• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 80 Part 1

Sebelumnya...


Roo Bi dan Roo Na kembali bertengkar di ruang ganti.

"Kenapa kau seperti ini padaku? Kau ingin menyiksaku?" tanya Roo Na.

Roo Bi tersenyum mendengarnya.

"Haruskah aku memberitahu apa kesalahan terbesarmu sejauh ini? Ketika aku masih koma di rumah sakit atau setidaknya sebelum aku mendapatkan kembali ingatanku, kau..."


Roo Bi pun mendekati Roo Na dan menatapnya dengan tajam.

"... seharusnya menyingkirkanku selamanya, agar tidak seorang pun yang tahu." ucap Roo Bi lagi.

"Kenapa kau seperti ini? Kenapa kau melecehkanku di setiap kesempatan? Kau ingin uang? Atau ingin belajar keluar negeri? Kau suka belajar, kan? Aku akan membayar biayanya. Belajarlah sesukamu." jawab Roo Na.

"Uang? Kedengarannya bagus tapi apakah kau mencurinya dari perusahaan lagi? Kau bisa saja berakhir di penjara." ucap Roo Bi.

Kesal, Roo Na pun mencengkram lengan Roo Bi. Tapi Roo Bi langsung menghempaskannya.

"Berapa lama kau berharap aku menutupi kebusukanmu? Kau pikir aku akan membiarkanmu membodohiku? Akan kubuat kau membayar penuh beserta dengan bunganya. Kau ingin aku belajar. Aku tidak butuh. Aku sedang belajar sekarang, tentang bagaimana seseorang bisa menipu dan tentang bagaimana keserakahan menghancurkan seseorang. Aku belajar keras. Untuk apa? Untuk membuat hidupmu seperti di neraka." ucap Roo Bi.


Roo Bi lalu beranjak pergi meninggalkan Roo Na.

Diluar, Roo Bi menangis.


Roo Na ke apartemen In Soo sambil menangis.

Ia menyalahkan In Soo yang tidak menghentikannya mencuri kehidupan Roo Bi.

"Jika kau menghentikanku, jika kau menceritakan rahasiaku sejak awal, semuanya tidak akan jadi begini! Aku tidak akan melangkah sejauh ini!"

"Siapa yang mengabaikan nasihatku! Dan sekarang apa? Aku tidak menghentikanmu!"

"Aku ingin mati."

"Semuanya sudah terjadi, Jeong Roo Na. Jadi pergilah. Ini masih belum terlambat. Bersihkan..."

"Ani, seperti yang kau bilang semua sudah terjadi. Tidak ada tempat untuk bersembunyi lagi. Aku ingin melihat seperti apa akhir kisah yang pahit ini. Maafkan aku karena kau harus melihatku seperti ini." ucap Roo Na, lalu beranjak pergi.


Jihyeok ke restoran, tapi ia hanya berdiri di luar dan melihat-lihat ke dalam restoran.

Ia lantas berbalik, hendak pergi tapi malah bertemu Chorim yang baru datang.

Chorim lalu mengajak Jihyeok masuk.


Setibanya di dalam, Chorim langsung memanggil Dongpal.

Dongpal terkejut melihat putranya datang.

"Dia ke sini mau melihatmu." ucap Chorim.


"Ani, aku kesini untuk Soyoung." jawab Jihyeok sambil menatap Soyoung yang tersipu mendengarnya.

"Soyoung? Kau datang untuk dia? Sungguh?" tanya Gilja.

"Sebenarnya aku juga mau menemuimu." jawab Jihyeok.


Jihyeok lalu meminta pekerjaan pada Gilja. Sontak, Dongpal sewot dan melarang Jihyeok bekerja. Tapi Jihyeok kekeuh ingin bekerja. Ia bilang, ia harus mencari uang sendiri untuk membayar biaya kursusnya.

Chorim dan Soyoung ikut-ikutan memaksa Gilja menerima Jihyeok. Mereka bahkan sampai memuji-muji Jihyeok.

Akhirnya, Gilja setuju mempekerjakan Jihyeok.


Setelah itu, Chorim pun melarang Soyoung dekat-dekat dengan Jihyeok.

"Jihyeok putraku dan kau adik kecilku. Itu artinya kau bibinya Jihyeok. Jadi tidak mungkin...."

"Jeong Chorim-ssi." sela Dongpal. Membuat Chorim diam.

Jihyeok dan Soyoung pun langsung menatap satu sama lain dan tersenyum.


Malam harinya...

Jihyeok memetik gitar dan menyanyikan lagu yang sering dinyayikan Dongpal jika kesepian.

Tak lama kemudian, Daepung menyuruh Jihyeok berhenti menyanyi.

Daepung lalu mengatakan, bahwa rumah kecil mereka terasa sepi tanpa kehadiran Dongpal.

"Paman merindukan ayah?"

"Apa aku terlihat seperti anak kecil?"

"Aku bertemu ayah hari ini. Aku ke restoran dan meminta pekerjaan pada Nyonya Yoo. Dia memberikannya."

Daepung langsung menggeplak kepala Jihyeok. Jihyeok pun protes.

"Kau harusnya mengajakku juga." ucap Daepung.


Di kamarnya, Gyeong Min tak bisa berhenti memikirkan tentang istrinya yang menyuruh Yeonho mencuri sesuatu di rumah In Soo.

Ia penasaran, apa alasannya.


Tak lama kemudian, Roo Na masuk ke kamar dan terkejut melihat Gyeong Min masih bangun.

"Kau belum tidur? Kau menungguku?" tanya Roo Na.

Roo Na lalu duduk di tempat tidur dan protes karena karena Tuan Bae menginginkan ia dan Roo Bi menjadi model produk mereka.

"Roo Na masih baru, jadi apa yang dia ketahui?"

"Kau tampaknya lelah jadi tidurlah." suruh Gyeong Min.


Tapi saat Roo Na hendak ke kamar mandi, Gyeong Min menanyakan hubungannya dengan In Soo.

"Kenapa kau menanyakan itu?" tanya Roo Na.

Gyeong Min diam saja dan menatap Roo Na dengan tegas.

"Di... dia tunangan Roo Na dan dia akan menjadi adik iparku di masa depan."

Gyeong Min tidak percaya dan terus menatap Roo Na.

"Wae, yeobo?" tanya Roo Na.

"Aku merasa hubungan kalian lebih dekat dari yang kubayangkan dan kalian menyembunyikan sesuatu dariku." jawab Gyeong Min.


"Sesuatu apa?" tanya Roo Na. Roo Na lalu memeluk Gyeong Min.

"Bae Gyeong Min, kendalikan dirimu. Jeong Roo Bi milikmu." jawab Roo Na.

"Lee Eun Ji tidak pernah hamil." ucap Gyeong Min yang membuat Roo Na kaget.

"Kau bilang dia hamil dan keguguran setelah bertengkar dengan Goo Yeonho, jadi kau menemui Goo Yeonho untuk memarahinya."

"Dia mengatakan hal berbeda padaku." jawab Roo Na.


"Kau pikir aku akan percaya?" tanya Gyeong Min.

"Kenapa kau tidak percaya pada istrimu?"

"Kenapa Goo Yeonho menerobos masuk ke apartemen Na In Soo? Apa yang coba dijual Goo Yeonho padaku? Dia bilang dia punya sesuatu yang luar biasa. Kau tahu maksudnya kan?"

Sontak Roo Na kaget, tapi dia masih berusaha menyangkal dengan bilang menemui Yeonho demi Eun Ji.

Gyeong Min semakin kecewa dengan kebohongan Roo Na.


Tak tahu harus menjawab apalagi, Roo Na pun masuk ke kamar mandi.

Di kamar mandi, dia menghubungi Yeonho dan berjanji akan segera mentransfer uangnya.


Besoknya, Gyeong Min memanggil Kepala Tim Audit ke ruangannya.

Ia menanyakan kasus penyuapan yang sempat menimpa In Soo.

Kepala Tim Audit mengatakan, soal Roo Na yang datang padanya dan mengklaim bahwa In Soo tidak bersalah.

Ia juga mengatakan tentang In Soo yang tetap terlihat tenang dan bahkan menyuruh mereka memanggil polisi.

"Meskipun seseorang tidak bersalah, mereka harusnya tetap merasa gugup tapi tidak dengan Na In Soo PD."

Ia juga mengatakan bahwa tim nya bisa membaca gerak gerik seseorang dan dalam kasus ini, Roo Na lah yang merasa gelisah seperti orang yang bersalah.

Tak hanya itu, ia juga merasa, seperti ada sesuatu antara In Soo dan Roo Na.

Sontak Gyeong Min kaget.

Bersambung ke part 2........

Ruby Ring Ep 79 Part 3

Sebelumnya...


 Kesal melihat Dongpal dan Chorim mesra-mesraan di depannya, Soyoung pun menelpon Jihyeok.

"Jihyeok-ah, ayah dan ibumu sangat menjengkelkan. Aku harus melihat mereka mesra-mesraan di restoran sepanjang hari, sampai di rumah aku masih harus melihat mereka melakukannya. Aku ingin muntah. Kurasa aku harus pindah."


Mendengar itu, Chorim pun langsung merebut ponsel Soyoung.

Tapi panggilannya sudah terputus.

Entah Soyoung benar-benar melakukan panggilan itu atau tidak.

Chorim langsung sewot. Soyoung pun menjulurkan lidahnya membalas Chorim.

"Kami ini pengantin baru." kata Chorim menjelaskan.

"Lakukanlah di kamar." pinta Soyoung.


Tak lama kemudian, Roo Bi pulang dan langsung menanyakan ibunya.

Chorim pun memberitahu Roo Bi, bahwa Gilja datang ke restoran dan bekerja sampai larut malam.

"Sekarang dia berbaring di kamarnya." ucap Chorim.


Roo Bi lantas ke kamar sang ibu, mengecek keadaan ibunya.

"Roo Na-ya..." ucap Gilja sembari bangun dari tidurnya.

"... kau tahu ibu menyayangimu, kan? Dan kau juga menyayangi ibu kan?"

"Tentu saja, aku menyayangi ibu."

"Roo Na-ya, karena hidup semakin panjang, hal gila mungkin akan terjadi. Hal gila yang tidak pernah kau bayangkan. Jika itu terjadi dan kau tidak sanggup menanggungnya, pikirkan ibu. Ibu akan selalu mendukungmu. Ibu akan selalu berada di sisimu."

Mata Gilja berkaca-kaca.

Begitu pun dengan Roo Bi.

"Aku tahu, jangan cemas. Aku melakukannya dengan baik."


Gilja lalu memeluk erat Roo Bi. Tangisnya mulai berjatuhan.

"Roo Bi-ya, maafkan ibu." batin Gilja.


"Good morning!" seru Jin Hee sambil memasuki kantornya.

Ia pun menanyakan Roo Bi dan Roo Na karena tidak melihat mereka.

Seokho memberitahu bahwa mereka ada pemotretan.

"Ah, aku lupa." jawab Jin Hee.


Roo Bi dan Roo Na tengah bersiap-siap di ruang ganti.

Mereka duduk di depan kaca rias.

"Kau senang? Haruskah kau seperti ini?" tanya Roo Na.

"Aku senang tapi aku bertaruh kau tidak." jawab Roo Bi.

"Aku menolak acara itu karena kau." ucap Roo Na.

"Karena aku? Wae? Kenapa kau tidak minta memandu acaranya sendirian saja? Apa yang si hebat Jeong Roo Na takutkan?" tanya Roo Bi.

"Apa yang kau inginkan? Kau tidak suka masuk televisi. Kau tidak suka disorot tapi kenapa kau menginginkan program itu dan mau ikut pemotretan?"

"Kau sudah tahu kenapa. Karena aku Jeong Roo Na yang putus asa mencari ketenaran dan perhatian. Aku si bodoh Jeong Roo Na. Nikmatilah wajah dan namaku, aku meminjamkannya padamu. Tapi kau tahu tidak ada yang gratis di dunia ini. Kau akan segera tahu berapa harga mereka. Harga yang menakutkan dan mengerikan."


Roo Bi lalu beranjak pergi meninggalkan Roo Na yang syok bukan main.


Pemotretan dimulai.

Fotografer meminta mereka lebih dekat lagi.

"Lebih dekat lagi, kalian berdua telihat seperti sedang bertengkar karena memperebutkan seorang pria." ucap sang fotografer.

Roo Bi pun langsung menarik Roo Na ke dekatnya.


Sepanjang pemotretan ia tak berhenti mengatai Roo Na serakah, pencemburu dan kotor.

"Kau ingin mati?" tanya Roo Na kesal.

"Bukankah sudah kubilang, aku sudah mati." jawab Roo Bi.


Roo Bi lalu menyuruh Roo Na mendekat padanya jika tidak mau rahasia mereka terungkap sekarang.

Tak lama kemudian, pemotretan selesai dan Roo Na langsung pergi.

Roo Bi pun menatap tajam Roo Na.

Bersambung...............

Ruby Ring Ep 79 Part 2

Sebelumnya...

Satu lagi kedok Roo Na terbongkar gaes...


Gyeong Min terkejut mendengar cerita Yeonho soal Roo Na.

"Jadi maksudmu kau tidak punya dendam pada Na In Soo, tapi kau mengasarinya, menjebaknya dengan kasus penyuapan, merampok di rumahnya atas perintah Roo Bi?" tanya Gyeong Min.

Yeonho mengiyakan, tapi Gyeong Min tidak percaya.

"Percaya atau tidak, itulah yang terjadi." ucap Yeonho.

Yeonho juga bilang, bahwa Roo Na tidak membayarnya setelah apa yang ia lakukan untuk Roo Na.

Eun Ji pun ikut membenarkan pernyataan Yeonho.

"Dia benar-benar berubah. Dulu, dia sahabat yang baik dan murid teladan tapi sekarang, bicaranya cepat sekali dan dia juga suka minum. Dia dan Roo Na seperti bertukar tubuh sejak kecelakaan itu." ucap Eun Ji.

"Jadi apa yang kau ambil dari apartemen Na In Soo atas perintah istriku?"

"Bisakah kau membuat penawaran? Apa yang kumiliki benar-benar luar biasa. Itu bisa menghancurkanmu, JM Group dan istrimu. Kalau kau membayarku, aku akan dengan senang hati memberikannya padamu." jawab Yeonho.


Roo Bi memberitahu In Soo bahwa Roo Na menolak program itu.

"Mungkin dia tidak mau berbagi kamera denganku. Dia itu selebriti." ucap Roo Bi.

"Kapan permusuhan kalian akan berakhir?" tanya In Soo.

Mendengar itu, Roo Bi marah.

"Kau ingin kami baikan? Kau bahagia melihat cara hidup kami sekarang? Jangan katakan itu lagi. Kau juga bersalah dalam hal ini."

"Iya aku tahu aku salah dan aku sakit melihat kalian seperti ini."

"Jadi aku harus menyembuhkan rasa sakitmu? Kau egois sekali."


"Bukan begitu."

"Aku tahu kau ingin membuat penjelasan, tapi bukankah kau sendiri yang bilang tidak ada penjelasan untuk yang kau lakukan. Setiap hari, aku selalu dan selalu merasa diriku menyedihkan."

"Kapan kau mau mengakhiri semua ini? Kau ingin mengambil semuanya kembali dari Roo Na? Wajah dan namamu atau Bae Gyeong Min?"

Roo Bi terdiam.


"Na PD-nim!" panggil Se Ra. Tapi In Soo tidak mendengar, sehingga Se Ra memanggilnya sekali lagi dan barulah In Soo menoleh.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Se Ra.

"Aku minta maaf." jawab In Soo. In Soo lantas bertanya kenapa Se Ra memanggilnya.

Se Ra pun kebingungan mencari alasan.

"Kau suka Wittgenstein?" tanyanya.

"Wittgenstein?"

"Jangan bilang kau tidak tahu."


"Aku tahu, dia ahli bahasa. Tapi ada apa dengan dia?"

"Aku berpikir untuk meminjamimu salah satu bukunya." jawab Se Ra.


"Aku lebih suka Bertrand Rusell. To Fear Love is To Fear Life. Jika kau terlalu takut untuk mencintai, maka kau terlalu takut untuk hidup. Tes nya selesai." ucap In Soo.

"Tes?"

"Kau terlihat seperti ingin menguji kepintaranku." jawab In Soo. In Soo lalu pamit.

Se Ra pergi sambil merutuki kebodohannya tadi.


Ia baru berhenti mengomeli dirinya saat melihat Gyeong Min yang tengah melamun.

"Gyeong Min-ah, sedang apa? Kau mencemaskan ibu mertuamu?"

"Ketika kau mempercayai seseorang untuk berapa lama, sampai kapan kau bisa mempercayai orang itu, Noona?"


Jin Hee meminta Roo Na menjadi model iklan untuk produk terbaru mereka, Healing Sense.

Menurutnya, dibanding menyewa selebriti, lebih baik Roo Na saja yang menjadi modelnya.

Roo Na pun merasa itu bukan ide yang buruk.

"Baiklah. Kita akan buat proposalnya dan melihat bagaimana itu berjalan." ucap Jin Hee.


Se Ra mendesak Gyeong Min cerita apa masalahnya.

"Kau tidak bisa membohongiku. Semua tertulis di wajahmu. Apa karena istrimu? Gyeong Min-ah, aku memang belum menikah jadi aku tidak bisa memberimu nasihat pernikahan tapi dari sedikit yang ku tahu, pondasi pernikahan adalah kepercayaan." ucap Se Ra.


Tak lama kemudian, Roo Na datang dan menyerahkan proposal dari tim nya.

Roo Na bercerita, kalau tim nya ingin ia menjadi model produk terbaru mereka.

Roo Na lalu meminta pendapat Se Ra.

"Itu bukan ide yang buruk. Tapi bagaimana dengan program TVmu?"

"Aku menolaknya. Menurutku, citra perusahaan lebih penting dari karirku di TV." jawab Roo Na.


Gilja ke restoran. Sontak, Chorim, Soyoung dan Dongpal kaget melihatnya.

Gilja lalu berkata, bahwa dirinya baik-baik saja.

"Kau sudah menyiapkan reservasinya?" tanya Gilja pada Dongpal.

Lalu ia menyuruh mereka semua bekerja untuk reservasi pelanggan mereka besok.


Gyeong Min yang baru pulang langsung ditanyai nenek soal kondisi Gilja.

Gyeong Min memberitahu nenek kalau ibu mertuanya sudah keluar dari rumah sakit dan hanya kelelahan karena terlalu memaksakan diri.

"Seharusnya dia boleh memasakan dirinya di usia seperti itu." jawab nenek.

"Eommoni, kau juga harus berhati-hati." ucap Tuan Bae.

Nenek lalu menunjukkan syal rajutannya pada Gyeong Min. Ia meminta pendapat Gyeong Min.

Nenek mengaku, syal itu ia rajut untuk Gyeong Min, cucu kesayangannya.


"Dimana Roo Bi?" tanya Tuan Bae.

Gyeong Min pun berkata, bahwa Roo Na masih bekerja. Ia juga memberitahu ayahnya bahwa Roo Na menolak acara program baru di TV.

Nenek lega mendengarnya.

Setelah itu, Gyeong Min memberitahu ayahnya bahwa tim marketing memilih Roo Na menjadi model untuk produk baru mereka.

"Bagaimana dengan Roo Na? Aku rasa, Roo Na lebih baik dari Roo Bi." ucap Tuan Bae.

"Itu bukan ide yang buruk, Abeoji." jawab Gyeong Min, lalu pamit ke kamar.

*Oow, Tuan Bae milih Roo Bi jadi modelnya. Kalau Roo Na tahu, ngamuk ni dia..


Sesampainya di kamar, Gyeong Min langsung melihat syal dari Roo Bi dan teringat masa lalunya.

Flashback...


"Kau memberiku tali agar aku tidak kabur?" tanya Gyeong Min.

Roo Bi yang sedang melilitkan syal itu ke leher Gyeong Min pun mengangguk. 

"Tentu saja, kau milikku." jawab Roo Bi.

Mereka lalu tertawa, kemudian berpelukan. 

Flashback end...


Kemudian, Gyeong Min ingat saat Roo Na membuang syal itu ke tempat sampah.

Saat itu, Roo Na berkata, syal itu sangat kuno jadi ia membuangnya.


Gyeong Min lalu memikirkan kata-kata Eun Ji tadi tentang Roo Bi yang benar-benar berubah.

Terakhir, ia ingat kata-kata Yeonho yang mengaku memiliki sesuatu yang bisa menghancurkannya, perusahaannya dan istrinya.

Ia pun bingung haruskah dirinya mempercayai kata-kata Yeonho.

"Roo Bi mungkin berubah tapi dia tidak seburuk itu." ucap Gyeong Min.

Bersambung ke part 3........