Maestra : Strings of Truth Episode 2

 All Content From tvN
Sinopsis Lengkap : Maestra
Sebelumnya : Maestra Episode 1
Selanjutnya : Maestra Episode 3


Jeong Jae menghentikan latihan anggota Hanphil. Dia membunyikan alarm kebakaran, sehingga latihan pun terpaksa dihentikan. Se Eum hanya bisa mematung menatap Jeong Jae. Jeong Jae pun beranjak mendekati Se Eum.Jeong Jae : Lama tak bertemu.


Sang Do dan Kepala Hwang datang. Alarm akhirnya berhenti.

Sang Do : Sudah berhenti.


Mereka semua lantas menatap ke arah Se Eum dan Jeong Jae.

Se Eum : Siapa kau?

Jeong Jae tertawa, lucu sekali.


Sang Do : Se Eum-ah, apa kau mengenalnya?

Se Eum : Tidak. Siapa kau? Tolong keluar.


Melihat Jeong Jae yang diam saja, Sang Do pun mengancam akan menyeretnya keluar.

Se Eum menyuruh Jeong Jae keluar. Dia bilang, mereka sedang latihan.


Jeong Jae pun keluar dari ruang latihan. Namun di depan ruang latihan, dia terus menatap Se Eum. Sang Do pun tanya, kenapa Jeong Jae membuat kegaduhan di ruang latihan. Jeong Jae bilang karena Se Eum tak melihat.

Sang Do : Apa? Tak melihat? Apa… apa maksudmu?

Jeong Jae : Kau sendiri siapa?

Sang Do : Aku… Kau siapa? Pak?


Sekarang, Sang Do lagi membaca kartu nama Jeong Jae di ruangannya. Jeong Jae adalah CEO Finansial UC. Mengetahui itu, Sang Do langsung meminta maaf pada Jeong Jae atas kekurangajarannya tadi. Dia bilang, dia tak mengenali Jeong Jae.

Jeong Jae : Mana mungkin kau kenal aku? Kita tak pernah bertemu.

Sang Do : Kau sungguh pengertian…


Sang Do lantas menaruh secangkir teh di atas meja.

Sang Do : Silakan minum tehnya.

Jeong Jae mengangkat tangannya. Sang Do pikir Jeong Jae mau salaman. Dia udah siap2 mau salaman ama Jeong Jae. Tapi Jeong Jae cuma mau nyingsingin lengan nya doang. Jeong Jae lantas meminum tehnya sambil menatap Sang Do.

Sang Do : Jadi, ada perlu apa kau ke sini?


Se Eum kembali mengajar. Tapi pelajaran dihentikan lagi lantaran Kepala Hwang datang memanggil Se Eum.

Se Eum terdiam kesal.


Se Eum pergi ke ruangan Sang Do. Di sana dia melihat Jeong Jae. Sang Do pun menjelaskan ke Se Eum, bahwa Jeong Jae ingin berkenalan dengan Se Eum. Sang Do lalu mengenalkan Se Eum ke Jeong Jae.

Sang Do : Ini Cha Se Eum. Dia baru datang dari AS. Dia kepala konduktor baru…


Se Eum mengenalkan dirinya, salam kenal. Aku Cha Se Eum.

Jeong Jae : Oh, ya. Ini pertemuan pertama kita. Ya sudah, kalau begitu.

Jeong Jae lantas memberikan kartu namanya pada Se Eum.

Jeong Jae : Aku Yoo Jeong Jae. Sepertinya tempat ini menyenangkan. Semoga kita sering bertemu.

Se Eum hanya diam menatap Jeong Jae.


Sementara itu, anggota Hanphil tengah berkumpul membahas Se Eum dan Jeong Jae.

Young Mi : Siapa si gila itu? Dia terlihat gila.

Su Jin : Dia kepala Finansial UC.

Young Mi dan Ji Ae kaget.

Young Mi : Sungguh?

A Jin : Kelihatannya dia dan Se Eum saling kenal, 'kan?

Ba Ha : Dia sepertinya kenal Se Eum tapi Se Eum pura-pura tak kenal.

In Han : Bagaimana mereka bisa saling kenal?


Se Eum menghentikan percakapan mereka.

Se Eum : Kembali latihan sepuluh menit lagi.

Setelah mengatakan itu, Se Eum pergi.


Jeong Jae beranjak keluar dari gedung Hanphil dengan wajah sumringah.

Jeong Jae : "Siapa kau?" Sungguh tak kusangka.

Jeong Jae memakai kacamata hitamnya dan menatap ke arah Hanphil.

Jeong Jae : Padahal, dahulu aku menyelamatkan hidupnya.


Jeong Jae pun ingat saat dia menyelamatkan Se Eum. Saat itu, Se Eum keduanya masih remaja. Se Eum melompat ke air. Dia tenggelam. Jeong Jae lantas datang dan membawa Se Eum ke tepi pantai. Se Eum tak sadarkan diri. Jeong Jae berusaha menyadarkan Se Eum. Se Eum pun akhirnya sadar. Jeong Jae lega. Tapi melihat Se Eum diam saja, dia panic dan bergegas memeriksa Se Eum. Tapi Se Eum bersikap ketus padanya.


Jeong Jae pun bicara dalam Bahasa Inggris. Dia bilang dia sudah menyelamatkan Se Eum. Dia juga tanya kenapa Se Eum lompat ke air. Se Eum diam saja.

Jeong Jae : Apa kau orang Tionghoa? Atau orang Jepang?

Se Eum menjawab dalam Bahasa Korea, bisa tolong diam?

Jeong Jae : Kau orang Korea? Kenapa tak bilang?

Se Eum : Kau paham bahasa Korea, 'kan? Diamlah.

Jeong Jae : Kau ketus sekali.

Se Eum : Kau bising sekali.


Jeong Jae tertawa, lucu sekali.

Jeong Jae lalu mengajak Se Eum nongkrong.

Jeong Jae : Kau bisa mati setelah kita bersenang-senang.

Se Eum terdiam menatap Jeong Jae.


Di ruangannya, Se Eum menatap kartu nama Jeong Jae. Dia terdiam sejenak memikirkan Jeong Jae. Beberapa saat kemudian, dia membuang kartu nama Jeong Jae ke tempat sampah.


Jeong Jae di restoran daging. Koki menyajikan daging untuk Jeong Jae, setelah selesai memanggang. Jeong Jae mau makan. Tapi tiba2 saja dia menaruh sumpitnya dan memikirkan Se Eum.

Lalu, seorang wanita datang, memanggilnya sayang.

Jeong Jae : Siapa kau?

Ko Yoo Ra : Tidak lucu, Sayang.

Jeong Jae : Sekali lagi, siapa kau?

Yoo Ra : Kau mau apa, sih?

Jeong Jae : Ya, aku tahu kau ingin mengabaikan pertanyaanku.

Yoo Ra : Apa-apaan?


Jeong Jae : Bagaimana kau tahu aku di sini?

Yoo Ra : Rahasia. Sayang, kau sudah kusetir.

Jeong Jae : Sudah kubilang jangan panggil aku sayang. Bikin muak saja.

Yoo Ra : Aku harus memanggil sayangku apa lagi?

Jeong Jae : Kita sudah bercerai lebih lama daripada pernikahan kita. Jadi, jangan panggil sayang.

Yoo Ra : Sudah, jangan rewel. Membosankan sekali. Itu bukan gayamu.


Jeong Jae : Aku sangat paham perasaan Se Eum.

Yoo Ra : Apa? Siapa?

Jeong Jae : Tiba-tiba, aku merasa paham perasaanmu. Aku ajak bertemu, tapi tak datang. Aku telepon, tapi tak dijawab. Pilihannya hanyalah datang. Bukan begitu? Aku harus memakai cara lain.


Beralih ke Pil yang tengah menggubah lagu ketika sebuah pesan masuk ke ponselnya.

Seseorang mengajaknya minum2.


Yang mengajaknya minum adalah Ba Ha. Ba Ha tanya, apa Pil senang Se Eum kembali.

Pil : Tentu saja aku senang.

Ba Ha ingin menanyakan sesuatu tapi dia ragu mengatakannya. Pil pun jadi penasaran dan mendesak Ba Ha untuk bicara. Ba Ha pun dengan hati2 bertanya, apa Pil kenal pria bernama Jeong Jae.

Pil : Yoo Jeong Jae?  Tidak. Aku baru dengar.

Ba Ha : Benarkah? Ya sudah.

Pil : Kau mau bilang apa sebenarnya?

Ba Ha : Lupakan saja.

Pil : Siapa dia?


Se Eum menatap kartu nama Jeong Jae. Lalu dia ingat kata2 Jeong Jae tadi di ruangan Sang Do, saat mereka bertemu dan dia pura2 tak mengenal Jeong Jae.

Jeong Jae : Oh, ya. Ini pertemuan pertama kita. Sepertinya tempat ini menyenangkan. Semoga kita sering bertemu.

Se Eum lantas membuang kartu nama Jeong Jae ke tempat sampah dan beranjak pergi.


Pil di perjalanan, memikirkan kata2 Ba Ha tadi.

Ba Ha : Begini… Sepertinya dia dan Se Eum saling kenal, tapi Se Eum pura-pura tak mengenalnya.


Di depan lift, Se Eum masih memikirkan Jeong Jae. Pintu lift terbuka dan Se Eum melihat Pil. Se Eum masuk ke lift. Se Eum bilang, dia kira Pil minum2, tapi ternyata Pil pulang lebih cepat.

Suasana di antara mereka seketika terasa canggung.

Pil : Ya. Baru pulang kerja?

Se Eum : Ya.

Pil : Kudengar seseorang membunyikan alarm di ruang latihan.

Se Eum : Oh, itu. Itu bukan apa-apa.

Pil : Benarkah?


Pintu lift terbuka. Se Eum keluar duluan. Namun Pil diam saja. Se Eum lantas berbalik, menatap Pil. Dia tanya, Pil gak mau keluar. Pil pun akhirnya keluar.


Jeong Jae memanggil seketarisnya.

Seketaris Park : Apa kau memanggilku?

Jeong Jae : Aku ingin tahu soal sesuatu.


Kita ke Pusat Perawatan Lansia, dimana seorang wanita tua terbaring lemah di ranjang. Dia mengalami stroke. Wanita itu menatap ke jendela. Di meja, ada foto2 dirinya saat masih muda, bersama suami dan putrinya. Putrinya adalah Se Eum. Ada juga foto Se Eum saat Se Eum menjadi konduktor.


Di perjalanan, Se Eum tengah membaca partitur. Pil lagi2 memikirkan soal Jeong Jae, pria yang diceritakan Ba Ha. Pil lalu bertanya, apa Se Eum tak mabuk kendaraan saat membaca buku musik.

Se Eum : Tak apa-apa. Aku sudah terbiasa.

Pil : Tidak baik terlalu memforsir diri. Santai saja.

Se Eum pun mengerti dan menutup bukunya. Lalu dia melihat partitur di laci pintunya.

Se Eum : Kenapa simfoni Hanphil ada di sini?

Pil langsung bilang dia butuh itu untuk kelas organologi.

Pil : Kau pasti lelah. Istirahatlah sejenak.

Se Eum pun istirahat. Wajah Pil langsung tegang menatap Se Eum.


Anggota Hanphil tengah memuji biola mahal Su Jin. Mereka ingin tahu apa harganya benar2 700 juta won. Su Jin bilang itu hadiah ulang tahun. Bersamaan dengan itu, Ru Na masuk. Ji Ae langsung menyindir Ru Na. Dia bilang, seandainya saja Su Jin yang menjadi pemimpin konser.

Young Mi : Memang. Plus, dia juga sangat berbakat.

Su Jin : Kita tahu ada orang yang tak berusaha, tapi malah dapat posisi itu.


A Jin membela Ru Na. Tapi dari raut wajahnya, kita mengetahui bahwa A Jin tidak benar-benar membela Ru Na.

A Jin : Kenapa kau berkata begitu?

Su Jin : Aku sangat penasaran.


Su Jin menatap Ru Na, hei, Lee Ru Na, bagaimana Se Eum bisa menjadikanmu pemimpin konser?

Ru Na : Apa? Aku tak...


A Jin : Se Eum yang memutuskan itu. Ru Na sama kagetnya hari itu.

Ji Ae : Apa dia bakal dapat posisi itu tanpa syarat apa pun?

Young Mi : A Jin-ah, kau terlalu baik. Itu namanya kebiasaan buruk. Dunia ini tak sepolos yang kau kira.

Ji Ae : Orang sepertimu gampang ditipu. Waspadai orang seperti dia.


Se Eum masuk dan mendengar semuanya.

Se Eum : Mereka tak punya uang atau relasi, jadi mereka memanipulasi demi keinginan mereka. Bukankah itu yang harus kita pelajari? Tak punya apa-apa, tapi memakai cara licik untuk sampai ke puncak? Tanyalah bagaimana dia melakukannya, bukan malah mewaspadainya.

Se Eum lalu bilang ingin bicara dengan Ru Na.


Se Eum masuk ke ruangannya, diikuti Ru Na.

Se Eum : Kenapa kau tak memakai kantormu?

Ru Na : Begini…

Se Eum : Kau mengkhawatirkan omongan orang lain? Kurasa aku salah menilaimu. Sungguh mengecewakan.

Ru Na : Aku akan lebih berusaha…

Se Eum : Tidak. Pertama, tak usah berpura-pura lagi.

Ru Na : Apa?

Se Eum : Gadis yang menunjukkan bakatnya di ruang latihan dengan pintu terbuka. Itulah yang kuinginkan.

Ru Na : Itu…

Se Eum : Kau sengaja membuka pintunya. Agar aku mendengarmu. Kau mau bilang itu hanya kebetulan? Itu malah lebih mengecewakan. Berhentilah sok baik dan polos. Aku ingin melihat Ru Na yang sebenarnya. Bukan anak kecil yang takut dengan orang lain. Aku ingin melihat pemimpin konser yang gigih, pemberani dan ambisius. Meski kau harus membujuk atau mengancam, tundukkan mereka. Kau harus upayakan sendiri agar posisi itu jadi milikmu seutuhnya. Orang yang takut dengan orang lain tak layak menjadi pemimpin konserku. Jika kau tak mampu, mundur saja.


Se Eum beranjak pergi.

Ru Na terdiam."

Se Eum kemudian mendatangi Jae Man. Dia ke rumah Jae Man. Jae Man dan istrinya membuka gerbang. Mereka kaget melihat Se Eum. Jae Man bersikap sinis. Dia tanya, mau apa Se Eum ke rumahnya.

Se Eum : Ada yang perlu kukatakan.

Se Eum lalu menyapa Bu Park.

Se Eum : Apa kabar, Bu Park? Aku membawakanmu oleh-oleh.

Bu Park : Tak perlu repot-repot.

Jae Man : Kenapa kau kemari?

Se Eum : Mohon pertimbangkan untuk kembali sebagai pemimpin konser.

Bu Park : Kau berhenti atas kemauanmu sendiri? Kalian bicarakan saja di dalam. Silakan masuk.

Jae Man : Tak usah, aku…

Jae Man mengajak Se Eum pergi.


Mereka bicara di kedai kopi. Jae Man tanya, kenapa Se Eum bicara begitu tadi.

Se Eum : Sang guru mengkhawatirkan muridnya, jadi dia memutuskan untuk berhenti. Jadi, sang murid pergi ke rumahnya untuk memohon. Itu bisa menjaga nama baikmu di depan keluargamu.

Jae Man : Kau telah menjaga nama baikku, jadi aku harus berterima kasih?

Se Eum : Tidak. Aku sungguh memohon padamu.

Jae Man : Apa?

Se Eum : Tolong kembali ke Hanphil.

Jae Man : Aku tak paham maksudmu.

Se Eum : Kau benar-benar sanggup berhenti tampil? Aku tak percaya kau ingin pensiun. Kau mungkin tak kembali sebagai pemimpin konser, tapi kau bisa menjadi pembimbing. Makanya aku menyisakan tempat untukmu di Hanphil. Tolong pikirkan. Akan kutunggu.

Se Eum pun pergi.


Pil di kafe sekarang. Dia masih memikirkan jawaban Se Eum saat dia tanya tentang seseorang yang membunyikan alarm di ruang latihan. Se Eum bilang bukan apa-apa.

Hye Jeong datang.

Hye Jeong : Apa kau menunggu lama?

Pil : Tidak, aku baru tiba. Aku sudah memesankanmu kopi.

Hye Jeong : Terima kasih. Kau ingin bertemu denganku tanpa Se Eum karena…

Pil : Aku ingin tanyakan sesuatu. Karena kau sudah berteman dengan istriku sejak kalian belia.

Hye Jeong : Kau ingin tahu soal apa?

Pil : Apakah istriku dan Yoo Jeong Jae dari Finansial UC…

Hye Jeong terkejut Pil tahu soal Jeong Jae. Dia lalu bilang, Se Eum dan Jeong Jae mantan kekasih. Mereka sempat berpacaran dulu tapi hanya sebentar.

Hye Jeong : Pastinya sudah 20 tahun lalu. Itu sudah lama sekali. Tapi bagaimana kau bisa tahu?

Pil : Bisakah kau rahasiakan aku tahu soal ini? Aku tak ingin membuatnya cemas tanpa alasan.

Hye Jeong : Tentu. Tak masalah.


Sambil menyetem biolanya, Ru Na memikirkan kata2 Se Eum tadi,

Se Eum : Meski kau harus membujuk atau mengancam, tundukkan mereka. Kau harus upayakan sendiri agar posisi itu jadi milikmu seutuhnya.


Jae Man kembali ke ruang latihan. Semua senang melihat Jae Man datang. Ru Na masuk. Bong Joo melirik Ru Na. Ru Na sendiri langsung memasang wajah masam melihat Jae Man kembali.

Su Jin : Kau kembali untuk selamanya?

Jae Man : Bukan sebagai pemimpin konser.

In Han : Syukurlah kau kembali.

Jae Man : Sudah kubilang aku bukan pemimpin konser.


Ru Na lalu menyapa Jae Man.

Melihat Ru Na, Jae Man langsung duduk di kursi Ru Na. Dan Ru Na beranjak ke kursi Jae Man.

Semua terdiam menatap nya.

Ru Na menyebut itu kursinya.

Su Jin marah, Lee Ru Na!


Ru Na pun berdiri dan mencoba meyakinkan semuanya kalau dia akan bekerja keras.

Ru Na : Aku tahu kekuranganku. Aku pun tahu kalian tak senang aku bergabung. Tapi aku akan bekerja sangat keras. Jadi, tolong beri aku kesempatan. Semoga kalian akan mendukungku.

Ru Na menatap Su Jin.

Ru Na : Nah, mau menyetem instrumen kita sambil menunggu Maestra?


Jae Man : Bong Ju-ya, kau dengar Pemimpin Konser.

Bong Ju : Ya.

Su Jin pun terpaksa kembali duduk.


Tak lama kemudian, Se Eum datang. Se Eum melihat Jae Man. Jae Man mengangguk pada Se Eum.

Se Eum : Karena instrumen sudah disetem, mari kita mulai.


Ketika Se Eum tengah mengajar, Pil datang membawa oleh2. Dia menunggu sampai Se Eum selesai latihan. Tak lama, Se Eum selesai dan Pil masuk.

Pil : Ini waktu istirahat, 'kan?

Kamera menyoroti A Jin yang menoleh, menatap Pil, ketika Pil masuk.


Ba Ha langsung menyambut Pil.

Ba Ha : Ya. Halo, Profesor Kim. Profesor Kim! Kenapa kau membeli sangat banyak?

Se Eum mendekati mereka.

Ba Ha : Kau ke sini bukan sebagai pembimbing kami. Kau ke sini sebagai suami yang suportif.

Pil : Ya, kurasa begitu?

Pil menjawab pertanyaan Ba Ha sambil mengedarkan pandangannya.


Se Eum : Bagaimana kelasmu?

Pil : Aku ingin bertemu kau, jadi aku bolos.

Se Eum geli mendengarnya.

Ba Ha : Ya ampun, norak sekali.

In Han mengambil oleh2 dari Pil.

In Han : Halo, Pak Kim. Terima kasih.

Pil : Apa itu cukup?

In Han : Ini lebih dari cukup.


Pil menatap alarm kebakaran.

Dia pun terdiam.


Jeong Jae tengah melihat beberapa foto.

Seketaris Park :  Ini dokumen terkait Cha Se Eum yang kau minta. Kulihat ada yang ganjil.


Sang Do datang, ini suatu kehormatan, Pak Yoo.

Jeong Jae : Kehormatan apa? Kita bertemu seperti ini? Yang bakal jadi kehormatan adalah hal yang akan kukatakan.


Se Eum mengantarkan Pil keluar.

Pil : Sepertinya semuanya telah kompak. Ensambelnya terdengar bagus.

Se Eum :  Ya, pelan tapi pasti, semua meningkat.

Pil : Aku tak sabar menonton pertunjukan pertamamu.

Young Mi dan Ji Ae mengintip mereka.


Young Mi kesal melihatnya.

Young Mi : Tentu saja pernikahannya bahagia.

Ji Ae : Aku tak tahan melihat mereka.

Bong Ju : Suami Se Eum tampaknya cukup terkekang.

In Han : Benar sekali.

Ba Ha : Sudahlah. Menurutku, mereka tampak manis, 'kan?

Yo Sub : Kurasa begitu. Kupikir Profesor Kim tampak sangat bahagia.

Young Mi : Sejak kapan kau memihak Se Eum? Bukankah kau yang paling menentangnya?

Yo Sub : Park Jae Man... Pak Park sudah kembali. Jujur, begitu Se Eum naik ke podium itu, kita bisa lihat dia sangat berbakat.

Young Mi : Namun, perubahan sikapmu ini agak cepat.

Yo Sub : Aku hanya mengakuinya sebagai konduktor kita. Demi kebaikan Hanphil.


Ru Na lagi mempelajari partitur di ruangannya, ketika Jae Man masuk.

Jae Man : Tadinya aku sangat khawatir, tetapi upayamu hebat hari ini. Jujur, sejak awal orang tahu kau sangat berbakat, aku pun berpendapat begitu. Tapi kau tahu, bagi pemimpin konser, berkomunikasi sama pentingnya dengan memiliki kemampuan. Kau harus menjembatani konduktor dan para anggota.

Ru Na : Ya.

Jae Ma : Tolona jaga Hanphil dengan baik.

Ru Na : Pasti. Aku sangat mengandalkan bantuanmu.

Mereka berjabat tangan.


Se Eum menemui ayahnya. Sang ayah tanya apa Se Eum sudah sarapan. Hye Jeong mendekati Se Eum.

Hye Jeong : Tak mungkin kau sudah sarapan sebelum kerja.

Se Eum : Begitu? Aku memang sudah makan.

Pak Cha : Baiklah. Ayah punya sesuatu untukmu. Meski kau sudah makan, minumlah ini juga.

Pak Cha memberikan minuman, lalu pergi mengambil sesuatu.


Hye Jeong langsung menginterogasi Se Eum.

Hye Jeong : Apa kabar? Bagaimana keadaanmu? Hubunganmu dengan suamimu baik?

Se Eum : Kau mau tahu soal apa?

Hye Jeong berkilah, aku hanya bertanya, tahu?


Pak Cha datang dan memberikan Se Eum tongkat dirigen.

Se Eum terharu melihatnya.

Hye Jeong : Ayah membuatkannya khusus untukmu agar pertunjukan pertamamu lancar.

Pak Cha : Itu hanya ada satu di dunia. Anggap saja itu hadiah.


Usai menemui ayahnya, Se Eum langsung ke Hanphil. Saat mau masuk ruangannya, dia mendengar suara dentingan piano dari dalam. Se Eum masuk dan melihat Jeong Jae lah yang memainkan piano.

Jeong Jae : Good morning.

Se Eum : Sedang apa kau di sini?

Jeong Jae : Aku juga ke sini untuk kerja. Aku sudah membeli orkestra ini. Aku kepala direksi di Hanphil.

Se Eum terdiam menatap Jeong Jae.

Jeong Jae : Kau terkejut, ya? Sangat terkejut?

Jeong Jae senang, hore, sekali lagi, hore. Hore.

Se Eum : Menyenangkan, ya?

Jeong Jae : Aku tahu ini sepadan dengan uangnya. Akhirnya, aku dapat perhatian.


Jeong Jae lalu mendekati Se Eum.

Jeong Jae : Tiga tahun kebersamaan kita adalah tahun-tahun paling menyenangkan dalam hidupku. Lebih baik dari waktu lain. Aku serasa masih berada di masa itu. Aku selalu memikirkanmu.

Se Eum : Jadi?

Jeong Jae : Bermainlah denganku lagi. Kembalilah padaku, Se Eum-ah.

Se Eum : Berhenti bercanda.

Jeong Jae : Pikirmu aku bercanda?

Se Eum : Kau benar-benar gila.

Jeong Jae : Ya, aku gila.


Kita lalu diperlihatkan pasang surut hubungan Se Eum dan Jeong Jae di masa lalu.

Setelah menyelamatkan Se Eum yang mau bundir, Jeong Jae mengajak Se Eum senang2. Se Eum menerima tawaran Jeong Jae. Mereka pergi ke kelab. Di tengah kerumunan orang2 di lantai dansa, mereka berciuman.

Keduanya menjadi dekat.

Namun, tiba2 mereka bertengkar. Se Eum menampar Jeong Jae dan beranjak pergi.

Setelah itu, mereka kembali dekat. Mereka menikmati kebersamaan mereka di tepi pantai.


Hingga akhirnya mereka benar-benar berpisah.

Se Eum memasukkan pakaiannya ke dalam koper. Lalu Jeong datang.

Jeong Jae : Kau sedang apa?

Se Eum diam saja.

Jeong Jae : Aku bertanya kau sedang apa?

Se Eum lalu menunjukkan formulir sekolah tinggi musik yang sudah sobek. Dia lantas meminta penjelasan Jeong Jae, kenapa Jeong Jae merobek formulirnya.

Jeong Jae : Kau berhenti sekolah, tapi kini mau masuk sekolah musik? Kenapa kau ingin belajar jadi konduktor?

Se Eum : Apa hakmu menanyakan itu?

Jeong Jae : Jangan. Untuk apa kau repot-repot? Kita bisa menongkrong dan bergembira…

Se Eum : Untuk apa? Aku tak ingin hidup seperti itu.

Jeong Jae : Kau bilang kau benci musik. Bahwa kau muak dengan musik. Kau bilang musik membuatmu sedih. Kenapa kau kembali bermusik?


Se Eum keluar dari rumah Jeong Jae. Jeong Jae mengejar Se Eum.

Jeong Jae : Aku tak bisa melepaskanmu. Kau milikku. Aku menyelamatkanmu, jadi hidupmu milikku.

Se Eum : Aku tak pernah jadi milikmu. Melihat reaksimu sudah membuktikan bahwa musik lebih penting bagiku daripada dirimu.

Se Eum pergi.

Flashback end...


Sekarang, Se Eum tengah mengajar. Dia lalu melirik Bong Ju.

Se Eum : Trompet Prancis! Tarik napas, Bong Ju!

A Jin terus menatap Se Eum.


Kemudian dia melirik para pemain biola.

Se Eum : Ritme! Biola, ritme!


Jeong Jae muncul di lantai atas bersama Sang Do dan Kepala Hwang.

Se Eum terdiam menatap Jeong Jae. Tapi hanya sebentar, karena dia kembal fokus mengejar setelah itu.

Sang Do : Aku yakin kau tahu ini karya Beethoven…

Jeong Jae menyuruh Sang Do diam.

Sang Do : Aku akan diam.


Se Eum selesai mengejar dan berjalan melewati Jeong Jae yang mengajaknya makan siang. Se Eum masuk ke ruangannya.


Jeong Jae pun beranjak pergi dan melewati Sang Do.

Sang Do : Pak Yoo, ayo makan siang.

Jeong Jae : Aku tak akan makan siang.

Sang Do : Tadi kau mengajak…

Kepala Hwang : Kurasa maksudnya bukan kau, Pak Jeon.


Jeong Jae rebahan di ruangannya.

Murid2 Se Eum yang melintas di depan ruangannya, heran melihat dia di sana seharian.

Bong Ju ngasih tahu In Han kalau Jeong Jae Kepala Direksi yang baru.


Se Eum juga melihat Jeong Jae. tapi hanya sebentar.

Jeong Jae terbangun karena bunyi ponselnya.


Jeong Jae pergi menemui Han Gil. Han Gil lah yang menelponnya tadi.

Han Gil : Apakah benar kau membeli Hanphil?

Jeong Jae : Gosip cepat menyebar.

Han Gil : Kau gila. Kenapa kau membeli orkestra? Kau benar-benar kaya raya. Jadi, kau senang bertemu Se Eum.

Jeong Jae : Tidak. Itu justru membuatku marah. Sangat marah.

Han Gil : Kenapa?


Se Eum meminta anak didiknya fokus.

Se Eum : Waktunya hampir tiba. Tinggal beberapa hari lagi,

Tapi Jeong Jae muncul dari lantai atas.

Jeong Jae : Tak perlu fokus. Kalian tak perlu fokus.

Semua langsung menatap ke arah Jeong Jae.

Jeong Jae : Aku tak bisa tidur semalam. Aku menonton kalian berlatih seharian kemarin. Aku sampai ketiduran. Kalian membuatku tidur seharian kemarin, hingga aku tak tidur semalam. Saat aku terjaga, aku punya waktu untuk berpikir. Tiba-tiba kusadari sesuatu. "Konser kita sangat membosankan dan akan membuat orang tidur." Jadi, aku membatalkannya. Karena menampilkan pertunjukan dengan kualitas seperti ini memalukan. Aku tak peduli kehilangan uang, tapi aku tak mau kehilangan harga diriku. Konsernya telah dibatalkan.


Se Eum yang kesal, melabrak Jeong Jae.

Se Eum : Kau tak bisa membatalkan konsernya.

Jeong Jae : Aku bisa.

Se Eum : Yoo Jeong Jae!

Jeong Jae : Benar, aku Yoo Jeong Jae. Mudah bagiku membatalkan konser seperti ini. Aku menyuruhmu kembali padaku, 'kan? Aku ingin kau bercerai. Jadi, aku butuh sesuatu untuk mengancammu. Musik dan orkestra ini yang paling berharga bagimu, 'kan? Sebelum kau bercerai, aku akan membatalkan setiap konser Hanphil.

Se Eum : Kau tak akan bisa berbuat seenaknya.

Jeong Jae : Kau pikir kau bisa?


Sang Do dan Kepala Hwang sibuk menerima telepon terkait konser yang dibatalkan.

Sang Do : Karena situasi yang tak bisa dihindari, konsernya telah dibatalkan. Alasannya? Karena situasi yang tak bisa dihindari. Itu alasannya. Aku tak bisa jelaskan kenapa.

Sang Do pun stress. Dia bahkan menyuruh Kepala Hwang mencabut kabel telepon.

Sang Do lantas bilang mereka bisa bangkrut jika begini.

Kepala Hwang : Kabar baiknya, Pak Yoo bilang akan menanggung kerugian…

Sang Do : Bukan uang masalahnya! Orkestra butuh konser yang sukses.


Kepala Hwang lalu terkejut menatap ponselnya.

Ternyata, ada pembatalan konser sudah masuk berita dengan judul Hanphil di ujung tanduk.


Anak didik Se Eum membaca berita itu dan jadi kesal.

Bong Ju : Pak Yoo sudah gila.

Young Mi : Ini benar-benar kacau.

Ji Ae : Ini tak masuk akal. Konsernya tinggal beberapa hari lagi.

In Han : Ya. Aku tak paham kenapa begini.

Ba Ha mendekati Yo Sub.

Ba Ha : Yo Sub, apa kita hanya diam saja di sini?

Yo Sub : Ini tidak masuk akal.


Ru Na di ruangannya terdiam melihat berita konser yang dibatalkan.

Pak Cha dan Hye Jeong juga melihatnya.

Pak Cha : Apa keadaan Se Eum baik-baik saja?

Pil yang lagi menggubah lagu di sebuah apartemen, juga membaca berita itu.


Se Eum sambil minum, memikirkan ancaman Jeong Jae.

Jeong Jae : Aku ingin kau bercerai. Jadi, aku butuh sesuatu untuk mengancammu. Sebelum kau bercerai, aku akan membatalkan setiap konser Hanphil.


Pil pulang, aku pulang. Aku tahu kau bakal minum. Untunglah kita di Korea.

Pil lalu menunjukkan belanjannya.

Pil : Ini. Gampang menemukan kesemek kering di sini. Dahulu aku cari ke mana-mana saat di Amerika. Kau selalu makan ini sambil minum wiski. Kesemek krim keju lemon buatanmu. Jangan minum sampai aku selesai. Tidak baik minum dengan perut kosong.


Tapi tiba2, pandangan Se Eum mengabur. Dia pun langsung meletakkan gelas nya di atas meja. Se Eum berusaha menenangkan dirinya saat mendengar Pil memanggilnya.

Pil : Bagaimana menurutmu? Mau menyelesaikan urusan di sini dan kembali ke Amerika?


Besoknya, Se Eum memberikan Sang Do sebuah amplop.

Se Eum : Pak Jeon, tolong urus ini.


Anggota Hanphil juga lagi bertindak.

Ba Ha : Semua anggota akan datang, 'kan? Apa kau yakin kita harus melakukannya di sini?

Yo Sub : Aku tak peduli Pak Yoo melihat kita.

Jae Man : Aku merasa Pak Jeon ingin ini terjadi.

Se Eum masuk. tak perlu melakukan ini.

Ternyata mereka bersiap melakukan demo, menolak pembatalan konser.


Se Eum beranjak pergi dengan wajah tersenyum.


Jeong Jae yang tengah berenang, dihampiri Seketaris Park.

Seketaris Park menunjukkan video konser Hanphil yang disiarkan secara langsung.


Ternyata, Se Eum melakukannya di pinggir jalan.

Orang2 berdatangan, menonton secara langsung.

Ada juga yang menontonnya secara online.


Kita diperlihatkan flashback saat Pil mengajak Se Eum balik ke Amerika.

Se Eum : Tidak. Bukan seperti ini.


Lalu Se Eum memberikan amplop ke Sang Do.

Sang Do : Apa ini?

Se Eum : Itu uang untuk panggung luar ruangan.


Se Eum kemudian menemui anak didiknya yang bersiap untuk demo.

Se Eum : Tidak perlu melakukan ini. Karena kita akan mengadakan konser kita.


Para penonton meminta pertunjukan tambahan.

Se Eum pun kembali melakukan pertunjukan.


Jeong Jae di perjalanan, terus menonton konser Se Eum.


Pak Cha dan Hye Jeong ada diantara para penonton.


Konser akhirnya selesai.

Para penonton langsung bersorak sorai sambil bertepuk tangan.

Se Eum memeriksa ponselnya. Lalu satu per satu anak didiknya menghampirinya. Anak didiknya memberinya ucapan selamat. Se Eum juga memuji mereka.


Setelah satu per satu anak didiknya pergi, Pil datang bersama Ba Ha. Pil memberi Se Eum bunga.

Ba Ha memuji Se Eum.

Pil memberikan Se Eum bunga.

Pil : Kau selalu luar biasa, tapi kau sangat menakjubkan hari ini.

Ba Ha : Hentikan. Kalian seperti pasangan yang mabuk asmara. Menikahlah saja jika kau iri. Padahal, baru kemarin kau bicara soal kembali ke Amerika. Aku pamit, ya.


Setelah Ba Ha pergi, Pil juga pergi. Dia bilang harus menerima telepon.


Anak didik Se Eum kembali menghampiri Se Eum. Se Eum menaruh bunga dari Pil di atas meja.

Dari kejauhan, Jeong Jae melihat Se Eum.

Se Eum juga melihat Jeong Jae.

Se Eum pun menghampiri Jeong Jae.

Jeong Jae : Siapa sangka kau menyiarkan langsung konser gratis di depan pusat seni. Kau berhasil mengalahkanku. Kau menang. Kau lawan yang tangguh, Se Eum-ah.

Se Eum : Jika kau sudah selesai bicara, aku akan pergi, Pak Yoo.

Jeong Jae : Tetapi kau tahu aku juga tak mudah menyerah, 'kan? Babak berikutnya bakal seru.

Se Eum : Baru seru jika kau menghadapi lawan yang layak.


Se Eum pergi. Tapi kemudian dia menerima pesan dari A Jin.

A Jin : Datanglah ke tangga darurat B1.

Se Eum pun pergi.


Jeong Jae menatap kepergian Se Eum.

Jeong JAe : Aku sungguh tak ingin kau naik ke podium itu, Se Eum-ah.


Se Eum ke tangga darurat. Tapi sampai di sana, dia melihat Pil lagi berciuman dengan A Jin.

Se Eum terkejut setengah mati.


Lalu Jeong Jae datang.

Jeong Jae : Jangan lihat.

Se Eum terdiam menatap Jeong Jae.

Bersambung.....

0 Comments:

Post a Comment