Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis Lengkap : Big Mouth
Selanjutnya : Big Mouth Eps 1 Part 2
Foto MBC |
Foto MBC |
Terlihat tangan seseorang yang mengenakan mantel saat menarik tuas traktor.
Setelah batangan2 emas itu dimasukkan ke dalam lubang galian, dia menumpahkan semen ke dalam lubang galian yang penuh dengan batangan emas.
Hujan turun dengan deras saat itu. Seseorang bermantel, menatap batangan2 emas yang dia semen.
Foto MBC |
Seseorang melakukan transaksi jual beli narkoba.
Tapi sepertinya transaksi itu tidak berjalan lancar, karena sekelompok orang datang dan membantai para pengedar.
Media berlomba-lomba menyampaikan berita itu.
"Berita terkini. Telah terungkap bahwa PMTHMETD yang dicuri Big Mouse adalah milik anggota Forum NR. Kerugiannya mencapai 100 miliar won. Kepala distributor narkoba Asia yang diproduksi di Kolombia ternyata adalah Big Mouse. Sudah dipastikan bahwa Big Mouse terlibat dengan para gangster pelaksana program apartemen kota baru. Kantor Kejaksaan dan kepolisian membentuk biro gabungan untuk menangkap Big Mouse. Jaringan kejahatan terorganisasi dengan distribusi terbesar berupa ponsel sekali pakai dan mobil tak terdaftar ternyata terkait dengan Big Mouse. Mengedarkan narkoba ilegal, donasi kampanye ilegal senilai 50 miliar won."
Foto MBC |
Kita mendengar narasi Park Chang Ho.
Chang Ho : Kota dengan sembilan sungai dan populasi yang termasuk sepuluh besar di Korea. Orang-orang menyebutnya indah, mengagumkan, dan damai.
Kemudian kita diperlihatkan dengan sekelompok orang yang tengah berpesta merayakan malam tahun baru. Dua diantara yang ikut pesta itu adalah Gong Ji Hoon dari NR Forum dan Hyun Joo Hee dari Rumah Sakit Gucheon.
Foto MBC |
Foto MBC |
Seseorang membuang limbah ke sungai dan menyebabkan ikan2 mati.
Orang2 berdemo, menuntut penyelamatan Kota Gucheon.
Foto MBC |
Narasi Chang Ho terdengar lagi.
Chang Ho : Tapi apa kau tahu? Kebanyakan orang yang menyebutnya demikian adalah orang dengan hak istimewa dan terlahir kaya. Hal yang terlihat bahagia dari kejauhan mungkin tampak tragis dari dekat. Itulah yang terjadi di sini. Jika kau perhatikan, kota itu busuk sampai ke intinya akibat berbagai kejahatan dan korupsi. Tapi kebanyakan orang tak bisa membedakan baik dan jahat. Mereka sama sekali tak tertarik dengan masalah sosial. Kenapa? Karena mereka terlalu sibuk mencari nafkah. Tujuan hidupku sangat sederhana. Menjadi sukses dan hidup bahagia bersama keluarga tercintaku. Keadilan sosial? Omong kosong.
Foto MBC |
Foto MBC |
Chang Ho yang tengah berdiri di depan jendela sebuah ruangan VIP, dikejutkan dengan ketukan di pintu.
Chang Ho menoleh. Tak lama, pelayan mengantarkan Go Mi Ho dan Go Gi Gwang masuk.
Mi Ho melihat ada hidangan steik di atas meja.
Mi Ho : Apa ini?
Chang Ho hanya tersenyum menatap Mi Ho dan Pak Go.
Foto MBC |
Mereka mulai makan, tapi Mi Ho sewot. Dia bilang, dia mau makan perut babi.
Chang Ho : Kita tak perlu makanan aneh ini. Ini hari jadi pernikahan kita. Hari pernikahan kita. Justru lebih aneh makan perut babi di rumah saat hari penting.
Chang Ho melirik Pak Go, benar, kan ayah?
Pak Go membela Chang Ho.
Pak Go : Tentu saja. Lagi pula, dia pengacara.
Foto MBC |
Foto MBC |
Mi Ho makin sewot.
Mi Ho : Utang pokok pinjaman adalah 259 juta won, dengan bunga 7,8 juta per bulan. Kau sadar utang kita bertambah seiring berjalannya waktu, Pak Pengacara?
Chang Ho menyuruh Mi Ho membuka mulut.
Chang Ho : Buka yang lebar. Ini lezat.
Mi Ho membuka mulutnya dan menerima suapan Chang Ho dengan wajah kesal.
Chang Ho : Gadis pintar. Bagus.
Tapi kemudian, Mi Ho langsung mingkem karena rasa steiknya enak.
Chang Ho menyuruh Mi Ho menunggu. Dia bilang, Mi Ho akan segera melihat wajahnya di televisi.
Mi Ho tak percaya. Kau hanya bisa membual.
Foto MBC |
Ponsel Chang Ho berbunyi. Telepon dari Jaksa Cho Dong Hwa.
Chang Ho : Halo, Jaksa Cho? Aku Park Chang Ho, pengacara terdakwa pembunuhan Rumah Sakit Gucheon.
Mendengar itu, Mi Ho dan ayahnya berhenti makan. Mereka kaget.
Chang Ho : Ini penting, jadi, aku ingin bicara langsung denganmu. Baik, sampai jumpa.
Chang Ho menyudahi teleponnya.
Mi Ho langsung tanya, apa Chang Ho menangani kasus Rumah Sakit Gucheon.
Pak Go : Ayah dengar nama-nama besar terlibat.
Chang Ho : Aku sudah membayar termasuk tip, jadi, kau harus menikmati hidangan penutupnya.
Foto MBC |
Pak Go meminta steik punya Chang Ho.
Chang Ho memberikan piringnya ke Pak Go. Pak Go langsung menyalin steik dari piring Chang Ho ke piringnya.
Pak Go : Meski begitu, ini hari jadi kalian. Kau harus tinggal lebih lama.
Foto MBC |
Foto MBC |
Chang Ho menatap Mi Ho dan tersenyum.
Chang Ho : Selamat hari jadi pernikahan, sayang.
Mi Ho balas tersenyum, pulanglah lebih awal. Mari minum anggur di rumah.
Chang Ho : Baiklah.
Chang Ho pergi.
Foto MBC |
Diluar, Chang Ho berpapasan dengan pelayan yang tadi mengantarkan Mi Ho dan Pak Go.
Pelayan : Sudah mau pergi? Minumlah ini dalam perjalanan.
Pelayan memberikan Chang Ho kopi.
Chang Ho : Thank you.
Foto MBC |
Sambil menyetir, Chang Ho meminum kopi yang diberikan pelayan tadi.
Tapi, sehabis menyeruput kopi, Chang Ho tak mampu mengendalikan dirinya. Chang Ho pun mengalami kecelakaan.
-Seminggu Sebelumnya-
Foto MBC |
Tampak foto-foto Chang Ho dan Mi Ho yang tergantung manis di dinding.
Hari sudah pagi. Alarm berbunyi, membangunkan Mi Ho.
Mi Ho pun sewot karena bunyi alarm ponsel Chang Ho. Bunyi alarmnya seperti sirine polisi.
Mi Ho : Aku sudah menyuruhmu mengganti suaranya. Kenapa kau memilih suara itu? Menyebalkan sekali.
Mi Ho mendorong Chang Ho, sampai Chang Ho jatuh ke bawah.
Chang Ho : Aduh, punggungku. Punggungku sakit.
Foto MBC |
Mi Ho bangun dan mematikan alarm di ponsel Chang Ho.
Foto di ponsel Chang Ho adalah foto pernikahan mereka.
Foto MBC |
Foto MBC |
Mi Ho menyuruh Chang Ho bangun. Dia bilang jadwal Chang Ho padat.
Chang Ho memegangi punggungnya.
Chang Ho : Kurasa aku benar-benar terluka.
Mi Ho : Menyerahlah. Kau tak bisa membodohiku. Bangun.
Mi Ho beranjak duluan dari tempat tidur.
Chang Ho meregangkan badannya, lalu pergi menyusul Mi Ho.
Foto MBC |
Di kamar mandi, Chang Ho mengoleskan krim mata Mi Ho ke pipinya.
Chang Ho : Produk untuk wanita terasa jauh lebih nyaman.
Mi Ho masuk. Dia pun panic melihat Chang Ho memakai krim mata nya ke pipi.
Mi Ho menjambak rambut Chang Ho dan mengambil krim mata nya dari tangan Chang Ho.
Mi Ho : Kau tahu harga benda ini? Ini krim mata. Kenapa kau menggunakannya untuk wajahmu?
Chang Ho : Aku hanya menggunakan seujung jari. Aku hanya mengambil sedikit.
Mi Ho berusaha mengambil krim matanya di pipi Chang Ho.
Mi Ho : Sayang sekali.
Foto MBC |
Foto MBC |
Chang Ho kesulitan memakai dasinya. Dia pun meminta bantuan Mi Ho yang sibuk menata rambut.
Chang Ho : Mi Ho-ya, bantu aku memakai dasi.
Mi Ho : Apa?
Chang Ho : Dasiku. Bentuknya aneh.
Mi Ho : Aku sibuk.
Chang Ho : Tapi dasiku... Ada yang aneh dengan dasi ini.
Foto MBC |
Foto MBC |
Mi Ho pun bangkit dan membantu Chang Ho memakai dasi.
Mi Ho : Pukul berapa sidangnya?
Chang Ho : Pukul 10.00.
Mi Ho : Ambil kembali uangnya. Jangan sampai aku menjadi orang berengsek karena hal itu.
Chang Ho : Kau terlalu khawatir. Coba cari pengacara di Korea yang tahu kasus ini lebih baik dariku.
Mi Ho : Pengacara tak boleh pamer karena ditipu. Ingat, jika kau kalah dalam persidangan, jangan berani datang ke rumahku. Mengerti?
Foto MBC |
Foto MBC |
Pak Go yang juga sudah bersiap, datang dan menyelamatkan Chang Ho dari putrinya.
Pak Go : Ada apa ini? Kenapa kau bilang ini rumahmu? Ini rumah ayah.
Mi Ho : Apa yang ayah lakukan saat dia ditipu? Padahal ayah manajer kantor.
Pak Go mengajak Chang Ho pergi. Dia bilang, mereka akan terlambat.
Foto MBC |
Pak Go dan Chang Ho tiba di pengadilan.
Mereka menuju ruang sidang, sambil membicarakan Mi Ho.
Pak Go : Aku sudah tak pernah mengobrol dengan Mi Ho. Dia selalu tak enak badan. Cobalah tempatkan dirimu di posisinya. Dia bekerja mati-matian dan menabung, tapi kau mengambil uangnya tanpa izin, lalu ditipu. Apa kau tak akan marah? Saat masih menjadi detektif, ayah melihat pembunuhan antara pasangan karena hal seperti ini.
Chang Ho : Jangan mengatakan hal yang menakutkan.
Pak Go : Hei. Kau menyuap Hakim Yoon, 'kan? Suapnya sangat mahal.
Chang Ho : Jangan beri tahu Miho bahwa aku meminjam kepada rentenir.
Pak Go : Semua akan baik-baik saja jika kita menang.
Chang Ho jadi bersemangat, ayo menang. Semangat.
Foto MBC |
Foto MBC |
Pak Go melirik pengacara terdakwa.
Lalu dia berbisik pada Chang Ho, apa itu pengacara terdakwa sejak awal.
Chang Ho melihat pengacara terdakwa.
Chang Ho : Benar juga. Sepertinya mereka menggunakan firma hukum baru.
Foto MBC |
Foto MBC |
Lalu hakim masuk, tapi yang masuk bukan Hakim Yoon.
Pak Go dan Chang Ho terkejut.
Hakim memberitahu bahwa Hakim Yoon Sang Soo yang seharusnya bertugas, dikeluarkan dari kasus itu, jadi dialah yang mengambil alih.
Foto MBC |
Foto MBC |
Chang Ho minta penjelasan kenapa Hakim Yoon dikeluarkan.
Hakim memulai persidangan.
Hakim : Kasus nomor 2021-4576. Aku akan menyampaikan keputusan kasus kerugian mata uang kripto.
Chang Ho masih sibuk minta penjelasan soal Hakim Yoon.
Hakim mengancam akan mengeluarkan Chang Ho dari ruang sidang jika Chang Ho masih berisik.
Foto MBC |
Foto MBC |
Hasilnya, Chang Ho kalah.
Para korban pun mengamuk pada Chang Ho. Pak Go yang coba menenangkan korban, juga ikut diamuk.
Para korban bilang mereka telanjur yakin akan menang dan tak memercayai firma hukum besar!
"Apa yang akan kau lakukan? Bagaimana dengan uang kami?"
"Dia juga korban. Mohon tenang dan mari kita bahas." ucap Pak Go.
"Semuanya! Kita akan naik banding. Aku berjanji. Kita harus bersatu di saat..." jawab Chang Ho.
Salah seorang korban makin marah, kudengar kau Big Mouth!
Chang Ho : Apa?
Korban : Kudengar itu julukanmu karena kau asal bicara tanpa keahlian yang mumpuni! Dasar penipu. Kembalikan uangku!
Foto MBC |
Di RS, Mi Ho lagi memeriksa data pasien, ditemani Suster Kim Soo Yeon.
Suster Kim : Kudengar suamimu pengacara hebat.
Mi Ho : Apa itu informasi penting?
Suster Kim : Tentu saja. Jika suamiku pengacara, aku pasti sudah berhenti kerja.
Mi Ho : Aku pasti sudah berhenti jika aku bekerja demi uang.
Mi Ho menatap Suster Kim, ini pekerjaan mulia, berkaitan dengan nyawa orang. Pekerjaan apa yang dapat membuat kita dijuluki malaikat berbaju putih?
Suster Kim : Kau sangat keren. Aku harus belajar darimu.
Mi Ho : Jangan konyol.
Mi Ho melirik jamnya. Lalu dia bergumam, kalau sidang harusnya udah selesai.
Foto MBC |
Chang Ho dan Pak Go duduk di depan pengadilan dengan wajah kusut.
Chang Ho : Ayah tahu aku dijuluki Mulut Besar, bukan?
Pak Go : Itu hanya omong kosong, jadi, jangan hiraukan mereka.
Chang Ho : Mungkin sebaiknya aku berhenti menjadi pengacara.
Pak Go : Ayah tak akan menghentikanmu. Tapi kau harus membayar utangmu kepada ayah. Astaga.
Foto MBC |
Ponsel Chang Ho berbunyi. Telepon dari Mi Ho.
Sontak lah Chang Ho takut dan menyuruh Pak Go yang menjawab panggilan Mi Ho.
Lah Pak Go nya gak mau. Dia bilang dia juga takut sama Mi Ho.
Chang Ho : Jangan konyol. Dia putri ayah. Cepat jawab.
Pak Go : Dia sama seperti ibunya.
Chang Ho : Kumohon.
Chang Ho ngasih ponselnya ke Pak Go.
Pak Go mengangkat panggilan Mi Ho, tapi nyuruh Chang Ho yang bicara. Wkwkwkw...
Foto MBC |
Mi Ho : Bagaimana persidangannya?
Mi Ho sontak teriak, apa? Jadi, uang kita tak bisa kembali!
Foto MBC |
Foto MBC |
Rekan2 Mi Ho langsung menatap Mi Ho. Mi Ho pun langsung beranjak keluar.
Mi Ho : Ini sebabnya aku menyuruhmu menyewa pengacara lain. Bagaimana cara membayar bunga bulan ini? Bagaimana caranya memperbaiki kebocoran air di unit bawah?
Chang Ho : Haruskah aku beralih menangani perceraian? Kudengar itu menguntungkan...
Mi Ho : Ide bagus. Siapkan berkas perceraianku. Aku akan membayarmu mahal.
Chang Ho : Ayolah, Sayang. Jangan bercanda seperti itu. Aku terluka.
Mi Ho : Mau tahu betapa terlukanya aku? Hatiku hancur karenamu. Bawakan dokumennya malam ini. Aku tak bisa hidup bersamamu lagi.
Chang Ho pun kesal, baiklah, ayo kita wujudkan. Ayo kita bercerai. Baik.
Pak Go yang mendengar itu, sewot, kau sudah gila?
Foto MBC |
Foto MBC |
Chang Ho : Jika kita bercerai, aku akan tinggal dengan Ayah Mertua, titik.
Mi Ho : Apa?
Chang Ho : Aku bisa berpisah darimu, tapi tidak darinya. Lagi pula, dia lebih mengandalkanku.
Chang Ho minta persetujuan Pak Go.
Pak Go gak mau ikut2an. Dia melarang Chang Ho melibatkannya ke dalam masalah.
Mi Ho : Kau mau mati? Kau pikir aku akan takut dan mundur jika ayahku dijadikan tameng?
Foto MBC |
Foto MBC |
Suster Kim keluar dan memanggil Mi Ho.
Mi Ho mengerti, lalu segera menyudahi pembicaraannya dengan Chang Ho.
Tapi sebelum mengakhiri pembicaraan, dia meminta Chang Ho membawa berkas perceraian.
Chang Ho : Baik, Bu.
Foto MBC |
Pak Go mengomeli Chang Ho.
Pak Go : Hei. Kau sudah gila? Kenapa kau membahas perceraian?
Chang Ho : Aku tahu. Kenapa aku melakukan itu?
Foto MBC |
Hari sudah malam. Chang Ho lagi sama temannya, Kim Soon Tae.
Mereka makan di kedai seolleongtang.
Soon Tae kaget, perceraian? Kau bercanda. Jika kalian bercerai, semua pasangan di Korea juga akan bercerai.
Chang Ho : Hei. Apa kau juga menganggapku tak kompeten? IQ-ku tinggi dan aku cukup percaya diri dengan fisikku.
Soon Tae : Aku tahu. Kau anggota tim atletik semasa SMA.
Chang Ho : Benar. Jadi, apa salahnya jika hidupku berakhir seperti ini?
Soon Tae : Salah besar. Kau tak punya uang atau koneksi.
Chang Ho : Apa itu berarti aku harus kalah dalam gugatanku? Kenapa aku yang salah?
Soon Tae : Hukum dan masyarakatlah yang kacau.
Chang Ho : Haruskah aku menipu dan mengancam seperti orang lain? Apa dengan begitu aku akan sukses?
Soon Tae : Jangan menjadi pesimis. Kau bisa benar-benar depresi.
Foto MBC |
Ponsel Chang Ho berbunyi. Pesan masuk, dari rentenir tentang bunga pinjaman Chang Ho yang mencapai 15 juta won.
Chang Ho menggerutu, sial!
Soon Tae mengira Chang Go gak suka makanannya.
Soon Tae : Kau tak suka? Kau tak mau ini?
Foto MBC |
Sambil minum soju di rumah, Mi Ho berusaha menelpon Chang Ho.
Tapi Chang Ho gak jawab teleponnya.
Mi Ho kesal, sekarang dia mengabaikan teleponku? Pengacara Park. Ini salahmu sendiri. Yang benar saja.
Foto MBC |
Pak Go keluar dari kamar, sambil nyembunyiin tas besar dibalik punggungnya.
Mi Ho keburu melihat tas Pak Go.
Mi Ho : Apa itu?
Pak Go : Apa?
Mi Ho : Apa isi tas itu?
Pak Go : Apa? Tas ini? Bukan apa-apa. Ini hanya tas. Ayah harus membuang barang tak terpakai. Mereka terlalu memakan tempat.
Foto MBC |
Foto MBC |
Pak Go mau keluar. Mi Ho nanya, dia atau Chang Ho.
Pak Go bingung, apa?
Mi Ho : Ayah akan tinggal dengan siapa jika kami bercerai?
Pak Go : Bagaimana bisa kau membahas perceraian dan pilihan seperti itu? Kau tangguh dan akan baik-baik saja meski sendirian, tapi Chang Ho tak bisa hidup tanpa ayah.
Mi Ho : Apa? Bukankah aku putri ayah? Apa aku dipungut dari jalanan?
Pak Go : Terserah kau saja.
Foto MBC |
Pak Go keluar.
Mi Ho makin sewot, appa! Yang benar saja. Aku seperti menantunya.
Mi Ho meneguk sojunya lagi.
Foto MBC |
Foto MBC |
Diluar, Pak Go nemeuin Chang Ho. Ternyata tas itu buat Chang Ho.
Chang Ho memeriksa tasnya.
Chang Ho : Ayah mengemas pakaian dalamku, 'kan?
Chang Ho lalu nanyain kabarnya Mi Ho.
Pak Go : Dia menunggumu pulang untuk membunuhmu, sambil minum soju.
Chang Ho makin takut dan memilih tinggal di kantornya untuk sementara waktu.
Chang Ho : Jika ayah mau bicara dengannya...
Pak Go : Masa bodoh. Ayah juga akan diusir karenamu.
Chang Ho : Kumohon.
Foto MBC |
Ponsel Chang Ho mendadak bunyi. Pak Go bantuin megang tas Chang Ho.
Chang Ho menjawab teleponnya. Dia terkejut itu telepon dari Walikota Choi Do Ha.
Chang Ho : Ya, Wali Kota. Ada yang bisa kubantu?
Walikota Choi : Aku ingin menyewamu untuk kasus kriminal. Bisakah kita bertemu sekarang?
Foto MBC |
Malam itu juga, Chang Ho menyetir ke tempat Walikota Choi.
Dan, dia terkejut Walikota Choi mengajaknya bertemu di tempat yang gelap dan sepi.
Chang Ho : Kenapa harus bertemu di sini? Menakutkan. Apa benar ini tempatnya?
Foto MBC |
Tak lama kemudian, Chang Ho pun tiba di tempat Walikota Choi.
Dia bergegas mencari Walikota Choi dan menemukannya lagi duduk di depan sungai.
Chang Ho mendekati Walikota Choi.
Chang Ho : Permisi. Kau Wali Kota Choi Do Ha?
Walikota Choi : Aku senang kau tak tersesat. Silakan duduk.
Chang Ho : Baik, Pak.
Walikota Choi : Maaf meminta bertemu secara mendadak.
Chang Ho : Tak masalah. Aku menerima teleponmu setelah menghadiri rapat penting.
Chang Ho ingin memberikan kartu namanya tapi Walikota Choi bilang dia tak butuh itu.
Walikota Choi lalu menuangkan kopi untuk Chang Ho.
Chang Ho : Terima kasih.
Walikota Choi : Aku tak akan bertele-tele. Kau pernah dengar pembunuhan Rumah Sakit Universitas Gucheon?
Chang Ho : Ya, aku mendengarnya di berita.
Walikota Choi : Semua orang yang terlibat adalah kenalanku.
Foto MBC |
Walikota Choi bercerita, ada kecelakaan mobil dan seorang jasad dokter ditemukan di dalam bagasi.
Foto MBC |
Di dalam mobil, ada Han Jae Ho, seorang dokter bedah.
Foto MBC |
Lee Doo Geun, pengacara rumah sakit.
Foto MBC |
Dan Jung Chae Bong, putra Pimpinan Yayasan Universitas Gucheon.
Walikota Choi bilang mereka ditangkap di TKP sebagai tersangka utama.
Foto MBC |
Di ruang interogasi, mereka bertiga saling menyalahkan.
Dokter Han mengatakan, Chae Bong lah yang membunuhnya.
Dokter Han : Kau berselingkuh dengan istri Jae Young.
Chae Bong marah, apa kau melihatku melakukan sesuatu dengan istrinya!
Pengacara Lee : Kalian di sini bukan untuk bertengkar.
Chae Bong menuduh Pengacara Lee yang membunuh Jae Young.
Chae Bong : Semua orang di rumah sakit tahu kalian bertengkar karena masalah medis.
Pengacara Lee menjelaskan yang bertengkar dengan Jae Young bukan dia, tapi Dokter Han.
Pengacara Lee : Mereka memperebutkan posisi direktur rumah sakit. Lagi pula, di mobil siapa jasad itu ditemukan? Mobil Dokter Han!
Dokter Han marah, hei!
Mereka bertiga berkelahi.
Flashback end...
Foto MBC |
Walikota Choi : Mereka saling menuduh atas pembunuhan itu dan motif mereka meyakinkan.
Chang Ho : Tapi bagaimana kau mendapatkan nomorku? Kau dikelilingi pengacara. Kenapa memilihku? Kita belum pernah bertemu.
Walikota Choi : Tingkat kemenanganmu kurang dari 10 persen. Kau menjadi pengacara, tapi tak mendapat tawaran dari firma hukum. Kau harus membuka praktik sendiri, tapi kau selalu berutang.
Chang Ho masih bingung.
Walikota Choi : Aku akan jujur. Saat mereka memintaku memilih pengacara untuk mereka, mereka punya beberapa syarat. Pengacaranya harus tak kompeten dan patuh.
Chang Ho : Aku tak terlalu mengerti.
Walikota Choi : Mereka sudah merencanakan sidang mereka sendiri. Mereka juga sudah menyuap para hakim.
Chang Ho : Dengan kata lain, kau butuh perwakilan, bukan pengacara. Ini tak terlalu menarik. Aku merasa tanganku akan kotor. Aku permisi.
Foto MBC |
Chang Ho mau pergi, tapi Walikota Choi bilang video kamera dasbor dari kecelakaan itu hilang.
Chang Ho terkejut. Dia pun duduk lagi.
Walikota Choi : Jika menemukannya, kita bisa mencari tahu pembunuh Profesor Seo.
Chang Ho : Bukankah kau ingin membantu mereka?
Walikota Choi : Mereka ingin dibebaskan, tapi aku ingin kebenaran. Apa sekarang kau memercayaiku?
Chang Ho : Sepertinya mereka memiliki rahasia besar tentangmu.
Walikota Choi : Mereka berperan besar membuatku terpilih menjadi wali kota. Tapi mereka mencoba ikut campur di setiap urusan pemerintahan. Aku ingin menyingkirkan mereka dengan cara ini.
Chang Ho : Dengan kata lain, kau ingin aku menjadi agen ganda yang berpura-pura membantu mereka.
Foto MBC |
Walikota Choi memberikan Chang Ho uang.
Walikota Choi : Ini permintaan pribadiku.
Chang Ho : Kurasa biayaku seharusnya lebih tinggi.
Walikota Choi : Seorang seniman Amerika terkenal pernah berkata, "Pertama, jadilah terkenal." "Maka orang akan bertepuk tangan bahkan saat kau buang air besar." Kau pernah dengar Forum NR, bukan? Forum Nine Rivers. Mendiang Profesor Seo dan para tersangka adalah anggota forum tersebut. Pengacara berbudi yang bertarung melawan Goliat. Menurutku itu bisa menguntungkanmu.
Chang Ho terdiam mendengar itu.
Foto MBC |
Foto MBC |
Sekarang, Chang Ho sedang di perjalanan. Dia terdiam menatap uang dari Walikota Choi.
Lalu dia menghubungi Soon Tae.
Chang Ho : Kau di mana?
Soon Tae : Di kantor. Aku baru mau pulang.
Chang Ho : Aku menuju ke tempatmu. Mari bertemu sebentar.
Foto MBC |
Chang Ho bicara dengan Soon Tae.
Soon Tae : Forum NR? Semua anggotanya orang penting.
Chang Ho : Hei. Aku akan membayarmu setelah aku terkenal, jadi, bantulah aku.
Soon Tae : Ada yang harus kulakukan untuk dapat alimentasi besar...
Bersambung ke part 2....
0 Comments:
Post a Comment