Wonderful World Episode 7

 All Content From : MBC
Sinopsis Lengkap : Wonderful World
Sebelumnya : Wonderful World Episode 6
Selanjutnya : Wonderful World Episode 8

Episode ini diawali dengan adegan Bu Jang menuangkan bensin sambil melihat ke arah jendela. Di jendela, ada bayangan pria dan wanita yang tengah bermesraan. Bu Jang meng-klaim, itu suaminya yang tengah berselingkuh. Tapi Bu Jang syok melihat ledakan dahsyat yang terjadi di rumah itu.




Tim damkar, tim medis dan kepolisian seketika datang. Seorang bocah laki2 dievakusi petugas damkar ke ambulans. Petugas damkar yang lain kemudian berteriak, bahwa ada banyak korban jiwa di sana dan meminta ambulans lebih banyak.

Bocah laki2 itu menangis. Dia bilang, ibu dan ayahnya masih di dalam rumah. Dia meminta petugas menyelamatkan ayah-ibunya. Kamera menyorot punggung bocah itu yang menderita luka bakar.


Sekarang, Sun Yool menemui bocah laki-laki itu di rumah sakit. Terlihat bekas luka bakar di punggung seorang pria.

Sun Yool : Kau sudah bangun.

Pria pemilik punggung dengan luka bakar itu, lantas memakai kausnya. Kamera menyorot wajah pria itu. Dia Kwon Min Hyuk!

Min Hyuk : Kudengar kau menyelamatkanku.

Sun Yool : Apa itu bekas luka dari hari itu?

Min Hyuk terkejut mendengar pertanyaan Sun Yool.

Min Hyuk : Siapa kau?


Sun Yool mengeluarkan diari Bu Jang dari dalam paper bag yang dia bawa. Setelah itu, dia memasukannya lagi ke dalam paper bag dan memberikannya ke Min Hyuk. Sun Yool bilang, itu milik Min Hyuk.


Min Hyuk membuka diari itu. Di halaman pertama, dia menemukan buku rekening. Dia lalu membalik halaman dan terkejut melihat artikel kebakaran itu di sana. Min Hyuk juga menemukan tulisan Bu Jang setelah dia membalik ke halaman berikut.

Bu Jang : Aku bahkan tak sanggup memohon maaf darimu. Aku akan bertanggung jawab penuh atas dosaku. Kuharap kau tak mengingat orang sepertiku agar kau tak kehilangan kesempatan dalam hidupmu. Aku minta maaf dengan tulus.


Sun Yool : Kudengar dia meninggal di penjara. Dia memohon maaf darimu sampai meninggal.

Mendengar itu, Min Hyuk emosi. Dia membanting diari Bu Jang ke lantai dan berkata, siapa yang bilang kalau Bu Jang boleh mati.


Min Hyuk lantas menarik kerah Sun Yool.

Min Hyuk : Siapa kau? Apa kau putranya?

Sun Yool pun menurunkan tangan Min Hyuk dari kerahnya. Setelah itu dia memungut diari Bu Jang di lantai dan berkata, dia meminjam diari itu karena membutuhkannya.

Sun Yool : Sekarang kukembalikan. Aku sudah mengurus kepulanganmu. Hubungi aku jika perlu.


Sun Yool lantas beranjak ke pintu. Namun pertanyaan Min Hyuk menghentikan langkahnya.

Min Hyuk : Kenapa kau melakukan ini, Berengsek?

Sun Yool berbalik, menatap Min Hyuk.

Sun Yool : Kau sama sepertiku.

Min Hyuk terdiam mendengarnya.

Usai menemui Min Hyuk, Sun Yool menemui Nyonya Kim.

Dia melepas topinya, lalu menggenggam tangan Nyonya Kim.


Kita lalu diperlihatkan flashback, saat pemakaman Ji Woong. Di sana, ada Sun Yool dan Nyonya Kim sebagai keluarga yang berduka. Di tengah duka mereka, mereka mendengar makian sejumlah orang diluar.

"Tidak tahu sopan santun! Dia seorang pembunuh! Pergi ke neraka! Pembunuh anak! Dia tak tahu malu! Dia dihukum karena membunuh anak kecil tak bersalah!"

Mendengar orang2 mengutuk ayahnya, Sun Yool marah. Dia mau melabrak orang2 itu, tapi dihentikan ibunya. Sang ibu bilang, mereka harus menahan emosi. Sun Yool pun terdiam, menahan emosi, di pelukan ibunya.


Tangis Nyonya Kim dan Sun Yool tambah pecah ketika jenazah Ji Woong akan dibakar. Nyonya Kim bahkan sampai terjatuh. Sorot mata Sun Yool penuh luka, amarah dan dendam.


Setelah itu, Sun Yool dirundung teman-temannya. Teman-temannya mengatakan, bahwa ayahnya seorang pembunuh. Dia lantas dipukuli teman-temannya. Amarah dendam semakin nampak di sorot mata Sun Yool.

Flashback end...


Sun Yool menyentuh pipinya dengan tangan sang ibu.

Beberapa saat kemudian, dia menatap Nyonya Kim dan memanggil Nyonya Kim dengan panggilan 'eomma'.

Sun Yool lalu minta maaf pada ibunya karena jarang berkunjung. Lalu dia meminta ibunya menunggu sedikit lagi. Dia bilang semua akan berakhir. Bersamaan dengan itu, tangis Sun Yool perlahan keluar.


Soo Hyun yang baru tiba dan hendak masuk ke restoran, bertemu Profesor Kim yang baru keluar dari restoran bersama teman-temannya. Tadinya Soo Hyun gak tanda dia papasan dengan Profesor Kim. Profesor Kim yang tanda itu Soo Hyun, memanggil Soo Hyun.

Profesor Kim : Apa kau menemui penyintas kebakaran itu?

Soo Hyun : Ya, berkat kau. Dia tinggal di alamat yang kau berikan.

Profesor Kim : Syukurlah. Informasi itu sudah sangat lama. Aku khawatir itu tidak akan membantu. Kau sudah memberinya diari itu?

Soo Hyun : Ya.

Profesor Kim : Baguslah. Jika ada kesempatan, mari bertemu lagi lain kali.

Profesor Kim lantas beranjak pergi.

Setelah Profesor Kim pergi, Soo Hyun baru sadar ada yang aneh.


Saat melihat atraksi api yang dimainkan koki, Soo Hyun semakin menyadari hal aneh. Dia ingat Sun Yool yang dengan santainya menambahkan kayu ke api di dalam tong. Dia juga ingat ketika Sun Yool memakai kemeja, tidak ada bekas luka bakar di bahu Sun Yool.


Sekarang, Soo Hyun di ruangannya. Dia memikirkan saat Profesor Kim menelponnya, memberitahu kalau catatan konseling korban kebakaran yang dia cari, akan segera, dikirimkan. Profesor Kim mengklaim, dia yang mencarinya.


Soo Hyun juga ingat pertanyaan Profesor Kim soal diari di depan restoran.

Soo Hyun : Bagaimana dia tahu soal itu? Setidaknya, aku tak pernah memberitahunya soal diari itu.


Soo Hyun lantas membaca catatan konseling penyintas kebakaran yang dikirimkan Profesor Kim.


Tak lama kemudian, ponsel Soo Hyun berbunyi. Telepon dari Sun Yool. Namun kali ini, Soo Hyun tak menjawab panggilan Sun Yool. Dia lantas bertanya-tanya, siapa Sun Yool.


Usai menemui ibunya, Sun Yool menemui Profesor Kim.

Profesor Kim : Hai, Sun Yool-ah. Kenapa kau datang?

Profesor Kim memanggil Sun Yool dengan panggilan akrab, yang artinya mereka sudah saling mengenal sejak lama.


Paginya, Soo Hyun melamun di dapur. Tak lama, Soo Ho datang.

Soo Ho : Kau bangun pagi.

Soo Hyun : Ya, aku terbangun.

Soo Ho membuka kulkas dan mengambil air dingin.

Soo Ho : Tidurmu tidak nyenyak belakangan ini. Apa ada yang mengganggumu?

Soo Hyun tak menjawab lantaran ada pesan masuk dari Sun Yool.

Sun Yool : Kau di mana?


Usai minum, Soo Ho tanya itu pesan dari siapa.

Soo Hyun jujur, rrang yang dicari Hyeong Ja.

Soo Ho : Kau sudah memberinya diari itu. Apa kau masih terganggu olehnya?

Soo Hyun : Lukanya dalam. Kurasa itu menggangguku.

Soo Ho : Ya, tentu. Aku paham perasaanmu. Tak bisakah kau berhenti menjaganya sekarang? Sejujurnya, kita tidak tahu apa-apa tentang dia.

Soo Hyun terdiam mendengar perkataan Soo Ho.

Soo Ho lantas berkata kalau dia mau mandi.


Soo Jin mengunjungi Nyonya Kim saat perawat baru selesai mengurus Nyonya Kim. Perawat memberitahu kalau dia baru saja mengganti baju Nyonya Kim dan hendak keluar.

Soo Jin : Kulihat kau tidak akan bosan.

Perawat : Tentu tidak. Aku suka mengobrol. Hampir lupa. Akan kututup jendelanya.

Soo Jin : Aku saja.

Perawat berterima kasih dan beranjak pergi.


Soo Jin bergegas menutup jendela.

Soo Jin : Kenapa Tante melakukan itu tempo hari? Tante mengejutkan Sun Yool. Dia pikir terjadi sesuatu kepadamu dan belum makan berhari-hari.


Soo Jin lantas mendekati Nyonya Kim dan menatap Nyonya Kim.

Soo Jin : Ini hanya antara kita, tapi si bodoh itu mengira aku hanya menyukainya sebagai teman. Tapi tak akan kubiarkan Sun Yool terluka. Tak peduli siapa pun orangnya.

Soo Jin lalu menggenggam tangan Nyonya Kim.

Soo Jin : Jadi, bangunlah. Janji, ya.

Soo Jin pun menyatukan kelingkingnya dengan kelingking Nyonya Kim.


Tae Ho yang tengah membaca laporan sambil berjalan melewati koridor tempat kamar Nyonya Kim berada, tak sengaja menabrak dus-dus yang tengah dibawa suster. Bersamaan dengan itu, Soo Jin lewat. Tae Ho pun jatuh dan memegangi jidatnya yang sakit.

Soo Jin terkejut dan bergegas mendekati Tae Ho.

Soo Jin : Kau baik-baik saja?

Tae Ho terkejut melihat Soo Jin, Soo Jin-ssi?

Soo Jin : Ya.

Tae Ho : Sedang apa kau di sini?

Soo Jin : Itu...

Soo Jin menunjuk ke arah kamar Nyonya Kim.

Tae Ho : Kau pasti datang untuk berkunjung.


Soo Jin : Ya, kau baik-baik saja?

Tae Ho : Ya?

Soo Jin : Tapi barusan kudengar ada suara retak.

Tae Ho : Aku tak apa-apa.

Soo Jin : Benarkah?


Keduanya berjalan bersama.

Tae Ho : Aku tak percaya kau melihat itu.

Soo Jin : Tidak apa-apa.

Tae Ho : Tapi kau mengingat namaku! Dokter Kang Tae Ho.

Tae Ho lantas menunjukkan bros love pink dari Soo Jin, yang dia pakai di jas nya.

Tae Ho : Aku memikirkannya setiap kali melihatmu.

Soo Jin tersenyum melihat itu. Lalu dia melihat ada lingkaran hitam dibawah mata Tae Ho.

Soo Jin : Apa kau tidak tidur semalam? Ada kantong di bawah matamu.

Tae Ho : Ya, aku baru selesai operasi.

Soo Jin : Kurasa kau juga belum makan.

Soo Jin pun memberikan makanannya ke Tae Ho.

Tae Ho menolak, tidak, kau yang harus memakannya.

Soo Jin : Aku bisa beli lagi di jalan. Makanlah.

Tae Ho : Baiklah. Terima kasih.

Soo Jin : Aku harus pergi. Sampai jumpa.

Soo Jin berlari kecil ke lift.


Tae Ho membuka tutup makanannya. Isinya, donat berbentuk hati.

Tae Ho jadi ge-er, dia selalu memberiku hati. Apa ini lampu hijau?

Tae Ho lalu mengambil selfie-nya bersama donat cinta. Setelah itu dia mengirimkannya ke Soo Jin, bersama pesan teks nya.


Soo Jin di lift, membaca pesan dari Tae Ho.

Tae Ho : Lain kali kutraktir makan untuk balasan donatnya. Ini nomorku.


Soo Jin lantas mengirimi pesan teks ke Sun Yool.

Soo Jin : Misi selesai. Kami akan berkencan lain kali.


Setelah itu, dia menatap foto dirinya bersama Sun Yool.

Soo Jin : Kuharap dia cemburu.


Soo Ho menemui Detektif Lee di sebuah kedai. Tanpa mereka sadari, Sun Yool memotret mereka dari kejauhan.


Detektif Lee memberikan kameranya ke Soo Ho.

Detektif Lee : Ini. Kupikir akan menemukan sesuatu...

Soo Ho melihat foto-foto yang ada di kamera tersebut.

Detektif Lee : ... jika terus menggali asisten Kim Joon.


Soo Ho lantas menemukan foto Sun Yool di sana, yang bertemu seketaris Joon di tepi sungai.

Soo Ho : Siapa ini? Aku belum pernah melihatnya.

Detektif Lee : Aku memeriksanya karena kupikir dia salah satu antek Kim Joon. Kurasa dia yang membuka jalan untuk Kim Joon. Anggota Kongres Choi Ju Seok mengundurkan diri dari pemilihan dan gabung dengan Kim Joon. Semua yang terjadi tampak mencurigakan, jadi, aku memeriksanya. Ada rumor yang mengatakan pesta narkobanya direkam.

Soo Ho : Jadi, dia yang merekamnya?

Detektif Lee : Ya, dan Choi Ju Seok menyuruh orang membuntutinya dan kalah telak. Dia yang memotret dana gelap Anggota Kongres Son, yang terlibat dalam embargo. Dia mengambil jurusan fotografi.

Soo Ho : Mungkinkah dia yang memotretku? Apa Kim Joon yang menyuruhnya?

Detektif Lee : Aku akan terus melacaknya.

Soo Ho pun kembali memandangi foto Sun Yool.


Adegan beralih ke Sun Yool yang tengah menatap kumpulan fotovSoo Ho dan Soo Hyun. Foto saat Soo Ho menemui Detektif Lee di kedai dan foto saat Soo Hyun bertemu Profesor Kim di depan restoran. Tak lama kemudian, Sun Yool mengambil foto Soo Hyun. Setelah itu, dia menggantung foto Soo Hyun di tali, lalu beranjak keluar.


Seketaris Joon menurunkan jendela mobil. Sun Yool memberinya sebuah flashdisk. Seketaris Joon memuji Sun Yool. Dia bilang, kerja bagus. Setelah itu, dia memberikan uang ke Sun Yool.

Seketaris Joon : Kenapa kau tiba-tiba butuh sebanyak itu?

Sun Yool pun terdiam. Beberapa saat kemudian, dia mengucapkan terima kasih pada seketaris Joon dan masuk ke mobilnya. Seketaris Joon terheran-heran melihatnya.


Min Hyuk yang baru tiba di lantai tempatnya tinggal, dihubungi manajer tempat judi. Dia pun menjawab dengan kesal. Dia bilang dia akan membayar kembali.

Manajer : Kau tak punya orang tua atau saudara, tapi kau punya teman yang penurut. Ini tentang pinjaman pribadimu, Berandal. Dia membayar semuanya. Hubungi aku jika kau butuh uang.


Tiba-tiba, Min Hyuk melihat Sun Yool duduk di depan pintu apartemennya. Sun Yool pun berdiri begitu Min Hyuk datang. Min Hyuk bilang, itu harga yang mahal untuk meminjam diari. Tanpa basa basi, Sun Yool memberikan selembar kertas pada Min Hyuk sembari berjalan.

Sun Yool : Berhenti berjudi.

Sun Yool pun pergi.


Min Hyuk lantas melihat lembar yang diberikan Sun Yool. Ternyata, itu adalah surat konfirmasi pembayaran hutang. Tertulis disana nama Min Hyuk dan jumlah utangnya yang telah dilunasi Sun Yool. Jumlahnya mencapai 25 juta won. Sontak Min Hyuk kaget dan menatap ke arah Sun Yool.


Soo Hyun mendatangi makam korban kebakaran Pondok Yangpyeong. Namun di sana, ada foto Sun Yool kecil bersama orang tua Min Hyuk. Soo Hyun lantas ingat informasi yang dia dapat, kalau korban kebakaran dimakamkan di Taman Peringatan Seongshin.


Soo Hyun kemudian ingat saat dia ziarah ke makam Gun Woo usai keluar dari penjara.

Soo Hyun : Gun Woo-ya, ibu datang.

Tak jauh darinya, ada Sun Yool yang juga melakukan ziarah makam.


Tiba-tiba, ponsel Soo Hyun berdering. Telepon dari Sun Yool.

Sun Yool : Kau sedang apa? Apa kau sibuk? Jika kau belum makan, mau makan bersama? Aku di restoran dekat Pasar Yeongseong.

Soo Hyun : Di mana?

Nyonya Oh pun datang, nganterin pesenan Sun Yool.

Nyonya Oh : Ini panas. Hati-hati.

Sun Yool kayak sengaja memperdengarkan suara Nyonya Oh ke Soo Hyun, karena dia langsung mengarahkan ponselnya ke Nyonya Oh. Sontak Soo Hyun kaget mendengar suara ibunya. Nyonya Oh lantas pergi usai mengantar pesenan Sun Yool.


Sun Yool : Restoran Purenebom. Kau tak mau datang?

Soo Hyun tak menjawab lagi. Dia memutuskan panggilan Sun Yool dan terdiam memikirkan fakta Sun Yool putra Ji Woong.


Sun Yool sudah selesai makan. Dia meneguk air putihnya, sambil menunggu Soo Hyun. Karena Soo Hyun tak datang juga, Sun Yool memanggil Nyonya Oh.

Sun Yool : Terima kasih makanannya.

Nyonya Oh : Kukira temanmu akan datang.

Sun Yool : Kurasa tidak. Akan kuajak dia lain kali.

Nyonya Oh : Ya. Baiklah. Selalu berhati-hati saat naik motor.

Seorang pelanggan memanggil Nyonya Oh. Nyonya Oh bergegas melayani pelanggannya dan Sun Yool pergi dengan sedikit seringai di wajahnya.


Joon mencoba meraih suara anak muda. Dia memberikan kuliah di depan para mahasiswa dan mahasiswi.

Setelah itu, Joon menjadi sukarelawan di kantin kampus. Dia membagikan makanan pada para mahasiswa dan mahasiswi.


Kemudian, dia duduk diantara mahasiswi. Dia cukup populer di kalangan mahasiswi.


Soo Ho turun dari mobilnya dan langsung dihampiri seketaris Joon. Seketaris Joon lantas menunjukkan jalan pada Soo Ho.


Joon sendiri lagi makan di warung tempat dia biasa makan. Tak lama, Soo Ho masuk bersama seketaris Joon.

Joon : Maaf karena memanggil orang sibuk sepertimu jauh-jauh kemari. Duduklah.

Soo Ho pun duduk.

Joon : Aku kelaparan setelah berusaha menyenangkan anak muda. Aku mulai tanpamu. Kau mau minum?

Soo Ho : Tidak. Kita tidak cukup dekat untuk berbagi perasaan sambil minum, bukan?

Joon : Ini sebabnya aku menyukaimu, Direktur Kang. Benar, bukan?

Joon lantas menyumpit bagian hidung ikan skate.

Joon : Dalam hal ikan skate, hidung adalah favoritku. Aku suka rasa menyengat ini.

Soo Ho : Apa yang ingin kau katakan?

Joon meletakkan sumpitnya dan berkata, saat ikan skate dikecualikan, hidangan di meja tidak bisa dimakan.

Joon : Aku ingin mengadakan jamuan. Maukah kau bergabung?

Soo Ho : Jadi, kau memintaku menjadi ikan skate di jamuanmu? Begitu?

Joon : Perkemahanku punya pemandangan indah. Aku ingin menyiapkan kamar untukmu. Aku yakin kau sudah muak siaran. Bagaimana kalau ganti pemandangan?

Soo Ho : Ini tak terduga. Aku yakin ada barisan orang menunggu untuk bergabung denganmu. Jadi, kenapa aku dari semua orang?

Joon : Bahkan anak kuliah menyukaimu. Kau dipanggil apa? "Suami rakyat"? Jangan berikan semua kasih sayangmu ke istrimu. Mari menjadikan negara ini tempat tinggal yang baik. Kau tidak penasaran betapa manisnya gaji pemerintah?

Soo Ho : Entahlah. Aku menghargainya, tapi aku tidak suka manis. Kau boleh simpan semua makanan manis untuk dirimu, Anggota Kongres. Aku harus pergi.

Soo Ho mulai beranjak, tapi kemudian dia berbalik lagi, menatap Joon.

Soo Ho : Omong-omong, satu makanan yang kubenci adalah ikan skate fermentasi. Baunya busuk sekali. Seperti kenalanku. Nikmatilah.

Soo Ho mau pergi. Gantian Joon yang bicara.

Joon : Direktur Kang, kau akan kembali padaku. Kau berani bertaruh?


Soo Ho tak menjawab dan beranjak keluar. Begitu Soo Ho keluar, Joon menyuruh seketarisnya memberikan sesuatu kepadanya. Seketaris Joon mendekat dan menunjukkan foto-foto Soo Ho yang menemui Detektif Lee. Joon mengenal Detektif Lee.

Joon : Ikatan yang sangat kuat.


Diluar, Soo Ho ingat pembicaraannya dengan Detektif Lee saat mereka ketemuan di kedai, yang diam-diam dipotret Sun Yool.

Soo Ho : Han Sang, kau tahu kenapa kulakukan sejauh ini dan menahan segalanya? Jika bukan karena Kim Joon, pria yang membunuh putraku tidak akan lepas semudah itu. Semua ini tak akan terjadi kepada Soo Hyun. Semuanya. Semua itu karena dia. Aku tak bisa apa-apa saat itu karena tidak punya kuasa, tapi kali ini aku akan berusaha keras.

Detektif Lee : Bagaimana dengan dia? Dia mendaki lebih tinggi darimu. Sejujurnya, membantumu membuatku merasa cemas. Kita kehilangan pekerjaan karena Korupsi Buyeongdong, tapi kau tahu seperti apa Kim Joon.

Soo Ho : Kita naif saat itu. Kita menyerangnya tanpa persiapan. Kali ini, aku punya sesuatu yang bisa mencekik lehernya.

Detektif Lee : Apa itu?

Soo Ho : Kuberi tahu setelah kususun sedikit lagi.

Detektif Lee : Katakan apa itu.

Soo Ho celingukan, sebelum akhirnya memberitahu Detektif Lee.

Soo Ho : Kim Joon punya seorang anak haram.

Detektif Lee kaget, anak haram? Apa itu cukup?

Soo Ho : Bagaimana jika simpanannya yang mencuci dana gelap politiknya? Apa itu cukup menggoda?

Detektif Lee : Siapa itu? Apa kau punya bukti?

Soo Ho : Aku hampir dapat. Han Sang, aku meninggalkan Soo Hyun begitu saja dan pergi ke Amerika untuk naik ke puncak. Aku tak peduli jika itu runtuh sekarang. Akan kulakukan apa pun untuk hentikan Kim Joon menjadi presiden. Maka bantulah aku, ya?

Flashback end...


Soo Ho kembali berjalan. Tapi dia papasan dengan Sun Yool yang berjalan menuju kedai kesukaan Joon. Sun Yool tahu itu Soo Ho, tapi dia terus berjalan. Soo Ho menghentikan langkahnya dan menatap Sun Yool. Dia ingat foto Sun Yool di kamera Detektif Lee.

Detektif Lee : Kurasa dia yang membuka jalan untuk Kim Joon.


Sun Yool menemui Joon.

Joon : Hei, lama tak bertemu!

Joon ingat saat di pemakaman Ji Woong.

Flashback...


Orang-orang mengutuk Ji Woong. Mereka bilang, Ji Woong adalah seorang pembunuh dan tak pantas mendapatkan pemakaman. Sun Yool yang mendengar itu, emosi. Dia mau mendatangi orang-orang itu, namun dihentikan ibunya.

Nyonya Kim : Tahanlah.

Sun Yool nangis di pelukan ibunya. Amarah, dendam, duka mendalam, bercampur jadi satu di matanya.

Joon datang bersama antek2nya. Dia melihat Nyonya Kim yang terus memeluk Sun Yool.

Nyonya Kim yang menyadari kedatangan Joon, langsung menghapus tangisnya.


Joon memberikan penghormatan terakhir untuk Ji Woong. Setelah itu, dia menghadap Nyonya Kim dan Sun Yool. Nyonya Kim menangis lagi. Joon coba menenangkan Nyonya Kim. Setelah itu, dia menatap Sun Yool.

Joon : Jangan khawatir. Aku akan menjadi ayahmu mulai sekarang.

Flashback end...


Joon menyuruh Sun Yool duduk.

Sun Yool pun duduk.

Joon : Kau sudah makan?

Sun Yool : Aku sudah makan.

Joon : Kau menjadi sangat tampan! Bagaimana ibumu? Kejam sekali, bukan? Seharusnya dia memikirkan putranya dan bangun.

Sun Yool : Bagaimana kabarmu, Anggota Kongres?

Joon marah, ini hanya kita. Bersikaplah biasa. Tak perlu memanggilku seperti itu. Panggil saja aku Pak Kim.

Joon lantas menenggak mirasnya. Melihat cawan Joon kosong, Sun Yool menuangkan miras ke cawan Joon.

Joon : Kudengar kau pekerja yang baik. Tapi aku tidak senang soal itu. Kau bahkan masuk sekolah kedokteran. Kenapa bekerja untukku? Berhenti menyia-nyiakan otakmu dan kembali ke sekolah kedokteran. Aku akan membayar uang kuliahmu.

Sun Yool : Aku tak mau mengganggumu lagi.

Joon : Itu masalahmu. Kau bisa mengandalkanku dan minta bantuan jika butuh. Seperti itulah hidup. Kau tahu, aku bekerja untuk rakyat dalam berpolitik dan tidak banyak membantu. Mengembangkan bakat sepertimu yang bagus bagi rakyat. Bagaimana jika ibumu melihatmu seperti ini? Apa kau pikir dia akan bangga kepadamu?

Sun Yool : Bapak membantuku membayar biaya rumah sakit. Itu lebih dari cukup.

Joon : Kau layak dapat yang lebih baik. Sun Yool-ah.

Sun Yool : Ya?

Joon : Ayahmu meninggal sia-sia, tapi bukankah kau harus melindungi ibumu? Itu berarti kau harus sadar. Kau mau membuang hidupmu membenci orang yang jahat kepada orang tuamu?

Sun Yool terdiam mendengar itu.

Joon : Kau pikir aku tak tahu? Begitu aku masuk Gedung Biru, akan kupastikan kau dapat keadilan. Jangan melakukan hal bodoh dan percayalah. Aku berjanji akan menjadi kekuatanmu.

Sun Yool yang mendengar itu, jadi terharu.


Soo Hyun ke bengkel Sun Yool. Dia masuk ke bis~~kita-sebut-ruangan-Sun-Yool-aja-lah-ya-biar-gampang~saat Sun Yool tidak ada.


Tak lama, Sun Yool kembali.

Yong Goo : Dari mana saja kau?

Sun Yool : Ada yang harus kutangani.

Yong Goo : Hei, tapi siapa dia?

Sun Yool : Siapa?

Yong Goo : Yang di sana. Dia benar-benar berbeda.


Sun Yool yang tahu itu Soo Hyun, bergegas menuju ruangannya. Begitu dia tiba, dia melihat Soo Hyun duduk di depan ruangannya. Soo Hyun menatap Sun Yool.

Soo Hyun : Apa kau menikmati makananmu?

Sun Yool : Ya.

Soo Hyun : Itu restoran ibuku.

Sun Yool : Benarkah? Aku pelanggan tetap. Aku memintamu datang ke restoran. Kenapa kau datang kemari?

Soo Hyun : Aku agak jauh. Aku ada di taman peringatan orang tuamu.

Sun Yool : Kenapa kau ke sana?

Soo Hyun : Aku hanya ingin minta maaf.


Soo Hyun lantas bilang dia sudah terlambat dan beranjak pergi.

Sun Yool menghentikan langkahnya.

Sun Yool : Apa kau baca pesanku?

Soo Hyun menatap Sun Yool.

Soo Hyun : Nanti kuhubungi lagi.


Yoo Ri di ruangannya gelisah. Butiknya sudah tutup. Yoo Ri ingat saat dia menemui Soo Ho, usai memergoki Soo Hyun menangis.

Yoo Ri : Apa yang kau pikirkan? Maka kau seharusnya tidak kembali.

Soo Ho : Aku juga ingin menghapus semuanya. Akan kuhapus semuanya jika bisa. Tapi apa kau tahu?


Soo Hyun sendiri menenangkan dirinya di parkiran atap.


Yoo Ri membantu Nyonya Oh menyiapkan makan malam di kedai. Tak lama, Soo Hyun datang. Yoo Ri bilang, dia bekerja lembur belakangan ini, jadi dia datang untuk mengisi tenaga.

Yoo Ri : Makanan ibu selalu mengisi tenagaku.


Yoo Ri masuk ke dapur. Nyonya Oh keluar dari dapur dan mendekati Soo Hyun.

Nyonya Oh : Kau tidak menelepon. Kenapa datang?

Soo Hyun menatap ibunya dengan tatapan khawatir.

Soo Hyun : Aku hanya merindukan ibu. Ibu, apa terjadi sesuatu hari ini?

Nyonya Oh : Apa yang bisa terjadi? Ada dua putri yang datang menemui ibu. Ibu merasa beruntung hari ini. Duduklah. Ibu bawakan makanan. Kau lapar, bukan?


Sekarang, mereka siap bersantap. Tapi Soo Ho tiba2 datang.

Yoo Ri terkejut melihat Soo Ho.

Nyonya Oh bilang dia yang menelpon Soo Ho.

Nyonya Oh lantas menyuruh Soo Ho duduk.


Yoo Ri sendiri tampak gugup. Untuk mengusir rasa gugupnya, Yoo Ri bilang akan mengambil nasi. Tapi Nyonya Oh berkata biar dia saja.

Yoo Ri pun menyendokkan sup tentakel ke mangkuk.


Sekarang, mereka sudah selesai makan. Soo Hyun melihat sikap Soo Ho dan Yoo Ri aneh.

Soo Hyun : Kenapa kalian berdua diam sekali hari ini? Sikap kalian berdua sangat aneh.

Soo Ho : Sayang... Sejujurnya...

Yoo Ri : Hari itu saat aku melihatmu di rumah ibu, aku sangat emosional. Aku agak marah kepada Soo Ho.

Soo Hyun kaget, Yoo Ri-ya. Kenapa kau melakukan itu?

Yoo Ri : Maaf. Maaf soal itu.

Soo Hyun pun meminta Soo Ho memaklumi itu.

Soo Ho : Ya.


Sampai di rumah, Soo Ho minta maaf lagi sama Soo Hyun. Dia bilang, dia tak mau Soo Hyun mencemaskannya. Soo Hyun pun berkata, dia lah yang harusnya minta maaf. Soo Hyun kemudian memeluk Soo Ho.

Soo Hyun : Sayang. Tetaplah seperti ini sebentar.

Soo Ho pun memeluk Soo Hyun.

Sekarang, Soo Hyun tengah menatap foto perselingkuhan Soo Ho. Dia pun bertanya-tanya, kenapa Sun Yool mengirimkan foto itu tanpa menunjukkan wajah selingkuhan Soo Ho.


Besoknya, Soo Jin yang lagi men-tufting, didatangi Profesor Kim.

Soo Jin senang. Dia memanggil Profesor Kim "Bibi".

Mereka bicara.

Soo Jin : Sun Yool pergi menemui bibi?

Profesor Kim : Ya. Tentang korban kebakaran. Dia bertanya apa sudah terlambat untuk diobati.

Soo Jin : Membuatku kesal.

Profesor Kim : Soal apa?


Soo Jin : Sun Yool dan wanita itu. Mereka terus terlibat.

Profesor : Nona Eun Soo Hyun?

Soo Jin : Ya.

Profesor Kim : Anehnya mereka berdua mirip. Apa karena luka mereka?

Soo Jin : Apa aku tak punya luka? Sun Yooll tipe yang tak bisa diam melihat orang kesakitan. Tapi kenapa wanita itu sangat tertarik kepadanya? Dia pikir dia siapa?

Profesor Kim : Bibi rasa dia orang baik. Soo Jin-ah, bibi harap kau tak melakukan apa pun kepadanya...

Soo Jin : Tidak. Wanita itu jahat kepada Sun Yool. Jika dia jahat kepadanya, dia jahat padaku.

*Diih, ngeselin ini si Soo Jin.


Soo Hyun yang tengah membaca di perpustakaannya, dihubungi Wartawan Jung.

Wartawan Jung : Aku menghubungi detektif yang menangani kasus Kim Eun Min. Akan kukirimkan informasi kontaknya.


Besoknya, Soo Hyun mendatangi Kantor Polisi Seongseo. Dia menemui detektif yang menangani kasus Nyonya Kim.

Detektif : Dalam kecelakaan Kim Eun Min, pejalan kaki menyeberang sembarangan dan kasus sudah lama ditutup. Tapi kecelakaan itu tidak terjadi saat fajar atau semacamnya.

Soo Hyun : Apa tidak ada saksi?

Detektif : Tidak ada. Itu sebabnya ditutup begitu cepat.

Soo Hyun : Lalu pelakunya? Bagaimana dia sekarang?

Detektif : Astaga. Aku tak bisa mengatakan itu. Aku juga tak tahu. Tapi setelah kecelakaan itu, mereka bilang seluruh keluarga pindah. Tapi kenapa kau sangat tertarik dalam kasus Kim Eun Min?

Soo Hyun : Kudengar putranya terus mencari informasi.

Detektif : Benar. Dia bahkan mengajukan petisi mencari keadilan untuk ibunya. Dia juga banyak mengepos daring.


Sampai di rumah, Soo Hyun langsung mencari informasi soal petisi itu.

Dan dia menemukan petisi yang dimaksud.

IBUKU DITABRAK MOBIL DAN MASUK ICU DIA SATU-SATUNYA KELUARGAKU. TOLONG BANTU AKU.

Soo Hyun lantas membaca komentar orang2 soal petisi itu. Tak lama kemudian, di bagian bawah, dia menemukan komentar si pembuat petisi.

"AKU JUGA MAHASISWA KEDOKTERAN. BERGABUNGLAH DALAM PETISI."


Setelah membaca itu, Soo Hyun menghubungi Tae Ho.

Soo Hyun : Tae Ho-ya, ayo makan siang.


Soo Hyun sudah di kantin RS Univ. Hankook sekarang. Tak lama, Tae Ho datang.

Tae Ho : Maafkan aku. Kakak menunggu lama?

Soo Hyun : Tidak apa, Kakak tahu kau sibuk. Kakak ingin traktir makan enak.

Tae Ho : Lain kali saat aku libur, akan kutraktir makanan enak.

Soo Hyun : Kakak yang traktir. Makanlah.

Tae Ho mulai mencicipi kuenya.

Soo Hyun : Sejujurnya, kakak ingin menanyakan sesuatu.

Tae Ho : Apa?

Soo Hyun : Pria yang kau lihat di kamar 1405 sebelumnya. Apa kau ingat?

Tae Ho : Benar juga! Bodohnya aku. Aku bahkan menelepon kakak soal itu. Aku mengenalnya.

Sekarang, Soo Hyun berjalan di koridor RS. Univ. Hankook sambil memikirkan kata2 Tae Ho tadi.

Tae Ho : Dia salah satu adik kelasku di sekolah kedokteran.


Soo Hyun lantas berhenti di depan foto-foto study tour mahasiswa kedokteran Univ. Hankook yang dipajang di dinding koridor.

Soo Hyun lalu ingat kata2 Tae Ho, bahwa putra Nyonya Kim menjalani operasi jantung tiga kali di RS Hankook.

Lalu setelah itu, dia menatap lurus ke depan.


Soo Hyun lantas menghubungi Sun Yool. Dia mengirimi Sun Yool pesan.

Soo Hyun mengajak Sun Yool bertemu.


Sun Yool bergegas siap-siap. Dia mematut dirinya di depan cermin, dengan sorot mata seolah tahu hari itu akan tiba. Hari dimana Soo Hyun tahu siapa dia.

Sun Yool pun bergegas pergi.


Dalam perjalanan, dia ingat kata2 Soo Hyun di sidang. Ternyata, dia datang ke persidangan Soo Hyun.

Soo Hyun : Menurut saya yang terjadi itu salah. Namun, jika saya kembali ke masa lalu, pilihan saya tetap akan sama. Saya tidak meminta keringanan.

Mendengar itu, Soo Ho marah. Dia menatap Soo Hyun dengan sorot mata penuh dendam.


Soo Hyun lantas dibawa ke bus tahanan usai persidangan. Orang2 berdemo, menuntut Soo Hyun dihukum. Tapi ada juga yang menuntut agar Soo Hyun diampuni.

Sun Yool melihat itu. Dia semakin dendam.


Sun Yool juga melihat Soo Hyun yang dibawa ke ambulans.


Setelah itu, seorang napi memberikan secarik kertas ke sipir. Dan sipir meneruskan kertas itu ke Sun Yool. Sun Yool membuka kertas itu. Di dalamnya, ada informasi mengenai Nyonya Jang.


Pertemuan Sun Yool dan Soo Hyun di makam Gun Woo, juga telah diatur oleh Sun Yool.


Pemilik kaki yang mengenakan sepatu kets ternyata Sun Yool. Sun Yool di restoran Nyonya Oh. Nyonya Oh berkaca-kaca menonton segmen wawancara Soo Hyun di televisi.

Soo Hyun : Aku mencoba menerimanya setiap hari, tapi ada kalanya aku tidak bisa. Orang tua yang kehilangan anak masih merasa sakit tak peduli sudah berapa lama...

Sun Yool yang mendengar itu menahan amarahnya. Dia lantas pergi begitu saja dan meninggalkan uang untuk makanannya di atas meja.


Di rumah, Soo Jin tanya ke Sun Yool. Soo Jin tanya, kenapa Sun Yool mengambil jalan yang sulit.

Soo Jin : Kau bisa beri tahu dia siapa dirimu.

Sun Yool : Karena aku ingin mengambil semua yang berharga darinya. Jika ingin melakukan itu, aku juga harus menjadi berharga baginya.


Pada hari kebebasan Soo Hyun, Sun Yool juga ada di sana. Dia sengaja datang ke penjara untuk melihat pembunuh ayahnya bebas.


Sun Yool juga yang mengawasi Soo Ho dan Soo Hyun di istana Joseon.

Flashback end...


Sun Yool akhirnya tiba di kafe, tempat dia dan Soo Hyun akan bertemu. Dia turun dari motornya dan menatap Soo Hyun yang duduk di dekat jendela, di lantai dua kafe.

Soo Hyun juga menatap Sun Yool.


Sun Yool lantas masuk.

Soo Hyun menatap Sun Yool yang berjalan ke arahnya dan bicara dalam hatinya.

Soo Hyun : Aku memikirkanmu.


Soo Hyun ingat saat Sun Yool memberinya payung di makam Gun Woo.


Dia juga ingat saat memberikan diari Nyonya Jang ke Sun Yool, lantaran mengira Sun Yool si penyintas kebakaran.

Soo Hyun : Dia merasa sangat menyesal. Dia tulus berharap kau menjalani hidup baik...

Sun Yool marah, lalu? Bagaimana kelihatannya? Apa aku terlihat baik-baik saja?


Soo Hyun juga mengingat saat dia mendatangi Sun Yool di bengkel.

Soo Hyun : Kenapa kau sering terluka? Kenapa kau memiliki banyak luka?

Sun Yool : Luka seperti apa?


Dia juga ingat kata2 Sun Yool saat marah kepadanya di atap RS Hankook.

Sun Yool : Bagaimana menurutmu aku menjalani hidupku? Jangan terlalu usil. Kau pikir kau berarti bagiku hanya karena memberiku diari itu?


Dia ingat saat Sun Yool marah kepadanya ketika dia mencoba menasihati Sun Yool di depan RS Hankook.

Soo Hyun : Bukankah hidupmu akan sia-sia? Tak bisakah kau hidup dengan layak? Pikirkan orang tuamu. Aku tak bisa melihatmu merusak dirimu lagi.

Sun Yool : Bagaimana bisa kau memberiku nasihat? Kau seorang pembunuh.


Soo Hyun ingat foto yang dilihatnya di koridor RS Hankook.

Itu adalah foto Ji Woong bersama Sun Yool kecil.


Lalu Soo Hyun ingat saat melihat Sun Yool mencari liontin di dalam sungai usai menyebabkan kecelakaan yang melibatkan beberapa pesepeda, anak-anak dan pejalan kaki.

Sun Yool : Foto ibuku ada di sana!


Terakhir dia ingat saat menemukan liontin itu di saku jaket Sun Yool ketika dia masuk ke ruangan Sun Yool saat datang ke bengkel terakhir kali. Dia membuka liontin itu dan menemukan foto Sun Yool kecil dan Nyonya Kim.

Flashback end...


Soo Hyun menatap Sun Yool.

"Sekarang, aku tahu segalanya. Kau orangnya. Kwon Sun Yool." ucap Soo Hyun dalam hati.

Bersambung....

0 Comments:

Post a Comment