh Bong Ryeon pergi.

Chi Sung menarik Bong Ryeon, membawa paksa Bong Ryeon pergi.

Bong Ryeon : Doryongnim!!


Setelah Bong Ryeon menghilang, Chun Joong akhirnya jatuh dan.... tewas. *Omo..

Hakim Lee berdiri, menatap dingin Chun Joong yang sudah tewas.

Bersambung ke part 3...

0 Comments:

Post a Comment