Again My Life Eps 5 Part 3

 All Content From SBS, Viu, nodrakor
Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis Lengkap : Again My Life
Sebelumnya : Again My Life Eps 5 Part 2
Selanjutnya : Again My Life Eps 5 Part 4


Hee Woo pergi menemui Pak Woo. Hee Woo bilang, dia akan menjalani wamilnya.

Hee Woo lalu membahas uang yang diberikan Pak Woo kepadanya. Dia bilang itu jumlahnya sangat besar.

Hee Woo : Aku tidak ingin membiarkannya terdiam selama dua tahun, tapi aku juga tidak bisa memikirkan cara yang aman untuk menumbuhkannya.

Hee Woo pun meminta Pak Woo mengurus uang itu untuknya.

Tapi Pak Woo menolak karena dia sudah memberikannya ke Hee Woo.

Pak Woo : Lagi pula, entah apa yang akan terjadi kepadaku.

Hee Woo : Benar. Namun, aku tidak bisa memikirkan orang lain yang bisa mengelola uang sebanyak itu.



Pak Woo : Ada area yang sudah kuawasi.

Hee Woo : Di mana?

Pak Woo : Banpo.

Hee Woo tersenyum dan bicara dalam hatinya.

Hee Woo : Sudah kuduga.

Pak Woo : Kau tidak menanyakan alasannya, berarti kamu sudah tahu alasannya. Aku selalu tahu kau punya bakat untuk ini.

Hee Woo : Tolong bantu aku.

Pak Woo : Baiklah. Akan kubantu agar kau bisa menjalani wajib militer tanpa cemas.

Hee Woo kemudian berdiri.

Dia mengucapkan terima kasih pada Pak Woo.

Lalu dia memberikan hormatnya. Pak Woo tertawa.


Sekarang, Hee Woo berjalan menyusuri jembatan.

Kita mendengar narasinya.

Hee Woo : Aku telah diberi kehidupan lain.


Hee Woo pun ingat saat menyelamatkan ayah-ibunya dalam insiden kecelakaan.


Lalu dia ingat saat menemukan Kyu Ri pingsan di pinggir jalan.


Dia juga ingat pertemuan pertamanya dengan Hee A.


Kemudian dia ingat semua nasehat2 yang diberikan Pak Woo padanya.

Narasi Hee Woo : Aku mengubah masa depan demi orang-orang yang kusayangi.


Hee Woo juga ingat Tae Sub.

Narasi Hee Woo : Hidup Cho Tae Sub perlahan juga berubah. Lalu ada Han Ji Hyun.

Terakhir, Hee Woo mengingat Ji Hyun.


Besoknya, Hee Woo pamitan sama ortunya.Nyonya Lee nangis.

Nyonya Lee : Kau yakin bisa pergi sendiri? Ibu tidak bisa berhenti menangis.

Hee Woo : Jika kalian berdua ikut, akan lebih sulit bagiku untuk pergi. Aku akan berpamitan di sini.

Pak Kim : Hati-hati. Jangan terluka.

Hee Woo menyuruh ortunya duduk karena dia mau memberi hormat.

Nyonya Lee terus menangis.

Hee Woo : Ayah, Ibu. Aku akan kembali dengan selamat.


Hee Woo beranjak keluar dari rumahnya. Diluar, dia bertemu Hee A. Hee A datang setelah mendengar Hee Woo akan pergi wamil.

Hee A : Kenapa kau tidak memberitahuku? Aku agak terluka.

Hee Woo : Apa alasanmu?

Hee A tertawa, kurasa alasannya sama.

Hee Woo juga tertawa.

Hee A : tidak mau pergi?

Hee Woo : Tidak, aku akan pergi.


Hee Woo mulai berjalan. Hee A menyusulnya.

Tapi Hee A tiba2, menggandeng Hee Woo.

Hee Woo kaget, hei!

Hee A :Teruslah berjalan. Kau seharusnya mengikuti dalam situasi ini.

Hee A memberitahu Hee Woo bahwa Hee Woo lah orang pertama yang bergandengan dengannya selain ayahnya.

Mereka saling bertatapan.


Tak lama kemudian, mereka berpisah karena melihat Pengawal Park.

Hee A : Mari bertemu lagi.

Hee Woo : Ya, ayo. Hati-hati di jalan.

Hee A : Kau juga.

Hee A : Aku akan pergi.

Hee A beranjak ke mobilnya. Setelah melihat Hee A masuk ke mobil, barulah Hee Woo berbalik dan beranjak pergi.


-7 Tahun Kemudian-

Hee Woo sudah menjadi jaksa. Dia bekerja di Kantor Kejaksaan Distrik Gangwon, Kantor Cabang Gimsan.

Hee Woo menemui Kepala Cabangnya, Jeon Seok Kyu.

Itu hari pertamanya bekerja.

Kepala Jeon : Kim Hee Woo, kau lulus lebih dahulu dari institut pelatihan. Jadi, kenapa kau di sini?

Hee Woo : Aku datang untuk membawamu ke Seoul.

Kepala Jeon : Aku?

Hee Woo : Ya.

Kepala Jeon : bukankah maksudmu kau di sini untuk mengawasiku?

Hee Woo : Kau salah.

Kepala Jeon : Tentang apa?

Hee Woo : Kau bahkan tidak ada dalam daftar orang yang harus diawasi.

Kepala Jeon : Begitukah?

Hee Woo : Ya.

Kepala Jeon : Aku penasaran sekarang. Aku tidak terkenal lagi, dan kau tidak punya alasan bagus. Namun, kau datang untuk membawaku ke Seoul?

Hee Woo : Alasan? Akan kucarikan.

Kepala Jeon : Baiklah. Kau bisa menemukan ruanganmu, bukan? Penyidik Oh Min Guk akan membantumu dengan pertanyaan apa pun. Mari kita minum setelah Jaksa Ji Sung Ho kembali.


Penyidik Oh lagi menggosipkan Hee Woo di ruangannya.

Rekannya kaget, pertama di institut pelatihan?

Penyidik Oh : Benar. Aku belum pernah melihat jaksa terbaik dalam 15 tahun karierku. Lucunya, dia mengajukan diri untuk datang ke sini.

Rekannya tak percaya jaksa kelas atas seperti Hee Woo melamar ke kantornya. Menurutnya lebih mudah melamar ke Seoul dengan resume bagus seperti itu.

Penyidik Oh : Ya. Bukankah itu aneh?

Rekannya bilang tentu saja. Siapa yang mau melamar ke daerah pedesaan seperti ini kecuali mereka sudah gila.

Penyidik Oh : Kuharap dia bukan tipe yang sangat antusias. Astaga, tipe pria seperti itu selalu terlibat masalah.


Tak lama kemudian, Hee Woo datang.

Mereka langsung berdiri. Penyidik Oh memperkenalkan dirinya.

Lalu Hee Woo menatap penyidik satu lagi.

Penyidik itu bilang dia bekerja untuk Jaksa Ji dan langsung pergi.


Hee Woo beranjak ke mejanya.

Hee Woo : Ini mejaku?

Penyidik Oh : Ya.

Hee Woo menatap papan namanya, 'Jaksa Kim Hee Woo'.

Penyidik Oh : Aku sudah menyiapkan mejamu dengan hal-hal dasar. Beri tahu aku jika kau butuh sesuatu.

Hee Woo : Bolehkah aku bertanya pada hari pertamaku?

Penyidik Oh : Astaga, tentu saja. Kau mau kopi?

Hee Woo : Tidak, akan kuambil sendiri. Mari kita lihat. Tolong kumpulkan semua kasus dan kecelakaan, pidana dan perdata, yang terjadi di area ini belakangan dan laporkan kepadaku.

Penyidik Oh kaget, apa?

Hee Woo : Kau bilang terserahku.


Penyidik Oh pun bergegas ke rak untuk mengambil berkas kasus yang diminta Hee Woo.

Tapi kemudian dia bertanya2, perasaan mengerikan apa yang lagi dia rasakan sekarang.


Jaksa Ji membuka pintu, kudengar ada anak baru?

Hee Woo : Ya. Namaku Kim Hee Woo.

Jaksa Ji : Mari lewatkan perkenalan dan keluar. Mari minum.


Hee Woo, Kepala Jeon dan Jaksa Ji sampai di restoran. Mereka baru naik ke lantai 3, tapi beberapa orang memanggil Kepala Jeon.

Kepala Jeon menyuruh mereka duduk duluan.

Hee Woo menatap Kepala Jeon yang pergi menghampiri orang2 itu.


Jaksa Ji mengajak Hee Woo duduk.

Jaksa Ji memberitahu Hee Woo orang pertama yang menyapa Kepala Jeon. Dia adalah Walikota Kim Sang Tae.

Lalu berikutnya adalah Kepala Polisi Jang Hae Jin. Kepala Jang mengaku, dia dan anak buah nya lah yang sibuk memecahkan kasus.


Satu lagi adalah Anggota Dewan Goo Wook Chung.

Anggota Dewan Goo : Sudah lama aku tidak memberimu minuman.

Anggota Dewan Goo menuangkan sup ramput laut di mangkoknya ke dalam mangkok saji.

Setelah itu dia menuangkan soju ke dalam mangkok bekas sup rumput lautnya tadi dan memberikannya ke Kepala Jeon.

Kepala Jeon meminum sojunya tanpa jijik dari mangkok bekas Anggota Dewan Goo.


Jaksa Ji : Pria yang terlihat bak orang desa, dia pemimpin komunitas. Dia bos geng.

Dia adalah Moon Goo Joon.

Jaksa Ji : Mereka semua lahir dan dibesarkan di sini.


Anggota Dewan Goo berkata pada Kepala Jeon kalau dia sedang membujuk atasannya. Dia meminta Kepala Jeon bertahan sedikit lagi.

Anggota Dewan Goo : Kau harus meninggalkan tempat ini dan pergi ke tempat bagus.

Kepala Jeon : Terima kasih, Pak.


Sekarang, Jaksa Ji sudah mulai mabuk. Mereka minum bersama. Teman2 Kepala Jeon tadi sudah pergi.

Jaksa Ji yang mabuk, mengoceh kemana2.

Jaksa Ji : Kau lihat itu, bukan? Begitulah perdesaan. Koneksi ada di atas hukum di sini. Mereka membentuk kelompok yang sangat dekat. Namun, mereka teritorial dengan orang luar. Para bedebah ini!

Kepala Jeon : Kenapa kau tiba-tiba mengamuk?

Jaksa Ji  Aku hanya merasa seperti itu. Aku tidak mau pegawai baru kita tidak menghormatiku.

Kepala Jeon : Tindakanmu kini akan membuatnya kehilangan rasa hormat.

Jaksa Ji : Kau juga harus menerima citra ini. Dalam politik, kau  bukan ikan atau unggas. Itu sebabnya kau berada dalam situasi ini. Hidup soliter ini membunuhku. Aku tidak punya satu pun jaringan yang bisa kuhubungi.

Kepala Jeon : Dia mabuk lagi. Sadarlah, Berandal.

Jaksa Ji : Baiklah.

Jaksa Ji pun teler.


Hee Woo : Kepala, kau tidak ingin pergi ke Seoul?

Kepala Jeon : Kenapa kau terus membicarakan Seoul?

Hee Woo : Kenapa? Meski pangkatmu diturunkan dan dikirim ke sini karena kau membuat atasan kesal, kurasa kau belum kehilangan semua semangatmu dari masa lalu.

Kepala Jeon : Kau juga mabuk? Kau sudah cukup menyampaikan komentar kasarmu hari ini.


Jaksa Ji bangun lagi.

Jaksa Ji : Aku tahu kau ingin pergi. Seoul. Jangan berpura-pura tidak mau. Aku akan mengirimmu ke Seoul.

Kepala Jeon : Cukup.


Jaksa Ji teler lagi.

Hee Woo : Kepala.

Kepala Jeon : Bekerja saja dengan tenang dan pergi.

Hee Woo : Jika begitu, tujuanku kemari tidak tercapai.

Kepala Jeon : Kenapa? Apa ada sesuatu yang ingin kau dapatkan?

Hee Woo : Ya.

Kepala Jeon : Apa itu?

Hee Woo : Itu... Aku akan melapor kepadamu setelah menyusun semuanya.

Kepala Jeon : Tidak akan ada cukup pekerjaan untuk memuaskan antusiasmemu.

Hee Woo : Aku bebas melakukan apa pun?

Kepala Jeon : Bebas?

Hee Woo : Jika kau mengizinkan, aku ingin mulai dengan jam kerjaku.

Kepala Jeon : Berbuatlah sesukamu. Kantor cabang ini tidak punya pekerjaan.


Beberapa hari kemudian...

Penyidik Oh dan penyidik yang kerja sama Jaksa Ji, minum kopi di atap sambil membicarakan Hee Woo.

"Ini sudah beberapa hari, jadi, apa pendapatmu tentang Pak Kim? Kau khawatir dia akan merepotkan."

"Awalnya kupikir begitu, jadi, aku sangat gugup." jawab Penyidik Oh.

"Lalu?"

"Jangan terkejut. Dia benar-benar tidak melakukan apa pun. Dia tidak melakukan apa pun. Dia bahkan tidak masuk kerja beberapa hari. Dalam beberapa hal, pekerjaannya lebih sedikit dari Kepala Cabang." jawab Penyidik Oh.

"Kurasa bahkan yang terbaik di kelas menjadi seperti orang lain di sini."

"Atau mungkin dia memang genius. Dia datang ke sini untuk menghadiahi dirinya atas bertahun-tahun belajar. Ini liburan berbayar. Jika tidak, dia hanya psikopat." ucap Penyidik Oh.


Penyidik Oh sudah kembali ke mejanya.

Tiba2, Hee Woo datang dan menaruh dua tumpuk berkas di depannya.

Penyidik Oh : Apa ini, Pak?

Hee Woo : Aku ingin kau mengatur ulang semua kasus ini.

Penyidik Oh : Semuanya?

Hee Woo : Ya. Kupikir ini area yang tenang, tapi setelah meninjau berkas yang kau berikan waktu itu, aku menemukan ada cukup banyak kasus.

Penyidik Oh : Kapan aku punya waktu untuk menyelesaikan semua ini?

Hee Woo : Tentu saja sebelum kau pulang.

Penyidik Oh : Sebelum aku pulang hari ini? Bagaimana aku bisa menyelesaikannya?

Hee Woo : Aku hampir lupa. Kau pernah dengar Geng Yuchae, bukan?

Penyidik Oh : Ya. Mereka sekelompok preman lokal yang mengelola beberapa kelab malam di area ini.

Hee Woo : Preman lokal? Namun, saat aku melihat laporan penyelidikan, semua kasus Geng Yuchae punya akhir yang sangat meragukan.

Penyidik Oh : Jangan bilang kau berencana menyelidiki ulang semua kasus itu.

Hee Woo : Ya, itulah rencanaku. Aku akan bekerja di luar kantor selama beberapa hari.


Tapi sebelum pergi, dia minta Penyidik Oh mengirimkan berkas2 itu kepadanya lewat surel setelah selesai menata ulang.

Hee Woo pergi.

Penyidik Oh sewot, dia ingin aku mengatur ulang semua ini? Dia memang psikopat selama ini.


Hee Woo menghubungi seseorang.

Hee Woo : Pak, ini aku, Hee Woo. Bagaimana kabarmu? Ya. Aku akan mampir. Sekarang.


Yang ditemui Hee Woo adalah Pak Woo. Dia datang ke kantor Pak Woo.

Hee Woo : Apa anda baik-baik saja?

Pak Woo : Astaga, sedang apa kau disini, Pak Tua?

Haha.. Dia memanggil Hee Woo Pak Tua.

Hee Woo : Aku datang untuk menemui anda, Pak Tua.

Pak Woo : Aku pria tua sungguhan, tidak sepertimu. Duduklah.

Hee Woo duduk.

Hee Woo : Di mana Sang Man?

Pak Woo : Aku hanya menerimanya karena kau memohon kepadaku.

Hee Woo : Memangnya kenapa? Dia anak yang baik.

Pak Woo : Secara keseluruhan, dia cukup hebat. Namun, dia tidak menghormati orang tua. Dia selalu membantah dan temperamennya...


Sang Man tiba2 datang, astaga. Ingatan anda bagus sekali. Anda berusaha keras menghinaku.

Pak Woo : Lihat? Sudah kubilang bedebah ini tidak punya rasa hormat.

Sang Man :Saatnya minum obat.

Sang Man menaruh obat herbal yang dibawanya ke meja.

Pak Woo : Aku tidak mau, Berandal.

Sang Man : Cepat minum. Habiskan. Minumlah semuanya.

Sang Man memaksa Pak Woo minum.


Setelah itu, barulah dia menyapa Hee Woo.

Hee Woo : Kau butuh waktu lama untuk menyapaku.

Sang Man : Dia membutuhkan banyak perhatian.

Pak Woo : Apa yang harus kulakukan dengan anak kurang ajar ini?

Pak Woo menendang kaki Sang Man. Sang Man menghindar. Lalu mereka tertawa.

Hee Woo ingat saat dia meminta Pak Woo mengurus Sang Man, sebelum dia pergi mengikuti tes hukum.

Hee Woo : Tolong ajari dia dengan baik sampai aku selesai latihan.

Flashback end...

Pak Woo : Jadi, kau berencana membawanya sekarang?

Hee Woo : Ya, itu rencanaku.

Hee Woo tanya ke Sang Man, apa Sang Man siap.

Sang Man semangat, siap. Ayo.


Lalu Sang Man melirik Pak Woo.

Sang Man : Jangan sedih, Pak.

Pak Woo gengsi, tutup saja mulutmu dan pergilah. Atau akan kutahan kau selamanya.

Sang Man : Astaga, menakutkan sekali. Aku akan kembali.

Sang Man memeluk Pak Woo.

Sang Man : Jangan lupa minum obat selagi aku pergi.

Pak Woo : Baiklah. Sampai jumpa.

Mereka pergi.

Bersambung ke part 4....

0 Comments:

Post a Comment