Perfect Marriage Revenge Episode 1

 All Content From : MBN
Ditulis Ulang Oleh : GenkPelangi
Sinopsis Lengkap : Perfect Marriage Revenge
Selanjutnya : Perfect Marriage Revenge Episode 2

Sambil mendengarkan radio, Han Yi Joo melukis keluarganya, di kamarnya. Matanya berbinar-binar saat melukis Jung Se Hyeok. Dia melukis, tepat di depan foto pernikahannya dengan Jung Se Hyeok yang tergantung di dinding. Dia lantas berhenti melukis dan beranjak mendekati radio saat mendengar penyiar akan membacakan pesan darinya.



Yi Joo menambah volume dan mendengarkan pesannya yang dibacakan penyiar radio.

Penyiar : "Acara keluarga penting akan diadakan besok jadi, aku menyiapkan hadiah kejutan tapi entah apa aku melakukan hal yang benar. Di mata orang tuaku, aku tidak pernah cukup baik. Tolong katakan beberapa kata penyemangat untuk membantuku mengumpulkan keberanian." Itu pesan darinya.


Yi Joo pun termenung sambil menatap lukisan keluarganya.

Tak lama kemudian, dia kembali melanjutkan lukisannya sambil mendengarkan radio.

Yi-joo-ssi. Mungkin orang tuamu tidak pandai mengekspresikan perasaan mereka. Tapi aku yakin mereka sangat menyayangimu dan hadiahmu pasti akan membuat mereka sangat bahagia. Entah kau cukup baik atau tidak, itu tidak penting. Yang penting adalah hati. Aku yakin hatimu akan menyentuh mereka karena mereka keluargamu. Baiklah, kalau begitu. Aku mendukungmu dengan Symphonia Domestica oleh Richard Strauss.

Lukisannya selesai.

Yi Joo tersenyum melihat lukisannya.

Dia lantas meraih ponselnya dan memotret lukisannya.


Tiba2 saja, Yoo Se Hee masuk. Dia bilang Malaikat Maut menelpon.

Yi Joo bingung, apa?

Se Hee menunjukkan layar ponselnya. Ternyata telepon dari sang ibu.


Yi Joo bergegas menjawabnya.

Dan, Yi Joo kaget.

Yi Joo : Dalam satu jam?

Choi Jae Sook, ibu mertua Yi Joo, berada di kafe bersama teman2nya. Ternyata,  teman2 Jae Sook ingin ke rumah Jae Sook. Karena itulah Jae Sook menelpon. Dia meminta Yi Joo menyiapkan sesuatu yang sederhana dengan cepat. Selesai menyuruh Yi Joo, Jae Sook langsung memutus panggilan.

Yi Joo bingung harus gimana. Se Hee mengambil ponselnya lagi dan mau pergi.

Yi Joo tanya, Se Hee mau kemana.

Se Hee : Aku mau ke kafe. Aku harus mencari pekerjaan.

Yi Joo : Makanlah sebelum pergi. Jika kau bisa membersihkan ruang tamu selagi aku memasak...

Se Hee : Tenang, Kak. Sederhana saja. Ibu menyuruhmu.

Se Hee pun pergi.

Yi Joo yang baru selesai mandi, bergegas membersihkan rumah. Setelah itu, dia melepas handuk dari kepalanya dan mengeringkan rambutnya. Yi Joo kemudian lanjut memasak. Tapi saat memotong sayuran, tangannya terluka.


Jae Sook pun menatap kesal Yi Joo. Yi Joo bilang, itu hanya luka kecil dan mereka tidak punya plester.

Jae Sook sewot, jika orang melihat itu, mereka akan berpikir jarimu terpotong. Jika kau kehabisan waktu, tidak punya bahan, dan tidak pandai memasak, kau bisa menelepon restoran dan memesan makanan.

Yi Joo : Tapi ibu bilang teman-temanmu akan datang jadi, aku ingin memasak sesuatu
dengan sepenuh hati.

Jae Sook : Apa? Dengan sepenuh hati?


Di ruang makan, dua teman Jae Sook menghina masakan Yi Joo.

"Ini gosong atau kurang matang?"

Yi Joo minta maaf pada Jae Sook.

Jae Sook : Kau bisa saja memesan hidangan laut dan daging asam manis... Kau sengaja melakukan ini untuk mempermalukanku? Mertuamu tidak kaya, jadi...

Yi Joo : Tidak mungkin. Seharusnya aku lebih bijaksana.


Yi Joo yang merasa bersalah, memberikan kartu kreditnya pada Jae Sook. Jae Sook malu2 mengambilnya. Yi Joo memaksa. Dia bilang, jika Jae Sook menolak, dia akan merasa bersalah. Jae Sook mengambilnya dengan alasan Yi Joo memaksa.

Jae Sook : Jadi, kau akan mengunjungi keluargamu?

Yi Joo : Ya. Mereka mungkin akan sibuk di acara besok jadi, aku ingin makan malam dengan mereka hari ini.

Jae Sook : Maka kau harus memberi tahu mereka tentang Se Hyeok. Bukankah itu bagus? Jika ayahmu bisa membuat posisi untuknya di perusahaannya...

Yi Joo : Ibu. Seperti yang sudah kukatakan, Se Hyeok menyukai yang dia lakukan sekarang dan dia bekerja dengan baik.

Jae Sook : Yi Joo-ya, haruskah kau sebodoh ini?

Yi Joo : Apa?

Sekarang, Yi Joo tengah menyetir sambil memikirkan kata2 Jae Sook tadi.

Jae Sook : Kudengar adikmu, Yoo Ra mungkin akan menikahi Seo Do Guk. Dia CEO perusahaan tempat Se Hyeok bekerja. Bagaimana perasaan Se Hyeok jika CEO menikahi adikmu? Haruskah kau membuatnya merasa sangat kecil?

Yi Joo lantas menghubungi Se Hyeok.

Namun tak dijawab.


Yi Joo tiba di rumah orang tuanya. Namun rumah kosong. Yi Joo memanggil ibu dan adiknya sambil melihat2. Dan dia melihat foto-foto di atas meja tapi, hanya foto2 Jung Hye dan Yoo Ra. Tak ada foto dirinya. Yi Joo agak termenung. Beberapa saat kemudian, dia sadar dari lamunannya dan menelpon ibunya.


Namun sang ibu menolak panggilannya.

Sang ibu adalah Lee Jung Hye. Jung Hye ada di galeri. Dia memarahi semua pegawainya karena menggantung lukisan tanpa seizinnya. Tepat setelah menolak panggilan Yi Joo, dia berkata bahwa dia sangat membenci orang yang tidak tahu diri. Manajer Oh menjelaskan, bahwa mereka mengikuti yang biasa mereka lakukan dan mengatur lukisan berdasarkan seniman...


Jung Hye memotong kata2 Manajer Oh.

Jung Hye : Tidak, bukan berdasarkan seniman. Kau seharusnya mengaturnya berdasarkan kolektor. Apa ini hanya pameran galeri? Ini untuk merayakan akuisisi bank tabungan kita. Menurutmu kenapa kolektor VIP membiarkan kita... menyewa karya seni mereka? Untuk memberikan selamat? Salah. Untuk pamer. Aku membeli semua karya seni ini dari galeri ini. Periksa perusahaan mana yang dimiliki keluarga mereka serta tingkat VIP mereka di galeri kita dan atur lukisannya dalam urutan itu.

Manajer Oh : Baik, Bu.

Jung Hye : Manajer Oh. Apa aku harus menjelaskan hal ini kepadamu?


Jung Hye lantas beranjak pergi, diikuti Manajer Oh.

Jung Hye turun ke bawah diikuti Manajer Oh.

Kim Jae Won muncul dari lantai dua dan menatap Jung Hye.


Ponsel Jae Won berdering. Kening Jae Won mengkerut. Dia menggaruk2 keningnya sebelum akhirnya menjawab teleponnya. Telepon dari Yi Joo.

Yi Joo : Pak Kim, ibuku dan Yoo Ra tak ada di sini. Kau tahu di mana mereka sekarang?

Yi Joo melihat ke tanggal yang ditandai di kalender.

Yi Joo : Apa pesta VIP hari ini?

Jae Won : Ya, mereka semua ada di lokasi sekarang. Mau kujemput?

Yi Joo : Jangan repot-repot. Kau pasti sibuk.

Jae Won : Lagi pula, aku harus mengambil sesuatu. Benarkah? Tidak, ini pekerjaanku. Ini hari yang penting. Kau harus ada di sana.


Seorang pegawai menjatuhkan sebuah guci di lantai bawah.

Jung Hye langsung memarahinya. Jae Won melihat itu.

Jung Hye : Hati-hati. Hanya ini yang bisa kau lakukan?

Yi Joo bilang pada Jae Won, kalau Jung Hye membutuhkan Jae Won di sana.

Yi Joo : Aku akan membawanya. Ada di mana?

Jae Won : Kalau begitu, maukah kau melakukan itu untukku?


Yi Joo membuka laci dan menemukan sebuah amplop putih. Dia lalu memberitahu Jae Won, bahwa dia sudah temukan dokumen itu. Jae Won berterima kasih dan menyuruh Yi Joo menelpon Se Hyeok begitu Yi Joo sampai di galeri.

Yi Joo : Se Hyeok? Dia sibuk bekerja belakangan ini.

Jae Won heran, apa?

Jae Won lalu menatap ke belakangnya.

Yi Joo : Aku akan menyuruhnya datang dan menemuiku di sana sepulang kerja jika dia bisa.

Jae Won : Baiklah, tentu.


Se Hyeok sendiri ternyata ada di galeri. Dia tengah merekam Yoo Ra, bersama para content-creator lainnya. Yoo Ra diwawancarai dalam siaran langsung.

Yoo Ra : Seseorang bertanya bagaimana kau harus melihat lukisan. Bagaimana kau melihat lukisan?

Yoo Ra menatap lukisan yang digantung di belakangnya.

Lalu dia menunjuk ke arah matanya.

Yoo Ra : Bukankah kau melihat dengan matamu? Seperti ini?

Para content creator tertawa mendengarnya. Mereka lalu bertanya, lukisan seperti apa yang disukai Yoo Ra.

Yoo Ra : Aku suka karya seni neoklasik dan gerakan romantis. Ini rahasia kita, bukan?

Mereka kembali tertawa mendengar guyonan Yoo Ra.


Yoo Ra : Aku suka hal yang cantik pada pandangan pertama. Tertarik pada sesuatu yang cantik. Bukankah itu insting? Entah itu seni atau manusia.

Yoo Ra mengatakan itu sambil menatap Se Hyeok dengan tatapan menggoda.

Se Hyeok sendiri menatap Yoo Ra dengan tatapan penuh cinta.


Wawancara selesai. Para netizen muji Yoo Ra. Mereka bilang, Yoo Ra lebih cantik dari seni. Ada juga yang mau datang ke galeri hanya untuk menemui Yoo Ra. Ada juga protes karena tidak diundang tapi kemudian dia sadar dia bukan selebritas.  Ada yang mengaku, hanya bisa kagum dengan kecantikan Yoo Ra.

Yoo Ra menatap para content creator.

Yoo Ra : Bisakah kita lanjutkan?


Yoo Ra pergi bersama para content creator. Tapi kemudian dia ingat sesuatu. Para content creator itu pergi duluan. Se Hyeok mendekati Yoo Ra. Yoo Ra tanya, apa Se Hyeok sudah merekam video.

Se Hyeok : Ya. Aku sudah mengirimkannya.

Yoo Ra senang dan memuji Se Hyeok. Dia bilang Se Hyeok yang terbaik. Yoo Ra berterima kasih dan beranjak pergi.


Jung Hye tengah menikmati hidangan bersama teman2nya.

"Ada lagi karya Sun Jin yang tidak dikenal?" tanya ibu berbaju merah.

"Sebelum dia mengubah gaya melukisnya...dia tinggal di Amerika selama masa rehat. Aku menemukan lukisan yang dia berikan kepada orang yang mensponsorinya. Kami harus menyunting dan mencetak ulang brosurnya." jawab Jung Hye.

"Lukisan apa itu?" tanya ibu berbaju merah.

"Itu cukup jelas. Dia akan membelinya di lelang. Dia penggemar berat." jawab ibu berbaju polkadot, sambil menatap ibu berbaju biru disamping Jung Hye.

"Aku tak terlalu yakin. Aku harus melihatnya dahulu."

"Jangan berpura-pura tidak tertarik." ucap ibu berbaju merah.

"Kau hanya akan menulis cek besar. Kita tidak punya kesempatan melawan istri Pimpinan Chegang." ucap ibu polkadot.


"Jika kita membicarakan jumlah uang yang dimiliki seseorang... tidak ada yang bisa mengalahkan Hanwool. Mereka terus menghasilkan uang dengan uang." jawab istri Chegang.

Jung Hye tak nyaman dengan kata2 istri Pimpinan Chegang. Dan dua lainnya diam.

Istri Pimpinan Chegang sadar dan meminta Jung Hye tidak salah paham.

Istri Chegang : Aku tidak bilang pinjaman pribadi itu buruk. Bukankah itu sistem yang dibuat untuk rakyat jelata yang butuh uang, tapi tak bisa ke tempat lain? Bisa dibilang dari kita semua, keluarga Jung Hye menganggap serius tanggung jawab bangsawan. Omong-omong aku menantikan untuk melihat lukisannya nanti.


Yi Joo tiba di galeri. Yi Joo turun dari mobil setelah melepas perbannya. Setelah itu, dia menurunkan lukisan keluarganya dan beranjak pergi sambil menelpon kantor Se Hyeok.

Yi Joo : Bisa aku bicara dengan Tuan Yoo Se Hyeok? Aku tak bisa menghubunginya.

Seketaris Byeon : Dia mengambil cuti. Maaf, tapi siapa ini?

Yi Joo : Dia mengambil cuti?


Yi Joo lalu melihat mobil Se Hyeok di parkiran.

Ada kartu nama yang tertempel di kaca mobil. Kartu nama Se Hyeok. Dia adalah Kepala Seketaris Utama H-Terior.

Yi Joo terdiam.

Seketaris Byeon heran : Halo?

Yi Joo : Aku menelepon dari rumah. Aku istrinya.


Lalu Yi Joo menemukan surat resign di dekat mobil Se Hyeok.

Yi Joo makin bingung.

Seketaris Byeon : Pak Yoo bilang dia ada acara penting.

Yi Joo : Ya, dan aku lupa. Dia bilang punya rencana.

Seketaris Byeon : Bu, Pak Yoo memutuskan untuk mengundurkan diri. Kami akan sangat merindukannya. Dia mengundurkan diri tiba-tiba dan kami tidak punya waktu untuk makan malam perpisahan.

Yi Joo : Tidak apa-apa. Terima kasih sudah peduli. Sampai jumpa.


Yi Joo lantas menatap lukisan Se Hyeok.

Yi Joo : Se Hyeok-ssi, apa yang kau pikirkan?


Ponsel Yi Joo berdering. Telepon dari Jae Sook.

Jae Sook sendiri lagi menyapu rumah sambil bicara di telepon dengan Yi Joo.

Jae Sook : Kau sudah bertemu keluargamu? Apa kau menyebutkan Se Hyeok?

Yi Joo : Tidak. Aku belum tahu apa yang dia inginkan.

Jae Sook : Kenapa kau tidak tahu apa-apa? Aku tahu dengan jelas.

Yi Joo : Ibu tahu dengan jelas? Lalu apa kau tahu ini?


Jae Sook kaget, apa? Se Hyeok bilang dia mengundurkan diri?

Yi Joo : Dia tak pernah mengatakannya kepadaku. Aku tidak mengerti alasannya.

Jae Sook : Kau masih tidak mengerti itu karenamu? Se Hyeok bilang dia harus berusaha lebih keras. Dia ingin mencari pekerjaan yang lebih baik di perusahaan ayahmu dan segera menjadi ayah untuk diakui dan diterima sebagai menantu.

Yi Joo : Kenapa Ibu tidak memberitahuku?

Jae Sook : Dia bilang kau hanya akan khawatir. Dia berusaha keras sendirian. Bukankah kau harus membantunya?


Yi Joo sudah di depan galeri.

Dia terdiam menatap ke arah galeri.


Di dalam, Han Jin Woong tengan diwawancarai.

Reporter : Beberapa orang mengeluhkan pengambilalihan bank tabungan anda.

Jin Woong : Apa yang mereka katakan?

Reporter : Otoritas keuangan mengizinkan pengambilalihan bank tabungan Hanwool karena anda setuju melikuidasi anak perusahaan peminjaman uang anda. Anda meninggalkan Marin Credit, perusahaan yang memberikan pinjaman dengan karya seni sebagai jaminan.

Jin Woong : Itu kelalaian sederhana. Kami mengategorikan Marin sebagai usaha yang berkaitan dengan seni. Itu sebabnya tidak ada dalam daftar.

Reporter : Ada yang bilang otoritas keuangan tahu dan menutup mata.

Jin Woong : Orang suka bergosip tentang perusahaan berkembang. Entah anda terjebak atau membebaskan diri dan maju, tergantung pengusaha.

Jin Woong lalu berkata, mereka berkumpul di tempat itu sekarang untuk bersenang-senang. Untuk merayakan semua cabang bank tabungan menjadi bagian dari Hanwool.

Reporter : Aku pikir kalimat itu cukup modern untuk selera Hanwool. Apa anda mengambil alih perusahaan pemasaran baru juga?

Jin Woong : Itu...


Se Hyeok datang, membawa dua minuman.

Jin Woong langsung mengambil dua minuman dari tangan Se Hyeok dan memberikan yang satu kepada reporter.

Yi Joo datang dan langsung menggandeng lengan Se Hyeok.

Yi Joo : Ayah.

Jin Woong : Hai, kau datang.

Reporter : Apa ini putrimu?

Yi Joo menyapa reporter dengan membungkukkan badannya.

Si reporter lalu melirik Se Hyeok, dan ini?

Yi Joo : Suamiku. Dia yang membuat moto itu. Hanwool, keluarga di bawah satu atap.

Reporter memuji Se Hyeok. Dia bilang Jin Woong punya menantu yang pintar.

Namun Jin Woong tampak tidak nyaman dengan kehadiran Se Hyeok dan Yi Joo.


Sekarang, Yi Joo dan Se Hyeok bicara berdua.

Yi Joo : Seharusnya kau memberitahuku. Maka aku akan datang dan membantu.

Se Hyeok : Aku membantu karena ingin.

Yi Joo tiba2 berterima kasih. Se Hyeok tanya untuk apa. Yi Joo bilang untuk semuanya.

Se Hyeok : Kau tak perlu berterima kasih. Itu membuatku merasa bersalah.

Yi Joo : Baiklah. Kalau begitu, jangan minta maaf juga. Aku akan berhenti berterima kasih dan kau bisa berhenti meminta maaf. Siapa pun yang bertahan lebih lama
mendapatkan keinginan.

Se Hyeok : Baiklah, ayo lakukan.


Yi Joo lalu melihat Manajer Oh membawa lukisan besar sendirian. Dia pun bilang pada Se Hyeok, kalau dia harus membantu Manajer Oh. Yi Joo bergegas pergi tapi Se Hyeok memanggil Yi Joo lagi.

Se Hyeok : Setelah acara aku harus memberitahumu sesuatu. Kuharap kau tidak akan marah.

Yi Joo : Kenapa aku harus marah? Kau pasti punya alasan. Aku memercayaimu, Se Hyeok-ssi. Sampai nanti.


Yi Joo bergegas menyusul Manajer Oh ke tangga.

Se Hyeok jadi pusing.


Di lantai atas, seorang pria menghampiri Jung Hye yang lagi menemani tamu melihat lukisan. Yi Joo mengintip ibunya. Setelah itu dia memotret lukisannya dan berniat mengirimkannya ke kakeknya. Dia juga menuliskan pesan.

Yi Joo : Kakek, ini Yi Joo. Kuharap kau sehat selalu. Aku bukan seniman yang hebat tapi aku melukis keluarga kita.Kuharap suatu hari nanti kita bisa berfoto bersama. Sampai saat itu, kuharap kakek baik-baik saja.

Tapi kemudian Yi Joo berpikir, kuharap kakek baik-baik saja? Tidak.

Yi Joo mengganti kalimatnya.

Yi Joo : Aku ingin Kakek baik-baik saja.

Tapi Yi Joo ragu mengklik tombol send.

Yi Joo : Aku ragu dia suka aku mengiriminya pesan.

Tapi Yoo Ra tiba2 datang, mengejutkannya. Dan tombol send pun tak sengaja dipencet Yi Joo. Pesan dan foto lukisan terkirim ke sang kakek. Yi Joo kaget. Yoo Ra lalu melihat lukisan kakaknya.


Sekarang, Jung Hye tengah menatap lukisan Yi Joo. Yoo Ra tampak menahan tawa melihat lukisan Yi Joo. Yi Joo tanya pendapat Jung Hye.

Yoo Ra : Astaga. Aku tidak tahu kau sangat bersemangat.

Yi Joo : Apa?

Yoo Ra : Kau membawanya untuk digantung di sini? Semua wanita kaya akan menanyakannya. "Astaga, ini foto atau lukisan?" "Siapa pelukisnya?"

Jung Hye : Seharusnya kau lebih tahu saat mengelola galeri. Ini sangat kuno. Tidak ada yang mau menggantung lukisan seperti ini belakangan ini.

Yi Joo : Aku tidak berencana menggantungnya.

Jung Hye : Lalu kenapa kau melukisnya?

Yi Joo : Itu... Kita tak punya foto keluarga yang layak. Aku melihat foto Ibu dan Yoo Ra di rumah. Kelihatannya bagus. Kupikir akan lebih baik jika kita berfoto bersama.

Jung Hye : Tidakkah kau tahu kau bukan lagi keluarga kami saat kau menikah? Kau harus memikirkan keluargamu setelah menikah. Jangan terlalu serakah.

Yi Joo : Maafkan aku.

Jung Hye : Cepat singkirkan. Jangan sampai ada yang berpikir pameran kita jelek.


Pegawai pun berniat menyingkirkan lukisan Yi Joo seperti perintah Jung Hye.

Yoo Ra bilang pada ibunya, kalau ibunya kejam. Tapi kemudian dia tertawa.

Yi Joo membeku. Dia ingat kata2 penyemangat dari radio.

Penyiar : Entah kau cukup baik atau tidak, itu tidak penting. Aku yakin hatimu akan menyentuh mereka karena mereka keluargamu.


Yi Joo lalu bilang dia juga keluarga.

Jung Hye berbalik dan menatap Yi Joo.

Jung Hye : Apa?

Yi Joo : Alih-alih melihat lukisan itu tidak bisakah Ibu memahami perasaanku? Tentu, aku mungkin tak memenuhi standarmu, tapi aku bekerja keras untuk itu dengan segenap hatiku.

Jung Hye : Hei, dengar...


Tiba2, dua teman Jung Hye yang tadi datang. Mereka melihat lukisan Yi Joo.

"Astaga, apa ini? Kenapa kau membawa foto keluargamu ke sini?" tanya ibu berbaju merah.

"Tunggu sebentar. Ini foto atau lukisan?" tanya ibu polkadot.

Yoo Ra tertawa mendengarnya. Kedua teman Jung Hye melihatnya. Yoo Ra langsung memberitahu mereka kalau itu bukan foto, tapi lukisan yang dilukis kakaknya.

Ibu berbaju merah melirik Yi Joo.

"Siapa namamu tadi?"

Yi Joo mengenalkan diri.

Jung Hye : Itu bukan masalah besar. Dia mengambil jurusan seni, jadi, dia calon seniman.


Ibu2 itu malah memuji Yi Joo. Dia bilang Yi Joo profesional dan yakin akan menjadi yang terbaik di Korea. Jung Hye ingin menyingkirkan lukisan itu tapi istri Pimpinan Chegang Group datang. Dia melihatnya dan meminta Yi Joo membuatkan lukisan seperti itu untuk mereka juga.  Dia lalu tanya kenapa Jung Hye menyembunyikan putri yang berbakat.

Jung Hye : Aku tidak menyembunyikan apa pun. Kau punya pengetahuan mendalam tentang lukisan. Aku tahu kau hanya bersikap baik karena dia putriku.


Lukisan Yi Joo pun digantung di galeri. Para tamu melihatnya.

Jung Hye dan Yi Joo melihat itu.

Jung Hye : Jangan marah dengan ucapanku tadi. Kau tahu semua lukisanmu ada di gudang kita, bukan? Jika dipikir-pikir, itu menambah biaya. Kita harus mengawasi suhu, kelembapan, dan keamanan agar kanvasnya tetap kencang dan catnya tidak rapuh. Seniman lain harus membayar kita untuk menyimpan karya mereka. Harganya tiga juta setahun untuk ruang 3,3 meter persegi. Untuk 33 meter persegi, mereka harus membayar 30 juta won. Kau mendapatkan keuntungan itu karena kau keluarga. Kau mengerjakan lukisan itu sementara kau seharusnya bekerja lebih keras. Itu sebabnya aku kesal. Aku khawatir kau tidak akan pernah lepas dari menjadi amatir.

Yi Joo : Maafkan aku. Aku salah paham.

Jung Hye : Apa lukisan untuk Yayasan Hanwool berjalan lancar?

Yi Joo : Ya. Lukisannya akan digantung di organisasi kesejahteraan sosial seperti panti asuhan atau pusat rehabilitasi, bukan? Aku akan meniru lukisan terkenal agar mereka bisa menikmati lukisan asli alih-alih cetakan. Ini untuk tujuan baik, jadi, aku melakukan yang terbaik.

Jung Hye : Bagus. Beri tahu aku jika butuh sesuatu.


Jung Hye beranjak. Yi Joo memanggilnya.

Yi Joo : Aku akan bekerja dengan baik. Aku tidak akan mengecewakan Ibu.

Jung Hye : Berusahalah untuk membuatnya identik. Jangan lupakan itu.

Yi Joo : Baiklah.


Jung Hye pergi sambil berkata bahwa Yi Joo sangat mudah tertipu.

Jung Hye : Aku menyukaimu karena kau mudah tertipu, Han Yi Joo.

Yi Joo menatap kepergian Jung Hye penuh senyuman, tanpa menyadari kalau dia hanya dimanfaatkan.


Yi Joo melihat ada noda di pinggir kanvas nya. Dia pun berusaha membersihkannya dengan menggosokkan tangannya ke kanvas yang bernoda tapi nodanya tak mau hilang. Yi Joo kebingungan. Do Guk datang. Bersamaan dengan itu, Yi Joo mengarahkan jarinya ke lidahnya. Do Guk melihat Yi Joo. Yi Joo juga melihat Dok Guk dan langsung klarifikasi kalau dia tidak menjilat larinya.

Do Guk : Tentu. Aku tahu. Aku melihat.

Yi Joo : Apa?

Do Guk mengambil hand sanitizer dan selembar tissue di atas meja.

Setelah itu, dia mendekati Yi Joo.

Do Guk : Ini cat akrilik, bukan? Ini akan menghilangkannya.

Do Guk memberikan sanitizer itu ke Yi Joo.

Yi Joo berterima kasih dan langsung menggunakan sanitizer untuk membersihkan noda di pinggir kanvas. Do Guk menatap lukisan Yi Joo.

Do Guk : Hyperrealism. Apakah benar begitu?

Yi Joo : Kau pasti tahu banyak tentang seni.


Do Guk : Aku pernah baca kalau tujuan hyperrealism bukan untuk menggambarkan subjeknya dengan sempurna tapi untuk menyampaikan betapa pun realistisnya sesuatu yang mungkin terlihat, itu tetap tidak nyata.

Yi Joo terkejut mendengar kata2 Do Guk.

Yi Joo : Dengan itu, maksudmu...

Do Guk : Maksudku lukisan ini palsu. Serealistis apa pun kelihatannya.

Yi Joo terdiam mendengarnya.


Lalu Yoo Ra datang, disusul kemudian dengan Se Hyeok.

Yoo Ra : Do Guk-ssi, kenapa kau tak meneleponku untuk mengabari kau datang?

Do Guk : Aku sedang mempelajari lukisan kakakmu.

Se Hyeok menyapa Do Guk, halo, Pak.


Yoo Ra menggandeng lengan Yi Joo.

Yoo Ra : Bukankah dia luar biasa? Aku sangat terkesan.

Se Hyeok meminta Yoo Ra berhenti memuji Yi Joo.

Yoo Ra menatap heran Se Hyeok.

Yoo Ra : Bukankah seharusnya kau pamer jika istrimu sangat berbakat? Kenapa kau menghentikanku? Apa kau mencintai kakakku?

Se Hyeok terkejut dengan pertanyaan Yoo Ra, apa?

Dan Yi Joo menatap Se Hyeok.


Yoo Ra : Kenapa kau sangat terkejut? Kudengar kakakku menyatakan cinta kepadamu lebih dahulu. Dia takkan pernah tahu perasaanmu jika kau tak mengungkapkannya. Bukan begitu, Do Guk-ssi?

Do Guk gak tahu harus jawab apa.


Yi Joo menatap Se Hyeok yang kebingungan. Setelah itu, dia bilang pada Yoo Ra kalau Se Hyeok gak perlu mengungkapkan perasaan kepadanya agar dia tahu.

Yoo Ra : Sungguh? Bagaimana?

Yi Joo : Karena waktu yang kami habiskan bersama.


Kita diperlihatkan flashback, saat Yi Joo kejebak hujan dan berteduh di depan kedai kopi. Tak lama kemudian, Se Hyeok datang. Dia berlari menghampiri Yi Joo, sambil memayung dirinya. Se Hyeok pun menguncupkan payungnya.

Se Hyeok kaget, kau menunggu selama ini?

Yi Joo memeluk Se Hyeok. Payung yang dipegang Se Hyeok langsung meluncur jatuh dari tangannya. Yi Joo berterima kasih karena Se Hyeok sudah datang. Se Hyeok terdiam mendengarnya. Yi Joo lalu melepas pelukannya dan menatap Se Hyeok.

Yi Joo : Karena kau di sini artinya kau menerima perasaanku, bukan? Aku yakin kau ingat aku memintamu datang jika kau menerima perasaanku.

Se Hyeok : Tapi kau bilang akan menunggu sampai aku datang.

Yi Jo : Bagaimanapun... Ya, tepat sekali.

Yi Joo memeluk Se Hyeok lagi.

Se Hyeok pun mengangguk dan membalas pelukan Yi Joo.

Flashback end....


Sambil menatap Se Hyeok, Yi Joo bilang kita tak perlu mengataka cinta untuk tahu itu cinta.

Yi Joo : Kau bisa merasakannya dari cara seseorang bertindak dan dari kata seperti maaf atau terima kasih.


Do Guk tertawa mendengarnya.

Yi Joo pun menatap heran ke arah Do Guk.


Yoo Ra : Benarkah? Aku tidak setuju. Maafkan aku. Terima kasih. Itu yang orang katakan untuk menjauh. Cinta adalah sesuatu yang harus kau yakini. Kau harus bisa tahu siapa yang dicintai orang itu hanya dengan melihat tatapan mata mereka. Bukan begitu, Do Guk-ssi?

Do Guk : Entahlah. Kurasa itu tergantung orangnya. Kurasa cara Yi Joo mengekspresikan cinta tidak masalah.

Yoo Ra : Benarkah? Bagaimana bisa?

Do Guk : Bagi Nona Han Yi Joo, Pak Yoo pasti terlihat setampan ini. Aku tak tahu seorang pria bisa menerima begitu banyak cinta dari seorang wanita. Itu pujian besar. Cukup untuk membuat pria cemburu.


Yoo Ra tak suka mendengar kata2 Do Guk. Dia menatap Se Hyeok dan Yi Joo secara bergantian dengan tatapan kesal, tapi setelah itu, dia beranjak ke arah Se Hyeok, lalu menggandeng lengan Se Hyeok.

Yoo Ra : Setelah kupikir-pikir, kau benar. Aku tidak tahu kakak iparku sangat tampan.

Yoo Ra bahkan meminta pendapat Do Guk dan Yi Joo, soal mereka serasi apa gak.

Se Hyeok merasak tidak enak, berusaha melepaskan pegangan Yoo Ra.

Se Hyeok : Hei, jangan lakukan ini.

Yoo Ra : Kenapa? Kau tidak nyaman? Apa aku tidak cukup baik untukmu?

Yi Joo membeku menatap Yoo Ra dan Se Hyeok. Apalagi setelah melihat cara Se Hyeok menatap Yoo Ra, membuat dia mulai goyah. Yi Joo yang kemakan omongan Yoo Ra, pamit ke toilet. Do Guk juga pamit. Dia bilang dia harus menerima telepon.


Yi Joo membasuh mukanya.

Setelah itu dia terdiam menatap pantulan wajahnya di cermin. Dia memikirkan kata2 Yoo Ra tadi.

Yoo Ra : Bagaimana menurutmu? Bukankah kami tampak lebih serasi?

Dia juga ingat cara Se Hyeok menatap Yoo Ra.


Beberapa saat kemudian, Yi Joo keluar dari toilet tapi malah bertemu Do Guk di depan toilet. Do Guk nampak terburu-buru. Melihat itu, Yi Joo tanya, ada apa.

Do Guk : Nenekku pingsan. Aku harus pergi.

Yi Joo : Apa? Apa aku harus ajak Yoo Ra juga?

Do Guk : Kenapa kau mengajaknya?

Yi Joo : Ini tentang nenekmu. Seharusnya Yoo Ra... Karena kalian membicarakan pernikahan, dia akan menjadi keluargamu.

Do Guk : Keluarga?

Yi Joo : Benar juga. Aku lupa berterima kasih. Kau mengurus suamiku dengan baik. Terima kasih banyak.

Do Guk : Kau juru bicara mereka? Kenapa kau berterima kasih padaku dan berbicara padaku atas nama mereka?

Yi Joo : Itu... karena kami keluarga.

Do Guk : Menurutmu mereka merasakan hal yang sama? Tentangmu?

Yi Joo : Seo Do Guk-ssi, kau sudah keterlaluan.

Do Guk lantas mendekati Yi Joo. Sontak, Yi Joo yang kaget, langsung melangkah mundur.

Do Guk : Dan juga, kau terlalu naif Nona Han Yi Joo.


Do Guk lalu menangkap tangan Yi Joo, dia menarik Yi Joo dengan kasar hingga berhadapan dengannya. Dia memegang erat pergelangan tangan Yi Joo.

Do Guk : Apa kau sebodoh itu? Atau kau hanya berpura-pura bodoh?

Yi Joo : Aku tidak mengerti maksudmu. Tolong lepaskan tanganku.

Do Guk akhirnya melepaskan tangan Yi Joo.

Do Guk : Maafkan aku. Aku membuat kesalahan. Kita tidak akan bertemu lagi. Jaga dirimu.

Do Guk beranjak pergi.


Yi Joo kembali ke galeri. Dan, dia pun terdiam melihat Se Hyeok dan Yoo Ra yang tengah bercanda sambil menatap lukisanya. Kata2 Do Guk tadi langsung terngiang di telinganya.

Do Guk : Apa kau sebodoh itu? Atau hanya berpura-pura bodoh?

Lalu Yi Joo memikirkan tatapan Se Hyeok tadi kepada Yoo Ra.


Yi Joo yang makin goyah, ingin menghampiri mereka. Tapi, istri Pimpinan Grup Chegang menghampirinya. Dia mengajak Yi Joo bicara.


Nyonya Grup Chegang memeriksa lukisan bersama seorang pria, juru taksir lukisan. Yi Joo menemani mereka. Tiba2, Manajer Kim masuk dan melihat Nyonya Grup Chegang bersama juru taksir. Yi Joo menjelaskan bahwa mereka hanya melihat2.

Yi Joo : Ibu seharusnya menemaninya, tapi dia tidak ada. Tidak apa-apa?

Manajer Kim : Lagi pula, suaminya pemilik Grup Chegang.

Manajer Kim lantas nanyain dokumen yang dia minta.

Yi Joo : Benar. Aku meninggalkannya di mobil. Boleh kuberikan nanti?

Manajer Kim : Sampai nanti.

Manajer Kim beranjak keluar.


Juru taksir memeriksa belakang lukisan. Yi Joo melihat itu dan memperingatkan mereka.

Yi Joo : Kau tidak boleh menyentuh lukisannya.

Nyonya Chegang pun menatap pada juru taksirnya.

Nyonya Chegang : Beritahu aku jika ada kekurangan.


Nyonya Chegang lalu mengajak Yi Joo bicara.

Nyonya Chegang : Ibumu pandai memilih lukisan. Kalau begini, aku akan bangkrut.

Nyonya Chegang lantas menatap juru taksirnya. Lalu dia mengangguk pada juru taksirnya.

Acara lelang amal dimulai. Yoo Ra berterima kasih pada tamu undangan yang sudah datang. Lalu dia memberitahu kalau lima persen keuntungan hari ini. akan disumbangkan ke Yayasan Hanwool untuk membantu yang kurang mampu.

Yoo Ra : Kalau begitu, bisa kita mulai? Saya yakin banyak dari kalian datang untuk karya ini.

Dan, lukisan yang tadi diperiksa Nyonya Chegang, dibawa masuk ke dalam ruangan.

Yoo Ra memperkenalkan lukisan itu karena Sun Jin yang dirahasiakan.

Yoo Ra : Dia mengerjakannya pada tahun 1980-an selama tinggal di Amerika. Ini dijaga dalam kondisi prima. Meski senimannya telah menunjukkan sekilas melalui fotonya yang diambil di AS, belum ada yang melihat karya aslinya. Tawaran dimulai dari dua miliar won dengan kelipatan sepuluh juta won.

Para tamu undangam mulai menawar. Ada yang menawar 2 miliar dan 10 juta won. Ada 2 miliar, 20 juta won. 2 miliar dan 60 juta won.

Yoo Ra : Ada tawaran untuk tiga miliar?


Mereka menerima panggilan telepon. Ada yang menawar 3 miliar.

Para tamu undangan terus menawar. Nyonya Chegang memasang mimik kesal mendengar tamu undangan menawar lukisan Sun Jin. Para tamu terus menawar. Nyonya Grup Chegang menghentikan mereka.

Nyonya Chegang : Aku akan menaikkannya. Empat miliar.

Tak ada tawaran lagi.

Yoo Ra : Karya pertama, lukisan minyak Sun Jin. Empat miliar, sekali. Terjual! Ini harga tertinggi yang didapatkan karya Sun Jin. Selamat.


Nyonya Grup Chegang berdiri. Bersama juru taksirnya, dia beranjak mendekati lukisan. Bersamaan dengan Nyonya Grup Chegang yang mulai beranjak, seorang detektif ditemani dua polisi berseragam masuk. Jung Hye mengejar Nyonya Grup Chegang.

Jung Hye : Nyonya. Kami akan mengirim lukisannya setelah lelang.

Nyonya Grup Chegang menampar Jung Hye.

Sontak Jung Hye dan semuanya terkejut.

Jung Hye : Kenapa kau...

Nyonya Grup Chegang : Beraninya kau menipuku! Kau pikir bisa lolos?


Juru taksir membongkar lukisan. Dia mencopot kayu di tengah2 lukisan di bagian belakang.

Nyonya Grup Chegang : Kau lihat ini? Ini lukisan berusia 40 tahun. Bagaimana bisa warna di kedua sisinya sama padahal sebagian ditutupi kayu? Bukankah seharusnya bagian yang terbuka lebih gelap?

Juru taksir : Mereka membuat karya itu tampak tua dengan memakai cat berwarna kopi dan menaruh kain di atasnya. Hal ini juga ditemukan dalam karya Sun Jin yang anda beli sebelumnya. Bahkan ada karya dengan nomor yang sama yang ditemukan di kolektor seni asing.

Nyonya Chegang : Jadi, maksudmu, dua karya ini, setidaknya palsu?

Jung Hye menyangkal. Dia bilang itu tidak benar.

Jung Hye : Karya yang kuberikan kepadamu adalah karya asli Sun Jin. Kau juga tahu itu. Tak ada yang bisa meniru karyanya.


Nyonya Chegang : Kenapa tidak? Kau punya seseorang yang bisa meniru apa pun.

Nyonya Chegang menunjuk Yi Joo.

Sontak semua mata memandang ke arah Yi Joo.

Jung Hye masih bilang ada kesalahpahaman.


Nyonya Chegang : Kalau begitu kau harus mengekspos semuanya. Tolong periksa transaksi seni Lee Jung Hye dan koleksi yang dimiliki galeri. Daftar transaksimu harus diselidiki. Mari kita lihat apakah itu asli atau palsu. Mengerti?

Nyonya Chegang memanggil detektif. Detektif yang tadi, langsung mendekat.

Nyonya Chegang : Polisi akan tahu.


Jung Hye pura2 syok. Manajer Kim memegangi Jung Hye. Jung Hye berbisik, tanya, apa yang harus dia lakukan. Manajer Kim membisikkan sesuatu. Nyonya Chegang menyuruh detektif menangkap Jung Hye.


Jung Hye pun memanggil Yi Joo.

Yi Joo langsung mendekat.

Manajer Kim menjelaskan bahwa Jung Hye tidak terlibat.

Nyonya Chegang tidak percaya.

Nyonya Chegang : Dia yang menjual lukisan itu.

Jung Hye meminta bantuan Yi Joo.

Yi Joo tanya apa yang harus dia lakukan.

Jung Hye : Beri tahu mereka kau melakukan ini.

Yi Joo kaget mendengarnya, apa?


Manajer Kim memberitahu bahwa Yi Joo lah yang membuat lukisan itu.

Manajer Kim : Dia bilang bisa meniru gaya Sun Jin dan membagi keuntungannya denganku. Setelah Nona Han Yi Joo membuat lukisan itu, aku menutupi asal-usulnya dan menunjukkannya kepada Nyonya Lee Jung Hye. Lukisan yang kau beli sebelumnya juga dibuat oleh Nona Han Yi Joo.

Yi Joo marah dengan pengakuan Manajer Kim.

Yi Joo : Manajer Kim!

Jung Hye pun memanggil Yi Joo. Dia membujuk Yi Joo untuk mengaku.

Jung Hye : Kita harus menghentikan masalah agar tidak merugikan perusahaan. Kau tahu orang-orang suka bergosip.


Detektif meminta penjelasan Yi Joo, apa pengakuan Manajer Kim benar.

Yi Joo menatap ibunya.

Jung Hye : Ikuti saja untuk saat ini. Kau hanya perlu tetap diam di kantor polisi. Aku akan segera mencarikanmu pengacara.

Yi Joo : Kau melakukan semua ini? Maksudmu kau tahu apa yang terjadi?

Jung Hye : Apa itu penting sekarang?


Manajer Kim lantas mengaku dia punya bukti.

Manajer Kim : Di mobil Nona Han Yi Joo akan ada daftar transaksi di rekening perusahaan cangkang yang berisi dana itu. Selain karya Sun Jin, ada juga replika lain di studionya. Dia bilang itu tidak akan terlalu mencurigakan jika dia melukisnya di sana.


Mendengar itu, Yoo Ra yang kesal, beranjak pergi.

Se Hyeok bukannya nenangin Yi Joo, malah nyusulin Yoo Ra.


Sementara Yi Joo ingat saat dia menemukan dokumen di laci Jung Hye di rumah.

Dia juga ingat saat Jung Hye memintanya membuat lukisan untuk Yayasan Hanwool seidentik mungkin. Barulah Yi Joo sadar kalau dia dibodohi selama ini.


Detektif meminta Yi Joo ikut mereka.

Jung Hye langsung mengambil muka.

Jung Hye : Ini salahku sebagai seorang ibu. Aku yang tidak membesarkannya dengan baik. Tolong tangkap aku saja, Pak.


Se Hyeok menghampiri Yoo Ra.

Se Hyeok : Kau baik-baik saja?

Yoo Ra : Bagaimana menurutmu? Aku bekerja keras untuk membuka galeri ini. Akhirnya aku bisa meyakinkan ayah. Apa yang Kak Yi Joo lakukan? Aku yakin itu kesalahpahaman.

Se Hyeok : Yi Joo tidak begitu.

Yoo Ra : Bagaimana kau bisa mengenal dirinya yang sebenarnya? Ada bukti juga.

Se Hyeok : Bagaimana aku bisa membantu menghentikan air matamu?

Yoo Ra : Apa urusanmu jika aku menangis atau tidak?

Se Hyeok : Itu penting. Saat melihatmu menangis, aku juga ingin menangis.

Yoo Ra kaget, Oppa...

Se Hyeok : Kau yang bilang. Itu terlihat saat seseorang menyukai seseorang. Kau tak tahu? Begini, aku...

Yoo Ra : Hentikan. Hentikan apa pun yang ingin kau katakan. Aku tidak mau mendengarnya.

Se Hyeok : Aku menikahi Yi Joo untuk berada di sisimu. Awalnya, aku berusaha puas dengan itu. Tapi akhirnya aku sadar saat melihat orang lain bersamamu. Aku membutuhkanmu.

Yoo Ra : Hentikan.

Tapi kemudian Yoo Ra tanya, apa yang akan Se Hyeok lakukan sekarang.


Se Hyeok bilang dia akan menceraikan Yi Joo.

Se Hyeok : Aku ingin bersamamu. Aku tahu ibu dan ayahmu akan sulit menerimanya tapi jika aku bekerja keras...

Yoo Ra : Kulihat kau sudah gila.

Se Hyeok : Apa?

Yoo Ra : Baiklah. Kau menyukaiku? Aku sudah tahu. Kau membuatnya sangat jelas. Hanya orang bodoh seperti kakakku yang tidak akan menyadarinya. Kukira itu hanya fase dan mengabaikan rasa sukamu yang imut itu. Tapi beraninya kau? Bagaimana kau dan Yi Joo bisa sangat mirip? Kenapa kalian berdua tidak tahu diri? Kalian menginginkan hal-hal yang tidak bisa kalian miliki dan membuat kekacauan...


Yoo Ra berhenti bicara karena melihat Yi Joo.

Yi Joo terdiam mendengar semuanya.


Yoo Ra lantas beranjak pergi. Se Hyeok bukannya jelasin ke Yi Joo, malah mau mengejar Yoo Ra.

Yi Joo memanggil Se Hyeok.

Yi Joo : Itu tidak benar, bukan? Tidak mungkin kau melakukan ini kepadaku. Benar, bukan?

Se Hyeok : Aku bermaksud memberitahumu hari ini.

Yi Joo : Kukira ini soal pekerjaanmu. Aku tahu kau akan memberitahuku bahwa kau berhenti.

Yi Joo menunjukkan surat resign Se Hyeok yang dia temukan di dekat mobil Se Hyeok.

Se Hyeok mengambil surat itu dan menunjukkan surat dibalik surat resign. Ternyata ada surat di sana. Satunya surat permohonan cerai. Yi Joo membeku membaca surat cerai. Se Hyeok minta maaf.

Yi Joo : Kenapa kau menikahiku jika kau akan melakukan ini? Agar kau bisa berada di sisi Yoo Ra? Hanya karena itu?

Se Hyeok : Karena aku kasihan padamu.  Kau bekerja keras untuk memenangkan hati orang tuamu. Kau senang dengan apa pun yang mereka berikan. Kau seperti diriku. Seperti aku, kau jiwa yang menyedihkan.

Yi Joo : Beraninya kau mengasihaniku? Kau tidak tahu betapa keras aku bekerja untuk hidupku. Siapa yang memberimu hak untuk mengasihaniku? Siapa yang memberimu hak?


Se Hyeok : Ya, aku salah. Maaf, Yi Joo-ssi.

Yi Joo : Hentikan! Kau sudah berjanji tidak akan minta maaf. Tolong hentikan.

Yi Joo lantas melihat detektif.

Tak mau ditangkap, Yi Joo pun akhirnya melarikan diri.


Sepanjang perjalanan, Yi Joo terus nangis.

Jung Hye menelponnya.

Jung Hye : Dimana kau, Yi Joo-ya?

Jung Hye sendiri masih di galeri, bersama Manajer Kim.

Detektif masih menunggu di galeri.

Yi Joo : Kenapa Ibu melakukan ini kepadaku? Aku tidak melakukan kesalahan.

Jung Hye : Sekarang bukan saatnya untuk emosional. Jika kabar ini tersebar... kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Kau harus membalas kebaikanku dengan ini. Aku menampungmu saat kau yatim piatu...

Manajer Kim menghentikan Jung Hye. Dia menggeleng. Jung Hye pun minta maaf atas kata2nya barusan kepada Yi Joo.

Jung Hye : Siapa lagi yang bisa kumintai bantuan? Hanya kau, Yi Joo. Pengacara akan menyelesaikan sisanya. Jika berjanji mengembalikan uang dan merenungkannya kau bahkan tidak akan mendapat masa percobaan. Aku akan membayar dendanya untukmu. Yi Joo, kumohon. Lagi pula, kita keluarga.


Yi Joo pun memutus panggilan telepon. Dia bingung harus bagaimana.

Tapi tak lama, Yi Joo pun memutar arah mobilnya. Tapi, sebuah mobil hitam yang tengah melaju, menabrak mobil Yi Joo yang baru memutar arah. Mobil Yi Joo pun berhenti di tengah jalan setelah ditabrak. Sebelum pingsan, Yi Joo sempat melihat ke arah mobil hitam.

Tiba2, truk datang dan menabrak mobil Yi Joo. Setelah menabrak mobil Yi Joo, truk juga menabrak mobil hitam sampai mobil hitam terguling.

Yi Joo terluka parah.


Sekarang, Yi Joo di meja operasi. Dia pendarahan hebat!

Jung Hye menunggu di depan ruang operasi. Bersama detektif.

Namun Jung Hye sama sekali tidak terlihat cemas.


Selesai dioperasi, dokter memberi Jung Hye kondisi Yi Joo.

Dokter : Rusuk kanannya retak, dan paru-parunya berdarah. Bahkan panggulnya retak. Organnya rusak karena pendarahan hebat jadi, kami tidak bisa melanjutkan operasi. Untuk saat ini, kita hanya bisa memonitor kondisinya.

Jung Hye : Terima kasih atas bantuanmu. Aku tahu kau melakukan yang terbaik jadi, aku tidak akan meneruskan masalah ini.

Dokter pergi.


Yoo Ra dan Se Hyeok datang. Yoo Ra kaget melihat kondisi Yi Joo. Lah Se Hyeok malah menghalangi pandangan Yoo Ra dengan kedua tangannya, karena tak mau Yoo Ra melihat hal2 mengerikan. Tapi Yoo Ra menyingkirkan tangan Se Hyeok dari pandangannya dan meminta penjelasan Jung Hye soal kondisi Yi Joo.

Jung Hye meminta segelas air pada Se Hyeok. Se Hyeok pun segera mengambil air yang disediakan di depan ruang ICU.

Yoo Ra mau minum juga. Jung Hye memberi punyanya. Setelah itu, dia baru minum. Selesai minum, dia meremuk cangkirnya dan membuangnya begitu saja ke lantai.


Ponsel Yoo Ra berdering. Telepon dari Do Guk.

Jung Hye : Siapa yang menelepon? Apa itu Do Guk?

Yoo Ra mengangguk.

Jung Hye : Terima di luar. Jika dia ingin menemuimu temui dia meski hanya beberapa menit.


Jung Hye lalu meminta Se Hyeok mengantarkan Yoo Ra.

Jung Hye : Lalu, pulanglah dan ambil pakaian bersih untuk Yi Joo.

Yoo Ra : Bagaimana dengan Yi Joo?

Jung Hye : Tidak akan terjadi sesuatu kepadanya dalam semalam.

Yoo Ra pun pergi.


Dia masuk ke lift sambil menelpon Do Guk.

Se Hyeok menyusul Yoo Ra. Yoo Ra menatap kesal Se Hyeok, lalu memencet tombol dan pintu lift menutup.


Setelah mereka pergi, Jung Hye masuk ke dalam. Dia menatap Yi Joo sejenak, setelah itu, dia mematikan mesin2 yang terpasang ke tubuh Yi Joo. Lalu dia mendekati Yi Joo.

Jung Hye : Sekarang, sudah tenang. Benar, bukan? Akhirnya, kita berdua saja di sini. Bolehkah aku jujur kepadamu sekarang?

Yi Joo bangun dan menatap Jung Hye.

Jung Hye : Yi Joo-ya, sejak awal aku tidak pernah menyukaimu. Kau ingat? Hari pertama kita bertemu.


Flashback, ketika Jung Hye datang ke panti asuhan. Pengasuh  menyuruh anak2 menyapa Jung Hye. Jung Hye berusaha tersenyum pada anak2, tapi setelah anak2 sibuk main dengan pengasuh mereka, Jung Hye mulai memasang mimik kesal dan mengipasi dirinya dengan tangannya.

Tiba2, seorang anak datang memberikan Jung Hye minuman.

"Hari ini panas sekali, bukan?" tanya anak itu.


Sekarang, anak itu tengah makan bersama Jin Woong, Yoo Ra dan Jung Hye.

Tapi kemudian Yi Joo nangis. Jung Hye pun bingung dan tanya apa makanannya tidak enak. Yi Joo bilang enak tapi dia terus menangis.

Jung Hye : Kau berusaha keras memenangkan hatiku dan kau berhasil. Tapi saat kau tinggal bersama kami, kau menangis dan bilang merasa bersalah karena kini kau tinggal di rumah bagus, makan makanan enak saat anak-anak lain di panti asuhan tidak. Aku bingung saat kau melakukan itu.


Yi Joo menatap kue di depannya. Dia ngiler. Jung Hye tahu Yi Joo ngiler. Dia tersenyum dan memotong cake nya. Lalu dia menyuruh Yoo Ra mengantarkan cake ke Jin Woong. Yoo Ra nurut.

Yi Joo berdiri, aku tak ingin kue. Perutku agak sakit.

Yi Joo pun masuk ke kamarnya.

Jung Hye : Sampai kapan dia akan menyembunyikan keserakahannya?


Jung Hye mengantarkan pakaian bekas ke kamar Yi Joo. Setelah itu dia melihat buku pelajaran Yi Joo. Yi Joo masuk dan menyimpan pakaiannya ke lemari. Jung Hye tanya, apa ada yang Yi Joo butuhkan.

Yi Joo : Tidak ada.

Jung Hye : Baiklah, kalau begitu.

Jung Hye : Sampai kapan dia akan terus bersikap menyedihkan? Bukankah begitu?


Sekarang, Yi Joo sudah dewasa. Jung Hye menatap Yi Joo yang tengah bercanda dengan Yoo Ra dan Se Hyeok.


Jung Hye : Mengamatimu, mengajariku hal ini secara langsung. Hidup di mana kau bahkan tidak bisa mengatakan keinginanmu. Menjalani hidup itu, bahkan tanpa tahu orang-orang merendahkanmu dan menjelek-jelekkanmu karena itu. Itu yang terburuk. Biar kuberi nasihat untuk kali terakhir demi masa lalu. Yi Joo-ya, di kehidupanmu selanjutnya jangan terlalu baik. Itu hanya membuat hidupmu lebih sulit.

Setelah mengatakan itu, Jung Hye pergi. Yi Joo nangis.


Diluar, dia bertemu Manajer Kim yang baru datang.

Jung Hye : Pasang kembali mesinnya dan keluarlah.


Setelah memastikan Jung Hye pergi, Manajer Kim menghubungi "Ketua".

Manajer : Ya, Ketua.Aku di sini sendirian sekarang. Baik.

Manajer Kim mendekatkan ponselnya ke Yi Joo.

Setelah itu dia mengakhiri teleponnya dan memasang lagi mesinnya.


Jung Hye lagi klarifikasi ke reporter bahwa Yi Joo pelakunya.

Jung Hye : Seperti yang saya jelaskan tadi putri sulung saya, Han Yi Joo bertanggung jawab atas hal ini. Saya ingin meminta maaf dengan tulus kepada kalian karena membuat kalian khawatir. Dia gadis yang baik. Saya tidak mengerti kenapa dia melakukan hal seperti itu.


Kita diperlihatkan flashback Yi Joo.

Terdengar narasi Yi Joo yang bilang kalau dia bukan gadis yang baik sebenarnya.

Yi Joo tengah menyapu semua halaman panti. Setelah selesai, guru lewat. Yi Joo pun bilang kalau dia udah selesai menyapu seluruh halaman.

Yi Joo : Tidakkah kau bangga padaku?

Guru memuji Yi Joo.

Guru : Teruslah bersikap baik agar kau bisa bertemu orang tua yang baik. Kau tahu itu, bukan?

Narasi Yi Joo : Aku sangat ingin menjadi gadis baik, apa pun yang terjadi.


Saat Jung Hye datang ke panti asuhan, Yi Joo melihat Jung Hye kepanasan.

Dia yang sangat ingin diadopsi, mengambilkan Jung Hye air.

Narasi Yi Joo : Hanya itu senjata yang bisa digunakan anak telantar untuk bertahan hidup.


Dokter berusaha keras menyelamatkan Yi Joo.

Narasi Yi Joo : Anak itu sangat ingin memiliki keluarga. Kenapa harapannya harus diinjak-injak? Kenapa aku harus menjadi bahan tertawaan?


Adegan beralih ke Se Hee dan Jae Sook. Se Hee tanya, apa Jae Sook membohongi Yi Joo dengan mengatakan Se Hyeok berhenti kerja karena Yi Joo.

Jae Sook : Dengan begini, mereka akan menemukan posisi untuknya.

Se Hee : Kakak iparku sangat naif. Aku yakin dia tak tahu Se Hyeok menyukai Yoo Ra. Mejanya dahulu penuh dengan foto Yoo Ra.

Jae Sook : Jaga ucapanmu di depan kakak iparmu.

Se Hee : Aku tidak bodoh. Aku harus mendapatkan tas darinya.

Jae Sook : Tas? Tas apa?

Se Hee menunjukkan foto tas di ponselnya.


Dokter masih berjuang menolong Yi Joo.

Narasi Yi Joo, untuk apa aku berjuang selama ini? Bodohnya aku. Dewa, setelah berada dalam situasi ini aku sangat menyesali hidupku. Tolong kasihani si bodoh ini dan beri aku satu kesempatan lagi. Aku akan mempertaruhkan segalanya untuk membalas dendam kepada mereka. Aku berjanji. Jadi, kumohon beri aku kesempatan.

Yi Joo meninggal dunia.


Suara alarm yang berasal dari jam beker, berbunyi nyaring. Seseorang mematikannya. Yi Joo pun terbangun dari tidurnya dengan masker menempel di wajahnya. Dan, yang mematikan jam beker adalah Yoo Ra.

Yoo Ra : Ada apa? Apa kau tertidur?

Yi Joo nampak kaget.

Terdengar suara Jung Hye diluar.

Jung Hye : Yoo Ra-ya, kau bilang kau harus keluar.

Yoo Ra pun segera beranjak ke pintu, sambil berbicara dengan Yi Joo.

Yoo Ra : Apa yang kau lakukan? Aku harus ikut denganmu untuk mengambil foto dan membantumu memilih gaun. Sayang sekali. Pastikan kau mengirimiku foto, ya?

Yoo Ra pun pergi.


Yi Joo bertanya2, apa yang tadi mimpi. Dia memeriksa seluruh tubuhya. Tak ada luka. Ponsel Yi Joo berdering. Yi Joo pun menyambar ponselnya. Pesan dari Se Hyeok. Se Hyeok bilang dia di depan rumah Yi Joo. Namun, Yi Joo terkejut melihat tanggalnya. Tanggal 20 Juli 2022.


Yi Joo yang bingung, turun dari tempat tidurnya dan melihat kalender di atas meja. Ada tanggal yang dilingkari di sana. Tanggal 20 Juli 2022, disertai tulisan 'memilih gaun'.

Yi Joo kebingungan, ini setahun lalu. Apa yang terjadi?

Yi Joo lantas merasakan sesuatu di tangannya. Dia melihat pergelangan tangannya. Sebuah tanggal muncul di sana.


Sekarang, Yi Joo tengah mencoba gaun pengantin dibantu dua pegawai butik.

Yi Joo masih bertanya-tanya, bagaimana bisa setahun lalu?

Yi Joo : Apa ini artinya aku kembali ke masa lalu?

Pegawai butik menyuruh Yi Joo melihat ke cermin. Mereka juga menawari Yi Joo memegang buket bunga. Setelah itu, mereka memuji Yi Joo. Mereka bilang Yi Joo tampak sangat cantik dan pinggang Yi Joo kecil sekali.

Yi Joo : Ini sama persis seperti yang mereka katakan kepadaku setahun lalu.


Pegawai butik lalu menyuruh Yi Joo berbalik agar pengantin pria bisa melihat Yi Joo.

Yi Joo : Ya. Aku ingat berbalik saat itu dan mendapat luka di pergelangan tangan kiriku.

Yi Joo menatap pergelangan tangan kirinya. Ada luka gores di sana.

Yi Joo : Aku terluka seperti ini.

Pegawai butik cemas, astaga, anda baik-baik saja?

Yi Joo : Bisakah kau melihat ini?

Pegawai butik mengangguk. Yang dimaksud Yi Joo adalah tanggal di pergelangan tangan kirinya. Tapi yang dilihat pegawai butik adalah luka gores Yi Joo.

"Ya. Anda berdarah. Pasti sakit sekali. Cepat ambilkan salep."

Yi Joo bilang dia baik-baik saja.


Pegawai butik memuji Yi Joo lagi.

"Bahu anda indah. Kau akan cocok memakai sesuatu dengan potongan yang lebih rendah."

"Benar. Ibu anda meminta sesuatu yang lebih sederhana, bukan?"

Sontak lah Yi Joo ingat kata2 Jung Hye saat dia sekarat.

Jung Hye : Di kehidupanmu selanjutnya jangan terlalu baik.


Yi Joo pun tanya ke pegawai butik, akan lebih baik jika dia menurut pada ibunya kan.

"Kita sangat peduli dengan pendapat orang tua di masyarakat Korea." jawab pegawai butik.


Pegawai butik membuka tirai.

Se Hyuk yang memegang ponselnya, menatap Yi Joo. Namun dia tak terlihat antusias, padahal untuk pernikahannya.

"Bukankah pengantin wanitanya cantik sekali?" puji pegawai.

"Kelihatannya bagus. Haruskah kita pilih yang ini?" tanya Se Hyeok.


"Berapa banyak orang menikah setelah mencoba gaun di sini?" tanya Yi Joo.

"Ada terlalu banyak untuk dihitung." jawab pegawai butik.

"Bagaimana dengan pernikahan yang dibatalkan?" tanya Yi Joo.

"Setahu saya tak ada. Kenapa anda bertanya?"

"Sepertinya aku yang pertama." jawab Yi Joo.


Yi Joo lantas mendekati Se Hyeok. Lalu dia mengambil pulpen dari saku jas Se Hyeok dan merobek gaun pengantinnya memakai pulpen, sampai pahanya sedikit tergores. Se Hyeok dan pegawai butik terkejut melihat sikap Yi Joo.


Yi Joo juga menekan kepala Se Hyeok dengan buket bunga.

Yi Joo : Ini untuk merayakan perpisahan kita. Cocok untukmu. Kau lebih mirip pengantin wanita daripada aku.


Yi Joo mau pergi. Se Hyeok minta penjelasan.

Se Hyeok : Katakan, apa pun itu. Jika kau marah, kita harus membicarakannya.

Yi Joo : Aku tidak punya waktu untuk itu.

Se Hyeok : Apa?

Yi Joo : Aku tidak bisa membuang waktu sekarang.


Se Hyeok : Kalau begitukau mau ke mana sekarang?

Yi Joo : Untuk mengumumkan perpisahan kita, kepada keluargaku serta orang yang kau cintai. Han Yoo Ra.

Se Hyeok kaget Yi Joo tahu dia mencintai Yoo Ra.

Bersambung...

1 Comments:

  1. Anonymous said...:

    Omo, baru tahu webtoon fave aku dijadiin drama. Mana Jung Yoo Min sama Sung Hoon lagi pemerannya, idola aku

Post a Comment