All content milik KBS2
Penulis : Iza Rahmi
Sinopsis lengkap Moonshine
Selanjutnya : Moonshine Episode 1 Part 2
-- MOONSHINE EPISODE 1 --
Sebuah kapal berhenti di tengah lautan pada tengah malam.
Seorang pria di atas kapal, yang matanya ditutup sebelah, melihat dengan teropongnya. Dia melihat kapal lain, berbendera Tiongkok melaju ke arah mereka.
Ketika kapal Tiongkok berhenti di depan kapalnya, pria yang matanya ditutup sebelah itu langsung turun ke kapal Tiongkok.
Bangsawan Tiongkok menyuruh anak buahnya menunjukkan kepada pria itu.
Anak buah bangsawan Tiongkok membuka peti besar di kapal mereka. Isinya miras. Bangsawan Tiongkok menyuruh pria itu mencobanya.
Pria itu mencobanya. Karena sudah sesuai, pria itu menyuruh anak buahnya memberikan uang kepada Bangsawan Tiongkok.
Anak buah Bangsawan Tiongkok membuka peti yang berisi uang.
Si bangsawan Tiongkok bilang, pria itu mungkin sudah gila karena membeli miras dengan harga mahal.
Pria itu berkata, tentu saja dia gila. Siapa yang tidak gila setelah lebih dari 10 tahun, tapi larangan miras masih diberlakukan.
Seorang wanita muda tengah menebang pohon di hutan.
Dia Kang Ro Seo. Ro Seo susah payah menebang pohon, hingga akhirnya pohon itu tumbang.
Setelah itu, Ro Seo membawa potongan-potongan kayu yang tadi ditebangnya. Dia melintasi pasar. Ro Seo terus berjalan dan melalui papan pengumuman. Di papan, tertempel pengumuman tentang larangan miras.
Ro Seo membawa potongan-potongan kayu yang ditebangnya ke sebuah gudang.
Setelah itu, dia mendapatkan sedikit beras sebagai bayarannya.
Wanita pemilik gudang berkata, Ro Seo harus makan di tempat para pelayan.
Ro Seo mengerti.
Ro Seo mulai makan. Dia makan dengan suapan besar.
Dua pelayan yang duduknya sedikit jauh dari Ro Seo, menggosipkan Ro Seo.
"Kudengar dia berdarah bangsawan."
"Seolah itu penting. Aku tidak melihat perbedaan antara kita, pelayan, dan wanita yang harus mencari nafkah."
Salah satu pelayan mendekati Ro Seo.
Dia memanggil Ro Seo dengan menghentakkan kakinya ke tanah.
Bersama para pelayan yang lain, pelayan yang mendekati Ro Seo tadi, membawa Ro Seo ke lahan yang lagi digarap.
Tercium bau pupuk yang sangat menyengat.
Pelayan itu menyuruh Ro Seo menemukan cincinnya. Dia bilang dia akan membayar Ro Seo jika Ro Seo berhasil menemukan cincinnya.
Ro Seo pun mulai mencari cincin pelayan itu. Dia membenamkan tangannya ke dalam pupuk.
Ternyata si pelayan itu kehilangan cincinnya pada musim gugur tahun lalu.
Dan dia hanya mengerjai Ro Seo saja.
Ro Seo kemudian terpeleset dan terjatuh diatas pupuk.
Pelayan itu dan temannya tertawa keras.
Pelayan itu lantas menghina Ro Seo. Dia berteriak, kalau bangsawan miskin seperti Ro Seo nilainya sama aja kayak kotoran.
Pelayan itu kemudian mulai beres-beres gudang.
Tak lama, dia mencium bau kotoran.
Dan dia pun berbalik dan terkejut melihat Ro Seo yang tahu-tahu udah masuk. Saking kagetnya, dia sampai terjatuh.
Ro Seo menyentuh tangan pelayan itu. Sontak pelayan itu merasa jijik karena Ro Seo bau kotoran.
Ternyata Ro Seo cuma mau nyematin cincin doang ke jari si pelayan.
Si pelayan kaget Ro Seo menemukan cincinnya.
Terpaksalah dia membayar Ro Seo, tapi Ro Seo bilang uangnya kurang. Si pelayan bilang hanya itu yang dia punya.
Ro Seo : Kalau begitu, bayar aku dengan cara lain.
Ro Seo ada di kali sekarang, sedang membersihkan wajahnya yang terkena kotoran pupuk. Dia sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian yang diberikan oleh si pelayan yang kehilangan cincin.
Ro Seo kemudian mencuci pakaiannya yang kotor, lalu menjemurnya di tepi kali. Setelah itu dia duduk dan menatap koinnya.
Tiba-tiba, kelopak bunga berguguran. Sedang musim gugur.
Ro Seo lalu merebahkan dirinya, menatap langit.
Di atas sebuah kapal, Chun Gae duduk bersama tuannya. Dia penasaran kenapa tuannya membawa busur dan anak panah. Dia juga bertanya, kapan tuannya akan mengikuti ujian pegawai negeri.
Tuannya yang sibuk membaca buku, berkata, jalanan dipenuhi dengan perampok selama periode punuk jelai.
Chun Gae berkata, harusnya tuannya gak perlu mengkhawatirkan itu.
Chun Gae : Jika orang-orang di Hanyang mengetahui bahwa kau berasal dari daerah pedesaan, mereka akan menelanjangimu dan merampokmu. Mereka bilang kau bisa dirampok dengan mata terbuka lebar.
Tuannya bilang, jika mata Chun Gae terbuka lebar, maka Chun Gae tidak akan dirampok.
Chun Gae : Ini adalah kiasan.
Chun Gae lalu berteriak, kalau mereka udah tiba di Hanyang.
Chun Gae : Pemandangan yang luar biasa!
Tuannya menutup bukunya. Dia Nam Young.
Nam Young lantas berdiri dan tersenyum melihat Hanyang.
Young dan Chun Gae turun dari kapal. Mereka kagum melihat pemandangan Hanyang. Apalagi Chun Gae sampai membuka mulutnya.
Young : Rahangmu akan jatuh. Kau ingin semua orang tahu bahwa kau hanyalah seorang pengunjung?
Chun Gae : Aku hanya mendengar tentang seberapa besar Hanyang itu. Tapi sekarang aku di sini, aku benar-benar terpesona.
Dua pria berjalan ke arah mereka. Yang satu memegang pisau.
Pria berbaju merah, yang memegang pisau, menabrak Chun Gae dengan sengaja.
Pria satunya mengalihkan perhatian Young.
"Astaga. Lihat ke mana kau pergi. Ini adalah jalan yang sempit." ucapnya.
Pria berbaju merah menoreh tas Chun Gae. Setelah itu dia mengambil uang dan buru-buru pergi.
Young sama Chun Gae masih gak sadar mereka dicopet.
Chun Gae mengajak Young makan seolleongtang.
Young setuju, kenapa tidak?
Young akhirnya melihat tas Chun Gae berlubang.
Chun Gae kaget dan memeriksa tasnya.
Chun Gae : Uangku, seseorang mengambil uangku!
Young teringat dua pria tadi yang menabrak mereka.
Dia pun bergegas mencarinya.
Dia melihat dua pria itu. Young bergegas mengejar, tapi sayangnya itu bukan kedua pria pencopet tadi.
Para pencopet menghitung hasil copetan mereka.
Tapi Chun Gae tiba-tiba datang. Chun Gae pun mengangkat tinggi-tinggi dua pencopet yang menabraknya tadi. Sedang pencopet yang satunya kabur, membawa salah satu hasil copetan.
Chun Gae melemparkan dua pencopet itu ke laut. Kemudian setelahnya, dia teringat Young. Dia mengambil dompet miliknya dan bergegas pergi.
Young mengejar pencopet yang satunya, yang berusaha kabur.
Dia menyiapkan panahnya. Sontak semua kaget dan langsung minggir.
Young mulai membidik, tapi dia tidak bisa membidik tepat sasaran karena dermaga sangat ramai.
Si pencopet terus berlari sampai ke pasar. Young berusaha mengejar, tapi lagi-lagi gagal. Tak mau kehilangan barangnya, Young menembakkan panahnya ke jalan yang akan dilalui si pencopet.
Panah Young menancap ke jerami yang ada di pinggir toko.
Chun Gae datang menghampiri Young.
Tak lama, si pencopet lewat dan tersandung panah Young.
Young : Panah seorang sarjana melindungi orang. Itu tidak merugikan mereka.
Chun Gae dan Young mendekati si pencopet.
Young mengambil dompetnya. Dia membukanya, isinya harimau emas.
Chun Gae : Apakah kau membawa harimau itu sampai ke Hanyang?
Young : Aku baru saja menemukannya di sakuku dalam perjalanan ke sini.
Chun Gae : Kau tidak membutuhkannya untuk tertidur lagi, bukan?
Young : Apakah kau tidak ingat? Kau bilang harimau menyelamatkan hidupmu...
Chun Gae : Aku khawatir aku tidak ingat mengatakan itu.
Young mencabut panahnya di jerami.
Segera setelah Young mencabut panahnya, butiran beras yang ada di dalam jerami mengalir keluar.
Young dan Chun Gae pergi.
Kamera menyorot jerami yang berlubang karena panah Young. Dibalik butiran beras yang keluar, ada botol miras!
Ro Seo sedang jualan di pasar.
Ro Seo : Beli nasi. Beli beberapa jelai. Beli nasi. Beli beberapa kacang. Aku juga punya gandum. Beli nasi. Beli beberapa kacang.
Tiba-tiba, 3 orang preman mendatanginya.
Mereka Gye Sang Mok, Joong Mok dan Ha Mok.
Sang Mok menghentakkan baloknya ke dalam beras yang dijual Ro Seo.
Sang Mok : Kau adalah wajah baru. Siapa yang memberimu izin menjual barang disini.
Ro Seo : Aku tidak tahu perlu izin menjual barang di daerah tanpa izin.
Sang Mok : Tempat ini mungkin tampak berantakan, tapi masih ada pesanan di sini terima kasih kepada kami. Ini adalah setengah nyang untuk mendapatkan tempat di sini.
Ro Seo : Setengah nyang? Kalian adalah penipu.
Sang Mok membuka tudung kepala Ro Seo dengan baloknya.
Ro Seo marah.
Ro Seo : Apa yang kau lakukan! Apa kau tidak tahu bahwa Departemen Kehakiman akan datang setelah kau mengejek seorang wanita bangsawan?
Sang Mok : Astaga, apa kau seorang wanita bangsawan? Aku tidak tahu. Namun aku tidak akan lembek padamu jika kau tidak membayar pajak jalanan.
Kesal, Ro Seo memegang balok Sang Mok kuat-kuat.
Sang Mok kaget dan minta Ro Seo melepas baloknya.
Ro Seo pun melepasnya. Sang Mok pun terjungkal ke belakang setelah sebelumnya balok itu menghantam keningnya.
Sang Mok tertawa kesal.
Ro Seo menatapnya dengan tatapan sengit.
Young dan Chun Gae berjalan-jalan di pasar.
Young : Apa kau baik-baik saja? Jika kau tidak ingin dirampok di siang hari bolong, kau lebih membuka mata lebar-lebar.
Sang Mok membalas Ro Seo. Dia mendorong Ro Seo, sampai Ro Seo jatuh dan merusak dagangan Ro Seo.
Young dan Chun Gae melihat itu.
Chun Gae : Aku pikir seseorang sudah dirampok di sana.
Young : Apa yang salah dengan Kota Hanyang ini? Pencopet, preman...
Young lalu menyuruh Chun Gae memanggil polisi.
Sang Mok mengambil uang Ro Seo.
Sang Mok : Sialan kau, rakyat jelata rendahan. Apakah kau berharap untuk diperlakukan sebagai wanita bangsawan bahkan setelah kau membuka kios di sini? Ini adalah bagaimana kita melakukan hal-hal di sini.
Ro Seo melawan lagi. Dia memegang tangan Sang Mok dan berusaha mengambil uangnya.
Young datang, lepaskan tangan itu!
Ro Seo gak mau melepaskan Sang Mok.
Sang Mok : Dia menyuruhmu untuk melepaskanku.
Sang Mok menghempaskan tangan Ro Seo.
Young : Bagaimana kau bisa begitu kejam padanya di depan orang banyak ini di siang bolong ini?
Sang Mok : Apa yang baru saja kau lihat di sini adalah kesepakatan yang adil. Jika kau membuka kios, kau berutang setengah nyang. Apakah itu sangat sulit untuk dipahami?
Sang Mok membuka dompet Ro Seo.
Sang Mok : Ini bahkan tidak bernilai setengah nyang.
Ro Seo melihat busur Young. Dia melirik Sang Mok, lalu mengambil busur Young.
Young kaget, apa yang kau lakukan?
Ro Seo : Ketika seorang wanita dilecehkan, dia hanya punya dua pilihan. Dia juga harus gantung diri atau membunuh kepala pelaku. Aku hanya memilih yang terakhir.
Ro Seo mulai mengarahkan panahnya ke Sang Mok.
Dan saat dia bersiap menembakkan panahnya, Young dengan sigap mengarahkan busurnya ke langit.
Panah pun melesat ke atas.
Tapi, panahnya jatuh lagi dan meluncur ke arah Ro Seo.
Young yang melihat itu, bergegas melindungi Ro Seo. Dia menarik Ro Seo dan menangkap busurnya dengan tangannya.
Young menyimpan busurnya.
Young : Seorang sarjana tidak menggunakan busurnya untuk melukai seseorang.
Sang Mok melemparkan dua koin ke tanah. Dia bilang, dia memberi Ro Seo kelonggaran.
Ro Seo memungut koinnya. Dia benar-benar marah kali ini.
Sang Mok mau pergi tapi Young menahannya.
Young minta Sang Mok mengembalikan dompet Ro Seo.
Ro Seo : Apakah kau tahu hal-hal yang aku lakukan untuk menghasilkan uang ini! Kembalikan uangku!
Ro Seo menjambak Sang Mok.
Young kaget melihatnya.
Young : Apa yang kau lakukan? Lepaskan tanganmu.
Ro Seo terus menjambak Sang Mok dan Young masih memegang tangan Sang Mok.
Sang Mok : Maukah kalian berdua melepaskanku?
Young : Bagaimana seorang wanita bisa menunjukkan tindakan gila yang jahat seperti itu? Semua orang memperhatikanmu. Apakah kau tidak tahu malu?
Ro Seo : Apa yang kau lakukan? Rebut tas koin darinya!
Sang Mok minta bantuan Joong Mok dan Ha Mok.
Joong Mok dan Ha Mok berusaha menjauhkan Ro Seo dari Sang Mok.
Mereka berhasil menarik Ro Seo dan mendorong Ro Seo ke tanah, tapi.. ikatan rambut di atas kepala Sang Mok terlepas.
Sontak semua kaget melihat rambut Sang Mok.
Sang Mok marah, apa kau tahu berapa lama aku membuat ini!
Ro Seo mendekati Young. Dia minta dompetnya dikembalikan.
Young mengembalikan dompet Ro Seo.
Bersambung ke part 2...
0 Comments:
Post a Comment