• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Ruby Ring Ep 80 Part 2

Sebelumnya...

ATTENTION PLEASE... sebelum sinopsis part 2 nya sy mulai, sy mau kasih pengumuman dulu yaak...

Bagi yg nunggu kelanjutan sinopsis Ice Adonis, mohon bersabar... Ice Adonis akan sy lanjut setelah sy menyelesaikan sinopsis Ruby Ring ini... Insha Allah, Ruby Ring akan sy selesaikan dalam bulan ini... 


Gyeong Min semakin curiga pemirsaaah...

Gyeong Min langsung menghubungi In Soo. Ia mengajak In Soo bertemu di kafe.

Begitu In Soo datang, ia langsung menanyakan apa hubungan yang terjalin di antara In Soo dan istrinya.

In Soo sedikit terkejut dengan pertanyaan Gyeong Min tapi dia berusaha tenang.

"Penyuapan, penyerangan, perampokan bersenjata dan percobaan pembunuhan. Goo Yeonho mengatakan semuanya padaku. Dia bilang, dia melakukan itu atas perintah Roo Bi."

"Jadi karena itu kau berpikir aku ada hubungan dengan istrimu?" tanya In Soo.

"Aku hanya penasaran, apa hubunganmu dengan Roo Bi." jawab Gyeong Min.

"Aku juga penasaran kenapa Goo Yeonho membuat penyataan konyol seperti itu. Aku dan Roo Bi... maksudku, istrimu, kami bertemu setelah kecelakaan. Terus terang, aku tersinggung dengan tuduhanmu. Hanya itulah yang bisa kukatakan. Jwesonghamnida." ucap In Soo, lalu beranjak pergi.

Tapi Gyeong Min tidak percaya. Ia yakin ada sesuatu diantara istrinya dan In Soo.


Gyeong Min mencuci mukanya di toilet.

Tak lama kemudian, ia ingat soal laptop yang berusaha disembunyikan Roo Na darinya.


Gyeong Min pun bergegas pulang. Nyonya Park heran melihat Gyeong Min pulang lebih awal.

Nenek berkata, waktunya sangat tepat. Ia lantas berdiri dan hendak menunjukkan syal yang telah selesai dirajutnya untuk Gyeong Min.

Tapi Gyeong Min mengaku bahwa dirinya sedang terburu-buru dan langsung naik ke atas. Nenek pun heran.


Gyeong Min masuk ke kamar dan berusaha membuka laci Roo Na tapi lacinya dikunci.

Tak lama kemudian, Geum Hee masuk membawakan secangkir air madu untuk Gyeong Min.

Geum Hee bilang, nenek lah yang menyuruhnya membawakan minuman itu untuk Gyeong Min.

"Tinggalkan saja disini."

"Tapi aku harus membawa gelas yang sudah kosong pada nenekmu."

Karena sedang terburu-buru, terpaksalah Gyeong Min menenggak air madu itu sampai habis.


Saat Geum Hee hendak keluar, Gyeong Min memanggilnya dan menanyakan soal kunci laci.

"Aku melihatnya baru-baru ini, tapi dimana ya?" ucap Geum Hee seraya berpikir.

Tak lama kemudian, ia ingat dimana Roo Na menyimpan kunci laci itu. Roo Na menyimpannya di dalam tempat pensil.

"Ini yang kau cari?" tanya Geum Hee sembari menyerahkan kunci itu.

"Bibi, tolong jangan katakan ini pada Roo Bi." pinta Gyeong Min.

"Aku mengerti. Aku akan mengunci mulutku." jawab Geum Hee, lalu beranjak keluar.

Setelah Geum Hee pergi, Gyeong Min pun membuka laci dan mengambil laptop In Soo dari sana.


Ia membuka salah satu folder dan menemukan foto lama Roo Na di sana.

"Jadi ini laptopnya Na PD? Apa yang disembunyikan Roo Bi di sini? Rahasia apa yang ada di sini?" tanya Gyeong Min.


Roo Bi dan Roo Na tengah melakukan pemotretan.

Usai pemotretan mereka melakukan sesi wawancara.

Roo Na mengaku, iklan itu sangat berarti bagi dirinya sebagai istri pewaris JM Group.


Di rumah, Tuan Bae menyaksikan wawancara Roo Na.


Nama Roo Na dan Roo Bi pun menjadi headline dimana-mana.

Di salah satu berita, dituliskan bahwa popularitas Roo Na membuat Roo Bi semakin waspada.


Sekarang, Roo Bi dan Roo Na tengah dirias di ruang ganti.

Kesal melihat popularitas Roo Bi yang mulai menanjak, Roo Na pun meminta penata rias mengganti warna lipstiknya agar ia terlihat lebih menonjol dibanding Roo Bi.


Tak lama kemudian, Yeonho mengiriminya pesan. Yeonho menagih uangnya dan memberinya waktu 30 menit.


Kesal, Roo Na pun beranjak keluar dan menghubungi Yeonho.

Yeonho mengancam akan menjual informasinya pada Gyeong Min.

Takut, Roo Na pun berjanji akan segera mengirimkan uangnya.


Usai bicara dengan Yeonho, Roo Na dihubungi In Soo. In Soo memberitahu Roo Na soal pertemuannya dengan Gyeong Min tadi dan apa saja yang mereka bicarakan.

"Lalu apa yang kau katakan? Katakan padaku!" teriak Roo Na.

"Aku bilang aku tidak tahu apapun." jawab In Soo.

In Soo lalu meminta Roo Na bersiap-siap untuk kemungkinan terburuk. Ia berkata, cepat atau lambat, Gyeong Min akan mengetahui segalanya.

Sontak Roo Na panic.


Tak lama berselang, Roo Na masuk ke ruang ganti dan minta pemotretannya dicancel. Setelah itu, ia beranjak pergi.

Roo Bi dan penata rias pun bingung harus bagaimana.


Roo Na dan Yeonho bertemu di sebuah basement.

Roo Na yakin kalau Yeonho masih punya salinan flashdish itu.

Tak lama kemudian, ponsel Yeonho berdering dan Roo Na pun langsung melarangku Yeonho menjawabnya.

"Jangan cemas, ini bukan dari suamimu." jawab Yeonho.

Yeonho pun menjawabnya. Ia langsung terkejut mendengar suara Gyeong Min di seberang sana.

Roo Na merebut ponsel Yeonho dan menyalakan loudspeaker.

Gyeong Min mengajak Yeonho bertemu.

Setelah melalui perdebatan cukup panjang, Yeonho setuju bertemu Gyeong Min.


Mendengar itu, Roo Na pun langsung menyodorkan sejumlah uang.

Melihat uang yang disodorkan Roo Na, Yeonho langsung meralat ucapannya ke Gyeong Min tadi. Ia mengatakan kalau dirinya harus keluar negeri.

"Ini yang terakhir. Setelah ini jangan muncul lagi di depanku atau menghubungi suamiku karena aku tidak akan tinggal diam."

Yeonho mengerti dan langsung pergi setelah mendapatkan uangnya.


Roo Na pun makin tertekan.


Di kantornya, Gyeong Min membuat skema tentang hubungan Roo Na, In Soo dan Yeonho. Ia bertekad mencari tahu kebenarannya.


Di lorong, Eun Ji bertemu In Soo. Eun Ji mengajak In Soo minum kopi.


Mereka pun duduk minum kopi di lobby.

Eun Ji menanyakan soal In Soo yang memanggil Roo Na dengan nama Roo Bi.

In Soo pun mengaku, bahwa ia salah bicara.

Setelah itu, Eun Ji menceritakan tentang pertemuanya dengan Gyeong Min dan Yeonho.

"Kudengar, Goo Yeonho menjebakmu dan masuk ke apartemenmu. Goo Yeonho menceritakan semuanya pada Wakil Presdir Bae Gyeong Min. Aku merasa menyesal untuk itu, tapi apa sebenarnya hubunganmu dengan Roo Bi? Kau berselingkuh dengannya?"

"Lee Eun Ji-ssi!" tegur In Soo.

Bersambung...........

Ruby Ring Ep 80 Part 1

Sebelumnya...


Roo Bi dan Roo Na kembali bertengkar di ruang ganti.

"Kenapa kau seperti ini padaku? Kau ingin menyiksaku?" tanya Roo Na.

Roo Bi tersenyum mendengarnya.

"Haruskah aku memberitahu apa kesalahan terbesarmu sejauh ini? Ketika aku masih koma di rumah sakit atau setidaknya sebelum aku mendapatkan kembali ingatanku, kau..."


Roo Bi pun mendekati Roo Na dan menatapnya dengan tajam.

"... seharusnya menyingkirkanku selamanya, agar tidak seorang pun yang tahu." ucap Roo Bi lagi.

"Kenapa kau seperti ini? Kenapa kau melecehkanku di setiap kesempatan? Kau ingin uang? Atau ingin belajar keluar negeri? Kau suka belajar, kan? Aku akan membayar biayanya. Belajarlah sesukamu." jawab Roo Na.

"Uang? Kedengarannya bagus tapi apakah kau mencurinya dari perusahaan lagi? Kau bisa saja berakhir di penjara." ucap Roo Bi.

Kesal, Roo Na pun mencengkram lengan Roo Bi. Tapi Roo Bi langsung menghempaskannya.

"Berapa lama kau berharap aku menutupi kebusukanmu? Kau pikir aku akan membiarkanmu membodohiku? Akan kubuat kau membayar penuh beserta dengan bunganya. Kau ingin aku belajar. Aku tidak butuh. Aku sedang belajar sekarang, tentang bagaimana seseorang bisa menipu dan tentang bagaimana keserakahan menghancurkan seseorang. Aku belajar keras. Untuk apa? Untuk membuat hidupmu seperti di neraka." ucap Roo Bi.


Roo Bi lalu beranjak pergi meninggalkan Roo Na.

Diluar, Roo Bi menangis.


Roo Na ke apartemen In Soo sambil menangis.

Ia menyalahkan In Soo yang tidak menghentikannya mencuri kehidupan Roo Bi.

"Jika kau menghentikanku, jika kau menceritakan rahasiaku sejak awal, semuanya tidak akan jadi begini! Aku tidak akan melangkah sejauh ini!"

"Siapa yang mengabaikan nasihatku! Dan sekarang apa? Aku tidak menghentikanmu!"

"Aku ingin mati."

"Semuanya sudah terjadi, Jeong Roo Na. Jadi pergilah. Ini masih belum terlambat. Bersihkan..."

"Ani, seperti yang kau bilang semua sudah terjadi. Tidak ada tempat untuk bersembunyi lagi. Aku ingin melihat seperti apa akhir kisah yang pahit ini. Maafkan aku karena kau harus melihatku seperti ini." ucap Roo Na, lalu beranjak pergi.


Jihyeok ke restoran, tapi ia hanya berdiri di luar dan melihat-lihat ke dalam restoran.

Ia lantas berbalik, hendak pergi tapi malah bertemu Chorim yang baru datang.

Chorim lalu mengajak Jihyeok masuk.


Setibanya di dalam, Chorim langsung memanggil Dongpal.

Dongpal terkejut melihat putranya datang.

"Dia ke sini mau melihatmu." ucap Chorim.


"Ani, aku kesini untuk Soyoung." jawab Jihyeok sambil menatap Soyoung yang tersipu mendengarnya.

"Soyoung? Kau datang untuk dia? Sungguh?" tanya Gilja.

"Sebenarnya aku juga mau menemuimu." jawab Jihyeok.


Jihyeok lalu meminta pekerjaan pada Gilja. Sontak, Dongpal sewot dan melarang Jihyeok bekerja. Tapi Jihyeok kekeuh ingin bekerja. Ia bilang, ia harus mencari uang sendiri untuk membayar biaya kursusnya.

Chorim dan Soyoung ikut-ikutan memaksa Gilja menerima Jihyeok. Mereka bahkan sampai memuji-muji Jihyeok.

Akhirnya, Gilja setuju mempekerjakan Jihyeok.


Setelah itu, Chorim pun melarang Soyoung dekat-dekat dengan Jihyeok.

"Jihyeok putraku dan kau adik kecilku. Itu artinya kau bibinya Jihyeok. Jadi tidak mungkin...."

"Jeong Chorim-ssi." sela Dongpal. Membuat Chorim diam.

Jihyeok dan Soyoung pun langsung menatap satu sama lain dan tersenyum.


Malam harinya...

Jihyeok memetik gitar dan menyanyikan lagu yang sering dinyayikan Dongpal jika kesepian.

Tak lama kemudian, Daepung menyuruh Jihyeok berhenti menyanyi.

Daepung lalu mengatakan, bahwa rumah kecil mereka terasa sepi tanpa kehadiran Dongpal.

"Paman merindukan ayah?"

"Apa aku terlihat seperti anak kecil?"

"Aku bertemu ayah hari ini. Aku ke restoran dan meminta pekerjaan pada Nyonya Yoo. Dia memberikannya."

Daepung langsung menggeplak kepala Jihyeok. Jihyeok pun protes.

"Kau harusnya mengajakku juga." ucap Daepung.


Di kamarnya, Gyeong Min tak bisa berhenti memikirkan tentang istrinya yang menyuruh Yeonho mencuri sesuatu di rumah In Soo.

Ia penasaran, apa alasannya.


Tak lama kemudian, Roo Na masuk ke kamar dan terkejut melihat Gyeong Min masih bangun.

"Kau belum tidur? Kau menungguku?" tanya Roo Na.

Roo Na lalu duduk di tempat tidur dan protes karena karena Tuan Bae menginginkan ia dan Roo Bi menjadi model produk mereka.

"Roo Na masih baru, jadi apa yang dia ketahui?"

"Kau tampaknya lelah jadi tidurlah." suruh Gyeong Min.


Tapi saat Roo Na hendak ke kamar mandi, Gyeong Min menanyakan hubungannya dengan In Soo.

"Kenapa kau menanyakan itu?" tanya Roo Na.

Gyeong Min diam saja dan menatap Roo Na dengan tegas.

"Di... dia tunangan Roo Na dan dia akan menjadi adik iparku di masa depan."

Gyeong Min tidak percaya dan terus menatap Roo Na.

"Wae, yeobo?" tanya Roo Na.

"Aku merasa hubungan kalian lebih dekat dari yang kubayangkan dan kalian menyembunyikan sesuatu dariku." jawab Gyeong Min.


"Sesuatu apa?" tanya Roo Na. Roo Na lalu memeluk Gyeong Min.

"Bae Gyeong Min, kendalikan dirimu. Jeong Roo Bi milikmu." jawab Roo Na.

"Lee Eun Ji tidak pernah hamil." ucap Gyeong Min yang membuat Roo Na kaget.

"Kau bilang dia hamil dan keguguran setelah bertengkar dengan Goo Yeonho, jadi kau menemui Goo Yeonho untuk memarahinya."

"Dia mengatakan hal berbeda padaku." jawab Roo Na.


"Kau pikir aku akan percaya?" tanya Gyeong Min.

"Kenapa kau tidak percaya pada istrimu?"

"Kenapa Goo Yeonho menerobos masuk ke apartemen Na In Soo? Apa yang coba dijual Goo Yeonho padaku? Dia bilang dia punya sesuatu yang luar biasa. Kau tahu maksudnya kan?"

Sontak Roo Na kaget, tapi dia masih berusaha menyangkal dengan bilang menemui Yeonho demi Eun Ji.

Gyeong Min semakin kecewa dengan kebohongan Roo Na.


Tak tahu harus menjawab apalagi, Roo Na pun masuk ke kamar mandi.

Di kamar mandi, dia menghubungi Yeonho dan berjanji akan segera mentransfer uangnya.


Besoknya, Gyeong Min memanggil Kepala Tim Audit ke ruangannya.

Ia menanyakan kasus penyuapan yang sempat menimpa In Soo.

Kepala Tim Audit mengatakan, soal Roo Na yang datang padanya dan mengklaim bahwa In Soo tidak bersalah.

Ia juga mengatakan tentang In Soo yang tetap terlihat tenang dan bahkan menyuruh mereka memanggil polisi.

"Meskipun seseorang tidak bersalah, mereka harusnya tetap merasa gugup tapi tidak dengan Na In Soo PD."

Ia juga mengatakan bahwa tim nya bisa membaca gerak gerik seseorang dan dalam kasus ini, Roo Na lah yang merasa gelisah seperti orang yang bersalah.

Tak hanya itu, ia juga merasa, seperti ada sesuatu antara In Soo dan Roo Na.

Sontak Gyeong Min kaget.

Bersambung ke part 2........

Ruby Ring Ep 79 Part 3

Sebelumnya...


 Kesal melihat Dongpal dan Chorim mesra-mesraan di depannya, Soyoung pun menelpon Jihyeok.

"Jihyeok-ah, ayah dan ibumu sangat menjengkelkan. Aku harus melihat mereka mesra-mesraan di restoran sepanjang hari, sampai di rumah aku masih harus melihat mereka melakukannya. Aku ingin muntah. Kurasa aku harus pindah."


Mendengar itu, Chorim pun langsung merebut ponsel Soyoung.

Tapi panggilannya sudah terputus.

Entah Soyoung benar-benar melakukan panggilan itu atau tidak.

Chorim langsung sewot. Soyoung pun menjulurkan lidahnya membalas Chorim.

"Kami ini pengantin baru." kata Chorim menjelaskan.

"Lakukanlah di kamar." pinta Soyoung.


Tak lama kemudian, Roo Bi pulang dan langsung menanyakan ibunya.

Chorim pun memberitahu Roo Bi, bahwa Gilja datang ke restoran dan bekerja sampai larut malam.

"Sekarang dia berbaring di kamarnya." ucap Chorim.


Roo Bi lantas ke kamar sang ibu, mengecek keadaan ibunya.

"Roo Na-ya..." ucap Gilja sembari bangun dari tidurnya.

"... kau tahu ibu menyayangimu, kan? Dan kau juga menyayangi ibu kan?"

"Tentu saja, aku menyayangi ibu."

"Roo Na-ya, karena hidup semakin panjang, hal gila mungkin akan terjadi. Hal gila yang tidak pernah kau bayangkan. Jika itu terjadi dan kau tidak sanggup menanggungnya, pikirkan ibu. Ibu akan selalu mendukungmu. Ibu akan selalu berada di sisimu."

Mata Gilja berkaca-kaca.

Begitu pun dengan Roo Bi.

"Aku tahu, jangan cemas. Aku melakukannya dengan baik."


Gilja lalu memeluk erat Roo Bi. Tangisnya mulai berjatuhan.

"Roo Bi-ya, maafkan ibu." batin Gilja.


"Good morning!" seru Jin Hee sambil memasuki kantornya.

Ia pun menanyakan Roo Bi dan Roo Na karena tidak melihat mereka.

Seokho memberitahu bahwa mereka ada pemotretan.

"Ah, aku lupa." jawab Jin Hee.


Roo Bi dan Roo Na tengah bersiap-siap di ruang ganti.

Mereka duduk di depan kaca rias.

"Kau senang? Haruskah kau seperti ini?" tanya Roo Na.

"Aku senang tapi aku bertaruh kau tidak." jawab Roo Bi.

"Aku menolak acara itu karena kau." ucap Roo Na.

"Karena aku? Wae? Kenapa kau tidak minta memandu acaranya sendirian saja? Apa yang si hebat Jeong Roo Na takutkan?" tanya Roo Bi.

"Apa yang kau inginkan? Kau tidak suka masuk televisi. Kau tidak suka disorot tapi kenapa kau menginginkan program itu dan mau ikut pemotretan?"

"Kau sudah tahu kenapa. Karena aku Jeong Roo Na yang putus asa mencari ketenaran dan perhatian. Aku si bodoh Jeong Roo Na. Nikmatilah wajah dan namaku, aku meminjamkannya padamu. Tapi kau tahu tidak ada yang gratis di dunia ini. Kau akan segera tahu berapa harga mereka. Harga yang menakutkan dan mengerikan."


Roo Bi lalu beranjak pergi meninggalkan Roo Na yang syok bukan main.


Pemotretan dimulai.

Fotografer meminta mereka lebih dekat lagi.

"Lebih dekat lagi, kalian berdua telihat seperti sedang bertengkar karena memperebutkan seorang pria." ucap sang fotografer.

Roo Bi pun langsung menarik Roo Na ke dekatnya.


Sepanjang pemotretan ia tak berhenti mengatai Roo Na serakah, pencemburu dan kotor.

"Kau ingin mati?" tanya Roo Na kesal.

"Bukankah sudah kubilang, aku sudah mati." jawab Roo Bi.


Roo Bi lalu menyuruh Roo Na mendekat padanya jika tidak mau rahasia mereka terungkap sekarang.

Tak lama kemudian, pemotretan selesai dan Roo Na langsung pergi.

Roo Bi pun menatap tajam Roo Na.

Bersambung...............