Big Mouth Eps 6 Part 3

 All Content From MBC
Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis Lengkap : Big Mouth
Sebelumnya : Big Mouth Eps 6 Part 2
Selanjutnya : Big Mouth Eps 6 Part 4

Seorang staf menunjukkan daftar tahanan teladan pada Joo Hee.

Mi Young dan Joo Hee mengambil darah para tahanan. Setelah itu, mereka menempatkannya di dua tempat terpisah yang dilabeli warna merah dan biru.

Ketua Yang duduk di depan Mi Ho. Dia melepas seragamnya. Mi Ho terkejut melihat tato di sekujur lengan Ketua Yang.

Ketua Yang : Kudengar kau istri Park Chang Ho.

Tahanan 7941 berkata, dia merasa terhormat menerima suntikan dari istri Big Mouse.

Ketua Yang langsung memukulnya. Tahanan 7941 meminta maaf.

Ketua Yang lalu menyuruh Mi Ho mengambil darahnya. Mi Ho mulai mengambil darahnya.




Setelah itu, Mi Ho melihat tempat darah yang dilabeli merah dan biru.

"Kenapa ada label merah dan biru?" tanya Mi Ho pada rekannya.

"Entahlah. Aku bukan penanggung jawabnya."


Ashley lagi mengambil videonya, sambil memegang kartu relawannya.

Ashley : Aku mengunjungi penjara.

Setelah itu, dia langsung mendengus kesal.

Ashley : Berada di penjara bukan sesuatu yang bisa dibanggakan. Kenapa kita memasak untuk mereka juga?


Ashley kemudian menatap Hye Jin.

Ashley : Benar juga. Profesor Jang, suamimu juga dipenjara di sini. Benar, bukan? Aku lupa.

Kesal, Hye Jin pun menghampiri Ashley.

Hye Jin : Jika tak mau membantu, bisakah kau pergi?

Lalu sipir datang meminta Hye Jin ikut dengannya.


Di ruangan dokter, Dokter Han lagi siap2. Lalu Hye Jin datang diantar sipir.

Dokter Han merentangkan kedua tangannya. Hye Jin takut2 mendekati Dokter Han. Begitu Hye Jin mendekat, Dokter Han langsung memeluknya dengan erat, sampai dia kesulitan bernapas.

Hye Jin : Yeobo....

Hye Jin mendorong Dokter Han.

Dokter Han bertanya ada apa.

Hye Jin memperhatikan sekelilingnya.

Dokter Han : Apa? Kamera? Tak ada. Jika ada pun, tak masalah.

Dokter Han melepas seragamnya, lalu duduk di kasur. Hye Jin sontak kaget. Dokter Han menyuruh Hye Jin duduk disampingnya. Hye Jin membeku. Dokter Han berdiri dan memeluk Hye Jin lagi. Hye Jin yang sulit bernapas karena dipeluk terlalu erat, mendorong Dokter Han lagi.


Dokter Han marah, kau tak menginginkanku?

Dokter Han menampar Hye Jin, hingga perut Hye Jin membentur meja dorong.

Pipi Hye Jin langsung memar. Dokter Han menarik kerah Hye Jin.

Dokter Han : Sabtu lalu, pada tanggal 16, di mana kau? Katakan padaku. Kau tak menjawab teleponmu, dan kau belum pulang lewat tengah malam!

Hye Jin : Yeobo, kenapa kau bersikap tak masuk akal?

Dokter Han : Kau berselingkuh? Kau punya pacar baru? Siapa bedebah yang kau kencani?

Dokter Han mencekik Hye Jin.

Hye Jin : Yeo.... Hyeyoung.

Mendengar nama Hyeyoung, Dokter Han berhenti mencekik Hye Jin.

Hye Jin : Ulang tahun Hyeyoung tanggal 16. Dan hari peringatan kematian ayahku. Ponselku tertinggal di mobil. Aku tak bisa meneleponmu lebih dahulu.

Dokter Han : Apa saudarimu baik-baik saja?


Tiba-tiba saja, Hye Jin kesakitan sambil memegangi pinggangnya.

Dokter Han panic, ada apa?

Dokter Han lalu memukul2 kedua pipinya.

Dokter Han : Maafkan aku. Karena Big Mouse...

Hye Jin terperangah melihatnya. Dokter Han memeluk Hye Jin lagi.

Dokter Han : Hei, Kau. Kau tahu hanya kau yang kumiliki. Benar, bukan? Jika kau selingkuh dariku, aku akan membunuhmu. Mengerti?

Dokter Han lalu berkata kalau dia akan segera dibebaskan dengan jaminan sakit.

Dokter Han : Aku tahu kau kesepian, tapi tunggulah sebentar lagi. Sayang. Kau tahu kau satu-satunya untukku. Itu karena aku mencintaimu, Sayang.

Hye Jin marah tapi dia tak bisa melawan.


Sekarang, staf RS Gucheon lagi membagikan makanan pada para tahanan. Lalu Chang Ho datang. Para tahanan yang lagi mengambil lauk, langsung menyingkir dan memberikan jalan bagi Chang Ho. Mi Ho menelan ludah melihat sikap hormat para tahanan pada Chang Ho.

Chang Ho mendekati Hee Joo.

Chang Ho : Kau Jang Hee Joo, benar bukan? Kau mengubah namamu dari Jang Geun Sook. Halo, Geun Sook-ssi. Beri aku makanan.

Hee Joo terkejut mendengarnya.


Chang Ho kemudian pindah ke Mi Young.

Chang Ho : Suamimu di Penjara Cheongju karena tabrak lari. Benar, bukan?

Mi Young kaget Chang Ho tahu. Semua karyawan langsung menatap ke arahnya.

Chang Ho : Jangan terlalu mengkritik Mi Ho. Posisimu sama dengannya.


Chang Ho mendekati Mi Ho.

Kedua pasutri ini saling tersenyum satu sama lain.


Giliran Ashley yang kena.

Chang Ho : Selamat telah memenangkan Penghargaan Pengarah Kreatif. Kau menghabiskan banyak uang untuk juri. Bukankah kau ditipu sebesar 350 juta?

Ashley kesal, dari mana kau mendengar omong kosong itu?

Mi Ho menahan tawanya mendengar itu.


No Park mendekati Mi Ho.

No Park : Aku pimpinan sel.

Mi Ho tersenyum mengangguk.


Tapi Chang Ho tidak mengkritik Joo Hee. Dia menyebut Joo Hee sudah melakukan pekerjaan mulia dan menitipkan Mi Ho pada Joo Hee. Chang Ho juga bilang, Mi Ho sangat andal dan bertanggung jawab dalam pekerjaan.

Chang Ho beranjak pergi. Joo Hee hanya diam memandangi Chang Ho.


Tapi Chang Ho berbalik lagi, menatap istri tercintanya. Dia tersenyum dan mengerlingkan matanya.

Mi Ho balas tersenyum.


Sekarang, Staf RS udah selesai dengan pekerjaan relawan mereka. Mi Ho dan Hye Jin membawa inventaris RS. Tapi tiba2, Hee Joo terduduk sambil menahan sakit di pinggangnya.

Mi Ho langsung memeriksa Hye Jin.

Mi Ho : Kau terluka?

Hye Jin : Aku baik-baik saja.

Mi Ho : Kau tak terlihat baik-baik saja. Di mana yang sakit?

Mi Ho melihat memar di leher Hye Jin.

Mi Ho : Bagaimana lehermu bisa memar? Coba kulihat. Tadi pagi belum ada. Saat mengunjungi suamimu...

Hye Jin menegaskan ke Mi Ho kalau dia baik-baik saja.


Di bus, Mi Ho duduk sebelahan sama Hye Jin.

Mi Ho menyuruh Hye Jin melapor ke 1366.  Itu saluran siaga untuk korban KDRT wanita.

Mi Ho : Jika kau tak bisa melakukannya sendiri, aku akan membantumu. Aku tak bisa mengabaikannya.

Hye Jin nya malah sinis, pikirkan saja suamimu sendiri.


Ashley mengambil mic dan berdiri di tengah2 bus.

Ashley : Kerja bagus, Semuanya. Jika kalian semua baik-baik saja, aku ingin mengadakan pesta di galeriku. Bagaimana menurut kalian?

Semua setuju.

Ashley : Kalau begitu, kita akan langsung ke sana. Tolong pergi ke Galeri Woojeong.

Mi Ho mengangkat tangannya.

Mi Ho : Aku akan turun. Aku ingin pergi, tapi aku bekerja sif malam hari ini.

Mi Ho lalu meminta supir menurunkannya di stasiun terdekat.


Ashley kembali duduk dengan wajah kesal.

Joo Hee : Kenapa kau bersikap tak biasa?

Ashley : Aku sudah memikirkannya, dan kita lupa mengambil foto grup karena Big Mouse. Aku butuh foto untuk ditunjukkan kepada tetua.

Joo Hee : Kau melakukan ini hanya demi foto?

Ashley : Kita juga bisa berpesta. Semuanya untung.


Bus berhenti. Mi Ho pun turun.

Mi Ho menatap Hye Jin yang termenung, hingga bus kembali melaju.


Mi Ho menghubungi ayahnya.

Pak Go lagi sama Soon Tae saat menjawab panggilan Mi Ho.

Mi Ho : Halo, Ayah. Aku sudah selesai.

Pak Go : Kau sudah bertemu Chang Ho? Sudah bicara dengannya?

Mi Ho : Aku akan memberikan penjelasan singkat. Park Chang Ho adalah Park Chang Ho.


Soon Tae bingung maksudnya apa. Pak Go tersenyum.

Pak Go : Hei. Itu terlalu singkat.

Mi Ho : Kalau begitu, ayah mau tahu lebih banyak?

Pak Go : Kau benar. Chang Ho adalah Chang Ho. Suamimu, menantu ayah.

Soon Tae menambahkan, temanku. Benar, bukan? Dia bukan Big Mouse, bukan?

Mi Ho : Aku harus pergi.


Ji Hoon dan Walkot Choi lagi adu ketangkasan dengan menembak tanah liat yang dilemparkan ke udara.

Tapi Ji Hoon kesal karena saat gilirannya, target tanah liatnya tidak dilepaskan.

Ji Hoon pun marah dan berteriak, hei! Lepaskan target tanah liat itu setelah aku bilang "mulai", Bodoh!

Walkot Choi : Tenanglah, Pak Gong.

Ji Hoon : Aku tenang.

Ji Hoon : Mulai.

Tapi tetap saja targetnya tidak dilepaskan.

Ji Hoon : Kenapa tak mau memuat?


Tetua Kang datang bersama seketarisnya.

Tetua Kang : Kau kalah dua kali. Sekali saat melawan Do Ha, dan sekali saat melawan dirimu sendiri.

Ji Hoon mencari alasan. Dia bilang itu karena dia sudah lama tak menembak.

Tetua Kang : Jika tak bisa, jangan bertanding.

Ji Hoon : Wali Kota Choi ingin menembak...

Tetua Kang : Kenapa kau terlibat dan memperumit keadaan! Sudah kubilang untuk fokus pada perusahaanmu!

Walkot Choi lalu bertanya pada Tetua Kang, ada apa.

Tetua Kang : Bau bubuk mesiunya menjijikkan.


Seketaris mengajak Tetua Kang masuk. Tapi Tetua Kang ingin Walkot Choi yang mendorong kursi rodanya.

Walkot Choi langsung mendorong Tetua Kang.

Ji Hoon kesal setengah mati.


Tetua Kang menuju mobilnya. Ji Hoon mengejar mereka. Dia berusaha mencari kesempatan untuk berbicara dengan Tetua Kang.

Ji Hoon bertanya, bisakah Trio VIP keluar dengan jaminan sakit.

Tetua Kang : Kau pikir itu akan mudah? Tapi kau pasti bertanya kepadaku karena itu sulit.

Ji Hoon : Maafkan aku.

Tetua Kang : Saat ini situasi mereka buruk. Aku tak bisa menjamin apa pun. Hakim yang bertanggung jawab adalah Park Chul Soo. Dia dan aku bermusuhan.


Walkot Choi ikut bicara, maksudmu Hakim Kepala Park Chul Soo dari Divisi Kriminal Satu Pengadilan Tinggi?

Tetua Kang : Saat aku di Grup Dukungan Logistik, ayahnya adalah ajudanku. Park Chul Soo berpikir ayahnya meninggal karena aku.

Walkot Choi : Aku akan menemuinya. Dia dan aku satu kelompok belajar saat kuliah. Kami juga berlatih bersama.


Walkot Choi membawa Tetua Kang ke mobil.

Tetua Kang : Do Ha, seharusnya kau mengurus ini sejak awal. Dia seharusnya tak terlibat.

Ji Hoon makin gondok mendengar itu.


Mi Ho yang baru tiba di RS, dihubungi seseorang.

"Aku wali Nam Yi Soo, pasien di kamar 701."

"Halo, Bu Kim Kyung Sook. Kenapa kau menelepon?"

"Kau mencari makalah Profesor Seo? Aku tahu lokasinya."

Mi Ho terkejut, dimana?

Bu Kim sendiri ada di atas atap, tepat di atas Mi Ho berdiri.

Mi Ho : Katakan. Di mana makalah itu?

Bu Kim : Tapi saat ini aku butuh uang. Uang dalam jumlah banyak. Bu Ko. Aku tahu kau menyembunyikan banyak uang.

Mi Ho : Benarkah?

Bu Kim : Bisakah kau memberiku jumlah yang kuinginkan?

Mi Ho terdiam sejenak, lalu tak lama dia bilang akan memberi Bu Kim uang yang banyak.

Mi Ho : Tapi sebelum itu, aku ingin mendengar tentang makalah itu.

Bu Kim : Aku tak bisa memercayaimu.

Mi Ho : Bagaimana aku bisa percaya bahwa kau berkata jujur? Jika kau memberiku alasan untuk memercayaimu, aku bisa memberimu uang.

Bu Kim : Ada di kalung salib.

Mi Ho : Siapa yang memiliki kalung itu?


Bu Kim : Wanita itu...

Tiba2 saja, Bu Kim berhenti bicara. Dia menoleh ke belakang. Ada seseorang!

Mi Ho heran teleponnya terputus.


Mi Ho : Halo? Bu Kim Kyung Sook? Kau mendengarku?

Tak lama kemudian, Bu Kim pun jatuh ke atas mobil.

Mi Ho syok berat.


Para polisi langsung datang. Mi Ho duduk tak jauh dari kerumunan. Pak Go kemudian datang.

Pak Go : Kau baik-baik saja? Apa yang terjadi? Siapa yang meninggal?

Mi Ho : Makalah Profesor Seo ada bersama wanita itu.

Pak Go tanya, siapa wanita itu?

Mi Ho : Seorang wanita dengan kalung salib.


Mi Ho lalu berdiri dan meminta kunci mobil ayahnya.

Pak Go : Kau mau ke mana? Ayah akan ikut.

Mi Ho : Aku tak punya waktu. Cepat.

Pak Go memberikan kunci mobilnya.

Mi Ho : Ayah tahu acara Kesehatan Seratus Tahun? Acaranya tayang di pagi hari. Bisakah ayah mengunduh episode yang tayang hari Kamis?

Mi Ho kemudian pergi.


Dalam perjalanan, Mi Ho ingat saat Bu Kim menonton acara Kesehatan Seratus Tahun di lobi RS. Acara itu, mengundang Joo Hee dan Hye Jin. Bu Kim bersikap aneh saat dia memuji Joo Hee.

Mi Ho juga ingat Joo Hee mengenakan kalung salib. Dia melihatnya saat Joo Hee memberikan arahan sebelum mereka pergi ke penjara.


Mi Ho ke Galeri Woojeong.

Semua rekannya kaget dia datang.

Mi Young memarahi Mi Ho.

Mi Young : Kenapa kau datang ke sini? Bagaimana dengan sifmu?

Mi Ho : Dimana Dokter Hyun?


Joo Hee sendiri ada di toilet. Mi Ho tiba2 masuk.

Joo Hee : Ada apa?

Mi Ho mau mengambil kalung Joo Hee.

Joo Hee marah, apa yang kau lakukan!

Mi Ho : Seseorang meninggal di rumah sakit.

Joo Hee : Kau tahu jumlah orang yang meninggal di rumah sakit kita?

Mi Ho : Itu pembunuhan.


Joo Hee terkejut. Dia lalu mengecek ponselnya.

Joo Hee : Aku tak menerima telepon.

Mi Ho : Bu Kim Kyung Sook adalah wali Nam Yi Soo, pasien di kamar 701.

Joo Hee : Lalu?

Mi Ho : Dia meneleponku tepat sebelum meninggal. Dia bilang makalah Profesor Seo ada di dalam kalung salib.

Joo Hee : Bukankah kau bilang kau punya makalah itu, Bu Ko?

Mi Ho marah, seseorang baru saja mati!

Mi Ho : Bu Kim dibunuh, Dokter Hyun.


Joo Hee memberikan kalung salibnya ke Mi Ho.

Mi Ho memeriksa, tapi itu hanya kalung salib biasa.

Joo Hee : Kau berniat menghancurkan pusaka ibuku?

Mi Ho : Maafkan aku.

Joo Hee meminta kalung salibnya. Mi Ho memberikannya.

Joo Hee : Apa namanya Kim Kyung Sook? Dia bilang bahwa aku orangnya? Bahwa kalung salib itu milikku?

Mi Ho : Tidak.

Joo Hee : Lalu kenapa kau mencurigaiku? Aku yakin bukan hanya aku yang memakai kalung salib. Ajukan permintaan penyelidikan kepada polisi. Jangan mengganggu orang dengan deduksi cerobohmu.


Joo Hee beranjak keluar.

Mi Ho stress.

Setelah agak tenang, Mi Ho beranjak keluar.


Kamera menyorot bilik toilet yang sedang digunakan.

Tak lama, seorang wanita keluar dari dalam sana.

*Nugu? Hye Jin? Karena ada dua orang yang diundang ke acara 'Kesehatan Seratus Tahun' yang ditonton Bu Kim di lobi RS. Joo Hee dan Hye Jin. Kalau Joo Hee bukan orangnya, berarti Hye Jin?


Chang Ho ke kapel, dia menaruh surat di alkitab untuk Big Mouse.

Surat itu, Chang Ho meminta Big Mouse membatalkan jaminan bebas Trio VIP.


Trio VIP di bangsal istimewanya, bersama Kepala Sipir Park.

Tak lama ponsel Kepala Sipir Park berbunyi.

Chae Bong : Apa itu Pak Gong?

Kepala Sipir Park menjawab, aku tak membutuhkannya.

Kepala Sipir Park lalu berkata, itu perusahaan kartu.

Dokter Han heran karena jaminan sakit mereka belum diputuskan?

Dokter Han : Bagaimana jika dibatalkan?

Chae Bong : Hubungi Pak Gong.

Kepala Sipir Park : Aku meneleponnya empat kali, tapi dia belum menjawab.

Tak lama, ponsel Kepala Sipir Park berbunyi lagi.

Kepala Sipir Park langsung memberikan ponselnya ke Chae Bong. Telepon dari Ji Hoon.


Chang Ho ke kapel. Dia membuka alkitab dan menemukan kartu tarot di sana.

Chang Ho kaget, kartu tarot nomor tujuh, Kereta. Posisinya terbalik. Artinya aku harus melakukannya sendiri. Apa bedebah ini mengetahui niatku dan mundur? Tidak. Dia mungkin belum mengetahuinya. Dia sedang menguji kemampuanku. Aku harus melakukan ini sendiri. Agar bisa selangkah lebih dekat dengannya.


Diluar, kroni2 Chang Ho menunggu. Jerry heran Chang Ho sering ke kapel belakangan ini.

Jerry : Dia juga sangat rajin berdoa.

No Park : Dia sedang banyak pikiran. Banyak yang harus dia sesali. Karena dia melakukan banyak kejahatan.


Tak lama, Chang Ho keluar.

Chang Ho : Bawakan Han Jae Ho.

*Omo, Chang Hao mau apa?


Dokter Han diseret ke hadapan Chang Ho. Chang Ho dan semua pengikutnya berada di tempat pembakaran sampah.

Chang Ho : Konon, cara paling menyakitkan untuk mati adalah terbakar sampai mati.

Dokter Han : Ada apa lagi kali ini?

Chang Ho : Kau tahu Peter Hong diracuni di Kantor Kejaksaan? Dia mati terlalu nyaman. Dia seharusnya dibakar sampai mati.

Chang Ho mengambil botol gas yang sudah disiapkannya.

Chang Ho : Segala macam sampah berkumpul di sini. Orang-orang juga seperti itu. Ada berbagai macam sampah. Kau tahu siapa yang terburuk?

Chang Ho menatap tajam Dokter Han, pengkhianat.

Chang Ho membuang botol gas itu ke dalam api. Langsung terjadi ledakan kecil.


Dokter Han mendadak cegukan.

Chang Ho tersenyum, senyumnya menakutkan.

Chang Ho : Cegukan? Apa kesalahanmu? Apa kau berniat mengkhianatiku setelah bebas dengan jaminan?

Dokter Han : Tidak. Tidak.


Chang Ho menyeret Dokter Han ke dekat api.

Chang Ho : Lihat baik-baik. Jika kau mengkhianatiku, kau akan masuk ke sana.

Dokter Han ketakutan, aku tak akan... Aku tak akan mengkhianatimu. Tak akan! Percayalah padaku.

Chang Ho pun melepaskan Dokter Han.

Anak buah Chang Ho membawa Dokter Han pergi.


Jerry yang berdiri di dekat api, merasa panas.

Jerry : Kau tak kepanasan? Astaga, telingaku.

Chang Ho nya biasa aja.


Pak Go berusaha masuk ke situs penyiaran. Dia harus mendaftar lebih dulu. Selesai mendaftar, dia mencoba login. Dia memasukkan nama penggunanya, KING.

Soon Tae : Masukkan kata sandimu.

Pak Go : Sudah.

Soon Tae kesal, itu nama penggunamu. Ini menyebalkan.

Pak Go : Kenapa sulit sekali mendaftar ke situs stasiun penyiaran? Jadi, di kotak ini, aku akan mengetik 7, 7, 8, 8. Baiklah. Kenapa aku harus melakukan verifikasi lagi?


Mi Ho bicara dengan Walkot Choi.

Walkot Choi : Kalung itu milik mendiang ibu mertuaku.

Mi Ho : Aku sungguh minta maaf. Aku akan minta maaf kepada DokterHyun lagi.

Walkot Choi : Dengan kepribadiannya, kau tak perlu melakukannya. Kau sudah mengunjungi Park Chang Ho?

Mi Ho : Ya. Aku percaya kepadanya.

Walkot Choi : Bahwa dia asli atau palsu? Yang mana?

Mi Ho : Chang Ho berusaha semampunya untuk bertahan. Aku tahu isi pikiranmu. Kau mungkin berpikir aku tertipu lagi. Tapi, aku akan menunggu hingga akhir. Aku ingin melihat akhirnya.

Walkot Choi : Aku akan menghormatinya karena itu keputusanmu.

Mi Ho : Kau tak perlu membantuku lagi. Permintaanku tak tahu malu, dan aku terus merasa bersalah kepadamu.

Walkot Choi : Aku juga mencari makalah Profesor Seo. Aku bukan membantumu. Ini lebih seperti kerja sama.

Pak Go memanggil Mi Ho.

Pak Go : Aku sudah tahu. Mi Ho-ya, kemarilah dan lihat.


Mi Ho langsung menghampiri ayahnya.

Mereka berhasil mendapatkan acara itu.

Mi Ho melihat Hye Jin juga memakai kalung salib.

Mi Ho : Profesor Jang Hye Jin juga punya kalung salib...

Mendengar itu, Walkot Choi langsung mendekati mereka.

Mi Ho : Di mana buku desain Kyung Sook?

Pak Go : Itu? Aku memberikannya kepadamu, bukan? Di mana kau meletakkannya?

Soon Tae : Di mana aku meletakkannya?

Pak Go : Astaga. Kenapa kau sangat pelupa?

Soon Tae langsung mencari. Mi Ho juga ikut mencari. Dia mencari dibawah tumpukan dokumen di atas meja.

Mi Ho : Apa bentuknya buku catatan?

Tak lama, Mi Ho menemukannya.

Mi Ho : Aku menemukannya.


Mi Ho membuka buku desain Bu Kim. Dia menemukan desain Bu Kim.

Pak Go bergegas mencocokkan desain yang ada di buku dengan kalung Hye Jin. Hasilnya cocok.

Mi Ho : Kita menemukan makalah Profesor Seo. Profesor Jang Hye Jin memilikinya.

Walkot Choi terdiam menatap Mi Ho.

Bersambung ke part 4...

0 Comments:

Post a Comment