Wonderful World Episode 6

 All Content From : MBC
Sinopsis Lengkap : Wonderful World
Sebelumnya : Wonderful World Episode 5
Selanjutnya : Wonderful World Episode 7

Sun Yool melarikan anak Ji Woong ke UGD. Dia juga menjelaskan ke dokter, bahwa anak Ji Woong mengalami luka robek tujuh sentimeter di sisi kiri dan mungkin melukai limpanya. Dokter bingung Sun Yool bisa tahu. Tak lama kemudian, dokter tanya bagaimana kejadiannya. Sun Yool bilang anak Ji Woong jatuh dari lantai tiga dan tertusuk logam.


Dokter memutuskan melakukan pindai CT dulu. Harus dioperasi jika luka limpanya parah.

Perawat lantas meminta Sun Yool mengisi informasi pribadi pasien dulu, serta tanda tangan. Sun Yool terdiam sejenak saat perawat bertanya apa dia keluarga pasien. Beberapa saat kemudian, Sun Yool bilang iya.


Sun Yool ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah mencuci tangannya, dia terdiam sejenak menatap pantulan wajahnya di cermin.


Tak lama kemudian, Sun Yool membawa dua kopi ke kamar Nyonya Kim Eun Min.

Soo Hyun terkejut melihat kedatangan Sun Yool. Sun Yool juga terkejut melihat Soo Hyun ada di kamar Nyonya Kim.

Soo Hyun : Kau? Apa yang kau lakukan di sini?


Belum lagi Sun Yool menjelaskan, Nyonya Kim mendadak kejang.

Sontak lah Sun Yool panik dan bergegas memeriksa kondisi Nyonya Kim. Setelah itu, dia melakukan CPR.


Tae Ho dan tim nya datang. Tae Ho agak terdiam melihat Sun Yool memberikan CPR pada Nyonya Kim. Tak lama kemudian, mereka menyuruh Sun Yool berhenti tapi Sun Yool terus melakukan CPR. Akhirnya, Tae Ho menarik paksa Sun Yool menjauh dari Nyonya Kim. Sun Yool berontak, tidak! Lepaskan aku!


Sementara Soo Hyun teringat saat mesin detak jantung Gun Woo menunjukkan garis lurus.


Lalu dia ingat saat di pemakaman Gun Woo, dia memeluk erat guci abu Gun Woo.


Kemudian dia ingat saat tangisnya pecah dan memeluk chalk outline Gun Woo.


Lalu dia ingat saat menyuruh Ji Woong meminta maaf pada Gun Woo, namun ditolak Ji Woong.

Ji Woong : Dia bisa saja mati di tempat lain!

Soo Hyun yang terpancing, akhirnya menabrak Ji Woong.


Soo Hyun juga ingat ketika tangannya tertusuk jarum di mesin jahit saat dia di penjara.


Dia juga ingat ketika dia berada di meja operasi.

Dokter menyuruh rekannya menyiapkan USG.


Terakhir dia ingat saat dia memukul-mukulkan tangannya yang terluka ke ranjang rumah sakit setelah ingat bahwa hari itu dia menutup pintu gerbang.

Flashback end...


Denyut Nyonya Kim kembali.

Dokter : Denyut nadinya kembali. Periksa tanda vitalnya. Pindai CT otak.

Sun Yool lega setengah mati.


Sekarang, Sun Yool menenangkan dirinya di kafe atap rumah sakit. Tiba-tiba, Soo Hyun datang. Soo Hyun mengharap penjelasan. Sun Yool bilang dia tidak mau melihat ada yang mati. Soo Hyun pun tanya kenapa Sun Yool ada di sana. Lah Sun Yool malah balik nanyain hal yang sama.

Soo Hyun : Aku sedang mencari seseorang.

Sun Yool : Keluarga mereka?

Soo Hyun kaget dengan pertanyaan Sun Yool.


Sun Yool ingin pergi, tapi dihentikan Soo Hyun. Soo Hyun memegang lengannya. Saat melihat baju Sun Yool yang penuh darah, Soo Hyun kaget.

Soo Hyun : Bajumu. Kenapa ada banyak darah?


Sun Yool bersikap dingin. Dia menghempaskan tangan Soo Hyun.

Sun Yool : Jangan terlalu usil. Kau pikir kau berarti bagiku hanya karena memberiku diari itu?

Sun Yool lantas pergi.


Sampai di rumah, Sun Yool berusaha menahan tangisnya yang hampir pecah. Sun Yool lantas masuk ke kamar mandinya. Dia berdiri dibawah guyuran air shower. Tak lama kemudian, dia menatap pantulan wajahnya di cermin. Sorot matanya penuh dendam.


Soo Hyun sendiri masih di kafe atap. Dia pun ingat percakapannya dengan Tae Ho tadi. Soo Hyun menanyakan kondisi Nyonya Kim. Tae Ho bilang, Nyonya Kim sudah bebas dari bahaya, tapi tim dokter masih harus memantau kondisinya.

Soo Hyun : Apa tidak ada harapan untuk dia bangun?

Tae Ho : Mungkin tidak. Dia sudah cukup lama seperti ini dengan kerusakan otak. Tapi terkadang keajaiban terjadi.

Soo Hyun : Apa mungkin dia punya keluarga lain?

Tae Ho : Dia punya seorang putra.

Flashback end...


Soo Hyun : Putra. Jika ya, apakah pengirim foto itu putranya?


Dokter memberitahu Soo Jin terkait kondisi putra Ji Woong.

Dokter : Operasinya berjalan lancar. Namun, dia kehilangan banyak darah. Kita harus tetap mengawasinya. Kami akan mengawasi dan memindahkannya ke bangsal umum setelah dia sadar.

Soo Jin : Baik, aku mengerti.


Sun Yool meluapkan emosinya dengan memukul samsak berkali2.

Lalu dia berlari di atas tread mill. Dia terus berlari dan berlari, bahkan hingga dadanya terasa sakit, dia tetap berlari.


Soo Jin datang dan langsung menghentikan Sun Yool.

Soo Jin : Sudah kubilang berhati-hati! Jangan berlari seperti ini. Pikirkan tentang jantungmu! Yang benar saja.

Sun Yool : Kau yang harus hati-hati. Kau kehabisan napas saat ini.

Soo Jin menghela nafas kesal dan memberikan Sun Yool minum.

Soo Jin : Jika bukan karenamu, tidak ada alasan jantungku berhenti.

Sun Yool : Bagaimana keadaannya?

Soo Jin : Operasinya berjalan lancar. Dia belum sadar. Mereka harus mengawasinya beberapa hari.

Soo Jin lantas berkata dia masih tidak mengerti.

Soo Jin : Kenapa kau mencari seseorang yang tak ada artinya bagimu? Aku akan ke rumah sakit untuk saat ini. Jangan khawatir tentang itu.

Sun Yool : Tidak perlu.


Sun Yool beranjak keluar. Soo Jin mengikuti Sun Yool sambil mengomel.

Soo Jin : Turuti saja ucapanku. Kau sangat kaget kemarin. Hei. Saat kita dirawat bersama karena jantung kita yang lemah, aku sangat takut saat itu. Aku tidak akan sanggup menahannya tanpamu. Jadi, turuti ucapanku karena aku akan melakukan apa pun untukmu! Mengerti?

Sun Yool : Dahulu kau mengeluh dan menangis tentang betapa sakitnya itu. Kapan kau tumbuh dewasa?

Sun Yool memegang kepala Soo Jin.

Soo Jin : Kau baru menyadarinya sekarang?

Sun Yool : Aku bertemu wanita itu di rumah sakit kemarin.

Soo Jin kaget mendengarnya.

Sun Yool : Apa kau tidak penasaran? Seperti apa ekspresinya nanti saat dia bertemu putranya?


Soo Hyun yang duduk di depan komputernya, bertanya-tanya apa alasan putra Ji Woong menaruh link di belakang foto.

Soo Hyun lalu menatap ke layar komputernya yang menampilkan artikel tentang Nyonya Kim yang ditabrak truk usai menyebrang sembarangan.

Lalu, dia ingat kata2 Wartawan Jeong.

Wartawan Jeong : Menurutku itu bukan kecelakaan, tapi kejahatan terencana.

Soo Hyun : Bukan kecelakaan tapi kejahatan terencana?


Soo Hyun keluar dari kantor polisi.


Setelah itu, dia berkeliling di area tempat Nyonya Kim tertabrak, sambil memikirkan penjelasan dari polisi.

Polisi : Ada tikungan tajam dan penyeberangan tepat setelahnya. Semua orang melambat, jadi, tidak banyak kecelakaan.


Soo Hyun lantas berhenti di Jalur Sehyun-dong.

Dia melihat ada halte bus di sana.

Polisi : Tapi lokasi penyeberangan dan halte bus di sana ambigu, jadi banyak orang menyeberang sembarangan.


Soo Hyun melihat banyak pelajar berlari menyebrang jalan menuju bis yang ada di seberang.

Tak lama, dia mulai membayangkan ketika Nyonya Kim berlari menyebrang jalan sambil menelpon.

Tiba2, sebuah truk melaju dan menabrak Nyonya Kim.

Soo Hyun terkejut membayangkan itu.


Di mobilnya, Soo Hyun menghubungi seseorang.

Soo Hyun : Ya, halo? Ya. Aku ingin membaca putusan sebuah kasus.

Hari sudah malam. Nyonya Oh keluar dari kedainya untuk membuang sampah. Dia juga bertanya-tanya, kemana Soo Hyun pergi seharian. Setelah menaruh kantong sampah di tempat sampah, Nyonya Oh melihat Soo Ho datang. Soo Ho datang dengan wajah tertunduk. Nyonya Oh terdiam beberapa saat sebelum akhirnya menyuruh Soo Ho masuk.


Di dalam, Soo Ho minta maaf pada Nyonya Oh.

Soo Ho : Aku tidak akan berkata itu sebuah kesalahan. Tapi aku bersumpah itu hanya sekali. Maafkan aku telah mengecewakan ibu.

Nyonya Oh : Kau seharusnya menolak. Setelah Gun Woo meninggal, Soo Hyun berada dalam kondisi itu. Kau seharusnya menjaga sikapmu.

Soo Ho : Aku juga kehilangan anakku. Tapi ibu, aku tak bisa bersedih seperti yang kuinginkan. Aku takut kehilangan Soo Hyun juga. Aku bahkan tidak bisa menangis kencang. Seharusnya aku melakukannya. Seharusnya aku yang membunuhnya. Seharusnya aku yang masuk penjara, bukan dia. Aku terus memikirkan hal itu. Aku menyesal dan menyalahkan diriku sendiri. Aku menenggelamkan diri dalam alkohol setiap hari. Saat aku akhirnya sadar tidak ada seorang pun yang tersisa di depanku. Soo Hyun dan Gun Woo sudah tidak ada lagi di rumah kosong itu. Terasa sangat dingin dan sepi. Aku tahu seharusnya tidak melakukannya. Aku pasti sudah gila, Ibu. Aku sangat menyesal. Aku minta maaf.


Kamera menyorot wajah Soo Ho saat Soo Ho mengatakan itu.

Soo Ho terlihat tulus mengatakannya.

Tanpa mereka sadari, Soo Hyun mendengarkannya.

Soo Hyun kemudian pergi tanpa memberitahu mereka dia datang.

Yu Ri sibuk bekerja di butiknya. Di meja Yu Ri, ada beberapa tas baru. Yu Ri sibuk memajang tas itu di etalase, lalu dia mencatatnya. Soo Hyun datang. Dari luar, dia melihat Yu Ri yang tengah sibuk. Yu Ri sendiri gak sadar eonni nya datang. Soo Hyun yang sudah di depan pintu, tersenyum melihat kesibukan adiknya.

Soo Hyun : Yu Ri-ya.

Yu Ri menoleh, eonni...

Dia pun langsung berlari sambil mengarahkan kedua tangannya ke arah Soo Hyun. Bersamaan dengan itu, kita diperlihatkan flashback masa kecil mereka, saat Soo Hyun datang menjemput Yu Ri di sekolah. Yu Ri berlari sambil mengarahkan kedua tangannya ke Soo Hyun. Dia senang Soo Hyun datang.

Yu Ri pun menyatukan telapak tangannya dengan telapak tangan Soo Hyun.

Yu Ri : Kau datang! Kenapa kau datang? Kau datang untuk menemuiku?

Soo Hyun dan Yu Ri berjalan sambil bergandengan tangan di bekas sekolah mereka dulu. Soo Hyun bilang sudah lama dia tak kesana.

Yu Ri : Kau selalu berdiri tepat di sana. Saat ibu memukulku dan aku melarikan diri, atau duduk sendirian karena tidak punya teman, kau berdiri di sana dan memegang tanganku seperti ini.


Mereka berhenti berjalan dan Yu Ri memegang kedua tangan Soo Hyun.

Yu Ri : Serius, kenapa kau begitu baik padaku? Apa kau kasihan padaku?

Soo Hyun : Karena kau cantik.


Mereka kembali berjalan, sambil bergandengan tangan.

Yu Ri : Terserah. Ibu kandungku memperlakukanku seperti beban.

Soo Hyun : Bagiku, kau seperti hadiah. Itulah yang akan terus kuyakini. Aku tahu kau dan ibu selalu sedih karenaku. Kau juga melihatku menangis beberapa hari lalu. Tapi Yu Ri-ya,  aku akan menyelesaikannya dengan caraku sendiri. Aku akan melewati ini. Jika bukan demi aku, demi kau dan ibu.

Wajah Yu Ri seketika berubah sedih mendengar kata2 Soo Hyun.

Hari sudah pagi. Soo Ho ketiduran di lantai ruang tengah rumah Nyonya Oh. Tak lama, Nyonya Oh datang membawakan sarapan. Soo Ho langsung bangun dan salah tingkah. Nyonya Oh menyuruh Soo Ho sarapan dulu sebelum pergi. Saat Nyonya Oh mau beranjak, Soo Ho minta maaf. Nyonya Oh terdiam sejenak sebelum akhirnya memberitahu bahwa Soo Hyun sudah pulang.


Mendengar Soo Hyun sudah pulang, Soo Ho pun langsung pulang dan mendapati Soo Hyun yang duduk di ruang tengah. Soo Ho lantas mendekati Soo Hyun, sambil memanggil Soo Hyun 'yeobo'. Soo Hyun bilang, dia sudah selesai memilah emosinya.

Soo Hyun : Kau merusak kepercayaan kita. Kau seharusnya beri tahu kalau dia wanita seberang rumah. Kau berbohong karena takut kehilanganku. Itu hanya membuatku makin terluka.

Soo Ho : Maafkan aku. Itu semua salahku.

Soo Hyun : Luka yang kuterima tidak akan terhapus dengan mudah. Noda ini akan membekas di hatiku selamanya. Jadi, aku mencoba untuk mengeluarkanmu dari hidupku sepenuhnya. Tapi aku dan Gun Woo juga menghilang. Aku tak tahu berapa lama yang dibutuhkan agar hubungan kita pulih. Namun, aku ingin mencoba sebisaku. Itu pilihanku.

Soo Ho terdiam sejenak mendengar kata-kata Soo Hyun. Beberapa saat kemudian, dia mengucapkan terima kasih.


Sun Yool menuruni tangga rumahnya dengan terburu-buru, sambil bicara dengan Soo Jin di telepon. Soo Jin ngajak ketemuan. Tapi Sun Yool bilang dia harus ke suatu tempat hari itu.


Sun Yool ternyata ke rumah sakit. Dia mengunjungi Nyonya Kim.

Siapakah Sun Yool sebenarnya? Apa jangan-jangan dia putranya Kwon Ji Woong?


Soo Hyun dan Soo Ho lagi berkebun.

Ponsel Soo Hyun tiba-tiba berbunyi. Ada pesan masuk. Soo Hyun membacanya.

"Dokumen putusan telah disetujui."


Soo Hyun pun membaca dokumen kasus kecelakaan Nyonya Kim, di ruang baca.

Tertulis di sana, kecepatan mobil yang menabrak Nyonya Kim.

Soo Hyun heran, "Dengan kecepatan 115 km/jam"?


Soo Hyun pun menghubungi Wartawan Jeong.

Wartawan Jeong sendiri masih di kantor saat dihubungi Soo Hyun.

Wartawan Jeong : Halo, aku bertanya-tanya tentang kabarmu. Kau pergi ke lokasi kecelakaan?

Soo Hyun : Ya. Aku ingin tahu. Batas kecepatan di sana adalah 30, tapi melihat catatan ini, kecepatan kendaraan pelaku melebihi 100 bahkan dengan adanya tikungan tajam. Mungkinkah pelakunya seseorang yang tidak mengetahui medan daerah itu?

Wartawan Jeong : Tidak, aku ingat dia dari lingkungan itu.

Soo Hyun : Tapi kenapa kau mengatakan itu sebelumnya? Kau bilang itu direncanakan, bukan kecelakaan.

Wartawan Jeong : Beberapa fakta membuatku merasa sedikit enggan. Jadi, putra Kim Eun Min berkeliling menggali semuanya tentang kecelakaan ibunya.

Soo Hyun : Apa mungkin aku bisa tahu lebih banyak tentang pelakunya?

Wartawan Jeong : Ya, akan kuperiksa dan kukabari lagi.

Soo Hyun : Baik. Terima kasih.


Usai bicara dengan Wartawan Jeong, Soo Hyun membaca chat-an dia dengan Sun Yool.

Soo Hyun : Di mana?

Sun Yool : Tempat rongsok. Sudah tiba di rumah dengan selamat?

Soo Hyun : Di luar hujan. Hati-hati mengendarai motormu. Kau tidak menjawab panggilanku. Jangan lupa makan.

Soo Hyun lalu ingat kata2 Sun Yool di kantin atap.

Sun Yool : Jangan terlalu usil. Kau pikir kau berarti bagiku hanya karena memberiku diari itu?


Tae Ho yang berjalan di koridor RS, teringat Sun Yool yang dilihatnya memberikan CPR pada Nyonya Kim. Dia pun bertanya-tanya dimana dia pernah melihat Sun Yool.


Tiba-tiba, dia melihat pasien bocil berdiri di depannya dengan wajah takut.

Tae Ho pun mendekati si pasien bocil.

Tae Ho : Hang Yeol-ah. Sedang apa kau di sini?

Hang Yeol : Aku tidak mau dioperasi. Aku takut.

Tae Ho : Maka kau tidak bisa naik pesawat. Hang Yeol-ah, kau mau menjadi pilot atau tidak?

Hang Yeol : Tapi aku takut.


Soo Jin tiba-tiba datang dan menyodorkan bros berbentuk love pada Hang Yeol.

Soo Jin : Ini dia. Hadiah. Aku juga dioperasi karena jantungku sakit. Kau akan merasa lebih baik dengan ini. Mau coba pakai?


Hang Yeol mengangguk. Soo Jin pun memasangkan bros itu di topi kupluk Hang Yeol.

Soo Jin : Terlihat cantik sekali.


Tae Ho : Hang Yeol, sudah berani dioperasi sekarang?

Hang Yeol mengangguk.

Lalu ibu Hang Yeol datang menjemput Hang Yeol.


Setelah itu, Soo Jin memberikan bros yang sama pada Tae Ho.

Soo Jin : Jika hal seperti ini terjadi lagi, kau bisa pakai ini.

Tae Ho : Maaf, jika kau membagikan hati seperti ini, aku merasa sedikit bingung. Kita bertemu beberapa kali, bukan?

Soo Jin : Ya! Aku sering datang.

Soo Jin lalu menatap bed nama Tae Ho, Dokter Kang Tae Ho.

Soo Jin : Lalu aku harus memanggilmu apa?


Soo Jin pun memberikan kartu namanya.

Soo Jin : Aku Hong Soo Jin.

Tae Ho membaca pekerjaan yang tertulis di kartu nama Soo Jin.

Tae Ho : Tufting? Apa ini?


Soo Jin pun langsung bergaya seperti menembak Tae Ho.

Soo Jin : Tembak!

Tae Ho terkejut, kau mengejutkanku.

Soo Jin tertawa, datanglah suatu hari nanti. Akan kutunjukkan kepadamu. Sampai jumpa.


Tae Ho nya malah terpesona sama Soo Jin.

Tae Ho : Apa itu tadi? Peluru cinta?

Tiba2, Tae Ho ingat sesuatu.


Soo Hyun mengunjungi Nyonya Kim. Sambil memandangi Nyonya Kim, dia memikirkan kata-kata Wartawan Jeong. Wartawan Jeong bilang beberapa fakta membuatnya enggan.

Wartawan Jeong : Jadi, putra Kim Eun Min berkeliling menggali semuanya tentang kecelakaan ibunya.


Tae Ho masuk ke ruangannya dan menelpon Soo Hyun.

Namun Soo Hyun tak menjawab.

Tae Ho heran, kenapa Kak Soo Hyun tidak menjawab?


Soo Jin berjalan melewati para preman yang berdiri di meja informasi. Para preman itu meminta perawat memberitahu mereka dimana Kwon Min Hyuk dirawat. Perawat menolak. Para preman kekeuh. Dia bilang dia hanya ingin melihat wajah Min Hyuk.

Perawat pun berkata, kalau Min sedang dalam masa pemulihan setelah operasinya. Pengunjung tidak diizinkan.

Soo Jin yang mendengar itu, tak jadi pulang dan berbalik arah.


Sekarang, Soo Jin sudah di kamar Min Hyuk, putra Ji Woong. Dia membuka pintu dan melihat para preman itu tengah mencari Min Hyuk. Soo Jin pun menghubungi Sun Yool.

Soo Jin : Sun Yool-ah, bagaimana ini? Ini buruk.


Sun Yool : Pergilah ke bengkel.

Sun Yool bergegas pergi.


Soo Hyun yang sudah di lobi RS, menghubungi Tae Ho.

Soo Hyun : Hei, Tae Ho-ya. Kau tadi menelpon?

Tae Ho : Ya, ini tidak mendesak. Apa hubunganmu dengan orang yang melakukan CPR terhadap pasien di kamar 1405? Dia tampak familie seolah pernah kulihat...

Tiba2 Soo Hyun melihat Sun Yool datang. Soo Hyun pun langsung menyudahi teleponnya dengan Tae Ho. Lalu dia bergegas mengejar Sun Yool.


Para preman sudah di kamar Min Hyuk. Mereka melihat Min Hyuk tidak sadar.

"Dia memiliki utang judi sebesar 25 juta won. Bagaimana bisa dia tidur begitu tenang?" ucap ketua preman.

Ketua preman lantas berkata ada cara untuk membayar kembali selagi Min Hyuk tidur.

Dia pun berusaha membuat Min Hyuk membubuhkan cap di surat pelepasan hak fisik.


Tapi tepat saat itu, Sun Yool muncul. Sun Yool pun langsung merebut surat itu.

Sun Yool : Kau sebut dirimu manusia? Dia bahkan tidak sadar.

Ketua preman : Bukankah kau anak yang melaporkan kami? Apa kalian bekerja sama dalam ini? Itukah yang terjadi? Apa kau tahu seberapa besar masalah yang kuhadapi karena kalian berdua?


Sun Yool pun berkelahi dengan para preman itu. Mereka kelahi sampai pindah keluar kamar Min Hyuk. Salah seorang preman berhasil membalik keadaan dan memukul Sun Yool. Soo Hyun dan para petugas keamanan RS datang. Soo Hyun terkejut melihat Sun Yool dipukuli. Melihat para petugas, para preman itu langsung lari.


Soo Hyun pun mendekati Sun Yool.

Soo Hyun : Apa kau baik-baik saja?

Sun Yool menatap kesal Soo Hyun.

Soo Hyun : Kita perlu bicara.


Soo Hyun mengejar Sun Yool keluar. Sun Yool terus berjalan.

Soo Hyun : Kenapa kau hidup seperti ini? Kau tak bisa hidup seperti ini selamanya.

Sun Yool : Siapa peduli? Apa urusanmu?

Soo Hyun : Ya, akan kujadikan urusanku sekarang. Bukankah hidupmu akan sia-sia? Tak bisakah kau hidup dengan layak?

Sun Yool : Yang benar saja. Kau pikir kau keluargaku? Kau bukan apa-apa bagiku.


Soo Hyun : Kau selalu tersakiti atau terluka. Pikirkan orang tuamu.

Mendengar itu, Sun Yool pun berbalik menatap marah Soo Hyun.

Soo Hyun : Aku tak bisa melihatmu merusak dirimu lagi.

Sun Yool : Bagaimana bisa kau memberiku nasihat? Kau seorang pembunuh. Urus saja urusanmu sendiri.


Sun Yool pun pergi.

Soo Hyun terpaku dengan kata2 Sun Yool.

Soo Hyun duduk di kasur Gun Woo. Matanya berkaca-kaca teringat kata-kata pedas Sun Yool tadi, bahwa dia adalah seorang pembunuh.

Sun Yool : Urus saja urusanmu sendiri.


Lalu Soo Hyun ingat kenangannya bersama Gun Woo, ketika dia berbaring di tenda di halaman depan rumahnya bersama Gun Woo. Gun Woo bilang, dia juga menyukai wangi Soo Hyun.

Soo Hyun : Benarkah? Seperti apa wangi ibu?

Gun Woo : Wangi ibu cantik. Serta seperti bintang.

Gun Woo menunjuk ke arah bintang di langit.


Kemudian kita melihat Gun Woo yang terkapar di taman pada malam hari setelah tertabrak mobil Ji Woong, memanggil-manggil Soo Hyun sambil menahan rasa sakit di tubuhnya.


Ternyata, itu mimpi Soo Hyun. Soo Hyun terlihat syok sesudah memimpikan Gun Woo yang memanggil-manggilnya dalam kesakitan usai ditabrak. Soo Ho yang mendengar teriakan Soo Hyun, ikutan bangun.

Soo Ho : Sayang, kau baik-baik saja? Apa kau mimpi buruk?


Paginya, Soo Hyun jalan-jalan sendirian di taman, memikirkan semua masalahnya.


Begitu pulang, dia melihat Soo Ho tengah membuat kopi.

Soo Ho : Kau sudah pulang.

Soo Hyun : Ya. Kau sedang apa?

Soo Ho : Kau lapar, bukan?

Soo Hyun : Kopinya wangi.

Soo Ho :  Apa rencanamu hari ini?

Soo Hyun : Itu...


Sambil membawa sarapan yang sudah siap ke ruang makan, Soo Hyun bilang dia akan membantunya menjadi sukarelawan. Soo Ho pun menyusul Soo Hyun sambil membawa dua cangkir berisi kopi.

Soo Ho : Itu hari ini? Seharusnya kau memberitahuku. Aku bisa ambil cuti untuk membantu. Beri tahu aku lain kali.

Soo Hyun : Baik.

Soo Ho : Mau pindah rumah?

Soo Hyun terdiam menatap Soo Ho.

Soo Ho : Terlalu banyak kenangan di sini. Taman kanak-kanak Gun Woo, taman bermain.

Soo Hyun : Kita tak akan bisa lupakan semua itu. Serta aku tidak mau kamarnya diisi dengan hal lain.


Adegan beralih ke Yoo Ri yang tengah membantu Nyonya Oh membuat kimchi. Tak lama, Soo Hyun datang dan terkejut Yoo Ri ada di sana. Yoo Ri antusias Soo Hyun datang. Soo Hyun tanya, gimana kerjaan Yoo Ri.

Yoo Ri : Ibu melakukan ini setiap tahun. Tidak boleh kulewatkan.

Soo Hyun : Ada aku tahun ini. Kenapa kau datang?

Yoo Ri : Apa?

Nyonya Oh : Dia akan datang meski kau melarangnya!

Yoo Ri : Kenapa tidak datang? Aku harus datang.

Yoo Ri lalu menatap Nyonya Oh, katakan ibu senang aku datang. Katakan!

Nyonya Oh : Baiklah! Ibu merasa tenang punya dua putri.

Soo Hyun lantas berkata, akan ganti baju. Dia pun beranjak ke dalam.


Setelah itu, dia bergabung dengan ibu dan Yoo Ri, membuat kimchi. Nyonya Oh menyuapkan secuil Kimchi ke Yoo Ri dan Soo Hyun. Kemudian, Yoo Ri menawari Nyonya Oh lagu favorit Nyonya Oh. Yoo Ri lantas melepas sarung tangannya dan memutar lagu favorit Nyonya Oh di ponselnya.


Setelah makanan selesai, Soo Hyun dibantu sang ibu dan Yoo Ri memasukkan semua makanan ke dalam mobilnya.


Soo Hyun lantas mengantarkan makanan itu ke Pusat Perawatan Solgang.

Suster : Para lansia akan menyukainya.


Soo Hyun lalu kembali ke mobilnya.

Dan, dia terdiam menatap bungkusan makanan satu lagi disamping kursi kemudinya.


Anggota Dewan Choi tengah menatap seorang pria yang melakukan aksi protes di atas derek. Sementara para pendemo lain, ada dibawah.

Anggota Dewan Choi berbicara dengan si pendemo di atas derek, menggunakan pengeras suara.

Anggota Dewan Choi : Park Jin Hwan, bagaimana perasaanmu?

Tuan Park : Ya, aku baik-baik saja.

Anggota Dewan Choi : Aku Choi Ju Seok dari Partai Persatuan Hankuk.

Soo Ho memberitakan itu.

Soo Ho : Aktivis Park Jin Hwan melakukan protes selama 34 hari di atas derek 50 meter dan anggota dari Partai Persatuan Hankuk datang ke lokasi untuk mendukung. Namun, kandidat calon presiden yang paling menjanjikan, Anggota Kongres Kim Joon tidak hadir.


Joon ternyata di sekolah putri Tuan Park, mewakili Tuan Park.

Soo Ho : Hari itu, Anggota Kongres Kim Joon berada di sekolah kecil di pedesaan tempat putri Park Jin Hwan bersekolah. Mendengar Park Jin Hwan tidak bisa menghadiri acara putrinya, Anggota Kongres Kim Joon menggantikannya dan ikut angkat bicara menentang penghentian proyek pembangunan. Sebagai tanggapan, Park Jin Hwan mengekspresikan terima kasih kepada Anggota Kongres Kim Joon dan setuju untuk bertemu dan berbincang.

Joon menonton berita itu di ruangannya bersama seketarisnya.

Seketaris Joon : Itu tampak bagus. Tingkat penerimaan Bapak meningkat tajam saat ini. Namun, dibanding basis dukungan konkret usia paruh baya dan lansia, pemilih wanita sedikit condong ke arah Anggota Kongres Son. Perbedaannya hanya tiga persen.


Joon : Bagaimana Kang Soo Ho akhir-akhir ini?

Seketaris Joon : Untuk sekarang...

Seketaris Joon menunjukkan komentar positif warganet terhadap Soo Ho.

Seketaris Joon : Respons dari wanita sangat antusias.


Usai siaran, Soo Ho turun dari studio sambil mendengus kesal.

Soo Ho : Kim Joon, dasar ular.

Soo Ho lantas menghubungi Detektif Lee.

Soo Ho : Apa kau menemukan sesuatu? Kita harus menemukan berandal pengirim foto itu.

Hari sudah malam. Sun Yool memegang sebuah pulpen dan memikirkan sesuatu di van nya. Tiba-tiba, dia melihat Soo Hyun datang. Soo Hyun datang membawa makanan. Sun Yool yang hanya mengenakan kaos dalam, bergegas memakai kemejanya. Setelah itu, dia keluar dan menemui Soo Hyun. Soo Hyun memberikan yang dia bawa. Setelah itu dia bilang dia datang untuk menyampaikan sesuatu.

Soo Hyun : Aku tidak berhak untuk ikut campur dengan caramu hidup, tapi aku tidak mengerti alasanmu bertindak seperti hari itu.

Sun Yool : Aku ingin melakukan sesuatu untukmu. Selama ini aku hanya menerima darimu. Hari itu putra pasien itu juga ada di sana. Aku teringat pada diriku. Kupikir dia tidak boleh kehilangan ibu juga. Karena itu aku melakukannya. Kau bisa menemuinya jika kau mau. Tentang kemarin... Aku bersikap kasar.

Soo Hyun : Benar. Memang sedikit menyakitkan. Aku menerima maafmu.


Soo Hyun beranjak pergi. Sun Yool menyusul Soo Hyun. Saat Soo Hyun mau menutup pintu mobil, dia menahan pintu Soo Hyun. Soo Hyun menatap Sun Yool.

Sun Yool : Banmu terlihat kempis. Mau kupompakan? Kau bisa menunggu di sana.

Soo Hyun pun duduk di luar. Dia menatap bintang di langit.


Sun Yool yang tengah menambahkan kayu ke api di dalam tong, melihat Soo Hyun menatap bintang. Sun Yool lantas meraih ponselnya. Lalu dia mengarahkan kameranya ke langit dan mengambil video. Kemudian dia menunjukkan rasi bintang yang dia rekam tadi ke Soo Hyun.

Sun Yool : Itu Pisces. Aphrodite sedang berjalan dengan putranya. Monster tiba-tiba muncul dan dia tiba-tiba melompat ke dalam api. Itu mewakili ibu dan anak saling berpegangan tangan, tidak ingin melepaskannya.

Soo Hyun : Aku iri sekali. Setidaknya mereka bersama.

Sun Yool menatap Soo Hyun.

Sun Yool : Kupikir kau tak akan datang menemuiku lagi.

Soo Hyun : Kau pikir aku menjadi walimu tanpa adanya komitmen apa pun?

Sun Yool : Maka akan lebih cepat untukmu berubah pikiran.

Soo Hyun : Aku akan terus ikut campur dalam hidupmu. Aku harus melihatmu menjalani kehidupan yang layak. Apa ada yang ingin kau lakukan?

Sun Yool : Tidak terlalu.

Soo Hyun : Maka mulailah memikirkannya sekarang. Kau tidak tahu seberapa besar kemampuanmu, bukan?

Sun Yool : Apa ini iklan layanan masyarakat?

Soo Hyun : Kau memang pandai bicara. Jangan mengkhawatirkan sesuatu sendirian. Kau bisa membicarakannya denganku. Aku akan membantumu lakukan yang kau mau.

Sun Yool : Apa kau selalu sebaik ini?

Soo Hyun : Tidak. Biasanya aku sangat pemarah.


Sun Yool : Apa kau ingin bertemu putranya?

Soo Hyun : Tidak. Aku akan mencari tahu apa yang bisa kulakukan untuknya.

Soo Hyun kemudian pergi.


Setelah Soo Hyun pergi, Sun Yool pergi menemui seketaris Joon di tepi sungai. Seketaris Joon memberikan data2 Soo Ho pada Sun Yool. Dia menuruh Sun Yool mengawasi Sun Yool mengawasi Soo Ho.

Seketaris Joon : Dia mendapat sesuatu baru-baru ini. Mari cari tahu apa itu.

Sun Yool terkejut disuruh nyari tahu soal Soo Ho.


Soo Ho sendiri ada di sebuah restoran teppanyaki. Tak lama, Soo Hyun datang.

Soo Hyun : Apa ini hari istimewa?

Soo Ho : Tidak. Aku hanya ingin makan di luar bersamamu. Sudah lama. Seorang teman merekomendasikannya. Ini tempat populer di kalangan anak muda zaman sekarang.

Soo Hyun : Kita bukan yang tertua di sini, bukan?

Soo Ho : Benar. Tapi kau yang tercantik.


Mereka lalu melihat atraksi koki di meja sebelah.

Melihat api yang membesar, Soo Hyun teringat Sun Yool dan menyadari sesuatu. Profesor Kim bilang, kalau si penyintas kebakaran takut terhadap api. Melihat Soo Hyun yang diam saja, Soo Ho tanya ada apa.

Soo Hyun : Sayang, aku ke toilet sebentar.


Diluar, Soo Hyun ingat saat melihat Sun Yool memakai kemeja tadi. Sun Yool tidak memiliki bekas luka bakar.

Kemudian dia ingat artikel di diari Nyonya Jang. Disebutkan bahwa penyintas kebakaran Yangpyeong menderita luka bakar tingkat tiga di bahu.

Soo Hyun juga ingat saat Sun Yool menambahkan kayu ke dalam api di dalam tong. Sun Yool sama sekali tak takut api.


Sun Yool sendiri kembali menemui Nyonya Kim yang masih koma.

Sun Yool memegang tangan Nyonya Kim. Tak lama kemudian, dia memanggil Nyonya Kim dengan panggilan 'eomma'.

Soo Hyun bertanya-tanya, siapa Sun Yool.

Bersambung....

Waah, gila ini mah, gila!! Sun Yool ternyata anak Ji Woong... Berarti yang ngirim foto perselingkuhan Soo Ho adalah Sun Yool. Sun Yool kayaknya mau balas dendam atas kematian ayahnya.  Kalau Sun Yool adalah putra Ji Woong, lantas si penyintas kebakaran siapa? Menurut kalian siapa guys? Menurut aku, dia Kwon Min Hyuk.

0 Comments:

Post a Comment