Maestra : Strings of Truth Episode 1

 All Content From : tvN
Sinopsis Lengkap : Maestra
Selanjutnya : Maestra Episode 2


Seorang wanita berjalan memasuki sebuah bar. Wanita itu berambut panjang dan mengenakan topi di kepalanya. Para pekerja bar melihat kedatangannya. Wanita itu terus berjalan, hingga akhirnya dia menghentikan langkahnya di depan seorang pria asing. Wanita itu, Cha Se Eum. Se Eum bilang, waktu mereka tinggal dua jam.

Pria itu menyuruh Se Eum mundur saja.

Se Eum : Ayo jalan.

Pria itu marah, kubilang jangan ganggu aku!

Se Eum lantas mengeluarkan pistolnya. Dia mengancam akan membunuh pria itu. Pria itu tak takut dan menyuruh Se Eum menembaknya. Se Eum menarik pelatuknya. Tak lama, terdengar bunyi tembakan.


Adegan beralih pada Se Eum yang tengah memimpin pertunjukan sebagai Kepala Konduktur. Pria yang tadi ditembaknya, ternyata anggota dari orkestra yang dipimpin Se Eum. Pertunjukan akhirnya selesai. Para penonton berdiri dan memberikan applause pada Se Eum. Se Eum bangga luar biasa pada dirinya.

Pria asing itu lantas mengucapkan selamat tinggal pada Se Eum. Dia berharap, tidak bertemu Se Eum lagi.

Se Eum : Aku akan tetap datang ke pemakamanmu.

Pria asing : Kau gila. Kau tahu itu?


Se Eum pun kembali ke Korea. Kembalinya Se Eum ke Korea setelah 20 tahun, menjadi berita hangat di semua media Korea. Cha Se Eum disebut sebagai konduktur terbaik dan akan memimpin Hangang Philharmonic Korea.


Yoo Jeong Jae tengah menyemangati kudanya yang mengikuti sebuah lomba bersama kuda2 lain. Namun, kuda Jeong Jae kalah. Usai pertandingan, Jeong Jae memarahi kudanya. Dia kesal karena tak ada satu pun dari kuda2nya yang ikut lomba, memenangkan pertandingan.

Jeong Jae : Ada apa dengan kalian? Ini memalukan. Kenapa tak ada yang menang? Aku tak percaya ini. Aku pemiliknya, dan dia bahkan tak mau dengar. Kurasa kata-kata tak cukup. Kau butuh gula agar bersemangat.

Jeong Jae lalu memberikan gula batu pada salah satu kudanya.

Jeong Jae : Aku tahu, Thunder. Jujur saja, perilakumu yang terbaik.


Jeong Jae lantas dihubungi seseorang yang memberitahunya akan kepulangan Se Eum ke Korea.

Jeong Jae terdiam mendengarnya.

Seketaris Park datang, memberitahu Jeong Jae bahwa sudah waktunya untuk meeting.

Jeong Jae memasukkan gula batu ke mulutnya.

Setelah itu, dia bilang 'oke' pada si penelpon dan beranjak pergi.


Se Eum sudah di bandara. Dia baru saja tiba di Korea.


Para anggota Hangang Philharmonic tengah membahas kembalinya Se Eum. Park Jae Man bilang, tampaknya itu keputusan para dewan. Kwon Su Jin, yang duduk di sebelah Jae Man, menatap tabletnya. Dia bilang, kembalinya Se Eum ramai di berita. Ha Young Mi yang duduk di samping Su Jin tak habis pikir. Dia berkata, apa begini caranya memperkenalkan konduktur baru pada mereka. Shin Ji Ae yang duduk di sebelah Young Mi,  menyebut itu konyol.


Lee A Jin yang berdiri di belakang mereka, mempertanyakan nasib asisten konduktur mereka.

A Jin : Dia diharapkan menjadi kepala konduktor.


No Ba Ha melihat asisten konduktur mereka melintas di depan jendela.

Ba Ha : Tunggu, dia datang.


Oh Hyun Seok, sang asisten konduktur, masuk ke ruangan Direktur Jeon Sang Do.

Hyun Seok tanya, apa itu benar. Kepala Konduktur yang baru adalah Se Eum. Dengan wajah menyesal, Sang Do memberitahukan itu benar. Dia bilang dia berniat memberitahu Hyun Seok. Hyun Seok marah.

Hyun Seok : Bukannya kau menjanjikanku posisi lowong itu? Aku bahkan menolak menjadi profesor. Teganya kau begini kepadaku?

Sang Do : Aku sangat merekomendasikanmu. Namun, para petinggi sangat kukuh soal Cha Se Eum. Aku tak bisa apa-apa…


Ma Yo Sub masuk dan ikut protes.

Yo Sub : Bahkan serikat tak bisa setuju. Mengganti konduktor tanpa seizin kita? Keputusan ini terlalu mendadak dan sepihak.

Sang Do : Ini juga dipaksakan kepadaku. Kenapa kalian begini kepadaku?


Hyun Seok : Jadi, kau tak akan bertindak?

Yo Sub menyuruh Sang Do membuat keputusan.

Sang Do menghela nafas dan berpikir sejenak. Setelah itu, dia mengajak mereka untuk jujur. Sang Do bilang, mereka dalam krisis.

Sang Do : Kau tahu jumlah penonton yang membayar di Hanphil? Penonton yang tak membayar jauh lebih banyak. Jika begini terus, kita tak bisa bertahan. Kabar kedatangan Cha Se Eum saja membanjiri media. Dia mendapat perhatian besar. Bagaimana caraku mencegahnya? Tak ada alasan bagus untuk itu.


Para anggota Hangphil menolak kedatangan Se Eum.

Young Mi : Jujur saja, Cha Se Eum begitu terkenal karena teatrikalnya. "Dia legenda hidup yang mengubah murahan menjadi unggulan." Semuanya hanya pemasaran.

Ji Ae : Saat diumumkan dia akan datang, Hanphil jadi berstigma, seolah-olah kita ini murahan. Sungguh memalukan.


Kang In Han berkata, Se Eum dikenal sangat tegas dan seram.

In Han : Konon dia pernah menembak anggotanya.

Jae Man : Itu konyol.


Kim Bong Joo ikut menyuarakan pendapatnya.

Bong Joo : Wah, kedengarannya seru. Akan sama untuk konser kita.

Lee Ru Na membela Se Eum.

Ru Na : Itu bukan hal yang buruk. Cha Se Eum konduktor yang terkenal dan sangat berbakat.


Tapi dia malah disemprot Young Mi dan Ji Ae.

Young Mi : Kau tahu apa? Kau masih baru di sini, jadi tak boleh berkomentar, paham?

Ji Ae : Kau belum cukup lama di sini.


Su Jin membela Ru Na. Dia bilang Ru Na benar.

Su Jin : Konduktor wanita kurang dari lima persen, tetapi Cha Se Eum termasuk yang terbaik, apa pun jenis kelaminnya. Kurasa kita tak dalam posisi untuk menolaknya.


Ba Ha : Itu benar. Juga ada rumor bahwa kita bubar…

A Jin : Namun, tak benar bahwa dia diangkat tanpa prosedur atau konsultasi dengan anggota.


Young Mi : Apa kita tak bisa lakukan pemungutan suara?

Bong Joo : Kurasa kita sudah dapat jawabannya. Hanya bisa bubar atau Cha Se Eum.


Se Eum mampir ke Pusat Perawatan Khusus Lansia Chung Eun. Tapi dia tak masuk ke dalam. Dia hanya terdiam di dalam taksi, sembari menatap ke arah pusat perawatan. Setelah itu, taksi pun membawanya pergi.


Kepala Departemen Hwang berlari masuk ke ruangan Sang Do. Dia memberitahu Sang Do bahwa ada masalah. Sang Do pun kesal, dia tanya ada apa lagi sekarang.


Sang Do pun berlari ke lobi. Ternyata, Se Eum datang. Dari bandara, dia langsung ke Hangphil, meski sempat mampir sebentar tadi ke pusat perawatan. Sang Do menyapa Se Eum. Sang Do kemudian bertanya, bukankah Se Eum akan datang lusa.

Se Eum : Kurasa aku tak bisa menunggu.

Sang Do : Tetap saja, kau bisa beri tahu sebelum datang. Di mana manajermu?

Se Eum : Aku dibuang karena membuat kontrak sendiri. Cukup basa-basinya. Aku mau bertemu para anggota.

Sang Do : Sekarang? Mereka pasti sudah pulang…


Se Eum mulai berjalan.

Sang Do kebingungan sendiri, bagaimana ini…

Sang Do pun bergegas menyusul Se Eum sambil membawa koper Se Eum.


Para anggota Hangphil bersiap pulang. Tapi kemudian, Sang Do masuk dan menyuruh mereka duduk lagi. Sang Do bilang, dia yakin ini kejutan untuk mereka semua.

Sang Do : Aku paham. Aku juga sangat terkejut. Namun, aku perlu memberi perkenalan resmi.

Se Eum masuk. Sebagian anggota menatap sinis Se Eum, terutama Young Mi dan Ji Ae.

Sang Do pun mengenalkan Se Eum sebagai Direktur Musik dan Kepala Konduktur baru Hangang Philharmonic. Setelah mengenalkan Se Eum, dia meminta semuanya tepuk tangan. Young Mi lagi2 menatap sinis Se Eum. Hanya sebagian yang memberikan applause pada Se Eum.

Se Eum : Senang bertemu kalian semua. Walau aku yakin ada yang tak sependapat.

Young Mi bergumam, setidaknya dia tahu.


Sang Do berusaha menutupi ketidaksukaan para anggota terhadap Se Eum, di depan Se Eum.

Sang Do : Mereka agak pemalu bertemu orang baru. Pemusik memang biasanya pemalu, bukan?

Se Eum : Tak penting. Bakat mengalahkan pertemanan, kepribadian, dan upaya. Perhatianku hanyalah kemampuan seseorang. Nah, mari kita saling mengenal. Karya yang terbaru…


Yo Sub menyela Se Eum, kami menyiapkan hadiah penyambutanmu.

Yo Sub lalu meminta pustakawan membagikan partitur.


Partitur mulai dibagikan. Mereka terkejut membaca isinya.

Bong Joo bilang dia tak perlu melihatnya.

Se Eum memperhatikan Bong Joo.


Dan, hadiah penyambutan Se Eum pun diperdengarkan. Mereka memainkan Mission Impossible.

Se Eum memperhatikan mereka semua. Tak lama kemudian, dia menyuruh mereka berhenti.

Se Eum : Terima kasih. Jadi, ini Mission Impossible. Agak negatif untuk sambutan selamat datang, ya? Namun, jika mau menyapa, lakukan dengan benar dan tanpa ragu.


Se Eum menatap Ba Ha.

Se Eum : No Ba Ha-ssi, cello mendasar di awalnya sangat penting dalam karya ini. Pimpin dengan yakin dan seluruh instrumen dawai akan menyusul.


Lalu berikutnya A Jin.

Se Eum : Lee A Jin-ssi, duduk yang tegak. Itu tak bagus bagimu.


Kemudian Bong Joo.

Se Eum : Kim Bong Joo-ssi, berapa nilai not pertama dalam bar ketujuh?

Bong Joo : Apa?

Se Eum : Itu not kedelapan. Namun, kau mainkan not ke-16. Jika kau kurang bagus, harus rendah hati.


Se Eum lalu meminta pustakawan memberikan partitur pada Bong Joo.

Se Eum : Musiknya tak berjiwa. Dengan dampak yang tak terlalu berat.

Se Eum memberikan contoh. Setelah itu, dia menyuruh para anggota mulai dari awal.

Yo Sub kesal rencananya mempermalukan Se Eum gagal.


Lagu dimainkan, sesuai arahan Se Eum.

Se Eum melirik Ru Na.

Se Eum : Tetap fokus, Lee Ru Na-ssi.


Sang Do takjub menatap Se Eum.

Lagu selesai.

Para anggota bubar.


In Han dan Su Jin berjalan bersama.

In Han : Tak heran orang bilang dia kejam. Kurasa dia sudah hafal nama kita.

Su Jin : Dia tak butuh partitur untuk menunjuk semua barnya. Kurasa Mission Impossible adalah ide buruk.


Young Mi dan Ji Ae malah membahas mantel branded Se Eum.

Ji Ae bilang, mantel Se Eum itu edisi terbatas.



Yo Sub bersama A Jin.

A Jin : Kedatangannya yang mendadak membuatku agak bingung.

Yo Sub : Dia mau menetapkan otoritas. Jelas tak mudah dikendalikan.

A Jin : Aku cemas bagaimana nantinya.


Se Eum dijemput oleh suaminya, Kim Pil.

Se Eum : Sudah kubilang tak usah datang. Aku tak percaya kau jauh-jauh kemari.

Pil : Aku harus menjemputmu. Kita sudah berbulan-bulan tak bertemu.

Se Eum : Sudah lama menunggu?

Pil : Tidak, aku baru sampai. Saat kau bilang mau mampir di Hanphil, kupikir, "Tak mungkin salam itu akan cepat berakhir." Aku bisa merasakannya.

Mereka masuk ke mobil.

Seseorang mengawasi Se Eum.


Se Eum dan Pil menginap di hotel. Pil bilang, Hanphil sungguh habis-habisan.

Pil : Apartemen profesor tak sebanding dengan ini.

Se Eum : Aku malah ingin ke sana.

Pil : Bisa bayangkan membawa maestra ke tempat kumuh begitu?

Se Eum : Kita pernah tinggal di semibasemen di Amerika.

Pil : Hal pertama yang perlu kita lakukan adalah cari tempat tinggal bagus. Agar kau bisa kubawa ke sana.

Se Eum : Tidak harus mewah, hanya…

Pil : Hanya yang dekat dengan Hanphil?

Se Eum tersenyum mendengarnya.

Pil : Kau tak tahan membuang waktu bolak-balik. Aku sudah melihat-lihat di kawasan itu.

Se Eum : Aku menghargainya.

Pil : Bagaimana kau bisa menjauhi suami sepertiku selama tiga tahun?

Se Eum : Yah, itu karena kau pergi ke Amerika setiap liburan.

Pil : Aku tahu kau tak akan datang, harus bagaimana lagi?

Mereka tertawa dan menikmati alkohol bersama.

Pil lantas bertanya alasan Se Eum kembali ke Korea, padahal Se Eum membenci Korea.

Pil : Kau juga mendapat tawaran dari banyak tempat lain.

Se Eum mengganti topic pembicaraan.

Se Eum : Sudah lama aku tak mendengarmu bermain piano. Aku ingin dengar lagi.

Pil : Sekarang juga?

Se Eum : Ya, kumohon.

Pil : Baik, tetapi belum selesai.


Pil beranjak ke piano nya. Dan Se Eum duduk di sofa.

Se Eum : Kau sedang menggubah sesuatu?

Pil : Aku rindu pekerjaan asliku. Aku jadi gugup.

Pil pun mulai memainkan piano nya. Tapi hanya sebentar.

Pil : Itu saja.


Pil menoleh ke Se Eum. Lah Se Eum nya bobok.

Pil pun mendekati Se Eum. Dia menyelimuti Se Eum, juga menatap wajah Se Eum.


Ponsel Pil berbunyi.

Ada pesan masuk. Pil membacanya dan langsung menatap Se Eum dengan wajah resah.


Ru Na tengah menggesek biolanya di sebuah restoran mewah. Dia bermain di hadapan para pengunjung restoran. Para pengunjung memberikan applause padanya, setelah dia selesai bermain.

Ru Na kemudian beranjak pergi usai pertunjukan, namun manajer resto mengejarnya.

Manajer : Kudengar ini hari terakhirmu. Kenapa kau bisa berhenti begitu saja? Kau tak bisa berhenti begitu saja, walau paruh waktu…

Ru Na : Sebagai gantinya, kau tak usah membayarku bulan ini.

Manajer : Ada apa denganmu? Apa kau menang lotre?

Ru Na : Bisa dibandingkan dengan lotre.

Manajer : Ru Na-ya, kau bekerja keras mencari uang untuk kuliah di luar negeri…

Ru Na : Sudah tak perlu lagi.


Malamnya di kamarnya, Ru Na menulis di buku catatannya.

Ru Na : Aku sudah tak perlu ke Amerika lagi. Akhirnya kita sudah bertemu.

Ru Na lalu menatap poster Se Eum yang dia tempel di dinding kamarnya. Ternyata, dia penggemar berat Se Eum.


Pil terbangun dari tidurnya dan mendapati dia sendirian di ranjang.


Se Eum sendiri ada di aula pertunjukan. Dia duduk di bangku penonton, memikirkan sesuatu. Tak lama, dia naik ke panggung. Dia memeriksa panggung. Setelah itu, dia melihat tempat untuk orkestra.

Se Eum lalu berkeliling Hanphil dan melihat foto serta nama2 Kepala Kondektur sebelumnya. Pas lagi melihat2, dia mendengar suara permainan biola.


Se Eum pergi memeriksa dan melihat Ru Na tengah berlatih. Ru Na berhenti menggesek biola saat Se Eum di depan pintu. Se Eum pun masuk dan mendekati Ru Na.

Se Eum : Bukankah kau anggota termuda dari seleksi nonbias tahun ini?

Ru Na : Ya, benar.

Se Eum memperhatikan Ru Na.

Ru Na yang kikuk, mempersilahkan Se Eum untuk bicara.

Se Eum : Bagaimana kau belajar bermain biola?

Ru Na : Ayah mengajariku. Dia hobi bermain biola. Aku ikut ayahku ke banyak konser sebelum bisnisnya bangkrut. Aku ikut ke mana pun dia pergi.

Se Eum : Kau tak seperti tipe yang mengikuti ayahmu.

Ru Na : Menurutmu begitu?

Se Eum : Dua not kedelapan dalam bar 448. Bisa perpanjang not-not itu dengan kuat daripada menyingkatnya? Mari kita mainkan bersama.


Se Eum pun mulai memainkan piano dengan sebelah tangannya dan Ru Na dengan biolanya. Se Eum kemudian memainkan piano dengan kedua tangannya, mengiringi permainan biola Ru Na. Tak lama, mereka selesai.

Ru Na dan Se Eum saling tersenyum.

Jae Man tengah mengelap biolanya, di ruangannya. Lalu Se Eum datang.

Se Eum : Sedang menyetem biolamu?

Jae Man : Kau mengenali ini?

Se Eum : Ayahku yang membuatnya. Masih kau pakai?

Jae Man : Tentu saja. Ini lebih berarti bagiku daripada Stradivarius. Rasanya baru kemarin kau belajar biola dariku. Kau sudah menjadi konduktor sukses. Aku sungguh bangga padamu.

Se Eum lalu berkata ingin mengatakan sesuatu. Jae Man menyuruh Se Eum bicara.

Se Eum : Apa kau sadar jari keempat kirimu bermasalah? Kau tak bisa menekan senarnya dengan benar.

Jae Man terdiam mendengar itu. Se Eum ingat saat anggota memberikannya lagu penyambutan, dia melihat Jae Man tak bisa menekan senar dengan benar.

Jae Man pun berdalih, tak ada yang bermasalah dengan jarinya sebelumnya.

Se Eum : Maaf, aku harus menggantimu dengan pemain lain.

Jae Man terkejut, Se Eum-ah.

Se Eum : Ini demi orkestra.

Jae Man : Pensiunku masih setahun lagi. Putriku juga akan menikah. Mengingat aku dahulu gurumu, tak bisakah kau abaikan ini?

Se Eum : Aku tak memintamu keluar. Jika kau mundur sebagai pemimpin konser...

Jae Man : Hidupku hanya demi kehormatan. Kata-katamu pada dasarnya hukuman mati.

Se Eum : Aku tak mau ada pemimpin konser yang labil di panggungku. Maafkan aku, Pak.

Se Eum beranjak keluar.

Jae Man menyusul Se Eum.

Jae Man : Bagaimana denganmu? Sebagus apa kualifikasimu? Aku masih ingat. Sudah 20 tahun yang lalu. Karena kau tak muncul untuk konser dan menghilang, Hanphil dikeluarkan dari Orkestra Nasional.

Se Eum : Aku di sini untuk membayar utang itu. Makanya aku berkualifikasi.

Se Eum beranjak pergi.

Kita ke Universitas Seni tempat Pil mengajar sekarang. Pil memasuki kelasnya.

Anak didiknya memberinya ucapan selamat karena Se Eum sudah kembali ke Korea.

"Kau pasti senang sekali, Profesor Kim!"

"Tentu saja."

"Kami juga mau bertemu dia. Bisakah dia beri kami kuliah khusus?"

"Tidak, hanya aku yang bisa bertemu dia."

Para mahasiswa membujuk Pil agar Se Eum memberi mereka kuliah khusus.

Pil : Baiklah, sudah cukup bergembira hari ini.

Se Eum menemui para anggota.

Se Eum : Sambutan pertama kemarin berkesan, ya? Namun, aku berniat terus mendesak kalian semua. Kuhargai jika semua mengikuti.

Se Eum kemudian menyuruh Ru Na tukeran tempat dengan Jae Man. Dia lantas bilang, pemimpin konser baru mereka adalah Ru Na. Jae Man yang kecewa, beranjak keluar. Sementara Ru Na masih diam di kursinya. Se Eum mengulangi perkataannya. Dia menyuruh Ru Na duduk di kursi Jae Man.

Yo Sub protes, Maestra. Kurasa kau keras kepala.

Se Eum : Lalu?

Yo Sub : Bahkan kasar ada batasnya. Aku mau perjelas satu hal. Konduktor bisa pergi tetapi orkestra akan tetap ada.

Satu per satu, para anggota keluar. Dan hanya menyisakan sebagian anggota.

Sang Do berusaha menahan mereka.

Sang Do : Kalian tak bisa pergi begitu saja.

Su Jin kesal, bisa-bisanya dia ganti pemimpin konser tanpa pemberitahuan?

Young Mi : Butuh lebih dari bakat untuk jadi pemimpin konser. Ru Na masih belia.

Ji Ae : Benar. Bagaimana dengan Suj Jin, asisten pemimpin konser kita? Mendadak dia memilih Ru Na?

Bong Joo : Jelas dia tak menghargai kita.

In Han : Siapa pun dia, ini keterlaluan.

A Jin : Ini tak bisa dibiarkan, Daepyeonim.

Yo Sub : Tolong tangani hal ini sesuai peraturan mengenai konduktor baru dan pemimpin konser.

Sang Do pun memarahi Se Eum. Dia bilang, Jae Man itu anggota tertua Hanphil. Namun Se Eum tetap pada keputusannya. Sang Do pun tanya alasan Se Eum mendadak mengganti pemimpin konser. Se Eum bilang, dalam hal kemampuan, Ru Na yang terbaik dan Hanphil butuh perubahan.

Sang Do : Pemimpin konser butuh lebih dari bakat. Jika anak dengan pengalaman panggung minim menjadi pemimpin konser...

Se Eum : Akan menyegarkan.

Sang Do : Akan menyegarkan… apa?

Se Eum : Kudengar Ru Na dipilih dibanding semua pemusik berbakat lainnya saat seleksi nonbias. Murni berdasarkan bakat. Aku juga bisa memastikannya.

Sang Do : Bagaimana dengan Kwon Su Jin? Lebih masuk akal mengangkat asisten pemimpin konser.

Se Eum tersenyum menatap Sang Do.

Sang Do : Senyum itu membuatku takut.

Se Eum : Aku jelas menyebutkan hanya peduli pada bakat, bukan latar belakangnya.

Sang Do : Apa maksudmu…

Se Eum : Maksudku nepotisme.

Sang Do : Apa? Itu tak benar. Rumor itu tak berdasar…

Se Eum : Maksudku nepotisme tak boleh ditoleransi. Perhatianku hanya bakat. Kau pasti salah paham. Kwon Su Jin tampak cukup mampu. Mari kita hindari prosedur tak perlu.

Sang Do : Pasti akan gaduh. Kau mau mengusir semua orang?

Se Eum : Reaksi keras menunjukkan bahwa perubahan berada di arah yang benar. Dalam setahun, Hanphil akan ada di puncak. Aku akan mundur jika tak berhasil.

Sang Do : Kuberi tiga bulan. Naikkan jumlah penonton yang membayar hingga minimal 50% dalam tiga bulan.

Se Eum tertawa, keinginanmu sederhana. Kalau 90%?

Sang Do melongo mendengarnya.

Se Eum : Bukan. Kalau 95%?

Sang Do tersenyum lebar mendengar itu.

Para anggota menemui Jae Man. Jae Man menenangkan mereka. Dia bilang dia baik-baik saja. Jae Man lalu beranjak pergi meninggalkan Hangphil.

Dari lantai atas, Se Eum menatap kepergian Jae Man.

Kita ke toko musik Se Eum sekarang, dimana Lee Hye Jung pamit pulang pada Cha Ki Baek, pemilik toko. Se Eum kemudian datang. Mereka surprise melihat kedatangan Se Eum.

Pak Cha : Kau lebih kurus.

Hye Jung : Tidak. Dia makin cantik. Tinggal di Amerika pasti menyenangkan.

Se Eum : Apa kabarmu?

Hye Jung : Kau tahu aku. Hidupku sibuk dengan kerja dan mengurus anak. Kenapa kau harus datang sekarang? Aku harus menjemput Seo Woo. Sampai jumpa, ya?

Setelah itu, Se Eum memeluk ayahnya. Sang ayah lalu menawarinya teh hangat.

Se Eum mau. Pak Cha pun bergegas membuatkan teh untuk Se Eum.

Se Eum melihat sekeliling tokonya. Pak Cha menyuruh Se Eum masuk ke rumah, daripada hanya berdiri di sana.

Perlahan, Se Eum masuk ke kamarnya. Dia melihat berbagai penghargaan yang diterimanya di bidang musik, sejak dia masih di kelas 3 bangku sekolah. Se Eum lantas beberapa biola yang tersimpan di lemari kaca. Lalu dia ingat masa lalunya. Ketika sang ibu merusak semua partiturnya dan mencekiknya.

"Matilah! Kuharap matilah!" ucap sang ibu. Se Eum merasa sesak seketika. Untunglah sang ayah memanggilnya, hingga ia tersadar dari lamunannya.

Se Eum pun duduk bersama sang ayah.

Pak Cha : Semua tetap sama, 'kan?

Se Eum : Pasti sulit menjaga semuanya bersih. Kenapa repot-repot?

Pak Cha : Seperti doa bagi ayah. Ayah menyapu dan mengelap sambil mendoakan kesejahteraanmu. Doa-doa ayah penting bagi kesuksesanmu di Amerika.

Pak Cha lantas membujuk Se Eum menemui sang ibu.

Se Eum yang trauma pun berkata, dia butuh waktu lebih.

Pak Cha : Terima kasih mau melakukan ini. Kau ingat ucapan ayah dan datang menemui ibumu sebelum dia pergi. Itu sudah cukup saat ini. Kabari ayah saat kau sudah siap. Omong-omong, kau menemui Jae Man, bukan? Dahulu dia guru biolamu. Dia girang saat ayah bilang kau akan datang. Dia bisa diandalkan untuk sangat membantumu.

Se Eum : Pemimpin konsernya diganti.

Pak Cha kaget, apa maksudmu?

Se Eum : Terjadi begitu saja.

Pak Cha : Se Eum-ah, bagaimana kau bisa…

Se Eum : Semoga ayah bisa memahamiku.

Pak Cha pun mengangguk, mencoba mengerti keputusan sang putri.

Pil turun dari mobil. Seorang gadis kecil berlari ke arahnya, sambil memanggil nya 'ayah'. Namun, yang dipanggil ayah ternyata bukan Pil, melainkan pria yang berada di belakang Pil.

"Kau keluar untuk menyambut ayah."

Istri pria itu datang. Mereka pergi bersama.

Pil terdiam sejenak menatap keluarga kecil itu, sebelum akhirnya melihat Se Eum yang sudah keluar. Pil pun bergegas mendekati Se Eum.

Pil : Kenapa cepat sekali di rumah ayahmu? Aku juga mau menemuinya.

Se Eum : Dia tidur. Mungkin lain kali.

Pil : Aku bergegas kemari, tetapi masih saja terlambat.

Se Eum : Ayo pergi saja.

Di perjalanan, Se Eum memejamkan matanya. Suasana hening sebentar. Pil mengawali pembicaraan. Dia berniat mengajak Pak Cha bepergian ke tempat yang dekat bersama mereka.

Pil : Sudah lama kau tak ke Korea.

Se Eum : Boleh juga.

Se Eum lalu bertanya, apa Pil menyesal tak punya anak.

Pak Cha : Tidak juga. Kenapa bertanya begitu sekarang? Hanya kau yang kubutuhkan. Lagi pula, pasti tak mudah menjadi ayah. Aku mungkin tak akan jadi ayah yang baik.

Se Eum : Kau pasti jadi ayah yang hebat.

Jeong Jae tengah rapat. Para anggota rapat cemas menatap Jeong Jae yang tengah serius main game. Mereka menantikan reaksi Jeong Jae. Jeong Jae tanya, alasan mereka menciptakan game itu.

"Karena aku mencapai level maksimum semuanya. Gim RPG ini bidangku. Aku mengalahkan semua gim yang ada dan tak ada permainan lainnya. Makanya kuciptakan."

"Kau mencapai semua level maksimum?"

"Ya, aku sulit menahan rasa ingin tahu. Aku harus selesaikan hingga akhir."

"Kau cenderung terobsesi berbagai hal?"

"Apa?"

"Harus begitu. Menciptakan hal menarik butuh kegigihan. Pak CEO. Bisa katakan keinginan terbesarmu dalam hidup?"

"Saat ini, yaitu mendapat investasi ini."

"Jadi, jika aku tak berinvestasi, perasaan kita akan serupa."

Pak CEO dan semua cemas.

"Aku akan berinvestasi. Ini seru."

Keputusan Jeong Jae membuat semua senang.

Jeong Jae balik ke ruangannya. Dan, sudah ada Ko Han Gil duduk di kursinya.

Jeong Jae : Kau sedang apa?

Han Gil : Aku ingin merasa sebagai ketua dan bukan CEO. Bagaimana dengan Se Eum? Sudah bertemu dia?

Jeong Jae : Belum.

Han Gil : Kurasa sudah tak guna bertemu sekarang.

Jeong Jae : Inilah saatnya kami bertemu. Demi rasa ingin tahu.

Han Gil : Lihat matamu. Kau akan melenceng lagi.

Ru Na terlihat cemas di kelas. Dia melihat baru sedikit para anggota yang datang. Ba Ha yang melihat itu, mendekati Ru Na.

Ba Ha : Matamu ke mana-mana.

Ru Na : Mereka semua terlambat. Kita akan segera mulai.

Ba Ha : Mereka bukan terlambat.

Ru Na : Ini karena aku, ya? Sebenarnya, aku tahu sebaiknya aku tak jadi pemimpin konser. Aku mau beri tahu Se Eum saat dia tiba di sini…

Ba Ha : Lakukan saja kalau kau mau. Apa masalahnya?

Se Eum pun datang. Mereka mulai berlatih dengan sedikit anggota.

Sang Do yang melihat itu dari ruangannya, kaget.

Sang Do : Ada apa ini? Di mana yang lainnya?

Sang Do lantas membujuk Se Eum untuk mengalah.

Sang Do : Kau bisa lebih ramah dan mencoba menenangkan mereka. Mereka akan lebih menerima dan kembali.

Se Eum : Untuk apa? Mereka sendiri yang berhenti.

Sang Do : Waktunya sedikit sampai konser berikutnya.

Se Eum : Tepat. Waktunya sedikit, dan mereka malah memboikot.

Sang Do : Itu karena kau mengganti pemimpin konser seenaknya…

Se Eum : Waktu mereka sampai besok. Kuanggap mereka semua berhenti jika besok tidak muncul.

Sang Do : Apa?

Se Eum : Tolong sampaikan, agar aku bisa memilih anggota baru.

Sang Do pun menemui para anggota satu per satu.

Dimulai dengan Su Jin. Dia membujuk Su Jin untuk kembali. Su Jin menolak. Dia bilang, gak bisa bekerja sama dengan Se Eum.

Lalu Young Mi dan Ji Ae.

Young Mi : Kurasa kau perlu pikirkan lagi. Karena Se Eum begitu hebat, biar dia tangani semuanya.

Ji Ae : Kau harusnya coba membujuk dia, bukan kami.

Lalu A Jin.

Sang Do : Semua berakhir bagi Hanphil jika kau tak muncul besok.

A Jin : Semuanya kukuh.

Lalu Bong Joo.

Bong Joo : Jawabanku tidak.

Terakhir Yo Sub.

Sang Do : Dia bilang mau menerima anggota baru.

Yo Sub membaca chatan rekan2nya di grup mereka.

Rekan2nya cemas kalau mereka akan dipecat. Yo Sub menghela nafas.

Besoknya, Sang Do menandatangani sebuah dokumen. Setelah itu, dia menyesap kopinya dengan wajah sumringah. Kepala Hwang tanya, apa terjadi hal baik.

Kepala Hwang : Tentu saja. Ini hari yang indah, dan kopinya enak.

Kepala Hwang : Walau semua anggota memboikot?

Sang Do : Kau bicara denganku.

Kepala Hwang : Apa? Kau mengatasi semuanya?

Sang Do : Lihat saja sendiri. Mereka semua di sini.

Sang Do menunjuk layar televisinya. Di sana, terlihat semua anggota sudah hadir di kelas.

Sang Do membanggakan dirinya, wah, sulit kupercaya! Ada hal yang disebut kepemimpinan. Kadang-kadang, aku merasa bangga sendiri, tahu?

Namun Kepala Hwang curiga.

Kepala Hwang : Kenapa semua datang pagi-pagi? Mereka lebih pagi dari biasanya…

Sang Do baru menyadarinya, kenapa aku merinding?

Hyun Seok masuk ke kelas, menemui para anggota. Sebelum mulai, dia melirik Yo Sub. Yo Sub mengerti dan bergegas mengunci pintu.

Hyun Seok : Kalian beralih kepadaku di saat membutuhkan. Aku di sini karena paham perasaan kalian. Aku akan singkat saja. Aku mengundang kalian menampilkan Pastoral Symphony  bersamaku.

Ru Na yang baru datang, heran melihat pintu dikunci. Lalu Sang Do datang.

Sang Do : Ini sangat kekanakan. Buka pintunya! Buka sekarang! Ini tak mengubah apa pun.

Kepala Hwang datang membuka kunci. Tapi karena kuncinya kebanyakan, dia jadi bingung sendiri yang mana kuncinya.

Se Eum datang.

Se Eum : Ada apa?

Sang Do : Pintunya dikunci. Kenapa harus memecat pemimpin konser?

Se Eum : Apa masalahnya?

Sang Do : Semuanya. Para anggota berlatih bersama tanpa konduktor dan pemimpin konser.

Se Eum mencoba membuka pintu. Hyun Seok menatap Se Eum dengan tatapan puas. Se Eum membalasnya dengan senyuman. Hyun Seok menantangnya. Dan ia menerima tantangan Hyun Seok. Se Eum lalu mengambil APAR. Dan dia memecahkan jendela pintu dengan APAR. Sontak semua melongo. Se Eum lantas membuka kunci pintu dan masuk.

Se Eum : Terima kasih atas kerja kerasmu, Pak Oh. Kau boleh turun.

Hyun Seok : Para anggota tak mau bekerja bersamamu. Makanya aku di sini. Kau tak diterima di Hanphil ini.

Se Eum : Aku memutuskan di mana berada.

Yo Sub : Kami tak bisa mengikuti keputusan sewenang-wenangmu. Kau tak bisa ganti pemimpin konser tanpa izin kami.

Se Eum memarahi mereka semua.

Se Eum : Kalian puas hanya menjadi orkestra murahan!

Semua terdiam mendengar kata2 Se Eum.

Se Eum : Kemampuan pemimpin konser adalah jantung orkestra. Tak sulit mengenali kemampuan Ru Na, jika kalian punya telinga. Kita akan terus dalam posisi ini jika mengkompromikan semuanya menurut kebiasaan. Namun, selama aku di sini, Hanphil akan jadi yang terbaik. Hanphil akan ganas dan intens. Jika kalian tak siap untuk ini, silakan pergi sekarang.

Tak ada yang pergi.

Se Eum menatap Hyun Seok.

Se Eum : Ternyata ini keinginan anggota.

Hyun Seok menatap anggotanya yang diam saja. Kecewa, Hyun Seok pun pergi.

Se Eum menatap semua anak didiknya.

Se Eum : Jika kalian mau melawanku, lakukan lewat musik.

Se Eum melirik Ru Na.

Se Eum : Pemimpin Konser, siap untuk berlatih?

Ru Na : Ya, tentu saja.

Ru Na beranjak ke kursi Jae Man.

Young Mi berbisik pada Ji Ae.

Young Mi : Kita akan berlatih dalam kekacauan ini sekarang?

Se Eum : Angenehme, heitere Empfindungen. Perasaan ceria dan menyenangkan. Itu yang ditulis Beethoven dalam kertas musik Pastoral Symphony. Bayangkan panorama yang Beethoven lihat saat dia pergi ke pedesaan. Penampilan tadi terlalu kering. Kini mengingat perasaan itu, mari kita coba lagi. Dengan ceria. Seolah kita memberi dan menerima. Seolah kalian saling berpelukan hangat.

Jeong Jae datang dan tersenyum sambil menatap Se Eum yang tengah mengajar. Sorot matanya menunjukkan ketertarikan yang luar biasa pada Se Eum.

Se Eum akhirnya melihat Jeong Jae. Raut wajahnya langsung berubah dingin. Namun, dia berusaha tetap fokus mengajari anak didiknya.

Jeong Jae melihat alarm kebakaran. Dengan sengaja dia membunyikannya. Latihan terhenti. Jeong Jae pun beranjak mendekati Se Eum.

Jeong Jae : Sudah lama.

Se Eum hanya diam menatap Jeong Jae dengan wajah dingin.

Bersambung....

0 Comments:

Post a Comment