Perfect Marriage Revenge Episode 2

 All Content From : MBN
Ditulis Ulang Oleh : GenkPelangi
Sinopsis Lengkap : Perfect Marriage Revenge
Sebelumnya : Perfect Marriage Revenge Episode 1
Selanjutnya : Perfect Marriage Revenge Episode 3 


Se Hyeok terkejut saat Yi Joo bilang, akan mengumumkan perpisahan mereka kepada keluarga, dan kepada Yoo Ra, wanita yang dicintainya. Se Hyeok tak berkutik. Dia tak bisa menjawab saat Yi Joo bilang dia mencintai Yoo Ra. Yi Joo tersenyum melihat Se Hyeok yang tak bisa menjawab.

Yi Joo : Jadi, kau tidak menyangkalnya. Sudah kuduga.

Yi Joo lalu memberitahu pegawai butik, bahwa dia akan membayar gaun yang dia rusak.

Yi Joo : Aku suka seperti ini. Aku bisa pergi dengan ini, bukan?



Pegawai butik mengiyakan. Yi Joo pun pergi. Se Hyeok mau mengejar Yi Joo, tapi langkahnya terhenti karena bunyi ponselnya. Se Hyeok pun menatap ponselnya yang ia taruh di sofa. Telepon dari Jae Sook, ibunya.

Jae Sook sendiri tengah mencoba hanbok untuk pernikahan Yi Joo dan Se Hyeok.

Jae Sook : Biru bukan warna yang bagus untuk kulitku. Itu membuatku tampak pucat. Bagaimana jika orang bilang aku terlihat seperti hantu di hari bahagia ini? Para wanita di toko berkata aku harus memilih merah muda untuk pitanya atau pilih atasan yang sangat berbeda. Apa yang harus kulakukan?

Se Hyeok pusing, ibu, masalahnya....

Dia bingung gimana cara ngasih tahu ibunya kalau pernikahan batal.

Jae Sook mengerti. Dia kira Se Hyeok lagi sibuk kerja.

Jae Sook : Aku ganti pitanya saja. Baik, lakukan pekerjaanmu.

Jae Sook mutusin panggilan dan menatap ke cermin.

Jae Sook : Kita harus selalu berhati-hati di sekitar besan kita yang kaya.


Yoo Ra menghampiri Se Hyeok. Dia datang untuk melihat kakaknya.

Se Hyeok terkejut melihat Yoo Ra.

Se Hyeok : Hei, Yoo Ra, sedang apa kau disini?

Yoo Ra : Dimana kakakku? Apa dia sedang berganti pakaian?

Se Hyeok : Dia sudah pergi.

Yoo Ra : Dia pergi? Ke mana dia pergi?

Se Hyeok memberitahu Yoo Ra bahwa Yi Joo tak mau menikah dengannya.

Yoo Ra kaget.


Sekarang Yi Joo sudah di rumah. Jung Hye minta Yi Joo mengatakannya lagi. Yi Joo mengulangi perkatannya, kalau dia tak akan menikahi Se Hyeok. Lah Jung Hye nya cuek bebek. Habis minum obat, dia bertanya2, apa dia sakit. Lalu dia menyuruh pembantu membeli ayam utuh karena mau membuat sup ayam untuk makan malam.

Yi Joo menatap kesal Jung Hye.

Yi Joo : Kau tidak mendengar ucapanku? Atau kau berpura-pura tidak mendengarnya?

Yi Joo beranjak ke kamarnya.


Yoo Ra datang bersama Se Hyeok. Jung Hye minta penjelasan Se Hyeok kenapa Yi Joo pulang memakai gaun pengantin dan kenapa Yi Joo mau membatalkan pernikahan.

Jung Hye : Apa kalian berdua putus?

Se Hyeok : Ibu, bisakah kita menunda pernikahan? Aku sibuk bekerja jadi, aku mengabaikannya. Kurasa itu menyakiti perasaan Yi Joo. Untuk aula pernikahan dan undangan aku akan mengurusnya. Jika kau tak keberatan aku ingin memastikan dia tak marah kepadaku sebelum kami melanjutkan pernikahan kami.


Yi Joo pun keluar. Dia sudah mengganti bajunya.

Yi Joo : Jadi, tak ada yang akan mendengarkanku. Berapa kali harus kuulangi? Haruskah kuberi tahu alasanku memutuskan untuk tidak menikahimu? Di sini?

Jung Hye : Jika kalian bertengkar, bawa ini keluar. Jangan berani berteriak di rumahku.


Se Hyeok menarik Yi Joo keluar.

Yi Joo menghempaskan tangan Se Hyeok.

Se Hyeok minta penjelasan. Dia juga bilang Yi Joo salah paham.

Se Hyeok : Aku memutuskan untuk menikahimu atas kemauanku sendiri.

Yi Joo : Benar, karena kau ingin berada di sisi Yoo Ra. Jujurlah sekali saja. Kau memilihku
karena kau tak berpikir kau punya kesempatan dengan Yoo Ra. Keluargaku kaya jadi, menikahiku akan membantu keluargamu. Mengetahui aku diadopsi, kau tidak merasa berada di bawahku. Yang terpenting, bisa melihat Yoo Ra dan berada di sisinya pasti merupakan bagian terbaiknya.

Se Hyeok ternganga mendengar kata2 Yi Joo.

Yi Joo : Setelah mengatakannya, aku bisa melihat kau benar-benar berengsek.

Se Hyeok : Yi Joo, kenapa kau berkata begitu?


Ponsel Yi Joo berdering.

Yi Joo : Ini ibumu.

Yi Joo menjawab. Se Hyeok minta Yi Joo tak mengatakan apapun.


Jae Sook sendiri masih di toko hanbok.

Jae Sook : Aku masih di toko hanbok. Aku tidak suka warnanya jadi, aku membuat yang baru. Mereka bilang harganya lebih mahal. Tapi aku harus memakai gaun yang membuatku bahagia di hari bahagia.

Tapi, dia heran sendiri Yi Joo diam saja.


Ternyata Yi Joo matiin ponselnya.

Se Hyeok marah, kau menutup teleponnya? Telepon dari ibuku?

Yi Joo : Kau menyuruhku diam saja. Katakan kepadanya hubungan kita sudah berakhir.


Yi Joo mau masuk ke rumahnya, tapi Se Hyeok memanggilnya. Yi Joo berbalik dan terkejut melihat Se Hyeok berlutut padanya. Se Hyeok memohon.

Se Hyeok : Kau, dari semua orang, kau tahu situasiku. Ayahku kehilangan semua uangnya dalam saham dan meninggal. Ibuku ditipu dan hanya punya utang. Aku tidak bisa memberi tahu keluargaku. Mereka bertahan, berpikir keadaan akan membaik setelah aku menikah. Jadi, bagaimana bisa aku... Yi Joo-ya, aku akan bersikap baik kepadamu, ya? Aku tahu aku menyakitimu, tapi aku berjanji akan menebusnya. Jadi, kumohon...

Yi Joo : Bagaimana?

Se Hyeok : Apa?

Yi Joo : Bagaimana kau akan menebusnya?

Se Hyeok : Itu... Aku akan mengurus semua pekerjaan rumah. Ya? Aku akan membuang sampah, memasak, dan mencuci pakaian. Aku akan selalu langsung pulang setelah bekerja. Jika kau menyuruhku melewatkan makan malam tim, kulakukan. Lalu... Astaga. Yi Joo-ya, dahulu kau mencintaiku.

Yi Joo : Tidak. Itu bukan cinta.


Yi Joo pun ingat kata-kata Se Hyeok kepadanya setelah memberikan surat permohonan cerai.

Se Hyeok : Kau bekerja keras memenangkan hati orang tuamu. Kau senang dengan apa pun yang mereka berikan. Kau seperti diriku. Seperti aku, kau jiwa yang menyedihkan.


Yi Joo lalu menirukan kata2 Se Hyeok itu.

Yi Joo : Aku berkhayal. Melihatmu berusaha keras untuk dicintai, aku teringat diriku sendiri. Aku kasihan padamu. Jadi, menurutku itu lebih seperti mengasihani diri sendiri, dan itu tak berguna. Tapi aku tidak akan melakukan itu lagi. Aku sudah muak bersikap menyedihkan. Tidak akan pernah lagi.


Yi Joo beranjak masuk.

Se Hyeok pun pusing.


Di dalam, Jung Hye dan Yoo Ra bicara.

Jung Hye : Setelah membuat keributan tentang bagaimana dia harus menikahinya. Ada apa dengannya?

Yoo Ra : Ibu. Biarkan mereka menunda pernikahan mereka.

Jung Hye : Apa?

Yoo Ra : Ibu dan aku tahu betapa dia mencintai Se Hyeok. Pasti ada alasan dia tiba-tiba seperti ini.

Jung Hye : Sayang, kau seperti malaikat.


Yoo Ra : Selain itu boleh aku menikah lebih dahulu?

Jung Hye : Apa kau sangat mencintai Do Guk?

Yi Joo masuk dan mendengar obrolan mereka.

Yoo Ra : Ibu, aku tidak pernah menginginkan apa pun berkat ibu dan ayah yang selalu memastikan aku punya semua yang kubutuhkan. Tapi ibu tahu? Begitu aku kali pertama melihatnya, kupikir, aku ingin menjadikannya milikku. Aku belum pernah merasa seperti ini. Aku ingin menikahinya.

Jung Hye : Benar. Ini akan menjadi pernikahan pertama keluarga. Kau harus menikah lebih dahulu, Yoo Ra.

Yoo Ra : Tapi bagaimana jika Yi Joo berubah pikiran dan bilang akan tetap mengikuti rencana?

Jung Hye : Dia bilang pernikahannya batal, jadi, dia harus menunggu. Tapi... apa kau yakin bisa merayu Do Guk? Dia putra kedua keluarga Taeja Group dan CEO perusahaan yang sangat sukses. Jelas, dia tahu bahwa dia hebat.

Yoo Ra : Aku putri siapa?

Jung Hye mengerti maksud Yoo Ra.

Yoo Ra : Aku ingin putri yang mirip denganku. Jika mirip denganku dan Do Guk, dia pasti sangat cantik. Benar, 'kan?

Jung Hye : Ya, tentu saja. Setidaknya punya dua anak. Laki-laki atau perempuan, tidak masalah. Aku akan mengurus mereka.


Yi Joo memasang wajah dingin.

Yi Joo : Maafkan aku, Yoo Ra. Mendengarmu mengatakan itu membuatku menginginkannya juga.

Yi Joo lalu menelpon seseorang.

Yi Joo : Ini aku. Kapan kau luang? Ini tentang sesuatu yang penting.


Yi Joo pun ke kafe, menemui orang yang diteleponnya tadi. Orang yang ditelponnya adalah An Soo Jin, seorang reporter, sekaligus sepupu Do Guk.

Soo Jin : Jadi biar kuringkas perkataanmu barusan. Yoo Se Hyeok jatuh cinta dengan wanita lain. Wanita itu adalah Han Yoo Ra, adikmu. Itu sebabnya kau membatalkan pernikahan.

Yi Joo mengangguk.

Soo Jin : Astaga. Tidak mungkin! Hei, tapi kenapa kau begitu tenang menghadapi semua ini?

Yi Joo : Kenapa kau meributkannya?

Soo Jin : Apa?

Yi Joo : Kau seorang reporter. Tidak ada yang tewas atau perang pecah. Itu bukan masalah besar.

Soo Jin : Kau benar. Setidaknya, tidak ada yang mati. Kau tidak berencana membunuh seseorang, bukan?

Yi Joo tertawa, kau lucu. An Soo Jin,  kau memang reporter tabloid. Sudah kuduga kau akan memahamiku.

Soo Jin : Tidak, aku tidak memahamimu. Pikiranmu sedang kacau. Aku sudah melihat banyak orang sepertimu karena pekerjaanku. Orang yang kehilangan akal karena tak bisa menghadapi kenyataan.

Yi Joo : Apa? Kau memperlakukanku seperti orang tak waras sekarang?


Soo Jin : Hei, ayolah. Siapa yang memakai istilah kuno seperti itu zaman sekarang? Aku hanya bilang kita juga bisa mengalami tekanan mental. Bagaimana menurutmu? Bagaimana jika kujodohkan dengan dokter sukses? Salah satu sepupuku...

Yi Joo : Ya. Jodohkan aku dengan seseorang.

Soo Jin : Sungguh?

Yi Joo : Ya. Dengan sepupumu, Seo Do Guk.

Soo Jin  : Do Guk? Kenapa? Lagi pula, dia bukan dokter. Dia CEO...

Soo Jin lalu menyadari sesuatu, tunggu.

Soo Jin : Jangan bilang... Tidak. Apa romansa rumit ini berubah menjadi kisah balas dendam? Astaga, tidak. Jika akhirnya kau mengencani kekasih adikmu, itu lebih buruk
daripada melodrama paling gila.

Yi Joo : Siapa adikku?


Yi Joo ingat saat Yoo Ra menggandeng lengan Se Hyeok di acara lelang amal dan tanya pendapat Do Guk, apa dia dan Se Hyeok serasi.

Lalu dia ingat saat mendengar kata2 Yoo Ra tentang perasaan Se Hyeok.

Yoo Ra : Kau menyukaiku? Aku sudah tahu. Kau membuatnya sangat jelas. Hanya orang bodoh seperti kakakku yang tidak akan menyadarinya.


Yi Joo : Dia menipu dan memanfaatkanku. Bisakah aku menyebutnya keluargaku? Lagi pula, dia bahkan bukan adik kandungku.

Soo Jin : Yi Joo-ya,  aku melihat sisi dirimu yang baru.

Yi Joo : Aku akan serius denganmu. Aku ingin menjadikan Seo Do Guk milikku. Jadi, jika menurutmu ada alasan aku akan kesulitan mewujudkannya, beri tahu aku. Jujurlah dan objektif.

Soo Jin : Baiklah. Secara objektif, ada tiga alasan.

Yi Joo : Tiga? Banyak sekali.

Soo Jin : Pertama, keluarga kalian tidak setara. Hei. Kau tahu soal keluarganya, bukan?

Yi Joo : Siapa di negara ini yang tak tahu tentang Taeja Group?


Perhatian mereka teralih pada berita tentang Taeja Group yang muncul di layar televisi.

Disebutkan bahwa Taeja Construction telah terpilih sebagai kontraktor pertama untuk proyek pembangunan tepi sungai untuk area Sungai Han rencana yang diumumkan oleh Seoul awal tahun ini. Setelah melonggarkan pembatasan tinggi di gedung permukiman Kota mulai membahas rencana pembangunan kembali untuk kompleks apartemen lama di sepanjang Sungai Han dan telah memilih Noblesse Amitie sebagai pembangun pertama untuk menerima keuntungan reformasi ini.

Seo Jung Wook, CEO Taeja Construction menandatangani kontrak pembangunan kembali dan disaksikan reporter. Lalu mereka berfoto bersama sambil memegangi kontrak kerja sama. Jung Wook juga memegang tongkatnya untuk berdiri.


Beralih ke berita para buruh yang berdemo, menentang  pembangunan kembali.

Jung Wook dan orang2nya keluar dari dalam gedung kantor. Reporter langsung mewawancarainya.

"Direktur Seo, ukuran kompleks perumahan umum yang akan dibangun di lokasi pengembangan telah dikurangi menjadi sepertiga dari seharusnya karena pelarangan yang baru-baru ini dilonggarkan pada rekonstruksi dan pembangunan kembali kota. Banyak yang bilang ini dipengaruhi oleh Taeja Construction kontraktor utama untuk proyek pembangunan kembali."

"Taeja Construction punya andil dalam anggaran pemerintah untuk proyek perumahan umum? Harus saya akui, saya tersanjung. Saya harus bekerja lebih keras untuk memenuhi harapan kalian. Sekarang, saya permisi."


Jung Wook mau pergi. Reporter tak sengaja mendorongnya, hingga ia hampir jatuh.

Jung Wook agak kesal tapi dia berusaha tenang.

Jung Wook : Santai saja dan kejar saya. Seperti yang kalian lihat, saya tidak bisa berlari cepat.


Soo Jin menunjuk gedung tinggi yang ada diluar. Lalu dia bilang, total aset Taeja Group lebih dari 60 triliun won. Taeja Group adalah konglomerat terbesar ke-12 di negara ini dan setengah dari gedung2 diluar itu dibangun oleh Taeja dan setidaknya mereka memasok material untuk setengahnya.

Soo Jin : Keluarga seperti itu tidak akan setuju. Mereka takkan menyetujui Hanwool Finance Group. Aku tahu itu disebut grup keuangan tapi perusahaan itu menghasilkan uang lewat rentenir.

Yi Joo : Tapi dia melakukan kencan buta dengan Yoo Ra.

Soo Jin tertawa, kudengar ibumu bekerja sangat keras untuk mewujudkannya.


Kita diperlihatkan flashback saat Jung Hye memberikan lukisan pada istri Pimpinan Chegang Grup.

Istri Pimpinan Chegang menyukai hadiah Jung Hye.

Jung Hye : Aku bekerja keras mendapatkannya untukmu. Matamu jeli jadi, kupikir aku butuh sesuatu di tingkat ini.


Setelah itu, istri Pimpinan Chegang membawa Yoo Ra bertemu Do Guk di hotel.

Tentu saja, dia berpura2 kalau itu adalah sebuah kebetulan.

Istri Pimpinan Chegang : Aku tidak menduga akan bertemu denganmu di sini.

Dia melirik Do Guk, dia putramu?

Yeon Hwa : Ya.

Yeon Hwa melirik gadis di belakang istri Pimpinan Chegang.

Yeon Hwa : Siapa wanita muda yang bersamamu?


Yoo Ra pun langsung mengenalkan dirinya.

Do Guk dan ibunya saling menatap. Lalu sang ibu terus memperhatikan Yoo Ra. Sepertinya, dia paham apa maksud istri Pimpinan Chegang.


Soo Jin : Istri Pimpinan Grup Chegang menjodohkan mereka, berpura-pura itu kebetulan. Lalu dia mengumpulkan kenalannya dan menyombongkan lukisan barunya tanpa henti. Dia bilang itu hadiah dari Nyonya Lee Jung Hye tapi semua orang tahu itu suap, bukan hadiah. Begini... Mereka mungkin berpikir semua akan berhasil setelah Yoo Ra bertemu dengannya tapi Yoo Ra punya banyak peminang yang tergila-gila kepadanya.

Yi Joo : Lalu apa alasan kedua?

Soo Jin : Mereka bilang saat kau menikahi seseorang, kau menikahi seluruh keluarganya. Menurutmu wanita di keluarga itu akan seperti apa?


Kita diperlihatkan seperti apa kehidupan keluarga Do Guk.

Pertama, neneknya Do Guk. Soo Jin bilang, dia memulai sebagai tukang kayu dan mendirikan Grup Taeja. Nyonya Lee Tae Ja, pendiri Group Taeja.

Nyonya Lee bermain golf di dalam rumah. Bola nya memantul ke batu dan mengenai guci, hingga pecah. Nyonya Lee terkejut guci nya pecah. Tapi kemudian dia tertawa dan berkata, dia tak bisa mengendalikan kekuatannya setelah bertambah tua.

Sang menantu yang tengah duduk, meminta Nyonya Lee berhenti menyalahkan usia.

Nyonya Lee menatap menantunya.

Nyonya Lee : Apa katamu?

Sang menantu : Ibu tidak puas dengan apa yang dilakukan Jung Wook. Lihat.


Sang menantu menunjuk layar laptop yang menampilkan berita Jung Wook.

Nyonya Lee : Mereka yang bekerja di konstruksi tak boleh serakah soal uang. Do Guk tak akan pernah melakukan ini.

Sang menantu : Benar. Kenapa kau tidak menghentikannya saat dia meninggalkan perusahaan? Apa gunanya menyesal sekarang?

Nyonya Lee : Hei! Bagaimana denganmu? Apa yang kau lakukan?

Sang menantu : Jika aku memihak Do Guk,  orang-orang akan menyebutku ibu tiri yang buruk. Kau harus bersikap adil sebagai tetua di keluarga ini.

Nyonya Lee : Kau benar. Seharusnya aku bekerja lebih baik sebagai tetua di keluarga. Kalian pasti menganggapku lelucon. Beraninya kau bicara dengan ibu mertuamu seperti ini?


Nyonya Lee mau memukul menantunya pakai stik golf, tapi sang menanti menghindar dengan estetik.

"Ibu. Tehmu sudah dingin. Minumlah."

"Aku tak mau."

Soo Jin pun berkata, bibinya, Nyonya Cha Yeon Hwa harus selalu yang terakhir bicara.


Kata Soo Jin, yang terakhir ada Seo Do Na, adiknya Do Guk.

Do Na pulang dan menyapa nenek dan ibunya.

Sang ibu kaget Do Na ada di rumah jam segitu, padahal harusnya kerja.

Do Na bilang dia sedang di sekitar sana. Dia lalu tanya, mereka punya mangga, kan? Do Na pun langsung ke dapur dan mengambil mangga. Lalu dia bilang pada ibu dan neneknya kalau dia akan membawa mangga dan beranjak pergi.


Soo Jin : Dia benar-benar gila. Nenek mertua yang sombong, ibu mertua yang selalu harus menang dan adik ipar yang gila. Itu akan seperti hidup menderita. Jika kau mencari penderitaan murni kau datang ke tempat yang tepat.

Yi Joo : Baiklah. Lalu apa alasan terakhirnya?

Soo Jin : Kau masih tidak bisa menyerah? Baiklah. Alasan terakhir adalah yang terpenting dari semuanya. Seo Do Guk itu sendiri.

Yi Joo : Kenapa? Bukankah dia pria yang baik? Dia tampan, kaya, dan andal dalam pekerjaannya.

Soo Jin : Astaga. Jelas, hanya itu yang kau tahu tentang dia.


Do Guk ada lift. Dia lagi ngaca, pakai cermin yang tergantung di lift.

Soo Jin : Wajahnya? Tentu, dia tampan. Tapi dia menjengkelkan.


Di koridor, Byun Jae Ho ngomong bisik2 di telepon sama Do Na.

Do Na : Aku membawakanmu mangga, kesukaanmu. Kenapa kau tidak bisa memakannya?

Jae Ho : Aku bisa apa, Sayang? Aku harus bekerja lembur hari ini. Begini, aku ingin...


Do Guk tiba2 datang dan merebut ponsel Jae Ho.

Do Guk : Seo Do Na, berhenti mengganggu suamimu. Saat dia bekerja, dia bukan suamimu atau adik iparku. Dia hanya asisten eksekutif CEO Seo Do Guk. Hanya aku yang boleh mengganggunya.


Do Guk mutusin panggilan Do Na. Jae Ho pun jalan mengikuti Do Guk.

Jae Ho : Aku hampir menangis.

Do Guk : Berapa yang kau inginkan?

Jae Ho : Apa?

Do Guk : Tidak ada lagi yang bisa membuatmu terharu seperti uang. Bagaimana kalau kugandakan gajimu? Kalau begitu, kau akan bekerja di sini selamanya?

Jae Ho menghela nafas dan mengajak Do Guk masuk ke dalam.


Soo Jin : Dia menjengkelkan karena kaya.

Do Guk pun tanya pada pegawainya ada urusan mendesak apa.

Pegawainya bilang Place setuju bergabung dengan Design A.

Do Guk : Kita sudah menduganya, bukan?

Pegawai bilang itu terjadi sangat cepat. Dia bilang mereka mengetahui pemegang saham terbesar mereka, K Investment, memimpin kesepakatan merger. Bahkan jika kesepakatannya berhasil mereka akan bernilai sepersepuluh dari kita.

Do Guk : Kalian tidak bangga dengan perusahaan tempat kalian bekerja?


Soo Jin : Tentu, dia andal dalam pekerjaannyatapi dia sangat menjengkelkan saat melakukannya.

Yi Joo : Jadi, intinya adalah dia menjengkelkan.

Soo Jin : Tak ada yang lebih menjengkelkan daripada pria yang tahu mereka hebat. Neneknya lebih menyukainya daripada Jung Wooktapi dia meninggalkan Taeja Group untuk melakukan keinginannya dan mendirikan perusahaan sendiri. Tentu saja dia juga punya standar wanita yang sangat tinggi. Astaga, Yoo Ra bisa mencoba semua yang dia mau.

Yi Joo : Sepuluh menit sudah cukup.

Soo Jin : Apa?

Yi Joo : Seo Do Guk akan bertemu Yoo Ra besok siang. Cari tahu di mana dan pukul berapa mereka bertemu.

Do Guk sudah di kafe. Dia menunggu Yoo Ra tapi yang datang Yi Joo. Do Guk kaget Yi Joo yang datang. Yi Joo tanya, apa boleh dia duduk.

Do Guk : Han Yi Joo-ssi?

Mendengar Do Guk menyebut namanya, Yi Joo pun bertanya2, apa Do Guk mengenalnya sebelum dia dan Se Hyeok menikah. Yi Joo lantas tanya, apa Do Guk mengenalnya. Do Guk bilang dia mencari tahu teman kencannya.

Do Guk : Kau kakak Han Yoo Ra dan tunangan Yoo Se Hyeok.

Yi Joo tersenyum mendengar itu. Dia lantas duduk dan berkata Do Guk salah.

Yi Joo : Aku diadopsi saat kecil. Yoo Ra dan aku tidak berhubungan darah lalu Se Hyeok dan aku putus.

Do Guk kaget mendengarnya, apa maksudmu?

Yi Joo : Maksudku adalah...

Yi Joo tersenyum lagi, lalu dia bilang dia akan langsung ke intinya.

Yi Joo : Bagaimana jika kau menikahiku alih-alih menikahi Yoo Ra? Jika itu pernikahan kontrak. Jika kau tak keberatan, aku ingin pergi ke tempat sepi untuk menjelaskan.

Mendengar itu, Do Guk tertawa.

Yi Joo heran melihat tawa Do Guk.

Do Guk : Aku diberi tahu kau membosankan. Kau sebaliknya.

Yi Joo : Apa?

Do Guk : Jadi kenapa aku harus memilihmu? Tidakkah menurutmu aku ingin memilih yang terbaik? Contohnya, satu dengan semangat petarung atau lebih banyak daya tarik seks.

Do Guk menaruh kunci kamar di atas meja.

Yi Joo terkejut menatap kunci kamar, apa ini?

Do Guk : Tatapan itu memberitahuku bahwa kau sudah tahu.

Yi Joo menatap kesal Do Guk.

Yi Joo : Entahlah. Aku tak terlalu peduli pada pria yang mengujiku seperti ini di hari pertama.

Do Guk : Seorang wanita yang membuatku melakukan ini di hari pertama. Menurutku dia layak dijadikan pertaruhan masa depanku.

Yoo Ra datang dan terkejut melihat Do Guk bersama Yi Joo. Yoo Ra minta penjelasan kenapa mereka bersama dan tanya siapa yang akan menjelaskan. Apakah Do Guk. Do Guk menyuruh Yoo Ra diam dan tanya keputusan Yi Joo.

Yoo Ra mengajak Yi Joo bicara.

Yi Joo mengambil kunci kamar seraya berkata pada Yoo Ra bahwa dia tak bisa bicara dengan Yoo Ra. Yi Joo lantas menunjukkan kunci kamar pada Yoo Ra dan berkata bahwa dia dan Do Guk ada urusan.

Yi Joo lalu menatap Do Guk, bagaimana Seo Do Guk-ssi?

Do Guk kaget melihat Yi Joo mengambil kuncinya. Tapi kemudian dia setuju dan mengajak Yi Joo ke kamar.

Yoo Ra syok melihat kelakuan mereka berdua.

Jae Sook yang tengah menjahit, kaget mendengar perkataan Se Hyeok. Se Hyeok mengulangi perkatannya, kalau dia dan Yi Joo harus menunda pernikahan. Jae Sook pun kesal. Dia tanya, apa Yi Joo marah karena dia meminta Yi Joo membayar hanbok pernikahan.

Se Hyeok : Bukan begitu, ibu.

Se Hee menatap Se Hyeok.

Se Hee : Jujurlah. Kau mengacaukannya, bukan?

Jae Sook membela Se Hyeok, kapan dia pernah salah?

Se Hee : Lalu kenapa dia berlutut?

Ternyata Se Hee melihat Se Hyeok berlutut pada Yi Joo.

Mendengar itu, Jae Sook marah dan tanya apa yang sudah Se Hyeok lakukan.

Se Hee : Tidak mungkin soal uang. Apa dia tahu kau menyukai Yoo Ra?

Jae Sook : Sudah kubilang tutup mulutmu.

Ponsel Se Hyeok berbunyi. Telepon dari Yoo Ra.

Di lift, Yi Joo tegang karena Do Guk ngajak dia ngamar.

Tak lama, pintu lift terbuka dan Yi Joo terus mengikuti Do Guk. Hingga akhirnya, mereka tiba di depan kamar Do Guk. Yi Joo terdiam. Do Guk menatap Yi Joo.

Do Guk : Kau tidak mau membuka pintunya?

Yi Joo pun sadar kunci kamar ada di tangannya. Dia pun mencoba membuka pintu tapi tak bisa-bisa.

Do Guk memegang tangan Yi Joo dan mengambil kunci kamar.

Do Guk : Kau tidak boleh menunjukkan kegugupanmu. Kau bisa dilahap.

Yi Joo terkejut mendengar omongan Do Guk.

Do Guk membuka pintu kamar dan mempersilahkan Yi Joo masuk duluan.

Yi Joo masuk dan terkejut melihat kamar Do Guk.

Se Hyeok baru tiba di hotel. Begitu tiba2, Yoo Ra langsung tanya apa Se Hyeok punya jaringan darurat.

Yoo Ra : Aku ingin kau menghubungi Do Guk.

Se Hyeok : Tenanglah dahulu. Kau mungkin salah paham.

Yoo Ra : Aku salah? Mereka memamerkan naik ke atas, terlihat seperti pasangan. Mereka tidak menjawab telepon atau kembali ke bawah. Menurutmu apa yang akan dilakukan pasangan di kamar hotel?

Se Hyeok kaget mendengar itu.

Yi Joo melihat kamar Do Guk yang mirip ruangan kerja. Do Guk bilang itu tempat kerjanya.

Do Guk : Cocok dengan kebutuhanku untuk sendirian dan fokus. Ada urusan yang harus kita bahas jadi, aku membawamu kemari.

Do Guk mengambil dua botol air mineral dan memberikan satunya ke Yi Joo seraya menatap Yi Joo. Sebelum memberikan air ke Yi Joo, dia membukakan tutup botolnya terlebih dahulu.

Do Guk : Atau kau mengharapkan sesuatu yang lain?

Yi Joo langsung salting.

Yi Joo : Kau mengatakan hal aneh tentang dilahap.

Do Guk : Artinya jika kau menunjukkan gugup sebelum kesepakatan kau menjadi mangsa yang mudah. Itu Bisnis Dasar, jadi, ingatlah.

Yi Joo : Kenapa kau berbicara sangat santai denganku?

Do Guk : Sepertinya kau tidak ingat tapi kau yang memulainya.

Yi Joo : Kelompok usia kita sama.

Do Guk : Sekarang katakan apa yang akan kau katakan.

Ponsel Yi Joo berbunyi. Telepon dari Yoo Ra tapi Yi Joo tak menjawab. Tak lama, dia menerima pesan dari Yoo Ra.

Yoo Ra : Aku akan menunggu di sini. Sampai kau turun.

Yi Joo : Mungkin akan butuh waktu lama.

Yi Joo lalu menyuruh Do Guk menginap di sana.

Yi Joo : Bermalamlah jika tidak ada rencana lain.

Do Guk : Aku tidak punya rencana lain tapi aku tidak mau hanya tidur di sini.

Yi Joo : Apa?

Do Guk pun beranjak mendekati Yi Joo. Sontak lah Yi Joo mundur dan terdesak ke meja.

Do Guk : Kau ingin menikahiku. Bagian terpenting dari pernikahan. Hal yang pasangan bercerai gambarkan secara samar sebagai perbedaan kepribadian. Itu sangat berarti bagiku. Bolehkah aku mengujinya sekarang?

Yi Joo berusaha tenang. Dia tak mau kalah.

Yi Joo : Sejujurnya kau bukan tipeku.

Do Guk : Apa?

Yi Joo : Rayu aku. Meski aku tidak yakin akan bersemangat. Lakukanlah.

Do Guk senang melihat sikap Yi Joo.

Do Guk : Ya. Ini sikapnya. Ambil sikap. Buat orang lain ingin mendengarkanmu.

Yi Joo lantas beranjak ke meja wine. Dia mengambil sebotol wine,

Yi Joo : Nenekmu ingin kau menikah. Kau bisa kembali ke rumah atau menikah dan membentuk sebuah keluarga. Pindah ke rumah dan kau akan mewarisi Taeja Group. Menikahlah dan dia akan berinvestasi di perusahaanmu. Agar kau bisa mendaftarkannya.

Do Guk : Bagaimana kau tahu?

Yi Joo : Jangan terkesan dahulu. Aku juga bisa memberitahumu tentang pesaingmu. Pertama perusahaan yang mereka bilang lolos tidak akan bertahan. Suku bunga AS naik jadi, dana ekuitas swasta akan berinvestasi di sana.

Do Guk : Apa itu Yoo Se Hyeok? Hanya dia yang bisa memberimu informasi orang dalam itu.

Yi Joo : Informasi orang dalam semacam ini. Kurasa kau takkan berbagi dengan Se Hyeok. Kau tidak terlalu memercayainya.

Do Guk : Benar. Jadi, kenapa aku? Kenapa kau memilihku?

Yi Joo menuangkan wine ke dua gelas. Lalu dia memberikan gelas yang satu ke Do Guk.

Yi Jo : Karena kau tampaknya punya mata untuk melihat nilaiku. Selain itu, kau lumayan tampan.

Mendengar Yi Joo membilangnya tampan, Do Guk yang lagi minum, tersedak.

Yi Joo tertawa melihatnya, ada apa? Kau malu?

Do Guk : Tidak. Terima kasih atas pujiannya.

Do Guk lalu tanya apa hanya itu yang Yi Joo inginkan.

Yi Joo : Aku tidak akan mengganggumu. Aku tidak akan mencampuri urusanmu selagi kita menikah. Kita juga akan memisahkan aset kita. Aku akan membiarkanmu menceraikanku saat waktunya tiba. Bagaimana? Maukah kau memilihku sebagai rekan bisnismu?

Do Guk : Aku ingin merekrutmu untuk bekerja di tim penjualan kami. Presentasimu lebih baik daripada kebanyakan proposal.

Yi Joo : Jadi? Apa keputusannya?

Do Guk : Aku mulai penasaran denganmu. Han Yi Joo, kau cukup menarik. Ini hanya akan makin menarik.

Sementara itu, Yoo Ra dan Se Hyeok ada di depan hotel. Yoo Ra marah.

Yoo Ra : Apa yang akan kau lakukan? Kau akan memintanya kembali, bukan? Kau sudah memikirkan cara melakukannya?

Se Hyeok : Aku harus mendengarkan sisi ceritanya untuk melihat apa yang terjadi.

Yoo Ra : Kenapa kau ceroboh sekali? Kau segalanya bagi Yi Joo. Apa yang kau lakukan? Bagaimana bisa seseorang berubah drastis dalam semalam? Sepertinya dia ingin menghancurkan kita semua.

Se Hyeok : Yoo Ra-ya.

Se Hyeok ingin memegang bahu Yoo Ra. Yoo Ra marah.

Yoo Ra : Jangan sentuh aku! Aku tidak mau melihatmu.

Yoo Ra pun pergi dengan taksi.

Do Guk menatap Yi Joo yang sudah mabuk.

Do Guk : Sepertinya kau mabuk. Kenapa kita tidak berhenti minum?

Yi Joo : Mabuk? Siapa? Kau? Jika kau mabuk kenapa tak tidur lebih dahulu?

Yi Joo lantas ingin menguncir rambutnya tapi dia tak bisa menemukan karet rambut. Do Guk yang ngeh, langsung beranjak dan menemukan karet gelang di atas meja. Dia pun mengambilnya. Yi Joo melihat karet di tangan Do Guk. Dia bilang itu miliknya.

Do Guk : Aku tidak mencurinya.

Do Guk pun memegang rambut Yi Joo. Namun, dia tiba2 terdiam.

Yi Joo : Cepat ikat rambutku.

Do Guk : Kau terlalu kurus. Sebaiknya kau menambah berat badan jika ingin menikahiku. Aku tidak mau istriku meninggal sebelum aku.

Yi Joo : Tapi aku sudah pernah mati sekali.

Sontak lah Do Guk terkejut mendengar kata2 Yi Joo.

Yi Joo : Kau pernah melihat kilasan hidupmu di depan matamu?

Do Guk : Aku masih hidup, jadi, bagaimana bisa?

Yi Joo : Aku melihatnya. Semua tahun-tahun yang kujalani terlintas di depanku seperti album. Tapi kau tahu apa yang mengejutkan? Aku tidak bisa menemukannya.

Do Guk : Menemukan apa?

Yi Joo : Momen yang ingin kupertahankan. Bagaimana mungkin? Itu artinya aku tidak pernah bahagia bahkan untuk sesaat. Aku menjalani hidup yang tidak berarti. Kenapa aku hidup begitu bodoh?

Do Guk memegang bahu Yi Joo.

Do Guk : Kau mabuk. Kita sudahi hari ini.

Yi Joo memegang tangan Do Guk.

Yi Joo : Aku akan mengubahnya. Kali ini akan berbeda. Harus berbeda. Aku akan bisa melakukan itu bukan?

Do Guk tertegun mendengar kalimat Yi Joo.

Tiba2, Yi Joo pun teler. Dia hampir jatung nyungsep ke depan. Untunglah Do Guk sigap dan langsung menarik Yi Joo ke belakang. Yi Joo pun jatuh ke pelukannya. Bibir Yi Joo yang berlipstick, sempat menempel ke dada Do Guk.

Do Guk terdiam menatap Yi Joo.

Dia menyibak rambut Yi Joo, juga mengusap bibir Yi Joo.

Nah besoknya, Yi Joo kaget saat dia terbangun, mendapati dirinya disamping Do Guk. Do Guknya masih terlelap. Yi Joo bertanya2, apa mereka benar2 melakukannya. Yi Joo lantas mengecek tubuhnya. Dia lega dia masih memakai pakaian lengkap. Yi Joo kemudian menatap Do Guk.

Yi Joo : Dia tidak terlalu jelek saat tidur.

Do Guk mengubah posisi tidur.

Yi Joo panic dan bergegas turun dari kasur secara perlahan.

Saat beranjak meninggalkan hotel, Yi Joo sambil memeriksa ponselnya.

Ada telepon dari Jung Hye, Yoo Ra dan Se Hyeok.

Do Guk bangun dan menemukan pesan serta selembar uang dari Yi Joo.

Yi Joo : Belilah sarapan. Aku akan menelponmu nanti.

Do Guk tertawa.

Se Hyeok di depan rumah Yi Joo. Tak lama, Yi Joo pulang.

Se Hyeok : Kau dari mana? Apa kau dan Seo Do Guk sungguh... Tidak, 'kan?

Yi Joo tak menjawab dan terus masuk ke dalam.

Sampai di dalam, Yi Joo ditampar Jung Hye dong. Yoo Ra dan Jin Woong duduk di ruang tengah. Yoo Ra nya nangis.

Jung Hye : Apa kau sudah gila? Beraninya kau menyentuh pria yang berkencan dengan Yoo Ra.

Yi Joo melawan, apa boleh menyentuh anakmu seperti ini?

Jin Woong marah, cukup! Ini memalukan. Bagaimana bisa dua saudari memperebutkan satu pria? Yi Joo-ya, kau harus menikahi Se Hyeok sesuai rencana.

Yi Joo : Kau ingin aku menikahi seseorang tanpa cinta?

Jin Woong : Kau yang memohon untuk menikahinya. Kau tergila-gila pada Se Hyeok.

Yi Joo : Maksudku bukan aku. Maksudku pria yang tidak mencintaiku.

Se Hyeok masuk.

Yi Joo menyuruh Se Hyeok memberitahu orang tuanya.

Yi Joo : Atau haruskah aku memberi tahu mereka?

Se Hyeok : Yi Joo-ya, kumohon.

Yi Joo : Se Hyeok mencintai orang lain.

Jin Woong kaget, apa?

Yi Joo : Dia mencintai orang lain, bukan aku. Yang dia cintai adalah...

Tak mau disalahkan, Yoo Ra playing victim.

Yoo Ra : Ada apa denganmu, Kak? Apa maksudmu Se Hyeok menyukaiku? Itu konyol.

Yi Joo : Apa?

Yoo Ra : Aku pergi ke toko gaun pengantin untuk membantumu memilih dan mendengar
seorang pegawai bicara.

Kita diperlihatkan flashback saat Yoo Ra baru tiba di butik, dia mendengar omongan gak enak pegawai soal Yi Joo.

"Aku tidak bercanda. Pengantin wanita pergi memakai gaun dan bilang pernikahannya batal. Dia bilang pengantin pria menyukai orang lain."

Flashback end...

Yoo Ra : Kudengar kau marah dan berlari keluar, mengatakan dia pasti menyukai orang lain karena dia tak cukup memperhatikan gaunmu. Apa itu membuatmu sangat kesal? Tapi itu bukan alasan untuk melakukan ini kepadaku.

Jin Woong : Jadi, maksudmu Yi Joo membuat kekacauan ini karena Se Hyeok mengecewakannya?

Se Hyeok : Ini semua salahku. Seharusnya aku lebih memperhatikan Yi Joo.

Yi Joo tak tahan lagi.

Yi Joo : Ini membuatku kesal. Kalian sedang syuting serial drama? Menyerah saja. Aku tidur dengan Seo Do Guk! Kalian tak tahu apa artinya itu?

Yoo Ra makin nangis.

Melihat anaknya nangis, Jung Hye pun memeluk Yoo Ra dan menyuruh Jae Won mengurung Yi Joo.

Yi Joo pun dikurung di kamarnya.

Yi Joo kesal. Di tengah kekesalannya, dia melihat coretannya di dinding. Dia pun ingat sejak kapan dia mulai menghitung dengan lidimatika.

Hal itu bermula dari Jung Hye yang memarahi Yi Joo saat dia kecil.

Jung Hye : Kenapa kau tidak menyadari adikmu jatuh? Renungkan dirimu di kamarmu.

Jung Hye mengunciin Yi Joo.

Yi Joo : Maafkan aku, Ibu! Aku pasti akan mengawasi Yoo Ra agar dia tidak jatuh.

Namun Jung Hye tak peduli.

Hal itu berlangsung hingga dia dewasa.

Petir menggelegar. Yi Joo menangis ketakutan.

Flashback end...

Tangis Yi Joo keluar. Dia menatap sekelilingnya dan berkata bahwa dia adalah tahanan dan kamarnya adalah penjara nya.

Yi Joo : Tapi aku tidak akan membiarkan mereka menginjak-injakku sekarang.

Yi Joo lalu meraih ponselnya dan mencari berita tentang Do Guk dan Taeja. Namun tak ada berita apa-apa, padahal jelas2 dia sudah menyuruh Soo Jin menyebarkan foto dan berita tentang dirinya dan Do Guk.

Yi Joo : Kritik cara konglomerat memaksakan perjodohan. Sebutkan bahwa putra kedua Taeja Group dan putri sulung Hanwool Finance Group sering menginap di hotel. Maka orang tua kami tidak akan bisa menolak kami lagi.

Ketika Yi Joo menemui Do Guk di hotel, Soo Jin memotret mereka.

Yi Joo pun menghubungi Soo Jin.

Soo Jin : Ya? Tentu saja aku memotretnya. Foto-fotonya terlalu bagus.

Yi Joo : Kenapa tak ada artikel?

Soo Jin : Artikelnya diblokir dari pihak Seo Do Guk. Editor kami pasti melaporkannya. Taeja Group adalah salah satu pengiklan terbesar kita.

Yi Joo : Mereka memang berkuasa. Kuharap itu tidak membuatmu mendapat masalah di kantor.

Soo Jin : Jangan cemaskan aku. Bagaimana denganmu? Kau sungguh mencurinya? Kau sungguh tidur dengan Seo Do Guk?

Yi Joo : Kami minum sebotol anggur. Aku tidak ingat apa pun setelah itu.

Soo Jin : Kau tidak minum sebanyak itu. Kau pasti ingat sesuatu. Cobalah mengingatnya. Curahkan semua energimu ke kepalamu dan serap semua energi dari alam semesta.

Dan, Yi Joo tiba2 diam. Soo Jin heran.

Ternyata ponsel Yi Joo direbut Jae Won. Jae Won memutuskan panggilan.

Yi Joo : Kembalikan.

Jae Won : Kau tahu aku tidak bisa. Lebih baik kau menyerah.

Yi Joo : Bagaimana jika aku tidak mau? Kau tak lihat aku membuat semua orang di rumah ini merasa tak nyaman? Rasanya cukup menyenangkan.

Jae Won : Ini tak seperti dirimu.

Yi Joo : Jangan mendefinisikan aku harus seperti apa. Aku bisa berubah sesukaku kapan pun aku mau.

Yi Joo melirik obat yang dibawa Jae Won.

Yi Joo : Ini untukku, bukan? Itu pilku.

Yi Joo meminum pil nya.

Setelah lihat Yi Joo minum obat, Jae Won pergi.

Begitu Jae Won pergi, Yi Joo melepeh obatnya. Lalu dia membuka botok kecil dan menyimpan obatnya di sana. Tentu saja, botol itu sudah penuh dengan obatnya yang pura2 dia minum selama ini.

Yi Joo lantas mengambil karet di lacinya. Dia mau mengikat rambut. Nah, saat itulah dia ingat kejadian semalam. Saat Do Guk menguncir rambutnya. Saat Do Guk mengusap bibirnya.

Do Guk sendiri di perjalanan, disupirin Jae Ho. Do Guk memegang bibirnya. Sesekali Do Guk melirik ke ponselnya.

Jae Ho melirik Do Guk.

Jae Ho : Kau menunggu telepon dari seseorang?

Do Guk : Apa?

Jae Ho : Kau menatap ponselmu seharian. Sekarang kau melamun.

Do Guk : Pak Byun, aku ingin bertanya. Seorang wanita yang memohon aku menikahinya kemarin, diam saja seharian ini. Apa artinya?

Jae Ho : Mungkinkah dia jual mahal?

Do Guk : Bagaimana jika ponselnya dimatikan?

Jae Ho : Dia jelas berusaha memutuskan hubungan denganmu.

Melihat tatapan Do Guk setelah dia mengatakan itu, dia pun minta maaf.

Do Guk : Tentang apa?

Jae Ho : Kau menggangguku di kantor dan Do Na menggangguku di rumah. Aku hampir tak bisa mengangkat kepalaku...

Do Guk : Apa kau bicara di belakang adikku?

Jae Ho : Maafkan aku. Aku sungguh minta maaf.

Do Guk : Lupakan saja. Cukup.

Jae Ho : Bukan begitu. Aku harus minta maaf untuk hal lain.

Sekarang, Do Guk sudah di rumah. Dia disidang oleh keluarganya.

Nyonya Cha : Hei, kau akan menikah?

Do Guk : Ya, aku berencana begitu.

Nyonya Cha : Bagaimana kau bisa menikah tanpa sepengetahuan orang tuamu?

Do Guk : Aku berencana segera memberitahumu.

Nyonya Cha : Kapan? Setelah kau menikah?

Do Guk : Tidak. Setelah menetapkan tanggal. Atau hari ini?

Nyonya Cha merepet, dasar berandal! Kau akan dapat balasannya!

Tuan Seo Young Kyun pun menutup mulut Nyonya Cha dengan tangannya.

Nyonya Cha marah, kenapa kau menutup mulutku dengan tangan kotormu?

Nyonya Lee menegur mereka.

Nyonya Lee : Cara yang bagus untuk memberi contoh di depan anak-anakmu.

Do Guk : Pak Byun, beri tahu mereka apa julukanku.

Jae Ho : Baiklah. Apa? Di sini?

Semua menatap Jae Ho.

Terpaksalah Jae Ho ngasih tahu julukan Do Guk.

Jae Ho : Julukannya Aseksual. Mereka juga memanggilnya kasim.

Nyonya Cha : Kasim? Aku tidak percaya yang kudengar!

Do Guk : Benar sekali. Itulah yang harus kuhadapi. Itu sebabnya aku harus membuktikan kepada semua orang bahwa itu tidak benar.

Nyonya Cha : Berkencanlah dengan orang lain jika kau tidak mau julukan itu.

Do Guk : Aku tidak mau. Harus dia.

Nyonya Cha : Kenapa? Apa alasannya?

Do Guk : Dia cantik. Aku tertarik padanya.

Yi Joo memanggil dua pelajar yang lewat di depan jendela kamarnya.

Yi Joo : Kau mau menghasilkan uang saku? Aku akan membayarmu 10.000 won untuk satu panggilan.

Pelajar itu meminjamkan ponselnya ke Yi Joo.

Kembali ke Do Guk yang disidang keluarganya.

Nyonya Lee : Kau yakin tak tertarik kepadanya karena alasan buruk?

Do Guk : Apa maksud Nenek?

Nyonya Lee : Dia putri Hanwool Finance Group, tempat uang mengalir. Kudengar perusahaanmu mengalami defisit lebih besar tahun lalu. Jika sangat kesulitan, kau selalu bisa berhenti dan kembali ke bawahku.

Do Guk : Astaga, nenekku tersayang. Nenek tahu cara kerja konglomerat, tapi kau tidak tahu tentang perusahaan rintisan.

Nyonya Lee : Tentang apa?

Do Guk : Alih-alih fokus pada defisit lebih penting mengembangkan ukuran perusahaan. Kami mencapai penjualan tertinggi tahun lalu. Kami berperingkat tertinggi dalam platform interior dalam hal total nilai pasar.

Mendengar itu, Nyonya Lee memuji Do Guk.

Nyonya Lee : Yang tertinggi? Sudah kuduga. Jika kau salah satu keturunanku sebaiknya menjadi nomor satu di mana pun kau berada.

Nyonya Lee melirik Tuan Seo, bukan begitu, Young Kyun-ah?

Young Kyun : Apa? Tentu saja, Ibu.

Nyonya Lee : Lalu, ada apa denganmu? Kau putra ibu. Kenapa gen baikku melewatimu dan langsung menuju dia?

Youn Kyun : Kenapa Ibu kasar sekali?

Nyonya Lee : Bicara yang keras.

Nyonya Cha : Cukup! Jangan keluar topik. Ibu. Aku sedang bicara serius dengan putraku.

Nyonya Lee : Aku juga sedang bicara serius dengan putraku.

Ponsel Do Guk berbunyi.

Do Guk : Ini Seo Do Guk.

Yi Joo : Ini aku, Han Yi Joo.

Do Guk : Kenapa ponselmu mati? Nomor siapa ini? Kau tahu berapa lama aku menunggu teleponmu?

Yi Joo : Ceritanya panjang. Maksudku kuharap kita bisa bertemu untuk bicara.

Do Guk : Aku harus ke mana? Ke rumahmu? Kurasa masih terlalu dini bagiku untuk berkunjung.

Yi Joo : Aku terjebak sekarang. Jika kau datang sekarang, aku akan memberimu proposal proyek yang layak. Aku juga bisa berbagi informasi saham tentang industri. Jadi...

Do Guk : Saat meminta, memintalah dengan sopan. Aku dua tahun lebih tua darimu. Contohnya... Selamatkan aku, Pangeran Tampan.

Yi Joo : Dia sudah gila.

Do Guk : Jika tidak, bagaimana jika aku datang besok?

Yi Joo : Baiklah. Selamat... Selamatkan aku... Tuan Bahu Lebar!

Yi Joo mutusin panggilan.

Do Guk kaget, Tuan Bahu apa? Halo?

Nyonya Cha : Kepada siapa kau bicara seperti itu?

Do Guk menatap neneknya.

Do Guk : Maaf, tapi aku harus pergi.

Nyonya Lee : Kau baru saja tiba. Kau mau ke mana padahal sudah lama tidak bertemu denganku?

Do Guk : Nenek. Wanita yang mungkin akan kunikahi dalam bahaya. Aku harus melakukan sesuatu. Sampai jumpa.

Kamera menyorot foto Do Guk dan Yi Joo di atas meja.

Nyonya Cha : Dia diadopsi. Apa bedanya dia dengan adiknya, teman kencan butamu? Pendidikannya? Kecantikan? Status dalam keluarga?

Do Guk : Kurasa bukan semuanya.

Nyonya Cha : Kau tetap akan menikahinya?

Do Guk : Karena dia membuatku penasaran. Untuk kali pertama dalam hidupku.

Do Guk pun pergi.

Tuan Seo melirik Nyonya Cha : Do Guk tampak serius.

Nyonya Lee setuju, benar, bukan? Matanya berkaca-kaca.

Nyonya Cha stress, jangan keluar topik!

Yi Joo mengembalikan ponsel pelajar itu.

Yi Joo : Terima kasih atas bantuanmu. Baterainya hampir habis. Cepat pulang dan isi dayanya.

Jung Hye datang.

Jung Hye : Kau merencanakan banyak hal sekarang.

Yi Joo : Tidak bisakah setidaknya Ibu mengetuk?

Jung Hye : Kau menelepon Do Guk? Kenapa? Untuk memintanya menyelamatkanmu? Kau pikir kau berarti karena kalian bermalam bersama. Menurutmu apa artinya itu baginya? Dia bersenang-senang denganmu karena kau menggodanya.

Yi Joo : Apa?

Jung Hye : Memangnya Seo Do Guk akan membuang waktunya dengan seseorang entah dari mana. Apa dia akan mencintaimu? Itukah yang kau inginkan? Bisakah kau bangun? Pria mana yang akan mencintai wanita yang ditelantarkan oleh ibunya sendiri? Se Hyeok masih akan menerimamu. Apa yang kau pikir kau lakukan padahal kau harus membungkuk dan berterima kasih kepadanya? Yi Joo. Pikirkan masa-masa di panti asuhan. Dahulu kau melakukan apa pun agar terlihat baik untuk diadopsi. Begitulah caramu bergabung dengan keluarga kami.

Yi Joo : Aku...!

Jung Hye : Jangan katakan apa pun. Aku akan mengundang orang tua Pak Yoo besok untuk mengurus pernikahannya.

Do Guk datang, Nona Han, keluar sekarang juga.

Jung Hye kaget dengan kedatangan Do Guk.

Do Guk lalu membawa Yi Joo keluar.

Sekarang, Do Guk duduk berempat dengan Jin Woong, Yoo Ra dan Yi Joo.

Jin Woong : Kau cucu bungsu pimpinan Taeja Group?

Do Guk : Maaf terlambat memperkenalkan diri. Aku Seo Do Guk.

Jin Woong : Ini mendadak sekali. Kenapa kau kemari, Pak Seo?

Do Guk : Kau tidak perlu terlalu sopan. Aku merasa canggung. Aku datang hari ini untuk meminta restumu untuk menikah.

Jung Hye datang membawa minuman.

Jin Woong : Dengan Yoo Ra, maksudmu?

Do Guk : Bukan. Dengan Yi Joo.

Jung Hye kaget, apa? Apa maksudmu? Pak Seo. Di mana sopan santunmu? Kau berkencan dengan Yoo Ra dan akan menikahi Yi Joo?

Do Guk : Aku tersanjung kau begitu menghormatiku. Aku tahu kau melibatkan istri Pimpinan Chegang Group. Maksudku, kau memintanya mengatur kencan buta
di antara kami. Tapi aku bukan tipe orang yang mau dijodohkan dan aku menolak pendekatan Yoo Ra. Namun, dia tetap meneleponku. Aku merasa tak nyaman.

Jin Woong : Maksudmu kau sudah menolak Yoo Ra?

Do Guk : Ya.

Jin Woong : Lalu kau ingin menikahi Yi Joo.

Do Guk : Benar. Kami ingin menikah secepat mungkin. Bagaimana menurut ayah?

Jin Woong tak bisa menolak.

Jin Woong : Astaga. Jika kalian saling menyukai aku tidak punya alasan untuk keberatan.

Jung Hye dan Yoo Ra protes, yeobo/appa!

Jin Woong : Jangan berteriak di depan tamu.

Yoo Ra : Ini omong kosong. Sejak kapan kalian menjadi dekat? Kau putus dengan Se Hyeok dan bilang dia menyukaiku. Aku sangat khawatir dan gelisah berpikir aku melakukan kesalahan. Bukankah ini berarti kalian berpacaran sebelum Yi Joo putus dengan Se Hyeok?

Do Guk : Yi Joo dan aku bertemu secara pribadi untuk kali pertama kemarin.

Yoo Ra : Lalu kalian bermalam bersama dan memutuskan untuk menikah?

Do Guk : Jika kau yakin sudah bertemu jodohmu, itu bisa terjadi. Aku sungguh berharap kau juga bertemu orang seperti itu.

Jung Hye : Pak Seo. Bukankah kau terlalu gegabah? Yi Joo baru saja membatalkan pertunangan. Dia belum menenangkan hatinya.

Yi Joo gugup lagi. Do Guk yang melihat itu, menggenggam tangan Yi Joo.

Do Guk : Aku akan ada untuknya. Itu tugasku.

Do Guk dan Yi Joo berdiri.

Do Guk : Kalau begitu kuanggap kami mendapat restumu.

Jin Woong : Kenapa kau tidak ikut makan malam?

Do Guk : Maaf, Pak. Aku ingin makan di luar bersama Yi Joo. Ada yang harus kami bicarakan.

Jin Woong : Baiklah. Kalian pasti ingin menghabiskan waktu bersama. Mari segera bertemu lagi.

Do Guk mengajak Yi Joo pergi tapi Yi Joo menghentikan langkahnya dan menengadahkan tangannya ke Jung Hye. Terpaksalah Jung Hye mengembalikan ponsel Yi Joo.

Do Guk : Sepertinya Yi Joo adalah putri yang sangat dicintai. Kau mengambil ponselnya dan menguncinya di kamar karena tidak pulang. Kau tak perlu khawatir lagi. Aku akan menjaganya sekarang.

Mereka pergi.

Jin Woong melirik Jung Hye.

Jung Hye menatap kepergian mereka dengan kesal.

Do Guk terus memegang tangan Yi Joo. Hingga akhirnya, dia melepaskan pegangannya ketika Yi Joo menghentikan langkah.

Do Guk : Aku membatalkan rapat penting untuk datang ke sini. Kau harus menebusnya, Nona Han.

Yi Joo : Baiklah. Kita mulai dari mana? Mau bicarakan saham? Atau akuisisi?

Do Guk : Makanan. Ini sudah larut. Mari makan dahulu.

Do Guk membawa Yi Joo ke restoran mewah. Do Guk melihat2 daftar menu dan Yi Joo diam saja. Melihat ekspresi Yi Joo, Do Guk akhirnya meminta pelayan membawakan menu rekomendasi pelayan.

Tak lama, makanan mereka datang.

Namun Yi Joo terlihat takut untuk menyuap makanannya.

Do Guk tanya ada apa.

Yi Joo : Aku tidak bisa makan makanan seperti ini.

DO Guk : Makanan seperti ini? Lalu apa yang biasanya kau makan?

Yi Joo : Makanan dari toserba. Makanan kemasan.

Do Guk pun membawa Yi Joo ke taman. Dia membelikan Yi Joo makanan kemasan.

Do Guk : Aku memanaskannya untukmu.

Do Guk mau membukakan segel nya untuk Yi Joo, tapi kemudian dia menyuruh Yi Joo melakukan sendiri.

Yi Joo ; Perang di Ukraina bisa berlangsung lebih lama dari dugaan. Maka kau akan kesulitan mendapatkan bahan konstruksi jadi, coba dapatkan...

Do Guk : Berhenti. Aku tak perlu mendengar itu. Dengarkan aku dan makanlah, meski hanya satu gigitan. Kau tampak kurang sehat.

Yi Joo : Kenapa? Kau mengasihaniku?

Do Guk : Apa?

Yi Joo : Kau melihat semuanya. Bagaimana mereka memperlakukanku di rumah itu. Kamarku bahkan tak sampai setengah ukuran kamar Yoo Ra dan tak mendapat sinar matahari. Tak berwarna dan aku bahkan tak punya perabot yang layak.

Do Guk menghibur Yi Joo.

Do Guk : Kamar monoton dan minimalis. Ini bagus. Ini tren terbaru.

Yi Joo : Kau mendengar perkataan ibuku. Menghabiskan malam bersama tidak ada artinya. Dia hanya bersenang-senang denganmu. Dengan gadis yang entah dari mana. Pria mana yang akan mencintai wanita yang ditelantarkan oleh ibunya sendiri?

Do Guk : Cukup. Kau tahu dia bicara omong kosong. Jangan memikirkannya.

Yi Joo : Bahkan yang disebut keluargaku yang tinggal denganku seumur hidupku, membenciku tapi kau memihakku, menyelamatkanku dan mengkhawatirkanku.

Do Guk : Itu...

Yi Joo : Lagi pula, uang itu bagus. Setelah punya rekan yang bisa kuandalkan, aku merasa tenang.

Yi Joo mencoba menyuap makanannya. Namun tangisnya yang dia tahan sedari tadi, akhirnya pecah. Dia juga merasa mual.

Do Guk pun berdiri dan menatap lirih Yi Joo. Lalu dia mendekati Yi Joo dan tanya apa yang keluarga Han lakukan pada Yi Joo. Yi Joo pun menceritakan semuanya.

Yi Joo : Suatu kali seseorang meracuni makananku.

Sontak Do Guk terhenyak mendengarnya.

Yi Joo : Aku diberi tahu bahwa itu perbuatan pembantu. Dia langsung dipecat dan aku bahkan tidak bertemu dengannya. Tapi aku menyukai orang itu. Setelah itu, aku tidak tahu lagi siapa yang harus kupercaya.

Yi Joo menatap Do Guk.

Yi Joo : Menurutmu dia sungguh melakukan itu? Jika pelakunya orang lain, siapa dia? Siapa yang merasa seperti ini tentang keluarganya sendiri? Mencurigai salah satu anggota keluargamu bisa menyakitimu... aku aneh karena memikirkan itu, bukan? Aku kacau, bukan?

Yi Joo lantas bilang kalau dia pengen balas dendam.

Yi Joo : Orang-orang yang membuatku menjadi seperti ini. Aku ingin membalas mereka.

Do Guk pun memegang kedua bahu Yi Joo.

Do Guk : Katakan kepadaku. Alasan sebenarnya kau ingin menikahiku. Apa untuk membalas dendam? Pada Han Yoo Ra dan Lee Jung Hye?

Yi Joo : Benar. Karena itu aku memilihmu. Karena aku tahu Han Yoo Ra menginginkanmu. Jika Yoo Ra terluka, hati Se Hyeok juga akan hancur karena dia mencintainya. Sama halnya dengan ibuku, karena putri kandungnya adalah segalanya. Mereka semua akan menderita.

Do Guk senang mendengarnya.

Do Guk : Ya. Inilah yang ingin kudengar. Sudah kubilang. Aku suka wanita dengan semangat petarung.

Do Guk lantas mengambil bunga matahari di dekat mereka. Lalu dia menyematkan bunga itu ke jari Yi Joo, seolah2 itu cincin.

Do Guk : Aku harus menyiapkan sebanyak ini saat menyelamatkan putriku. Untuk saat ini, ini sudah cukup. Kau tidak keberatan, bukan?

Do Guk lalu mengajak Yi Joo menikah dengannya.

Yi Joo mengangguk.

Yi Joo : Tapi aku tidak menyiapkan apa pun. Maafkan aku.

Do Guk berdiri dan merentangkan kedua tangannya.

Do Guk : Kalau begitu, tunjukkan saja.

Yi Joo pun berdiri dan mencium Do Guk.

Do Guk kaget dicium, padahal dia minta peluk.

Melihat ekspresi Do Guk setelah dia cium, dia kaget dan panik.

Yi Joo : Apa bukan ini maksudmu? Astaga, maafkan aku. Aku hanya berpikir...

Do Guk tiba2 merangkul Yi Joo, membuat Yi Joo tambah kaget.

Do Guk : Itu tidak cukup.

Yi Joo : Apa?

Do Guk pun mencium Yi Joo.

Bersambung......

0 Comments:

Post a Comment