Ji Min kembali ke kantor dan langsung kena semprot Kepala Tim Seo.
Ji Min cengengesan dan meminta Kepala Tim Seo saja yang pergi ke acara konferensi pers. Tapi Kepala Tim Seo menyuruhnya diam.
"Jadi apa yang dia katakan? Apa dia bilang dia tidak melakukannya?" tanya Kepala Tim Seo.
"Aku berdiri." jawab Ji Min.
Kepala Tim Seo tambah sewot. Dia coba menendang kaki Ji Min, tapi Ji Min dengan reflek menghindar.
Ji Min berusaha meyakinkan Kepala Tim Seo. Dia bilang, sesuatu yang lain bisa saja muncul.
Ji Min : Aku akan kembali lagi besok....
Kepala Tim Seo : Apa kau tidak tahu stasiun lain dalam keadaan darurat karena pelecehan seksual Ketua Kim Seong Cheol! Kenapa kau melakukan ini atas dasar firasat!
Ji Min bilang dia melakukannya bukan hanya karena firasat.
Ji Min : Ada yang mencurikan dalam kasus itu. Dalam laporan autopsi korban disebutkan tulang rusuknya patah saat ditusuk. Itu berarti si pembunuh menikamnya dengan kekuatan ekstrim. Bagaimana mungkin wanita yang beratnya kurang dari 50 kilo?
Kepala Tim Seo : Tentu itu mungkin! Tingkat alkohol dalam darahnya lebih dari dua persen saat itu! Letakkan pria mabuk itu, duduklah di atasnya dan tusuk dia. Kenapa tidak?
Ji Min mencampakkan tasnya ke lantai.
Ji Min : Menurut apa yang kau katakan, dia menjatuhkannya seperti ini....
Ji Min menjatuhkan Kepala Tim nya dan memperagakan cara Eun Soo menikam Ki Bum.
Ji Min : Tapi biarkan aku menunjukkan sesuatu.
Ji Min menunjukkan foto-foto tangan Eun Soo yang didapatnya dari polisi.
Ji Min bilang, tangan yang menikam itu masih bersih.
Ji Min : Jika dia menikamnya cukup keras untuk mematahkan tulang rusuknya, tangannya pasti terluka.
Kepala Tim Seo mendorong Ji Min sampai Ji Min berguling ke rak.
Lalu Kepala Tim Seo bangun dan berkata, bisa saja Eun Soo terluka di tempat lain.
Ji Min : Jika dia menahannya dengan cara lain, dia tidak akan mampu mematahkan tulang rusuknya!
Kepala Tim Seo : Mungkin dia kuat.
Ji Min : Sunbae!
Kepala Tim Seo : Ayolah! Apa yang coba kau lakukan!
Ji Min : Mungkin dia salah dituduh dan dikirim ke penjara.
Kepala Tim Seo : Aku menyuruhmu menulis artikel, bukan novel. Hei! Tidak ada tanda-tanda masuk paksa. Dia tertangkap basah. Dia menulis di buku hariannya bahwa dia ingin membunuh suaminya. Kecurigannya kuat. Yang terpenting sidik jarinya ada di senjata pembunuhan. Itu bukti nyata! Bagaimana kau bisa berpikir dia salah dituduh!
Ji Min masih membela Eun Soo. Kepala Tim Seo bilang, jika Ji Min masih fokus pada cerita Eun Soo, tidak akan ada berita eksklusif untuk Ji Min dan dia sendiri yang akan 'membunuh' Ji Min.
Ji Min menghela nafasnya.
Di ruangannya, Presdir Kim minta Seketaris Yoon memastikan bahwa para reporter tidak akan membicarkan Eun Soo.
Seketaris Yoon : Baik, Presdir.
Presdir Kim menatap foto putranya dan menyebut semua itu tidak adil untuk putranya yang sudah meninggal.
Eun Soo yang dikurung di sel isolasi, mendengar tangisan bayi.
Eun Soo teriak memanggil sipir dan minta dikeluarin dari sel isolasi. Dia bilang dia mendengar tangis bayinya.
Tapi sipir tidak mau mengeluarkan Eun Soo. Dia bilang jika Eun Soo masih membuat keributan, dia tidak akan mengeluarkan Eun Soo dari sana besok pagi.
Eun Soo jatuh terduduk. Lalu dia membaca surat dari Ji Min.
Paginya, Eun Soo dikunjungi ayahnya, Tuan Ji Dong Ri.
Tuan Ji terkejut melihat luka di bibir Eun Soo.
Eun Soo bilang, itu karena dia terjatuh.
Tuan Ji minta maaf. Eun Soo tanya kenapa ayahnya minta maaf? Eun Soo lalu bilang dia baik-baik saja dan akan segera bebas.
Tuan Ji : Pengacara mengatakan padaku ada cara untuk mengeluarkanmu.
Eun Soo tanya bagaimana caranya.
Dengan raut wajah tidak enak, Tuan Ji bilang mereka ingin Eun Soo mengaku membunuh Ki Bum.
Tuan Ji : Katakan itu. Kau adalah korban kekerasan dalam rumah tangga dan membunuhnya adalah kecelakaan. Jika kami dapat membuktikan kau adalah korban kekerasan dalam rumah tangga, kau bisa dihukum 3 tahun. Mereka bahkan dapat melepaskanmu dengan hukuman percobaan.
Eun Soo : Kau ingin aku mengaku membunuhnya dan mengklaim aku membela diri?
Tuan Ji : Aku tahu kau tidak membunuhnya. Aku tahu kau tidak bersalah. Tapi kau harus keluar dulu. Kau mungkin ingin dibela, tapi keluarlah dulu dan mari kita lakukan bersama. Pikirkan bayimu. Kau tidak bisa menahan dia disini selamanya.
Eun Soo diam saja dengan sorot mata sedih.
Tuan Ji : Eun Soo-ya...
Eun Soo dibawa kembali menuju sel nya.
Dalam perjalanan menuju sel, ia ingat apa yang terjadi hari itu.
Flashback....
"Kau memberiku surat cerai, lalu melarikan diri? Apa kau benar-benar berpikir aku tidak dapat menemukanmu?" tanya Ki Bum.
Sontak Eun Soo kaget dan menjatuhkan tasnya.
Ki Bum : Kau membuatnya tampak seperti aku akan membunuhmu.
Ki Bum menarik Eun Soo mendekat padanya.
Eun Soo takut dan minta Ki Bum melepasnya.
Ki Bum mendekati Eun Soo. Dia bilang hanya ada satu cara untuk melepas Eun Soo baginya.
Ki Bum mengambil lampu. Dia mau membunuh Eun Soo. Tapi tepat saat itu, ibunya menghubunginya.
Ki Bum menjawabnya. Ki Bum bilang dia sudah menemukan Eun Soo dan akan membawa Eun Soo pulang.
Eun Soo merangkak ke pintu, tapi Ki Bum menariknya.
Ki Bum kemudian menindihnya dan menahan kedua tangan Eun Soo dengan lututnya.
Ki Bum mengeluarkan saputangannya dan mengusap darah di bibir Eun Soo. Dia bilang, ibunya tidak boleh melihat Eun Soo dalam keadaan seperti itu.
Ki Bum menyuruh Eun Soo memakain gaun yang cantik.
Dia mau membuka baju Eun Soo. Eun Soo yang tak mau, mendorong Ki Bum dan berusaha lari.
Ki Bum menarik Eun Soo dan mendorongnya ke meja.
Ki Bum : Tahukah kau mengapa ibu Raja Younsangun meninggal?
Ki Bum menarik Eun Soo dan mendorongnya ke dinding.
Ki Bum : Dia meninggal karena memotong wajah Raja Seongjong! Seperti yang kau lakukan.
Ki Bum hendak memukul Eun Soo. Tapi Eun Soo bilang dia hamil.
Eun Soo berdiri dan menjauhi Ki Bum. Dia bilang dia pergi karena tidak bisa membiarkan anak mereka tumbuh seperti Ki Bum.
Ki Bum tanya siapa ayah dari bayi yang dikandung Eun Soo.
Ki Bum menyebut Eun Soo sampah. Dia lalu mencabut tali pinggangnya dan berniat memukul Eun Soo.
Tapi Eun Soo mengancam. Dia bilang akan memanggil polisi.
Ki Bum menyuruh Eun Soo memanggil reporter sekalian. Dia bilang, mereka tidak akan mempercayai Eun Soo.
Ki Bum mengayunkan tali pinggangnya. Eun Soo meraih pisau dan mengancam akan menusuk Ki Bum.
Ki Bum menyuruh Eun Soo menusuknya. Eun Soo melangkah mundur dan bilang akan membunuh Ki Bum.
Ki Bum terus maju mendekati Eun Soo. Dia memegang tangan Eun Soo yang memegang pisau dan menyuruh Eun Soo menusuknya.
Ki Bum lalu menusukkan pisau itu ke dirinya.
Eun Soo terbangun. Hari sudah malam. Dia sudah bersama bayinya lagi sekarang.
Eun Soo kemudian memikirkan yang terjadi malam itu.
Paginya, Ji Min pergi ke apartemen Eun Soo. Agen bilang, tidak ada yang tertarik membeli apartemen Eun Soo sejak kejadian itu. Harga apartemen itu murah sekali. Ji Min ingin melihat-lihat. Si agen pergi lantaran harus menjawab teleponnya.
Setelah si agen pergi, Ji Min mengeluarkan beberapa foto apartemen Eun Soo di malam kejadian yang dimilikinya.
Ia lalu membayangkan saat Eun Soo menikam Ki Bum berkali-kali.
Ji Min kemudian melihat foto tempat Ki Bum tergeletak bersimbah darah.
"Hanya ada satu jejak darah berarti dia tidak bisa melawan. Dia meninggal di tempat."
Ji Min kemudian mencocokkan foto yang dia punya dengan tempat tidur Eun Soo. Tapi di foto Ji Min, ada tali pinggang berwarna hitam dibawah tempat tidur.
Ji Min bertanya-tanya, apa itu...
Ji Min kembali ke penjara. Tapi Eun Soo lagi dan lagi menolak kunjungannya.
Ji Min menitipkan surat untuk Eun Soo ke sipir.
Tapi surat itu malah jatuh ke tangan Kepala Sipir.
Kita diperlihatkan saat Ji Min menulis surat itu di kantornya.
"Aku Kang Ji Min. Ada yang ingin kutanyakan secara langsung padamu. Aku tahu mungkin tidak semua keadaan dipertimbangkan dalam kasus ini."
Ji Min menanyakan soal kekerasan dalam rumah tangga yang dialami Eun Soo.
Ji Min bilang dia punya cara untuk menolong Eun Soo dan minta Eun Soo menemuinya.
Surat itu dibuang Kepala Sipir ke tong sampah, bersama surat2 Ji Min lainnya.
Tuan Ji ke rumah sakit, mengambil hasil pemeriksaan Eun Soo. Tapi di laporan pemeriksaan Eun Soo, tidak ditulis laporan kalau Eun Soo mengalami kekerasan dalam rumah tangga.
Tuan Ji lalu melihat foto DO Cosmetic yang menandatangani perjanjian MOU dengan rumah sakit itu.
Tuan Ji marah dan langsung pergi.
Tuan Ji pergi ke DO Cosmetic. Bersamaan dengan itu, Presdir Kim keluar dari lift bersama seketarisnya dan staf keamanan.
Tuan Ji marah. Dia minta penjelasan kenapa Pimpinan Kim menghapus laporan bahwa Eun Soo diserang.
Tuan Ji : Apa kau takut orang-orang tahu anakmu brengsek yang menyerang istrinya yang sedang hamil?
Presdir Kim : Kenapa kau menghina orang yang sudah tiada? Anakku adalah orang yang berhati lembut yang bahkan tidak bisa membunuh semut.
Tuan Ji : Aku tahu. Pasti berat kehilangan anakmu. Aku tahu itu tapi putramu bukanlah satu-satunya anak yang berharga. Putriku sangat berharga untuk hidupku. Dia adalah menantu perempuanmu. Kau tahu seperti apa dia?
Presdir Kim : Tentu saja. Bagaimana aku tahu dia akan menusukkan pisau pada dada anakku? Kau tidak dapat melihat melalui pikiran seseorang.
Tuan Ji : Putriku bukan pembunuh. Tunggu dan lihat. Aku akan membuktikan dia tidak bersalah di pengadilan banding.
Presdir Kim : Lakukan sesukamu. Mimpi harus dihancurkan dan harapan akan hancur.
Presdir Kim pergi. Setelah Presdir Kim pergi, Tuan Ji dapat telepon yang mengejutkan.
Ternyata telepon dari salah satu perawat rumah sakit.
Perawat rumah sakit bilang, Tuan Ji meninggalkan nomornya di rumah sakit mereka jadi ia menghubunginya.
Tuan Ji berterima kasih sudah dihubungi.
Tuan Ji : Ngomong-ngomong apa kau benar-benar melihatnya?
Si perawat cerita, kalau saat Eun Soo datang, dia sedang bekerja di IGD. Dia memeriksa Eun Soo dan melihat ada memar dengan lengan Eun Soo.
Tuan Ji tanya, bisakah si perawat mengatakan itu di pengadilan.
Si perawat agak terdiam, tapi kemudian dia mengangguk.
Bersambung ke part 3...
0 Comments:
Post a Comment