Happiness Ep 12 Part 1

 All content milik TVING dan tvN
Penulis : Iza Rahmi
Sinopsis lengkap Happiness
Sebelumnya : Happiness Episode 11 Part 3
Selanjutnya : Happiness Episode 12 Part 2

-- HAPPINESS EPISODE 12 PART 1 --

Sae Bom sedang diambil darah dan plasma nya.

Sambil menunggu, Sae Bom menonton video Yi Hyun di ponselnya.

Yi Hyun : Kuharap kita selamat keluar dan menonton ini bersama. Saat itu terjadi, akan kusampaikan dengan benar. Bahwa aku menyukaimu.


Sae Bom lantas menghubungi Yi Hyun, tapi ponsel Yi Hyun tak aktif.

Wajah Sae Bom tampak sedih.


Sae Bom melepas selang donornya. Lalu dia berdiri dan mengintip keluar jendela. Dia melihat Seo Yoon bersama dua orang petugas.

Sae Bom pun keluar dan memanggil Seo Yoon.

Seo Yoon langsung lari memeluk Sae Bom.

Lalu Seo Yoon celingukan, mencari Yi Hyun. Sae Bom bilang, Yi Hyun masih di apartemen dan dia akan pergi menjemputnya.

Sae Bom : Bagaimana denganmu? Kau baik-baik saja?

Seo Yoon : Aku datang untuk menemui ibuku. Mereka bilang dia di sini.


Seo Yoon mengajak Sae Bom menemui ibunya.

Setibanya di depan kamar ibunya Seo Yoon, Sae Bom menyuruh Seo Yoon menunggu sebentar.


Sae Bom membuka pintu. Ibu Seo Yoon sudah kembali normal.

Seo Yoon masuk. Dia mau lari menghampiri ibunya tapi langsung ditarik Sae Bom.

Won Jung : Ya. Tetaplah di situ. Ibu terkena flu. Kau datang bersama polisi wanita itu, ya?

Seo Yoon : Apa ibu sakit parah?

Won Jung : Tidak, hanya sedikit. Namun, ibu tidak mau kau tertular. Ibu dengar kau akan dioperasi. Kau tidak boleh sakit sebelum operasi. Bersikap baiklah dan dengarkan dia, ya? Mengerti? Dengan begitu, kau, ibu, dan ayah bisa sehat dan bertemu lagi.

Seo Yoon mau meluk ibunya tapi dicegah Sae Bom.

Sae Bom : Park Seo Yoon, dengarkan ibumu.

Won Jung : Sampai jumpa setelah operasimu.

Seo Yoon keluar dengan wajah sedih.


Won Jung : Kudengar, kau membantunya mendapatkan operasi. Kau juga mengirimiku suratnya, bukan? Aku bisa bertahan berkat itu. Jika tidak, aku akan berakhir seperti suamiku. Aku tahu tidak pantas meminta ini, tapi tolong jaga dia sedikit lebih lama. Entah apa yang akan terjadi kepadaku.

Nafas Won Jung tiba-tiba memburu.

Won Jung pun menyuruh Sae Bom pergi.


Tak lama kemudian, Won Jung berubah menjadi zombie.

Sae Bom yang hendak menutup pintu, melihat itu. Kedua tangan Won Jung dirantai, jadi Won Jung tak bisa kemana-mana.

Sae Bom akhirnya menutup pintu dan pergi bersama Seo Yoon.


So Yoon sedang bersama Tae Seok. So Yoon terlihat gugup. Tae Seok memberi So Yoon segelas air. Dia bilang, So Yoon tak perlu gugup karena ini hanyalah formalitas.

Tae Seok : Berapa banyak orang di gedung yang terinfeksi?

So Yoon : Jika Detektif Jung terinfeksi, ada dua. Ada seorang pria di lantai 4 bernama Na Soo Min.

Tae Seok : Lalu dua lagi tewas setelah terinfeksi. Katakan semua yang kau tahu tentang mereka yang terinfeksi. Mungkin penting dalam mengembangkan obatnya.


Sae Bom mengantarkan Seo Yoon ke ambulance.

Sae Bom : Operasinya pasti berjalan lancar. Aku berjanji akan mengunjungimu bersama Jung Yi Hyun.

Seo Yoon : Ibuku terinfeksi, ya?

Sae Bom : Dia hanya sakit seperti aku. Jadi dia akan membaik dan kau juga.


Seo Yoon mengerti. Setelah mengantar Seo Yoon, Sae Bom langsung pergi menemui Tae Seok.

Tae Seok sendiri tengah menemani Young In. Sae Bom bilang, ini tentang ibunya Seo Yoon.

Tae Seok memberitahu Seo Yoon, bahwa selama ini Won Jung berjuang agar bisa bertemu Seo Yoon tapi Won Jung pada akhirnya tidak bisa bertahan.

Tae Seok : Kami akan memindahkannya ke lemari pembeku dalam 1-2 hari.


Tae Seok mengambil suntikan dan memperlihatkannya ke Sae Bom.

Tae Seok : Kami membuat ini dari darahmu. Antibodimu menurun.

Sae Bom : Lalu?

Tae Seok : Ini suntikan efektif terakhir. Kita harus menguatkan ini dan menggunakannya untuk penelitian untuk mengembangkan obat. Kau bisa berkorban untuk dunia pada saat itu.

Tae Seok lalu memberitahu Sae Bom, bahwa komandan komando medis akan datang menjemput Sae Bom.

Tae Seok : Mereka ingin membawamu dan sampel obatnya ke laboratorium.

Sae Bom : Lalu? Kau melanggar janjimu?

Tae Seok memberikan suntikan itu ke Sae Bom.


Komandan komando medis sudah datang. Ji Soo yang sudah menunggu di teras, bergegas mengantarkannya ke Tae Seok.

Di koridor, mereka berpapasan dengan seorang tentara. Hanya Ji Soo yang curiga siapa tentara itu.


Komandan komando medis masuk ke ruangan Young In. Dia melihat Tae Seok lagi menyuntikkan obat ke Young In.

Dia marah dan menyuruh anak buahnya menghentikan Tae Seok.

Tae Seok langsung menodongkan pistolnya dengan tangannya satu lagi.

Tae Seok : Tidak akan lama.

Komandan komando medis marah, kau tahu apa yang kau lakukan?

Tae Seok : Tentu saja.

Tae Seok selesai menyuntikkan obat ke istrinya. Begitu selesai, dia langsung berdiri dan meletakkan pistolnya lalu menyerahkan dirinya.

Komandan komando medis menanyakan Sae Bom.

Tae Seok : Dia baru saja pergi. Kau tidak melihatnya?


Tae Seok mengingat saat tadi dia memberikan seragam tentara ke Sae Bom.

Tae Seok : Jika keluar dari pintu belakang di lantai 1, kau akan melihat mobilmu. Ada hadiah di dalamnya, jadi, jangan lupa membawanya.

Sae Bom : Kau bisa melakukan ini? Aku pikir kau sangat serakah.

Tae Seok : Aku punya rencana, jadi, jangan khawatir. Penuhi tanggung jawabmu. Aku tidak bertanggung jawab jika kau tertangkap.


Sae Bom tiba di pintu belakang di lantai 1. Tapi bukannya langsung pergi, dia malah naik lagi dan pergi ke kamar Won Jung.

Won Jung masih menjadi zombie. Sae Bom memakai suntikan terakhir ke Won Jung.

Sae Bom : Jangan khawatir. Kau akan membaik.


Lalu Ji Soo datang.

Ji Soo : Apa yang baru kau lakukan? Itu pengobatannya, bukan?

Sae Bom : Ya. Aku hendak pergi, tapi aku tidak bisa. Apa kau akan menembakku?

Ji Soo menurunkan pistolnya.

Ji Soo : Kini apa yang akan kau lakukan? Bahkan jika keluar dari sini, kau menggunakan pengobatan itu.

Sae Bom : Aku tidak seistimewa itu. Akan ada orang lain dengan antibodi. Jung Yi Hyun punya aku, namun, Park Seo Yoon tidak punya siapa pun. Aku akan tinggal bersama Jung Yi Hyun sampai saat itu.


Ji Soo membantu Sae Bom meninggalkan pusat karantina.

Mereka perlahan-perlahan keluar dari kamar Won Jung. Ji Soo mengenakan seragam pasien.

Ji Soo mengantarkan Sae Bom ke pintu belakang.

Ji Soo : Cepat pergi. Orang dengan hazmat biasanya diperiksa. Jadi, mereka tidak akan terlalu memperhatikanmu.

Sae Bom : Aku selalu merasa kita punya koneksi.

Sae Bom memeluk Ji Soo.

Ji Soo nya kagak nyaman dipeluk.


Sae Bom mau pergi. Ji Soo menahan Sae Bom. Dia bilang, Sae Bom gak bisa pergi gitu aja. Sae Bom pikir Ji Soo masih mau dipeluk. Ji Soo bilang bukan itu, tapi pistolnya.

Ji Soo : Orang akan curiga jika aku tidak terluka.

Sae Bom : Benarkah? Itu akan sangat menyakitkan. Cepatlah sebelum aku berubah pikiran.

Ji Soo : Tutup matamu. Tarik napas dalam.

Sae Bom bersiap memukul wajah Ji Soo dengan gagang pistol.

Belum dipukul, Ji Soo udah ketakutan.

Ji Soo : Namun, jangan wajahku! Di bagian yang tidak menyakitkan.

Sae Bom : Orang-orang akan mencurigaimu. Dan wajahmu akan membengkak jauh lebih cepat.

Ji Soo : Lakukan.

Sae Bom memukul Ji Soo dengan cepat.


Setelah memukul Ji Soo, Sae Bom bergegas ke mobilnya yang sudah disiapkan oleh Tae Seok.

Begitu masuk mobil, dia mencari-cari hadiah dari Tae Seok.

Sae Bom menemukannya di dalam laci dashboard. Hadiahnya adalah, akses keluar-masuk dan protofon.

Sae Bom : Terima kasih atas hadiahnya.

Sae Bom bergegas pergi.

Bersambung ke part 2...

0 Comments:

Post a Comment