Big Mouth eps 4 Part 2

 All Content From MBC
Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis Lengkap : Big Mouth
Sebelumnya : Big Mouth Eps 4 Part 1
Selanjutnya : Big Mouth Eps 4 Part 3


Foto MBC
Foto MBC

Mi Ho menunggu di sebuah taman. Tak lama, Walikota Choi datang.

Walikota Choi : Maaf membuatmu datang ke sini. Aku ada janji makan siang di dekat sini.

Mi Ho : Izinkan aku memperkenalkan diri. Pengacara Park Chang Ho adalah suamiku.

Walikota Choi : Kau benar-benar memiliki makalah Profesor Seo?

Mi Ho : Aku juga sedang mencarinya. Aku butuh bantuan, Wali Kota. Tolong bantu aku.

Walikota Choi : Kau bicara seolah-olah itu kewajibanku.

Mi Ho : Kau yang menyeret suamiku ke dalam kasus ini.

Walikota Choi : Kau masih memercayai suamimu? Penipu sejati menipu orang yang paling dekat dengan mereka lebih dahulu.

Mi Ho : Suamiku bukan Big Mouse.

Walikota Choi : Itu sebabnya ada kata "pengkhianatan". Mereka mengkhianati kepercayaan orang yang paling mereka sayangi.




Mi Ho : Kau pernah dengar permintaan larangan resusitasi? Itu persetujuan untuk menolak RJP. Rumah sakit memaksa keluarga pasien kanker menandatanganinya. Mereka bahkan membayarnya.

Walikota Choi : Kenapa kau membahasnya?

Mi Ho : Kurasa permintaan itu berkaitan dengan makalah Profesor Seo. Apakah kau sudah dengar soal makalah itu dari Direktur?

Walikota Choi : Kau mencurigai istriku?

Mi Ho : Aku yakin dia tahu sesuatu.

Walikota Choi : Kau salah. Dia tak tahu.

Mi Ho : Bagaimana kau bisa yakin?


Walikota Choi teringat kata2 Mi Ho di ruang interogasi.

Mi Ho : Karena dia suamiku. Karena aku adalah orang yang paling mengenalnya.

Walikota Choi mengatakan hal yang sama.

Walikota Choi : Karena dia istriku. Karena aku adalah orang yang paling mengenalnya.

Mi Ho terdiam.


Supir Walikota Choi datang, pak, saatnya pergi.

Walikota Choi : Hati-hati di jalan.

Walikota Choi dan supirnya pergi.


Chang Ho lagi pull up.

Jerry sibuk mempengaruhi para tahanan.

Narasi Chang Ho : Setelah Tahanan 5362 meninggal, makin banyak orang yang mengajukan permintaan, dan makin banyak yang mengawasiku. Meski kematian 5362 diumumkan sebagai bunuh diri,  ada sedikit ketakutan bahwa itu pembunuhan. Kebenaran digerogoti oleh kebohongan.


Chang Ho berhenti olahraga setelah hitungan ke-100. Tapi dia kagak sendiri, ada tahanan berbadan besar yang membantu mengangkat tubuhnya dari bawah.

Tahanan lain membantu Chang Ho memakai seragam.

Mereka mulai menghormati Chang Ho karena mengira Chang Ho Big Mouse.

Chang Ho : Tapi kenapa dia tiba-tiba bunuh diri?


Ji Hoon ke penjara.

Kepala Sipir Park yang menyambutnya.


Sipir Gan mengantar Chang Ho ke ruang kunjungan. Ji Hoon sudah menunggu di sana.

Ji Hoon : Hai, Mr. Big Mouse.

Chang Ho menatap kesal Ji Hoon.

Ji Hoon : Apa yang kau lakukan? Duduklah.

Chang Ho duduk.

Ji Hoon : Kudengar kau cukup sibuk. Rumor yang kudengar di luar cukup intens.

Chang Ho : Kenapa kau kemari?

Ji Hoon : Bisakah kau mengembalikan investasi 100 miliar won Lala Capital?

Chang Ho : Kenapa kau mengira aku punya uang itu?

Ji Hoon : Kau tahu siapa yang menginvestasikan uang itu. Kenapa kau memiliki ide untuk menyentuh Forum NR? Kau sangat pemberani. Lupakan hal lainnya. Berikan saja uangnya. Maka aku tak akan...

Chang Ho : Kau tak akan punya alasan untuk membiarkanku hidup. Langsung ke intinya saja.


Ji Hoon : Sebutkan lima klien yang... Tidak. Coret itu. Sebutkan lima klien yang membeli narkoba Big Mouse. Dimulai dari pelanggan tetap.

Chang Ho terdiam.

Ji Hoon : Apa? Kau tak ingat? Tidak mungkin. Aku yakin kau tak akan bilang lupa saat kau memiliki buku besar.

Chang Ho : Peraturanku adalah meski menjual narkoba, aku tak menjual informasi pelangganku.

Ji Hoon : Yang benar saja. Astaga. Baiklah. Aku akan kembali akhir pekan ini, jadi, buatlah keputusan saat itu.


Ji Hoon berdiri dan mendekati Chang Ho.

Ji Hoon : Ingat, jika kau tak memberi tahu nama klienmu, aku akan tahu kau palsu. Maka kau akan benar-benar mati.

Ji Hoon beranjak pergi.


Sipir membawa Chang Ho keluar dari ruang kunjungan. Dia mengawal Chang Ho menuju sel. Chang Ho memperhatikan kamera CCTV. Tak lama kemudian, dia memukul sipir itu. Sipir itu pingsan. Chang Ho mengambil ponselnya dan menghubungi Walikota Choi.

Chang Ho : Apa kau tahu uang yang diambil Big Mouse adalah uang Gong Ji Hoon?

Walikota Choi kaget, Pengacara Park?

Chang Ho : Aku tak bisa bicara lama. Big Mouse yang asli mengubahku menjadi Big Mouse, bukan Gong Ji Hoon. Dia menyentuh uang Forum NR dan tak bisa mengatasinya, jadi, dia menjadikanku umpan. Kau mengerti?

Walikota Choi : Lalu?

Chang Ho : Kau tahu ada buku besar berisi catatan transaksi narkoba Big Mouse? Jika aku tak menyebutkan lima klien teratas, dia bilang akan membunuhku.

Walikota Choi : Siapa yang bilang begitu?

Chang Ho : Gong Ji Hoon.


Walikota Choi ingat catatan yang diserahkan Jaksa Choi sebelumnya.

Chang Ho bilang dia butuh bantuan Walikota Choi.

Chang Ho : Aku yakin Gong Ji Hoon mendapat daftarnya dari kejaksaan. Bisakah kau menyelidikinya? Jika tak menyebutkan lima nama pekan ini, aku benar-benar akan mati. Tolong bantu aku, Wali Kota Choi.

Walikota Choi memutus panggilan Chang Ho.


Para sipir datang.

Chang Ho langsung berbalik dan mengangkat kedua tangannya.

Sipir Gan : Kau sedang apa?

Chang Ho : Aku menelepon Wali Kota Choi untuk menanyakan kabarnya. Kenapa?

Chang Ho melemparkan ponsel si sipir ke Sipir Gan.


Walikota Choi memanggil supirnya.

Walikota Choi : Suruh seseorang yang bisa dipercaya untuk membuntuti Jaksa Choi Joong Rak. Aku ingin kau yang mengawasi Gong Ji Hoon. Cari tahu hubungan antara Jaksa Choi dan Gong Ji Hoon.


1002 dan 6678 mengamuk. Sipir Gan datang bersama dokter.

1002 : Keluarkan kami. Big Mouse akan membunuh kami.

Sipir Gan : Omong kosong apa itu? Bagaimana mungkin Big Mouse masuk kemari?

1002 : Kau lihat cara 5362 mati!


Kepala 1002 terluka parah. Dia menghantukkan kepalanya ke pintu besi.

Sipir Gan : Sudah kubilang itu bunuh diri.

1002 : Itu bukan bunuh diri. Itu bukan bunuh diri, Berengsek! Big Mouse membunuhnya! Kita semua akan mati! Keluarkan aku. Keluarkan aku dari sini!

1002 menghantukkan kepalanya lagi.

Sipir Gan menatap dokter.

Dokter menggeleng.


Kepala Sipir lagi main baduk sama No Park.

Dokter datang melapor, ditemani Sipir Gan.

Kepala Sipir Park : Apakah seburuk itu?

Dokter : Ketakutan dan kecemasan mereka ekstrem, dan aku curiga mereka juga mengalami PTSD.

Kepala Sipir : Obati mereka dahulu, lalu kirim ke Sayap Umum.


Saat Kepala Sipir lengah, No Park mengambil dua pion baduk miliknya dan Kepala Sipir.

No Park : Sekarang giliranmu, Kepala Sipir Park.

Kepala Sipir : Di mana aku meletakkannya?

No Park : Di sini.

Kepala Sipir : Aku sudah mati. Di mana kau belajar bermain ini? Kau hanya memainkan trik.

No Park : Aku mempelajarinya dengan cara tradisional.


1002, 6678 dan Kwang Yeon masuk ke ruang makan.

Chang Ho langsung menatap mereka.


4302, 2007 dan 8324 langsung bergosip.

4302 : Mereka benar-benar sudah gila. Kudengar mereka menjalani pengobatan.

2007 : Jika mereka akan sangat ketakutan, seharusnya mereka tak bertingkah dan mencoba membunuh Big Mouse.

4302 : Lihat Big Mouse. Dia menatap mereka.

8324 : Astaga. Bukankah berada di sel isolasi lebih aman bagi mereka?

4302 : Kau tahu 5362? Dia bunuh diri.

8324 : Mereka bilang dia tak punya alasan untuk bunuh diri.


Chang Ho menaruh sumpitnya. Dia tak selera makan.

Jerry : Bos, kau tak makan?

Tiba2 aja, 1002 kejang2. Disusul kemudian dengan 6678.

Mulut mereka mengeluarkan busa.

Semua mata langsung memandang ke arah Chang Ho.

Narasi Chang Ho : Big Mouse mungkin ada di sini. Dia mungkin ada di dekat sini.


Polisi melakukan olah TKP.

Detektif : Kami harus melakukan autopsi, tapi sepertinya dia diracuni dengan potasium sianida. Itu racunnya, biasanya dikenal sebagai sianida. Jadi, ada kemungkinan pembunuhan. Sudah berapa lama dia keluar dari sel isolasi?

Kepala Sipir : Sekitar empat jam.

Detektif : Mari kita periksa rute yang dilewati para korban dahulu. Bisakah kita memeriksa rekaman CCTV?


Mereka memeriksa CCTV.

Kepala Sipir Park menemukan sesuatu yang aneh. Rekaman CCTV distop pada bagian 1002 dan 6678. Terlihat kedua tahanan itu mengonsumsi sianida sebelum mulai makan.

Detektif : Bukankah itu sianida? Dia bunuh diri. Itu bukti yang jelas. Bagaimana dia mendapatkannya? Tidak ada yang tertangkap kamera.


Kepala Sipir Park dan anak buahnya langsung mendatangi sel Chang Ho. Mereka menyuruh Chang Ho cs keluar.

Sipir Gan memeriksa barang mereka, tapi tak ditemukan yang mencurigakan.


Sipir Gan melapor ke Kepala Sipir Park.

Para tahanan di sel lain melihat.

Kepala Sipir Park marah, apa yang kalian lihat? Jauhkan kepala kalian dari jeruji!

Para tahanan gak ada yang nurut dan terus melihat.

Kepala Sipir Park : Belakangan ini, kalian para berandal tak kenal takut. Benar, bukan?

Chang Ho menatap para tahanan.

Para tahanan menurut dan langsung menjauhkan kepala mereka dari jendela jeruji.


Kepala Sipir Park kesal, semua orang yang memulai perkelahian denganmu bunuh diri. Kita beruntung CCTV merekam saat mereka meminum racun. Jika tidak, orang-orang bodoh di sini akan memperlakukanmu seperti juru selamat.

Chang Ho : Tapi apa yang membuat mereka sangat takut hingga bunuh diri? Aku hanya bertanya karena penasaran. Kenapa mereka melakukannya?

Kepala Sipir : Jangan terlalu percaya diri. Kau tak sehebat itu. Menurutmu berapa banyak penjahat yang aku lihat selama 20 tahun bekerja di Biro Lembaga Pemasyarakatan? Sangat banyak. Entah mereka dituntut secara tak adil, kejam, atau bodoh, aku bisa menilai mereka hanya dari baunya. Kau Big Mouse?

Kepala Sipir mengendus bau Chang Ho.

Kepala Sipir : Kau hanya pengacara tak kompeten yang juga tak beruntung. Kau takut akan dipukuli jika tak berpura-pura menjadi Big Mouse. Itu sebabnya kau terus memelototi orang dan menghasut mereka. Kau hanya menipu semua orang.

Chang Ho : Pasti menyenangkan jika semua detektif sepertimu. Mau bersaksi untukku?


Kepala Sipir berbisik pada Chang Ho.

Kepala Sipir : Waktumu empat hari lagi. Jika kau bisa menyebutkan nama orang-orang yang membeli narkobamu, aku benar-benar akan memercayaimu. Namun, jika tak bisa menyebutkan namanya, kau akan mati di sini tanpa sepengetahuan siapa pun.


Chang Ho menatap Kepala Sipir.

Kepala Sipir menyeringai padanya.

Chang Ho tegang.


Ji Hoon dan Seung Tae ke rumah Tetua. Seketaris Tetua menemuinya.

Ji Hoon : Bagaimana keadaan Tetua?

Seketaris : Biasa saja.

Seketaris menyuruh pelayan mengantar Ji Hoon ke ruang tunggu.

Lalu seketaris memberitahu Ji Hoon bahwa Tetua lagi ada tamu.

Ji Hoon : Siapa?

Seketaris melengos pergi gitu aja.


Ji Hoon dan Seung Tae menunggu di ruang tunggu.

Pelayan memberikan teh dan camilan.

Seung Tae : Aku sangat gelisah setiap kali datang ke sini.

Ji Hoon : Kau merasa seperti itu? Gelisah? Kita seharusnya tak merasa gelisah.Ji Hoon lalu bertanya2, siapa tamunya Tetua. Kenapa lama sekali.

Lalu Ji Hoon bilang dia mau ke kamar mandi.

Seung Tae : Lagi? Ternyata kau gugup.

Ji Hoon : Tidak.


Joo Hee keluar bersama seketaris.

Ji Hoon dan Seung Tae berdiri.

Ji Hoon : Joo Hee-ya, kau tamunya?

Joo Hee : Kenapa kau sangat terkejut? Aku selalu mengunjunginya sejak kecil.

Ji Hoon : Kau mau makan malam setelah ini? Ada yang ingin kubicarakan.

Joo Hee : Bukankah kau sibuk?

Ji Hoon : Rapat kami tak akan lama. Tunggu di sini.


Seketaris : Tetua menolak menemui kalian berdua.

Ji Hoon : Kenapa? Apa dia masih marah?

Seketaris : Dia bilang kalian tak boleh masuk sebelum mendapatkan 100 miliar won itu.

Joo Hee tertawa mendengarnya.

Ji Hoon : Katakan kepadanya aku datang untuk melaporkan sesuatu tentang masalah itu. Sampaikan bahwa ada informasi yang harus kusampaikan kepadanya.

Seketaris : Kau mau dilempari bantal kayu lagi?

Tawa Joo Hee makin pecah.

Ji Hoon kesal, Seung Tae-ya, ayo pergi.


Seketaris menyuruh Ji Hoon pergi ke Resto China di Hotel Charles jam 6 sore nanti.

Seketaris : Wali Kota Choi akan menemui ketua partai mayoritas dan sekretaris jenderal. Dia ingin kau mendukungnya.

Joo Hee : Kurasa kita tak bisa makan malam.

Seketaris pergi.


Ji Hoon : Dukungan apanya? Apa Wali Kota Choi akhirnya terjun ke politik dengan para petinggi?

Joo Hee : Bukankah hidangan utama biasanya disajikan setelah hidangan pembuka?

Ji Hoon : Kau ingin aku menjadi penguji rasanya?

Joo Hee : Tanyakan kepada tetua. Aku tak tahu apa pun soal itu.

Joo Hee pergi.


Seung Tae panic, kurasa tetua berencana memberi dukungan kepada Wali Kota Choi.

Ji Hoon : Diam. Semua hal di dirimu bermasalah, tapi mulutmu adalah masalah terbesar.

Ji Hoon yang kesal, meminum tehnya, tapi kemudian dia berteriak panas.

Seung Tae : Jangan terlalu gugup.

Seung Tae memberikan saputangannya.

Ji Hoon : Siapa bilang aku gugup?

Ji Hoon mengelap mulutnya dengan saputangan.


Maka Ji Hoon pun pergi ke restoran itu.

Di sana sudah ada Walikota Choi bersama Seketaris Partai, Kim Gap Joo, dan Ketua Partai, Choi Man Ho.

Seketaris Kim : Pak Gong, kenapa kau kemari?

Ji Hoon : Kami datang untuk makan, dan kami dengar kalian di sini.

Ji Hoon mengenalkan mereka pada Seung Tae.

Ji Hoon : Beri salam. Ini Choi Man Ho dari Partai Negara Baru dan Sekretaris Jenderal Kim Gap Joo.

Seung Tae :  Halo, senang bertemu dengan kalian. Aku Cha Seung Tae.

Seung Tae membagikan kartu namanya.

Ketua Choi : Kau putra Pimpinan Cha dari OC Group.

Seketaris Kim : Aku senang kau datang. Duduklah.


Seketaris Kim mau mengenalkan Walikota Choi pada mereka berdua.

Ji Hoon : Aku kenal baik dengan Wali Kota Choi Do Ha.

Seketaris : Benarkah?

Walikota Choi : Ya, mereka teman baikku. Aku menerima banyak bantuan dari mereka.

Ketua Partai Choi : Perusahaan pers dan konglomerat. Kukira hanya keluarga istrimu yang berkuasa, rupanya teman-temanmu juga.

Ji Hoon : Biar kutuangkan minum.

Seketaris Kim : Lihat ini. Kau kemari demi Wali Kota Choi. Benar, bukan?

Ji Hoon kesal tapi menahan dirinya.

Ji Hoon : Tolong jaga Wali Kota Choi Do Ha.

Seketaris Kim : Siapa yang akan menolak orang sekompeten Wali Kota Choi? Jangan hanya menjadi wali kota. Mari kita dapatkan kursi untukmu saat pemilihan umum berikutnya.

Walikota Choi : Jika kau memberiku kesempatan, aku dengan senang hati menerimanya.

Ji Hoon : Kami akan menjaga kalian berdua dengan baik. Jika butuh sesuatu, hubungi kami kapan saja.

Ketua Kim : Karena kau berkata demikian, kita harus menjaganya dengan baik.


Seketaris Kim : Lihat ini. Seseorang tak mengejar posisi. Tapi posisi yang mencari orang itu. Jangan khawatir. Akan kucarikan posisi bagus.

Walikota Choi : Terima kasih, Pak.


Walikota Choi melirik Ji Hoon.

Ji Hoon tiba2 tersenyum senang.

Bersambung ke part 3....

0 Comments:

Post a Comment