Blind Eps 1 Part 1

 All Content From tvN
Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis Lengkap : Blind
Selanjutnya : Blind Eps 1 Part 2

Beberapa anak berlarian ke dalam hutan. Di belakang mereka, ada anjing-anjing yang mengejar sambil menggonggong keras. Dari dalam hutan, mereka tiba di sebuah gedung tua. Mereka terus berlari. Tapi tiba2, mereka berhenti berlari. Anak yang berada di posisi paling depan, menatap ke belakang. Dia pun panic, dimana Yoon Jae? Mereka mulai mencari berbekal cahaya senter. Dan tak lama kemudian, mereka menemukan Yoon Jae.

Yoon Jae ada di bawah jembatan, dia tak sadarkan diri.

Anak yang berada di posisi paling depan tadi pun berteriak membangukan Yoon Jae. Tapi Yoon Jae tidak merespon.




Dia Mau turun, tapi dihentikan anak yang berada di posisi kedua.

"Tinggalkan saja dia di sini. Jangan membuang waktu. Kau tahu itu."

Anak pertama marah, kau mau meninggalkan adik kita dan menyelamatkan diri? Kau menyebut dirimu kakaknya? Kau menyebut dirimu manusia?"

"Kau pikir aku mau melakukan ini? Bagaimana jika Anjing Gila tahu kita ke sini demi Yoon Jae?"


Seorang pria datang. Dia mengenakan pakaian layaknya seorang satpam. Dia berjalan dengan santai sambil bersiul menyanyikan lagu. Anak di posisi kedua dan ketiga langsung kabur. Sedang anak di posisi keempat, membeku di tempatnya karena takut.

Anak pertama langsung memberi perintah.

"Pergilah dan temui Ibu." Tapi si anak keempat tempat membeku, hingga tubuhnya terpaksa diguncangkan anak pertama dengan kuat.

"Sadarlah, Bodoh! Cepat pergi dari sini! Cepat!"


Setelah si anak keempat pergi, anak pertama menarik napasnya dalam-dalam, lalu memberanikan dirinya turun ke bawah.

Dia membangunkan Yoon Jae.

"Kita harus pergi dari sini. Anjing Gila mengejar kita."

"Kakak." panggil Yoon Jae.


Tiba2, mereka mendengar siulan lagi. Pria itu naik ke jembatan, mengikuti anjing2nya. Sambil bersiul, dia menyinari ke bawah jembatan, mencari anak2.

Yoon Jae dan kakaknya gemetar ketakutan. Mereka berdua saling berpegangan tangan.

Anjing pelacak menemukan sesuatu. Mereka berlari ke bawah jembatan. Omo, omo!! Anak pertama yang menyadari itu, langsung mengambil tanah di dekatnya dan mengotori dirinya serta Yoon Jae supaya bau mereka tersamarkan. Anjing pelacak datang dan mencari mereka. Mereka tambah gemetar. Anak pertama menutup mulut Yoon Jae, agar Yoon Jae tidak berteriak. Tak lama, pria itu bersiul memanggil anjing2nya. Anjing pelacak pun pergi.


Setelah yakin kondisi aman, mereka berdua langsung kabur. Mereka melompati pagar di halaman belakang. Tapi sialnya, ada jebakan di tanah. Yoon Jae tak sengaja menginjak jebakan itu. Sontak lah, Yoon Jae langsung teriak kesakitan.


Anak kedua dan ketiga berlari ke tepi jalan. Tak lama, mereka melihat sebuah mobil. Mereka senang. Anak ketiga pun maju untuk menghentikan mobil. Tapi mobil itu menabraknya. Bukan hanya menabrak, mobil itu kembali mundur usai menabrak dan melintas tubuh si anak ketiga. Anak kedua langsung mendekati si anak ketiga. Si anak ketiga tewas di tempat.


Dua orang pria yang juga berpakaian satpam turun dari mobil. Anak kedua hanya bisa terdiam, menatap mereka dengan tatapan ngeri.

Pria pertama memeriksa ke dalam bangunan bersama anjing pelacaknya. Tak lama, kedua temannya datang membawa mayat anak ketiga.

Kedua temannya menaruh tubuh si anak ketiga di lantai kayu. Di bawah lantai, Yoon Jae bersembunyi bersama kakaknya, si anak pertama. Darah si anak ketiga menetes, membasahi wajah Yoon Jae.


Pria pertama turun dan menyinari bawah lantai. Yoon Jae menutup matanya, merasa ngeri. Tapi tak lama, dia memberanikan dirinya membuka matanya. Pria pertama bersiul dan tersenyum menyeringai menatap Yoon Jae.

Tapi dimanakah anak pertama? Yoon Jae, si anak keempat bersama kakaknya, si anak kedua. Anak ketiga sudah tewas. Lalu anak pertama?

-Episode 1, Anjing Gila-


Malam itu, hujan turun cukup deras. Seorang wanita berjalan sendirian, sambil memayungi diri dan mendengarkan musik dari ponselnya. Dia sempat berpapasan dengan kurir pengantar makanan. Tapi tiba2, dia merasa ada seseorang di belakangnya. Dia menoleh, tapi tak ada siapa pun. Wanita itu pun mematikan musik di ponselnya dan berniat menghubungi seseorang. Namun tiba2, dia merasa ada seseorang di belakangnya. Dia menoleh dan terkejut luar biasa.

Orang itu, mengenakan jas hujan. Wanita itu melemparkan payung dan ponselnya dan berlari. Tapi sialnya, dia tertangkap.

Di rumah, pasangan suami istri tengah menyiapkan kejutan ulang tahun untuk putri mereka, Ji Eun. Ji Eun berulang tahun yang ke-20.


Wanita tadi siuman dan mendapati dirinya ada di sebuah gudang. Dia merasa seluruh tubuhnya sakit. Dia mau bergerak tapi tidak bisa karena kaki dan tangannya diikat.

Dia lalu mendengar siulan. Sontak lah dia ketakutan. Tapi sebelum bisa melihat itu siapa, kepalanya ditutupi dengan karung hitam. Setelah itu, dia dicekik, hingga tewas.

Hari itu, tanggal 5 Januari 2022. Wanita yang diculik dan dibunuh itu bernama Baek Ji Eun.


Pak Baek menerima pesan dari Ji Eun.

Dalam pesan itu, Ji Eun bilang dia akan pulang terlambat dan meminta ayahnya tidak menunggunya.

Nyonya Baek mendekati Pak Baek.

Nyonya Baek : Ji Eun hampir tiba di rumah? Di mana dia?

Pak Baek menghubungi Ji Eun tapi nomor Ji Eun gak aktif.

Petir menggelegar. Pak Baek melihat keluar jendela. Hujan semakin deras dan dia mulai merasa khawatir.


Tanggal 15 Januari 2022, mayat Baek Ji Eun ditemukan.

"Snowy!" seorang nenek memanggil anjingnya yang bermain2 di tempat sampah. Snowy mengendus2 di depan kantong hitam besar yang ada di sana. Nenek itu pun menyusul Snowy. Snowy akhirnya pergi dari. Si nenek juga mau pergi tapi karena penasaran, dia memeriksa kantong itu dan menjerit seketika melihat mayat di dalam kantong itu.


Kondisi mayat Ji Eun sangat buruk. Di bagian kepala Ji Eun, tertancap rumut2 kering. Bibirnya dilukai sampai ke pipi, hingga Ji Eun tampak seperti tersenyum.

Detektif Ryu Sung Joon miris melihat kondisi Ji Eun.

Sung Joon : Siapa orang gila yang melakukan ini...


Beberapa detektif yang lain datang.

Mereka kesal melihat kondisi mayat Ji Eun.

Detektif Oh Young Gook : Dia bisa saja membunuhnya dengan wajar. Haruskah dia merobek bibirnya?

Detektif Na Dong Hwa bilang apa yang tidak bisa dilakukan psikopat.

Tak lama kemudian, mereka mendengar suara Sung Joon.


Ternyata Sung Joon lagi melakukan percobaan. Dia memasukkan dirinya sendiri ke dalam kanting hitam besar, lalu dia melemparkan dirinya ke arah tempat sampah. Tapi hasilnya tidak seperti yang dia bayangkan.

Detektif Oh memarahi Sung Joon.

Detektif Oh : Dasar orang aneh. Psikopat lebih mudah ditangkap daripada pelaku biasa. Kau berpura-pura menjadi mayat lagi? Bagaimana kali ini?

Sung Joon : Menurutmu bagaimana? Aku akan memeriksa apa ada kamera pengawas.


Sung Joon lalu memeriksa sekelilingnya tapi gak ada kamera pengawas. Detektif Kim Suk Goo mengikutinya.

Sung Joon : Kenapa tidak ada satu pun kamera pengawas? Tanpa anjing itu, mayatnya tidak akan ditemukan. Bagaimana mereka bisa menemukan tempat seperti itu?

Suk Goo : Biasanya tempat itu diketahui dan pernah dikunjungi pelaku, bukan?

Sung Joon : Benar.


Sung Joon mencoba membayangkan yang terjadi malam itu. Pada malam kejadian, pelaku yang memakai jas hujan datang ke tempat pembuangan sampah dengan mobilnya. Pelaku menggendong mayat Ji Eun yang berada di dalam kantong besar. Dia berjalan menuruni bukit, lalu menaruh mayat Ji Eun dengan hati2 diantara sampah.


Setelah membayangkan itu, Sun Joon merasa ada yang janggal. Suk Goo tanya, apa yang janggal.

Sung Joon : Jika dibuang di dalam kantong dari ketinggian itu, mayat tidak mungkin mendarat dalam posisi duduk. Mayat akan mendarat dalam posisi miring, tergores, atau tulangnya patah selama digulingkan. Jika berniat membuangnya seperti sampah, kenapa mereka meletakkannya di sana dengan hati-hati?


Pak Baek ke kamar mayat untuk melihat jasad Ji Eun. Hatinya sakit melihat kondisi tangan Ji Eun. Dan begitu menyibak kain putih yang menutupi jasad Ji Eun, tangisnya yang tertahan, seketika pecah.

Sung Joon melihat di depan kamar mayat. Dia terdiam.


Sung Joon pergi ke NFS. Dia menemui dokter yang sedang melakukan autopsi pada jasad Ji Eun.

Sung Joon : Kau menemukan sesuatu yang menarik?

Dokter : Bagian dalam lengan dan lututnya memar. Karena tidak ada bekas goresan, kurasa dia diikat ke tiang atau tongkat yang permukaannya halus.

Sung Joon : Tiang yang permukaannya halus?

Dokter mengangguk.

Sung Joon : Bagaimana dengan sayatan di mulutnya?

Dokter : Tidak ada tanda keraguan dan sayatannya rapi. Ini dilakukan sekaligus. Senjatanya digerakkan dari sudut mulut ke arah luar dan sayatannya masing-masing 5 cm. Ukurannya tepat, seolah sudah diukur.

Sung Joon : Mereka menyiratkan sesuatu dengan upaya maksimal?

Dokter : Lihat ini.

Dokter menyuruh Sung Joon melihat pipi Ji Eun.

Dokter : Apa yang kau lihat?

Sung Joon : Daging. Sayatannya tidak sampai dalam.

Dokter : Sayatannya sangat dangkal, hanya 5 mm. Pasti untuk menghindari tulang pipi dan pembuluh darah. Bahkan setelah mati, jika pembuluh darah dipotong, akan ada banyak darah.

Sung Joon : Senjata apa yang digunakan?

Dokter : Sulit untuk menyebutkan satu saja, tapi senjatanya pisau yang tajam dan tipis.

Sung Joon melihat pisau2 di meja operasi. Dan dia mengambil satu, yang ukurannya kecil dan tipis.

Sung Joon : Misalnya ini?

Dokter : Ya, mungkin.

Sung Joon menatap pisau itu. Lalu dia mencengkram leher dokter dan mencoba menempatkan dirinya sebagai pelaku. Dia membayangkan cara pelaku menyayat wajah Ji Eun, sambil mengarahkan pisau yang dipegangnya ke dokter.


Setelah membayangkan itu, Sung Joon melepaskan si dokter.

Tentu saja si dokter ngomel, dasar gila!

Tapi si dokter diam karena takut melihat Sung Joon memegang pisau.

Sung Joon menaruh pisau itu lagi ke atas meja dan beranjak pergi.

Si dokter meneriakinya psikopat.



Sekarang, para detektif lagi membahas kasus pembunuhan Ji Eun.

Detektif Kang Chang Wook : Baek Ji Eun, 20 tahun. Mahasiswi baru Universitas Mooyoung. Tinggal bersama orang tua. Ini foto TKP. Ayahnya, Baek Moon Kang, melaporkan dia hilang sepekan lalu. Tapi karena pesan teks yang dia kirim, polisi berasumsi dia kabur dari rumah.

Detektif Oh ingin tahu isi pesannya.

Detektif Kang : Dia akan pulang larut malam dan mereka tidak perlu menunggu. Anehnya, ponselnya ada di dekat rumahnya saat pesan itu dikirim.

Detektif Oh : Jadi, dia mengirim pesan itu saat hampir tiba di rumah?

Detektif Kang : Ya. Sepulang kuliah hari itu, korban merayakan ulang tahunnya di kelab bersama teman. Dia meninggalkan kelab untuk pulang sekitar pukul 10 malam.

Mereka juga sudah melacak ponsel Ji Eun.

Detektif Kang : Tidak lama setelah pesan dikirim dari lokasi ini, ponselnya mati.


Berbekal informasi di rapat, Sung Joon dan Detektif Kim langsung bergerak ke lokasi terakhir yang dikunjungi Ji Eun. Tapi sayangnya, CCTV di lokasi itu rusak. Sung Joon ngedumel, lalu pindah ke lokasi lain dan dia menemukan kamera pengawas yang bisa dijadkan petunjuk.

Sung Joon : Seok Goo-ya, coba dapatkan rekaman dari kamera pengawas itu.

Detektif Kim : Baik, aku mengerti.


Setelah Detektif Kim pergi, sepeda motor pengantar barang dari 'Pengiriman Piggy' lewat. Melihat itu, Sung Joon langsung mengejar sepeda motor itu tapi si pengemudi tidak berhenti. Terpaksalah Sung Joon nyari jalan lain untuk mencegat si pengemudi. Dan dia berhasil menghentikan si pengemudi.

Si pengemudi ngomel, kenapa kau melakukan itu?

Sung Joon menunjukkan foto Ji Eun.

Sung Joon : Sekitar pukul 11 malam tanggal 5 Januari, kau melihat wanita ini di gang?

Kurir : Entahlah.

Sung Joon patah semangat. Disaat dia menemui jalan buntu, dia melihat kamera kecil yang terpasang di helm si kurir.


Habis dari lokasi terakhir yang dikunjungi Ji Eun, Sung Joon dan Detektif Kim menemui teman Ji Eun.

Teman Ji Eun bilang, mereka berpisah pukul 10 malam setelah merayakan ultah Ji Eun di klub.

Sung Joon bilang pada pukul 10 malam, klub sangat ramai, kenapa mereka pulang lebih awal.

Teman Ji Eun bilang mereka masih ingin berlama2 di klub tapi saat itu ada pelanggan VIP gila. Matanya tidak fokus, seperti dalam pengaruh obat-obatan. Dia terus memaksa Ji Eun untuk minum alkohol. Ji Eun menolak, lalu dia menodongkan pisau ke wajahnya dan berteriak.

Sung Joon : Siapa orang gila itu?

Bersambung ke part 2....

0 Comments:

Post a Comment