• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 58 Part 2

Sebelumnya...


Gyeong Min minta maaf untuk semua yang sudah terjadi belakangan ini. Tapi Tuan Bae bilang, semua itu bukan kesalahan Gyeong Min.

"Meskipun kau tidak mengatakan itu, aku tahu kau sudah berusaha yang terbaik. Roo Bi akan menjadi jauh lebih santai dan baik daripada dirinya sekarang. Di dunia ini, tidak ada yang lebih kuat dari cinta seorang ibu." ucap Tuan Bae.

"Tapi ayah, hanya karena Roo Bi hamil, bukan berarti aku bisa memaafkannya." jawab Gyeong Min.

"Jadi kau akan tetap melanjutkan perceraian? Bagaimana dengan anakmu? Kau mau meninggalkan anakmu tanpa ibu? Kau sudah menikah dan Roo Bi sedang hamil. Tidakkah jauh lebih baik berada di sisi istrimu demi anakmu? Aku belum memaafkan istrimu, tidak juga nenekmu tapi demi pertambahan garis darah keluarga ini, sebaiknya kita mengesampingkan kebencian kita. Keserakahannya akan berkurang seiring berjalannya waktu. Ketika bayinya lahir, dia akan mengurus bayinya. 24 Jam tidak akan terasa cukup. Bayinya akan mulai berbicara dan berjalan, lalu pergi ke taman kanak-kanak." ucap Tuan Bae.


Nyonya Park masuk ke kamar nenek dan melihat nenek sedang menyusun baju.

"Apa yang ibu lakukan?" tanya Nyonya Park.

"Tidakkah kau lihat? Ini semua pakaian yang aku rajut untuk cicit-cicitku." jawab nenek.

"Aku tidak tahu ibu membuatnya sangat banyak." ucap Nyonya Park.

"Aku ingin punya 3 atau 4 cicit." jawab nenek.

"Ibu, soal Roo Bi..."

"Aku tahu kau dan Changgeun masih marah padanya. Aku juga sama. Tapi apalagi yang bisa kita lakukan? Dia mengandung anak Gyeong Min. Aku akan memaafkannya." jawab nenek.


Di kantor, Hyeryeon bertanya kapan Roo Na akan kembali. Roo Bi pun mengaku tidak tahu.

"Kudengar, kasus penggelapan sudah mencapai kesepakatan. Presdir Bae berusaha menutupinya. Kami bertanya-tanya, kamu tahu ada dana yang hilang. Tapi semua sudah berakhir dengan baik." ucap Seokho.

Sontak, Roo Bi kaget. Roo Bi tambah kaget saat menerima telepon dari sang ibu, yang memberitahu kehamilan Roo Na.


Di rumah, nenek dan Geum Hee membawakan bubur untuk Roo Na. Roo Na tidak bisa mengatakan apa-apa melihat perlakuan nenek padanya.


Di kantor, Se Ra yang berpapasan dengan In Soo, memberitahu In Soo tentang kehamilan Roo Na.


Roo Bi sendiri tak rela Roo Na lolos begitu saja dari kasus penggelapan, padahal ia sudah susah payah mencari bukti. Ia pun bersumpah, akan mengambil kembali miliknya yang direbut Roo Na, satu per satu.


Tak lama kemudian, In Soo datang.

"Apa yang kau pikirkan? Apa rencanamu selanjutnya?" tanya In Soo.

"Tinggalkan aku sendiri, ini bukan urusanmu." jawab Roo Bi.

"Roo Bi-ssi." bujuk In Soo.

"Roo Na. Aku Jeong Roo Na, jangan lupakan itu." jawab Roo Na, lalu beranjak pergi.


In Soo mengikuti Roo Bi. Tahu In Soo mengikutinya, Roo Bi pun mempercepat langkahnya dan ia pun hampir terjatuh karena lututnya belum benar-benar pulih.

"Kau baik-baik saja? Kau bisa berjalan?" tanya In Soo cemas.

"Biarkan aku pergi!" jawab Roo Na.

"Berhentilah bersikap seperti ini." pinta In Soo.

"Melepaskan semuanya dan memaafkannya? Rasanya sangat menyakitkan. Aku melihat wajahnya setiap kali kakiku merasa sakit! Bagaimana aku bisa memaafkannya! Penggelapan, butuh waktu lama bagiku untuk mengumpulkan semua buktinya tapi semua itu sia-sia. Mereka bilang Roo Na hamil! Apakah aku harus memaafkannya! Aku tidak bisa!" jawab Roo Bi.


In Soo pun memeluk Roo Bi.

"Jangan seperti ini. Hatiku sakit melihatmu seperti ini." ucap In Soo.

"Sudah kukatakan padamu. Aku Jeong Roo Na, bukan Jeong Roo Bi!" jawab Roo Bi.


Roo Bi lalu beranjak pergi, meninggalkan In Soo, sambil menangis.

"Aku Jeong Roo Na. Aku bukan Jeong Roo Bi. Aku Jeong Roo Na. Jeong Roo Na." ucap Roo Bi lirih.

Di belakang, In Soo menatap kepergian Roo Bi dengan tatapan lirih.

Bersambung......

Ruby Ring Ep 58 Part 1

Sebelumnya...


Gyeong Min sampai di rumah dan ia heran melihat rumahnya yang sepi. Tak lama kemudian,

Geum Hee datang menyambutnya.

"Kemana semua orang?" tanya Gyeong Min.

"Ayah dan ibumu ada di kamar sepanjang hari. Nenekmu sangat marah, jadi dia mengunci dirinya di kamar. Roo Bi ada di atas." jawab Geum Hee.

"Maaf, Bibi Geum Hee." ucap Gyeong Min.

"Kau tidak perlu minta maaf padaku dan temui lah orang tuamu." jawab Geum Hee.

"Terima kasih, Bibi Geum Hee." ucap Gyeong Min, lalu beranjak menuju kamar orang tuanya.

Geum Hee prihatin dengan masalah yang menimpa keluarga itu.


"Aku pulang, Aboji." ucap Gyeong Min sambil memasuki kamar orang tuanya. Tuan Bae yang sedang berbaring, langsung bangun begitu Gyeong Min datang. Ia menanyakan hasil pemeriksaan yang dilakukan kantor audit.

"Mereka sudah mengecek semuanya." jawab Gyeong Min.

"Jadi semuanya benar?"tanya Nyonya Park. Dia terkejut.

"Lantas, apa yang akan kau lakukan?" tanya Tuan Bae.

"Aku akan menceraikannya." jawab Gyeong Min.


Geum Hee yang menguping pembicaraan mereka pun terkejut dan langsung berlari ke kamar nenek. Ia memberitahu nenek, bahwa Gyeong Min akan menceraikan Roo Na. Mendengar itu, nenek terkejut dan langsung ke kamar Tuan Bae.


"Gyeong Min-ah, apa itu benar? Kau akan bercerai?" tanya nenek.

"Nenek, soal itu...." Gyeong Min berusaha menjelaskan, tapi nenek meminta Gyeong Min langsung menjawab pertanyaannya.

"Eommoni, kantor audit menemukan bahwa Roo Bi benar-benar melakukan penggelapan." ucap Nyonya Park.

Nenek pun seketika lemas.


Di kamarnya, Gilja memikirkan kata-kata Gyeong Min tadi tentang perubahan Roo Bi.

"Aku tidak mengira, pernikahan akan mengubah seseorang begitu dramatis." ucap Gyeong Min. Gilja juga ingat saat Chorim mengatakan hal yang sama.

"Benar, dia berubah terlalu banyak. Apa mungkin, karena kecelakaan itu? Tapi penggelapan?"


Gilja pun yakin, kalau Roo Na dijebak. Ia tidak percaya 'Roo Bi' nya bisa melakukan hal semengerikan itu.


Lalu, Gilja beranjak keluar dari kamarnya. Diluar, Chorim dan Soyoung lagi ketawa-ketiwi menonton televisi. Tapi tiba2, Gilja mematikan televisi dan menyuruh Soyoung masuk ke kamar.

Soyoung pun mengerti dan bergegas masuk ke kamar.

"Komo, kita harus bicara. Tadi aku menemui Gyeong Min." ucap Gilja.

"Untuk apa?" tanya Chorim.

"Kau bertanya untuk apa? Apa kau lupa dengan semua yang Roo Bi katakan?"

"Aku ingat. Jangan cemas, Gyeong Min hanya menggertak."

"Dia bilang, Roo Bi berubah setelah menikah. Aku punya feeling, Roo Bi melakukan hal yang mengerikan."

"Tapi penggelapan? Bukankah Roo Bi sudah bilang, dia dijebak."

"Aku tahu, tapi bagaimana kalau Gyeong Min benar-benar akan menceraikannya?"


Nenek menentang keras perceraian Roo Na dan Gyeong Min. Nenek juga mengingatkan, apa yang mereka lakukan saat ia menentang keras pernikahan mereka.

Tuan Bae memberitahu Roo Na, kalau hasil dari kantor audit sudah keluar. Roo Na pun meminta maaf.

"Beri kami alasan kenapa kami harus memaafkanmu." jawab Tuan Bae.

"Aku licik, aku berasal dari keluarga miskin. Aku berpikir, mungkin aku bisa menggunakan uang itu." ucap Roo Na.

"Yang kami tanyakan, kemana semua uang itu pergi!" Se Ra membentak Roo Na.

"Cukup, noona." pinta Gyeong Min.

"Jika kalian ingin bercerai, jangan ditunda-tunda." ucap Tuan Bae.

"Aku menentang keras perceraian ini!" jawab nenek.

"Eommoni!" ucap Tuan Bae.

"Ini sangat menyebalkan!" jawab Se Ra.


Sekarang, Gyeong Min dan Roo Na sudah berada di kamar mereka. Gyeong Min duduk di lantai dengan wajah terluka. Sementara Roo Na, duduk di depan meja riasnya. Ia menangis.

"Gyeong Min-ssi, kau masih tidak mengerti? Apa kau sungguh tidak bisa memaafkanku? Bahkan, meski aku berlutut?" tanya Roo Na.

Gyeong Min diam saja. Roo Na pun mendekati Gyeong Min.

"Aku mencintaimu. Bagaimana bisa aku hidup tanpamu. Aku tidak mau bercerai." ucap Roo Na.

"Roo Bi-ya, kepercayaan sangat penting di dalam sebuah hubungan. Jika kepercayaan itu sudah rusak... hubungan kita sudah berakhir. Perasaanku padamu sudah tidak ada." jawab Gyeong Min.

"Itu tidak benar. Tidak, Gyeong Min-ssi." ucap Roo Na.

"Ini bukan tentangmu. Ini tentang kita berdua. Kau mungkin menyangkalnya, tapi aku tidak akan membiarkanmu menyeretku bersamamu." jawab Gyeong Min.


Gyeong Min lalu beranjak pergi. Tapi langkahnya terhenti saat mendengar Roo Na muntah- muntah.

*Roo Na hamil pemirsa*


Geum Hee ke kamar nenek. Ia mengembalikan uang 10 ribu dollar yang dipinjamnya untuk membuka toko roti. Geum Hee cerita, kalau Dongpal lah yang mengembalikannya.

Geum Hee lalu memijat kaki nenek dan berkata, kalau dirinya tidak akan pernah tertipu lagi.

"Auto." panggil nenek.

"Iya, Samonim?" tanya Geum Hee.

"Kau tidak bisa diam?" tanya nenek.


Tuan Bae masih terjaga, memikirkan persoalan Roo Na dan Gyeong Min. Nyonya Park sedang membersihkan wajahnya. Tak lama kemudian, nenek datang dan mengajak Tuan Bae bicara.

Nenek bilang, bahwa ia tak akan membiarkan Gyeong Min dan Roo Na bercerai.

"Kita sudah bekerja keras, membangun perusahaan bertahun-tahun. Apakah kita akan membiarkannya hancur begitu saja? Bukan hanya itu. Kau tahu kenapa aku menentang pernikahan mereka. Kepribadian Roo Bi, dia bukanlah gadis yang sama seperti yang kita temui pertama kali. Sekarang, aku menentang perceraian mereka. Itu karena perceraian bukanlah sikap yang baik. Aku menentang mereka menikah tapi sekarang mereka telah menikah." ucap nenek.

"Jika Gyeong Min ingin bercerai, aku tidak bisa menghentikannya." jawab Tuan Bae.

"Jangan seperti ini. Sebagai yang tertua, kau harus mengajarkan integritas. Roo Bi mungkin memang menyebabkan kerusakan pada perusahaan kita, tapi dia juga melakukan beberapakebaikan. Jika bercerai semudah itu, tidak akan ada yang bertahan dalam pernikahan. Dalam hal apapun, perceraian itu tidak akan terjadi. Ingat itu." ucap nenek, lalu beranjak pergi.


Di kamarnya, Roo Na sedang membersihkan riasannya. Lalu tiba-tiba, sang ibu masuk dan mengajaknya bicara.

"Kau mendengar sesuatu di kantor? Gyeong Min akan menceraikan Roo Bi. Roo Na-ya, kau tahu  kakakmu seperti apa, kan? Dia tidak akan pernah melakukan hal seperti itu."

Mendengar itu, mata Roo Bi pun langsung berkaca-kaca.

"Mereka tahu aku adiknya jadi mereka tidak mengatakan apapun padaku." jawab Roo Bi.

"Ayah In Soo bagaimana? Apa kalian sudah membicarakan pernikahan?" tanya Gilja.

"Belum." jawab Roo Bi.

Mendengar itu, Gilja pun tambah stress.

"Maafkan aku, eomma. Tolong maafkan aku." ucap Roo Bi dalam hati.


In Soo minum-minum sambil menatap foto Roo Bi.

"Berhentilah, Roo Bi-ssi. Jebal." ucap In Soo.


Paginya, saat sarapan, Tuan Bae memberitahu Gyeong Min bahwa ia akan merahasiakan apa yang sudah dilakukan Roo Na demi menghormati nenek.

"Aku tahu ini sulit, aku merasa buruk tapi itu pasti lebih buruk untukmu." ucap Tuan Bae.

"Maaf, ayah." jawab Gyeong Min.

"Ahjumma, pergilah ke kamar Roo Bi dan bawa dia kemari." suruh nenek.


Geum Hee pun langsung pergi ke kamar Gyeong Min, namun ia malah mendapati Roo Na yang muntah-muntah. Curiga Roo Na hamil, Geum Hee pun langsung berlari memanggil nenek dan Nyonya Park.

Sontak, seluruh keluarga kaget mendengar kabar kehamilan Roo Na.


Se Ra pun langsung bangkit dari duduknya dan berniat memeriksa Roo Na, tapi Roo Na keburu muncul di ruang makan.

Nenek bertanya, apa Roo Na hamil? Apa Roo Na sudah pergi ke dokter. Dengan wajah kebingungan, Roo Na pun mengiyakan pertanyaan nenek. Sontak, nenek senang mendengarnya.

Tiba-tiba, Roo Na merasa pusing. Nenek pun menyuruh Gyeong Min membawa Roo Na ke kamar, juga menyuruh Geum Hee membuatkan sup untuk Roo Na.


Gyeong Min memapah Roo Na ke kamar. Ia bertanya, kenapa Roo Na tidak memberitahunya. Roo Na beralasan, karena ia tidak mau membuat Gyeong Min tambah stress. Roo Na pun meminta maaf lagi. Ia berjanji, tidak akan membuat masalah lagi mulai sekarang.

"Istirahatlah." ucap Gyeong Min, lalu beranjak pergi.


Setelah Gyeong Min pergi, Roo Na pun kebingungan. Ia takut, kalau-kalau dirinya tidak hamil.


Gilja dan Chorim yang baru mendengar kabar kehamilan Roo Na pun ikut senang.

Bersambung ke part 2...........

Live Up To Your Name Ep 8 Part 2

Sebelumnya...


Ddak Sae mengaku pada Doo Chil kalau ia membawa makanan yang tadi Doo Chil tinggalkan  dan memberikan makanan itu pada Doo Chil. Doo Chil pun kesal dan meminta kakaknya tidak melakukan itu lagi. Ia juga mencampakkan makanan itu ke tanah.

"Aku ingin memberikannya kepadamu. Kamu menyukainya saat masih bayi." ucap Ddak Sae, lalu memungut makanan itu.

"Memang aku terlihat seperti bayi?" protes Doo Chil.

Doo Chil lantas menyuruh kakaknya berhenti melakukan itu. Ia tak mau kalau kakaknya sampai dipukuli lagi.

"Lihat tangan Kakak. Astaga." ucap Doo Chil, lalu membersihkan tangan kakaknya.


Saat itulah, Ddak Sae melihat Im yang diseret pengawal istana. Ddak Sae pun berseru dan Doo Chil langsung menyuruh Ddak Sae pulang. Ia sempet kesal melihat Ddak Sae cengar cengir saja saat ia memberitahu arah pulang.


Im dijebloskan ke penjara oleh pengawal istana. Ia pun panic dan bertanya-tanya, untuk apa Tabib Yoo membawa Yeon Kyung.

"Apa kau akan kabur lagi?" tanya seseorang tiba-tiba. Im menoleh dan terdiam melihat sosok Heo Jun.

"Kau selalu memikirkan cara untuk kabur dari masalahmu." ucap Heo Jun.


Doo Chil berdiri di depan gerbang istana dan berusaha mengintip ke dalam. Ia yakin, Im sudah melakukan kejahatan besar sehingga diseret ke penjara. Lalu, ia bertanya-tanya apakah Im akan dibunuh. Ia tak rela, Im mati di tangan orang lain.


Tak lama kemudian, seorang pria datang dengan napas terengah-engah dan menyuruh Doo Chil pulang.


Di penjara, Im dan Heo Jun berbicara.

"Jika dilihat dari rambutmu, kau pasti tidak kembali secara sukarela." ucap Heo Jun.

"Kenapa anda dikurung di sini?" tanya Im.

"Aku membawa tabib gadungan tidak berpengalaman kepada Raja. Aku mendapat ganjarannya." jawab Heo Jun.

Im pun berusaha menjelaskan kalau itu adalah sebuah kesalahan. Heo Jun tertawa sinis, kesalahan siapa? Wadah jarummu?

Im terkejut Heo Jun membahas wadah jarumnya.

"Anggap saja itu memang kesalahan. Kau tidak tahu tabib istana ditakdirkan harus menyerahkan segalanya jika melakukan satu kesalahan? Bukankah aku sudah memperingatkanmu? Bahwa kau harus mempertaruhkan nyawamu. Kini kau akan membayar kesalahanmu. Baguslah." ucap Heo Jun lagi.

"Anda pasti marah. Karena tabib gadungan ini, semua kerja keras anda sia-sia." jawab Im.

"Kau tidak muak membicarakan latar belakangmu? Makanya kau mendapatkan harga dirimu dengan mengobati pejabat menggunakan jarummu? Rasa frustrasimu hilang saat menimbun harta yang bahkan tidak bisa kau habiskan?" tanya Heo Jun.

Im pun marah, Yeonggam!

"Jadi bagaimana rasanya  dunia tanpa kelas sosial? Berbeda dari tempat ini? Pikirmu kau bisa melakukan apa yang tidak bisa lakukan disini? " tanya Heo Jun.


"Bagaimana anda tahu?" tanya Im kaget.

"Kau masih tidak mengerti?  Pemikiranmu yang salah terhadap dunia membawamu ke jalan yang salah sebagai seorang tabib." jawab Heo Jun.


Lalu, paman Tabib Yoo memerintahkan pengawal istana membebaskan Heo Jun karena Raja ingin Heo Jun ikut dengannya lari dari Hanyang. Ia juga mengatai Im dengan mengatakan bahwa Im adalah bedebah yang tidak beruntung dan menyuruh pengawal mengawasi Im. Puas mengatai Im, paman Tabib Yoo pun pergi.


Heo Jun berusaha menyadarkan Im, bahwa Im menjadi seorang tabib karena bakat Im bukan karena jarum akupuntur Im.

Mendengar kata-kata Heo Jun, Im seolah tersadar.


Makgae mengintip ke dalam rumah Tabib Yoo. Ia bertanya-tanya, siapa sebenarnya Yeon Kyung. Lalu ia melihat seorang pelayan wanita menuju sebuah kamar membawa makanan. Tak lama kemudian, ia juga melihat Tabib Yoo menuju ke kamar itu.


Yeon Kyung mencoba kabur. Ia berusaha membuka pintu, tapi gagal. Lalu, ia mengambil taser nya namun alat itu sudah tidak berfungsi.


Tak lama, si pelayan datang membawakannya makanan. Ia pun heran sendiri. Kemudian, Tabib Yoo masuk.

"Apa yang mau kau lakukan?" tanya Yeon Kyung.

"Aku tidak berusaha melakukan apapun. Aku ingin meminta maaf atas sikap kasarku padamu waktu itu dan ingin mengobrol denganmu sedikit, jadi aku membawamu kesini." jawab Tabib Yoo.

"Apa kau tidak sadar sudah berbuat kasar?" tanya Yeon Kyung.

"Benar, kukira kau ditahan beberapa penjahat. Jika aku tahu siapa keluargamu, aku akan meminta tandu untuk membawamu kembali." jawab Tabib Yoo.


"Aku tak butuh tandu. Cukup beritahu dimana pintu keluarnya. Aku harus segera pergi..." Yeon Kyung terdiam karena menyadari sesuatu. Lalu tiba-tiba, ia bersikap manis pada Tabib Yoo dan memutuskan istirahat sebentar.

Tabib Yoo tersenyum dan menuangkan minuman untuk Yeon Kyung.

Lalu, Yeon Kyung menanyakan soal maksud perkataan Tabib Yoo tadi. Tabib Yoo pun dengan senang hati bercerita kalau Im adalah orang rendahan yang sombong karena punya kemampuan mengobati seseorang.

"Ia mencoba mengobati sakit migrain Raja tapi tangannya gemetar saat melakukannya." Tabib Yoo lantas tertawa.

Tabib Yoo juga menceritakan tentang Im yang mencoba menyerang pengawal istana. Tak hanya itu, ia juga bilang kalau Im akan segera dihukum mati.

Mendengar itu, Yeon Kyung pun cemas setengah mati.


Tabib Yoo lalu mengembalikan sepatu Yeon Kyung yang tertinggal. Ia bertanya, terbuat dari bahan apa sepatu Yeon Kyung dan apa kegunaannya.

"Kegunaannya untuk ini sialan!" jawab Yeon Kyung lalu menampar Tabib Yoo dengan sepatunya.


Setelah itu, ia kabur. Tabib Yoo pun bergegas mengejar Yeon Kyung tapi ia terjatuh di terasnya.

Melihat itu, Makgae pun tertawa. Ia tidak menyangka, Yeon Kyung bisa membuat Tabib Yoo kelimpungan.


Pengawal Tabib Yoo mengejar Yeon Kyung. Yeon Kyung berlari. Di tengah jalan, ia bertemu Makgae yang menyuruhnya bersembunyi.

Pengawal Tabib Yoo pun kehilangan jejak Yeon Kyung.


"Apa yang terjadi? Kenapa dia berusaha menangkapmu?" tanya Makgae.

"Aku tidak tahu. Dia orang asing." jawab Yeon Kyung.

Yeon Kyung lalu memberitahu Makgae kalau Im dibawa ke istana dan dia harus pergi ke sana. Makgae pun menyuruh Yeon Kyung ikut dengannya karena dia juga mau ke istana.


Tapi saat mau pergi, seorang pengawal menghampiri mereka.

Nugu? Pengawalnya Heo Jun! Yeon Kyung dibawa ke tempat Heo Jun.


"Selamat datang, Choi Yeon Kyung Sonsaeng." ucap Heo Jun.

"Kau mengenalku?" tanya Yeon Kyung kaget.

"Kau menyebut tabib sebagai dokter di duniamu, bukan? Sebutan mereka berbeda di sini." ucap Heo Jun.

"Bagaimana kau tahu?" tanya Yeon Kyung.

Heo Jun tidak menjawab dan mengembalikan tas Yeon Kyung.

"Aku mengambil permen di tasmu tanpa seizinmu. Rasanya menyenangkan makan sesuatu yang sangat kurindukan. Itu sangat membantuku menjalani hidup di penjara." ucap Heo Jun.

"Siapa anda?" tanya Yeon Kyung.

"Kita akan bicara soal hubungan kita saat waktunya tiba. Jika ramalanku benar, kurasa kita akan segera bertemu lagi." jawab Heo Jun.


Heo Jun lantas mengingatkan Yeon Kyung soal Im. Yeon Kyung terkejut pria di hadapannya juga mengenal Im.

"Pria itu... setelah kupikir sudah cukup lama aku tidak memakai kata itu. Itu juga sebutan bersahabat untuk memanggil orang lain, kan?" ucap Heo Jun lagi.

Yeon Kyung tambah bingung.


Di penjara, Im memikirkan kata-kata Heo Jun.

"Pemikiranmu yang salah terhadap dunia membawamu ke jalan yang salah sebagai seorang tabib." ucap Heo Jun.


Lalu ia teringat saat Heo Jun menyuruhnya bekerja di Haeminseo.


Setelah bertahun-tahun, ia melihat sebuah daftar dan tidak menemukan namanya di sana.

"Dia sudah lama sekali menjadi tabib kepala di Haeminseo. Itu pasti karena latar belakang kelas keluarganya yang rendah. Ini seperti pohon yang bahkan tidak bisa dia panjat." ucap tabib lain.

Kita lalu mendengar narasi Im.

"Meski semua itu terjadi, aku tidak putus harapan."


Im kemudian mendengar kabar bahwa istana sedang mempertimbangkan untuk mempekerjakan dirinya. Tapi lagi- lagi ia harus menerima kenyataan pahit, bahwa orang rendah sepertinya tidak akan pernah bisa mengobati keluarga Raja.


"Apakah salah jika aku menjadi seperti ini? Lalu bagaimana dengan peristiwa dua tahun silam?" ucap Im.


Heo Jun bercerita, kalau Im sudah melalui banyak peristiwa yang menyakitkan dan tidak ada yang bisa menghiburnya.

"Dulu dia tabib yang baik. Dunia jelas membutuhkannya. Tapi tidak akan mudah mengubahnya kembali. Hanya kau yang bisa mengubahnya." ucap Heo Jun.

"Kenapa anda mengatakan hal ini kepadaku?" tanya Yeon Kyung.

"Kau sudah berada dalam takdirnya. Pasti ada alasan kalian sampai bertemu dan pergi kemari bersama. Memang akan sulit, tapi kuharap kau bisa menjadi teman pria itu. Kita akan bicara panjang lebar saat bertemu lagi." jawab Heo Jun.


Malam pun tiba. Di penjara, Im teringat saat Heo Jun tiba-tiba saja membahas wadah jarumnya.

Lalu, ia mengambil wadah jarumnya dan teringat saat ia menemukan wajah jarum itu di kamarnya sebelum pergi mengobati Raja.

"Ini bukan punyaku." ucap Im.

Setelah itu, ia ingat ketika wadah jarumnya mengikutinya sampai ke Seoul.

"Ternyata kau." ucap Im setelah menyadari sesuatu soal wadah jarumnya.


Seorang penjaga datang, memberitahu Im kalau ada perintah untuk memindahkan Im besok pagi ke Provinsi Chungchung dan tempat itu sudah hancur karena serangan Jepang. Im pun kaget. Lalu ketika penjaga hendak pergi, Im memanggilnya dan menanyakan wanita yang datang bersamanya.

"Mana mungkin aku tahu?" jawab si penjaga.

Im panic, ia cemas memikirkan nasib Yeon Kyung.


Kemudian, Doo Chil datang bersama penjaga lain. Penjaga memberitahu Im, kalau menteri perang memberi perintah untuk membebaskan Im selama semalam.

Lalu, penjaga bicara dengan Doo Chil. Menyuruh Doo Chil mengembalikan Im sebelum pagi datang.


Setelah itu, Doo Chil membawa Im pergi. Pengawal Heo Jun diam-diam mengikuti mereka.


Im tidak percaya kalau menteri pertahanan ingin bertemu dengannya. Langkah Doo Chil tiba-tiba saja berhenti. Im pun langsung bersikap waspada. Pengawal Heo Jun juga siap dengan pedangnya. Ketika Doo Chil berbalik, Im yang mengira Doo Chil akan menyerangnya, sudah siap membela dirinya dan pengawal Heo Jun juga siap dengan pedangnya. Tapi Doo Chil... pria itu justru berlutut, bukan menyerang Im.

"Tolong bantu aku, Tabib Heo!" pinta Doo Chil, membuat Im keheranan setengah mati.


Yeon Kyung keluar dari rumah Heo Jun. Makgae bertanya, bagaimana Yeon Kyung bisa mengenal Heo Jun.

Yeon Kyung pun kaget, Heo Jun?

"Kau tidak boleh memanggil orang yang lebih tua dengan nama saja." ucap Makgae.

"Heo Jun yang menulis Prinsip dan Praktir Pengobatan dari Timur?" tanya Yeon Kyung.

"Tulis apa?" tanya Makgae bingung.

"Ini konyol." jawab Yeon Kyung.

"Dengar. Kita tidak punya banyak waktu. Kita harus menemukan Tabib Heo." ucap Makgae.

"Dimana dia? Apa yang terjadi padanya?" tanya Yeon Kyung.

Makgae pun meminta Yeon Kyung ikut dengannya.


Doo Chil membawa Im ke bangsal pelayannya. Im terkejut melihat Ddak Sae yang terbaring lemah penuh luka.


Makgae mengomel karena Yeon Kyung berjalan sangat lambat. Yeon Kyung berkata, kalau ia tidak menyangka akan menempuh perjalanan sejauh itu. Lalu, Yeon Kyung mengajak Makgae istirahat.

Makgae pun bertanya. Ia mengaku sudah lama penasaran dengan hubungan antara Yeon Kyung dan Im. Tapi Yeon Kyung malah balik bertanya. Ia juga mengaku penasaran, kenapa Makgae selalu memakai baju laki-laki.

"Aku laki-laki." jawab Makgae.

"Aigoo." ucap Yeon Kyung, lalu memukul pelan bahu Makgae.

"Matamu sangat tajam." jawab Makgae.

"Apa Tabib Heo tahu kau perempuan?" tanya Yeon Kyung.

"Hanya Tabib Heo yang tahu." jawab Makgae.

Yeon Kyung pun tertegun mendengarnya. Makgae lalu berdiri. Ia meminta tas Yeon Kyung yang satunya, lalu menyandangnya dan mengajak Yeon Kyung pergi.


"Beberapa hari yang lalu, Tuanku membawa seorang selir muda. Dia mudah marah. Dia keluar membeli kudapan. Dia pasti mencuri kudapan itu. Hal ini pasti membuat selir itu kesal. Tuanku marah sekali. Kakakku yang malang. Hal ini terjadi hanya karena dia mencuri ini." ucap Doo Chil.

Doo Chil lantas memohon agar Im menyelamatkan kakaknya. Tapi Im bilang, Ddak Sae tetap akan mati jika ia mengobatinya. Dan Doo Chil juga bisa terluka. Mendengar itu, Doo Chil marah. Ia bersumpah, akan membunuh Im kali ini jika Ddak Sae sampai mati.

"Aku tahu ibuku tidak memiliki kesempatan untuk hidup meski kau memberinya pengobatan akupunktur hari itu. Aku masih ingin membalas dendam untuknya. Aku menyuruhnya pulang sendiri karena berusaha menemukanmu. Dia seperti ini karena aku. Bahkan jika ibuku mati seperti itu, aku tidak bisa membiarkan kakakku mati begitu saja. Dia terlahir agak cacat dan diabaikan semua orang. Dia tidak pernah diperlakukan seperti manusia." ucap Doo Chil.

Doo Chil terus merengek agar Im mengobati Ddak Sae.


Yeon Kyung dan Makgae mengintip ke dalam rumah menteri pertahanan. Mereka lalu mendengar kata-kata salah satu pelayan yang mengatakan bahwa Im sedang mengobati Ddaksae.

"Dia tidak bisa melakukan itu. Tabib Heo tidak boleh mengobatinya." ucap Makgae.

"Apa maksudmu? Siapa orang yang di dalam itu dan kenapa dia tidak boleh mengobatinya?" tanya Yeon Kyung.

"Tabib Heo banyak berubah setelah kejadian itu. Jika hal seperti itu terjadi lagi, dia tidak akan pernah... tidak akan pernah..."

"Katakan padaku. Apa yang akan terjadi kepadanya?" pinta Yeon Kyung.


Di dalam, Im mengobati Ddak Sae setelah teringat kata-kata Yeon Kyung kalau dokter tidak boleh meninggalkan pasien yang sekarat.


Diluar, Makgae bercerita kalau Im dulunya tabib yang baik. Im selalu menolak mengobati para bangsawan tapi tidak pernah menolak mengobati rakyat miskin.


Makgae pun menangis. Ia memberitahu Yeon Kyung, kalau suatu hati Im mengobati seorang budak wanita yang sudah tua. Tapi ketahuan oleh majikan wanita itu yang dulunya pernah ditolak oleh Im. Karena hal itu, Im pun dihukum hingga nyaris meninggal sementara si budak wanita yang diobati Im dengan sepenuh hati, meninggal dunia.


Putri si budak itu berusaha membalaskan dendam ibunya tapi dicegah oleh Im.


Yeon Kyung pun menggenggam tangan Makgae. Ia sadar, bahwa putri si budak wanita itu adalah Makgae.


Ddak Sae yang diobati Im mulai siuman, tapi hal yang dulu terjadi pada Makgae berulang kembali. Mereka ketahuan oleh menteri pertahanan.

"Kau ingin mati karena mengobati budakku di rumahku ini tanpa seizinku. Kau adalah penjahat yang sedang diburu karena menghina Raja. Lancang sekali dirimu. Aku sudah tahu kau berasal dari kelas rendahan, tapi aku tidak tahu kau sekonyol ini. Kau tidak tahu diri hanya karena bangsawan korup memujimu dengan mengatakan kemampuanmu bagus. Kau tidak tahu, kau hanya anjing yang makan makanan yang kami berikan dan menggoyangkan ekormu untuk kami." hina si menteri pertahanan.

Menteri pertahanan lantas menyuruh orangnya membunuh Ddak Sae.


Ddak Sae pun dibunuh dengan cara yang kejam. Setelah Ddak Sae tewas, menteri pertahanan juga menyuruh orangnya membunuh Doo Chil.


Melihat itu, Im pun terpaksa merendahkan harga dirinya.

"Daegaaam, aku melakukan dosa besar! Aku darah rendah yang tak tahu kedudukan! Aku selalu mengecewakan tuan! Tuan selalu benar! Seperti kata anda, aku hanyalah seekor anjing yang diberi makan oleh bangsawan dan menggoyangkan ekorku untuk mereka. Aku lebih buruk daripada anjing dan babi. Aku rela mati berulang kali untuk meredakan rasa marah Anda. Tapi tangan a nda akan kotor jika anda membunuh orang rendahan dan hina seperti kami." ucap Im.

Tangis Im sudah pecah. Ia lantas meminta ampun pada menteri pertahanan.


Doo Chil juga menangis disamping jasad kakaknya.


Menteri pertahanan lalu menyuruh orangnya memenjarakan Im dan Doo Chil. Ia berjanji, akan mempertimbangkan permintaan Im jika Im dan Doo Chil masih hidup beberapa hari lagi.

Menteri pertahanan juga menyuruh orangnya membuang tubuh Ddak Sae ke gunung.

Orang2 menteri pertahanan pun mulai menyeret Im dan Doo Chil ke penjara.

Yeon Kyung menangis melihat Im. Im pun juga menatap Yeon Kyung dengan lirih.

Bersambung..........