• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

The Promise Ep 20 Part 3

Sebelumnya...


Do Hee mentraktir Hwi Kyung ceker ayam pedas di warung tenda.

"Kakimu pasti berkeringat, jadi makanlah ini." ucap Do Hee.

"Ini berlebihan, aku bahkan tidak menangkapnya." jawab Hwi Kyung sambil membuka tutup botol soju.

"Jika kau menangkapnya, yang harus kau makan adalah kaki babi, bukan ceker ayam." ucap Do Hee.

"Ngomong-ngomong, apa kau yakin kita tidak pernah bertemu sebelumnya?" tanya Hwi Kyung.

"Sekarang kau melihatku lebih dekat. Kau menyukaiku?" balas Do Hee.


"Apa kau punya kembaran?" tanya Hwi Kyung.

"Siapa yang tahu? Mungkin saja orang tuaku menyembunyikan kembaranku yang terlihat sama denganku dimana pun." jawab Do Hee.

"Lupakan." ucap Hwi Kyung.

"Aku pernah melihatmu sebelumnya." jawab Do Hee.

"Benar, kau pernah melihatku." ucap Hwi Kyung bersemangat.

"Aku melihat fotomu di koran sebelumnya. Apakah semua itu benar? Jika benar, tidakkah kau merasa seperti sampah yang bahkan tidak bisa didaur ulang?"

"Baek Do Hee-ssi, jadi kau datang untuk berkencan dengan sampah?"

"Aku tidak peduli kau sampah atau bukan. Tapi ayahku punya mata elang untuk menilai seseorang."


"Memangnya ada penghinaan yang dilapisi gula?"

"Kau pamannya Jang Se Jin, kan? Seperti apa Kang Tae Joon itu?"

"Jujurlah, kau disini untuk kencan buta atau bekerja?"

"Dua burung dengan satu batu. Ini dunia yang sibuk."

"Aku suka sikap itu, tapi kau salah orang."

"Apa maksudmu?"


"Dia keponakanku. Tapi aku tahu pernikahannya dari koran. Kau tidak akan mendapatkan apapun dariku, jadi minum lah saja."

"Kau terpaksa kan datang kesini?"

"Apakah terlalu jelas?"

"Kau tahu kan, dipaksa orang tua hal yang umum. Mereka semua terlihat keren."

"Apa maksudmu aku ini keren?"

Do Hee mengambil sumpit dan memukul-mukulkkannya ke mangkuk.

"Benar." jawab Do Hee.

"Kau punya mata yang bagus." puji Hwi Kyung.


Do Hee lantas melihat wajahnya di cermin.

"Bukankah aku terlihat cantik. Aku tidak mengenakan riasan tapi aku super cantik kan?"

"Kau juga mau bilang kau terpaksa datang kesini?"

"Pada awalnya iya, tapi tidak kali ini. Sebenarnya, aku datang ke tempat kerjamu, untuk mencari tahu seperti apa pekerjaan kencan butaku. Tapi aku bersyukur, aku mengetahuinya lebih awal."

Hwi Kyung pun mulai berpikir lain tentang Do Hee.


Se Gwang dan Geum Bong berduaan di depan Sungai Han.

"Geum Bong-ah."

Sontak, Geum Bong terkejut mendengar Se Gwang memanggil namanya.

"Wae? Kau tidak suka pacarmu memanggil namamu?"

"Bukan tidak suka, hanya saja ini terlalu tiba-tiba."

"Geum Bong-ah, hal manis selalu terjadi tiba-tiba, seperti kilat di langit musim panas."

"Oppa, kau suka padaku?"

Se Gwang pun berniat mencium Geum Bong. Tapi tiba-tiba saja, ponsel Se Gwang berbunyi saat mereka hampir berciuman. Geum Bong pun kesal.

"Geum Bong-ah, aku harus pergi. Ayahku memanggilku. Dia pergi ke konferensi eksekutif dan lupa membawa dokumennya."

"Konferensi eksekutif?" tanya Geum Bong bingung tapi setelahnya, Geum Bong langsung tersenyum lebar dan menyuruh Se Gwang pergi.

"Bukankah ibumu juga pergi kesana?" tanya Se Gwang.

Geum Bong pun beralasan, ibunya tidak bisa hadir karena ada rencana lain. Se Gwang pun hanya tertawa sebal mendengarnya.


Se Gwang mengantarkan Geum Bong pulang ke rumah mewah itu. Setelah Se Gwang pergi, Geum Bong juga pergi ke rumah aslinya.


Tae Joon yang baru pulang kesal mendapati Na Yeon berdiri di depan pintunya.

Ia lantas membuat Na Yeon teh, dan menyuruh Na Yeon minum, lalu pergi setelah minum teh.

"Dulu aku tersentuh saat kau melakukan ini padaku. Tapi sekarang rasanya aneh dan tidak nyaman."

"Aku juga merasa aneh melihatmu disini. Aku tidak nyaman dan tidak suka." jawab Tae Joon.

"Lalu bagaimana lagi caranya aku bisa menemuimu? Kau tidak menjawab teleponku dan tidak membalas pesanku. Apalagi yang harus kulakukan?"

"Sudah kubilang itu tidak ada gunanya."

"Ini tentang Sae Byeol. Bukan aku tapi Sae Byeol. Dia sangat ingin bertemu ayahnya. Apakah itu sangat sulit?"


"Aku sibuk. Tentang Sae Byeol, akan kupikirkan caranya. Jika terlalu sulit bagimu, bisakah aku meminta Sae Byeol?"

"Mwo? Ibunya masih hidup dan baik-baik saja tapi kau ingin membuatnya menjadi anak yang tidak sah dan tidak diharapkan? Aku tidak akan pernah membiarkan Sae Byeol ku diperlakukan seperti itu."

"Lee Na Yeon, kenapa kau sangat memuakkan? Kenapa kau membuatku menderita!" teriak Tae Joon.

"Jangan berteriak Kang Tae Joon. Aku disini untuk membuat hidupmu lebih mudah. Aku akan menerima fakta kalau kau sudah bukan lagi milikku. Kau tidak perlu kembali padaku tapi jadilah ayah Sae Byeol. Katakan pada Se Jin tentang Sae Byeol dan buat dia mengerti. Itulah

yang ingin kukatakan."

Setelah mengatakan itu, Na Yeon pun pergi.

Tae Joon hanya terdiam.


Na Yeon menyusuri jalanan dengan wajah terluka.

Dari arah berlawanan, Do Hee juga sedang menuju pulang bersama Se Gwang.

Kedua gadis ini berpapasan dan saling melihat satu sama lain.


Bersambung.........

The Promise Ep 20 Part 2

Sebelumnya...


Kyung Wan sedang rapat bersama Tae Joon dan juga para dewan direksi. Tae Joon menjelaskan, bahwa laba dan penjualan mereka untuk kuartal keempat tahun lalu tiba-tiba turun. Ia meminta para dewan direksi segera mengambil keputusan.

"Jadi maksudmu menjual AP Food adalah jalan terbaik? Itu bukan kerugian sementara karena relokasi pabrik?" tanya Kyung Wan.

"Ini bukan kerugian sementara. Tapi bahaya yang mengancam saham Baekdo." jawab Tae Joon.

"Aku mengakui AP Food sedang berjuang. Hajiman, sektor bisnis FNB memiliki keuntungan besar dua tahun terakhir. Jika AP Food tidak berjalan, kita harus memperhatikan semua opsi yang bisa membangun sektor FNB." ucap Kyung Wan.

Tapi Tae Joon tetap dengan pendapatnya, menjual AP Food untuk menekan kerugian.


Para dewan direksi mengangguk-ngangguk sambil tersenyum, entah mereka senyum karena setuju atau senyum meremehkan Tae Joon.

Kyung Wan juga tersenyum, tapi kemudian senyumnya hilang dan berganti dengan tatapan menusuk.


Yoo Kyung ke rumah sakit. Bersamaan dengan itu, Young Sook keluar dari kamar Pimpinan Park.

Melihat Young Sook, Yoo Kyung meninggalkan kamar ayahnya hanya untuk menyapanya.

"Kau tahu lebih baik dari orang lain bahwa itu tidak mungkin." jawab Young Sook.

"Belakangan ini, hal tidak terduga terjadi. Kudengar, putramu dikirim ke gudang AP Food." ucap Yoo Kyung meremehkan.

"Kau selalu cepat menerima kabar perusahaan. Apa kau juga begitu akhir-akhir ini? Apa rencana pernikahan Se Jin tidak sesuai harapanmu?" balas Young Sook santai.

"Tidak sesuai harapan? Aku menemui seorang peramal. Dia mengatakan, mereka pasangan yang cocok." jawab Yoo Kyung.

"Itu bagus. Se Jin sedang hamil, jadi kau harus cepat mengadakan pernikahan sebelum perutnya membesar. Orang-orang akan bergosip." ucap Young Sook.

"Yoo Young Sook, bagaimana kau bisa punya waktu mencemaskan orang lain? Putramu mungkin harus merangkak dari bawah. Dia harus menderita dulu. Dengan begitu, dia akan tahu betapa kejamnya dunia dan sulitnya menjalankan bisnis dan merendahkan diri. Bukankah aku benar?" jawab Yoo Kyung.

"Hwi Kyung adik yang baik, kan? Dia membuat orang yang dipanggilnya kakak bahagia seperti ini. Kalian saudara kandung tapi sangat berbeda." ucap Young Sook.


Yoo Kyung pun tertawa.

"Kau berusaha terlalu keras tapi kata-katamu tidak akan menggangguku hari ini."


Yoo Kyung lantas masuk ke kamar ayahnya dan terkejut tidak mendapati ayahnya di sana.

"Ayahmu sedang diperiksa dengan MRI. Jika tidak ada yang serius, dia bisa segera pulang ke rumah. Masih banyak yang harus dia lakukan. Dia sudah terlalu lama disini." ucap Young Sook.

"Ayahku harus ada agar bisa menjatuhkan bom seperti ini agar Hwi Kyung sadar." jawab Yoo Kyung.

"Ayahmu masih lama. Kau ingin menunggu? Tidak akan bagus dilihat siapapun jika kita berada di tempat yang sama dan situasi yang kaku."

"Tapi sebenarnya aku disini bukan untuk melihat ayahku. Aku disini untuk melihatmu. Aku bahagia lebih dari yang aku bayangkan." jawab Yoo Kyung.

Yoo Kyung lantas keluar, meninggalkan Young Sook yang mulai kesal.


Yoo Kyung memberitahu Se Jin bahwa ia sudah menetapkan tanggal pernikahan Se Jin. Se Jin akan menikah pertengahan bulan depan.

Se Jin sontak senang mendengarnya.

Yoo Kyung berdalih, itu tanggal yang dipilih oleh peramal yang ia temui. Ia juga mengaku tidak punya pilihan lain karena putrinya hamil diluar nikah.

Se Jin yang senang langsung memeluk ibunya.


Tae Joon berjalan keluar bersama Kyung Wan dengan wajah menunduk. Melihat itu, Kyung Wan pun bertanya, kenapa wajah Tae Joon ditekuk seperti itu.

"Kau membuatku merasa bersalah karena menolak proposalmu." ucap Kyung Wan.

"Ada yang ingin kukatakan. Bisakah kau meluangkan waktu untukku?" jawab Tae Joon.

"Ini hal pribadi atau tentang pekerjaa?" tanya Kyung Wan.

"Ini hal pribadi." jawab Tae Joon.

"Aku masih ada meeting jadi mari bertemu setelah itu. Jika itu masalah pribadi, sebaiknya kita bertemu diluar." ucap Kyung Wan.


Ponsel Tae Joon berbunyi. Tae Joon sontak terkejut membaca layar ponselnya.

Tae Joon pun langsung kembali ke ruangannya. Ia membaca pesan dari Se Jin yang memberitahunya tentang tanggal pernikahan mereka.

Tae Joon lalu kembali membaca pesan Na Yeon yang memintanya mampir untuk menemui Sae Byeol.

Tae Joon pun bingung harus bagaimana.


Kyung Wan yang sedang menunggu Tae Joon, dihubungi Yoo Kyung yang memberitahunya tentang tanggal pernikahan Se Jin. Sontak

Kyung Wan terkejut. Kyung Wan lantas mengajak Yoo Kyung membicarakan lagi hal itu di rumah.


Tak lama kemudian, Tae Joon datang. Ia tidak menyangka, Kyung Wan mengajaknya bertemu lebih awal.

"Kau membuatku penasaran, jadi aku gelisah." jawab Kyung Wan, lalu menyuruh Tae Joon duduk.

"Aku tidak percaya alkohol bisa membuat seseorang lebih jujur, jadi aku lebih suka kau mengatakannya lebih dulu." ucap Kyung Wan.

Tae Joon berkata, sulit baginya untuk mengaku tapi ia merasa harus mengatakannya pada Kyung Wan.

Kyung Wan yang sudah tahu apa yang mau dikatakan Tae Joon pun tetap menyuruh Tae Joon bicara. Ia ingin mendengar langsung dari mulut Tae Joon.

Tae Joon mengaku, bahwa ia tidak bisa mengakhiri hubungannya dengan gadis yang dipacarinya sebelum ia ke Amerika.

"Kami sangat dekat, kami bahkan berencana untuk menikah. Lalu...."

"Lalu?" tanya Kyung Wan sambil menatap tajam Tae Joon.


Tae Joon sontak kaget.

"Maaf karena aku menyelamu." ucap Kyung Wan.

"Aku butuh waktu." jawab Tae Joon.

"Memangnya akan ada yang berubah? Apa kau berencana memberitahu Se Jin?" tanya Kyung Wan.

"Animnida." jawab Tae Joon.


Tae Joon terdiam sejenak, ia mengumpulkan keberaniannya terlebih dahulu sebelum akhirnya mengaku, bahwa ia memiliki seorang anak dari mantan pacarnya dan ia harus bertanggung jawab terhadap anak itu.

Kyung Wan marah dan langsung memukul Tae Joon.

"Itu untuk caramu yang menyedihkan menangani urusanmu!"

Kyung Wan kembali memukul Tae Joon.

"Itu untuk kau yang lebih mencemaskan wanita itu daripada Se Jin!"


Kyung Wan lantas kembali duduk dan berterima kasih karena Tae Joon mengatakan itu padanya terlebih dulu.

"Aku tidak akan menyuruhmu meninggalkan Se Jin. Aku percaya padamu, jadi persiapkan dan lakukan sesuai rencana. Mantan kekasihmu dan anaknya, aku yang akan mengurusnya. Aku akan menjadi iblis mulai sekarang dan kau akan menjadi penonton yang tidak mengerti."

*Omo, omo... Kyung Wan mau mutusin hubungan ayah-anak antara Tae Joon dan Sae Byeol. Dia mau jadi iblis pemirsaaaah, tanpa dia sadar, yang coba dia lukai adalah putri kandungnya sendiri.


Di kantornya, Eun Bong protes karena disuruh menjadi berita seputar pernikahan Tae Joon dan Se Jin.

"Kau tidak mau bekerja? Kau tidak mau uang? Reporter lepas sepertimu harusnya bersyukur karena aku membuatmu bisa berlari seperti angin."

"Maafkan aku, tapi aku tidak bisa." tolak Eun Bong, lalu pergi.


Kalau Eun Bong galau karena disuruh mencari berita pernikahan Se Jin dan Tae Joon, Joong Dae lain lagi. Ia marah lantaran disuruh ibunya hangout dengan calon ayah tirinya.


Joong Dae lantas mendongak dan tanpa sengaja melihat Eun Bong yang tengah galau di lantai atas.

Joong Dae pun terpesona pada Eun Bong. Ia merasa Eun Bong sangat cantik saat itu.

Tapi.... wajahnya langsung berubah jijik saat melihat ketombe Eun Bong berjatuhan saat Eun Bong garuk-garuk kepala.

*Aigooo, lagi kesel ama Kyung Wan yg mau nyingkirin Sae Byeol, langsung dibuat ngakak sama scene Joong Dae ini.


Malam harinya, Dong Jin yang sedang membaca grafik, teringat pada permintaan Pimpinan Park yang memintanya menjaga Hwi Kyung dan Baekdo. Ia juga ingat pertemuannya dengan Young Sook di rumah sakit.


Dong Jin lantas menghubungi Do Hee.

"Kau akan menepati janjimu kan?"

"Appa, kenapa kau terus menanyakan itu?"

"Bisakah aku percaya padamu 100% dan tidak cemas?"

"Appa, aku ada di tempat janjian kami sekarang. Kau bahkan menyuruh Se Gwang memataiku. Jadi kenapa kau bertanya lagi?"


Do Hee lantas menutup teleponnya dengan alasan mau menelpon seseorang.

Se Gwang lalu menyarankan agar Do Hee mengubah sedikit tatanan rambut dan menambahkan make up nya agar terlihat berbeda di depan Hwi Kyung.

Do Hee pun setuju dan langsung mengacak-ngacak rambutnya, juga menggosok-gosok bibirnya yang berlipstick dengan tisu membuat lipsticknya terlihat sedikit berantakan.

Setelah itu, ia menyuruh Se Gwang pergi. Se Gwang menolak karena tidak mau dicepat Dong Jin.

"Aku akan menelponmu saat aku sudah selesai. Lagipula kau tidak mau bertemu pacar kencan butamu?"

"Siapa itu? Tidak ada." jawab Se Gwang.

"Terserahmu lah. Kau boleh pergi." ucap Do Hee, lalu turun dari mobil.

Se Gwang awalnya protes, tapi setelah Do Hee pergi, ia langsung menghubungi Geum Bong.


Do Hee berjalan menuju tempatnya janjian dengan Hwi Kyung.

Bersamaan dengan itu, Hwi Kyung juga hampir tiba.

Tiba-tiba, seorang pengendara motor merampas tas Do Hee.

Hwi Kyung yang melihat itu pun langsung menolong Do Hee. Ia berusaha merebut tas Do Hee kembali. Tapi sayangnya, si penjambret berhasil kabur.


Do Hee datang dan menghentikan Hwi Kyung.

"Kenapa kau menghentikanku?"

"Kau mungkin bisa terluka."

"Ada yang hilang?"

"Laptopku disana tapi tidak masalah karena ini...."


Do Hee pun menunjukkan flashdisknya.

Hwi Kyung pun syok melihat Do Hee yang biasa aja habis dirampok.

Ia tambah syok melihat bibir Do Hee yang belepotan lipstick.


Bersambung ke part 3........

The Promise Ep 20 Part 1

Sebelumnya...


Man Jung meminta Na Yeon melepaskan Tae Joon.

"Jangan hancurkan hidupnya. Betapa sulitnya melihat anak itu datang padaku dan menangis.... saat dia berusia 7 tahun, aku membuangnya, dia tidak sedikit pun meneteskan air mata. Rasanya, organ di dalam tubuhku mati mengingat itu." Man Jung menangis.

Na Yeon terluka.

Man Jung kemudian mengatakan, bahwa ia tidak bisa membiarkan Tae Joon terluka lagi.

"Tolong mengerti lah, aku akan memintanya memberikan uang yang banyak padamu." ucap Man Jung.

Sontak, Na Yeon marah.

"Ibu tidak merasa bersalah pada Sae Byeol yang lahir dan besar tanpa ayahnya! Dia tidak pernah merasakan cinta ayahnya! tapi Tae Joon ingin membuangnya dan menikahi wanita lain. Ibu memintaku membiarkan hal itu?"


Man Jung langsung menatap tajam Na Yeon.

"Apa hanya anakmu satu-satunya yang berharga? Anakku juga berharga! Dia tidak menginginkanmu! Ditambah, pasangan yang sudah menikah dan punya anak, berpisah karena sudah tidak saling menyukai! Kau bahkan belum menikah, lalu apa masalahnya!"

"Aniyo! Aku tidak akan pernah memaafkan Tae Joon. Aku tidak peduli apa yang kau katakan! Aku tidak akan menyerah demi Sae Byeol!"

"Baik, kita lihat cinta ibu mana yang lebih kuat! KITA LIHAT!"

Man Jung beranjak keluar. Na Yeon makin luka.


Ponsel Na Yeon berdering. Telepon dari guru Sae Byeol yang mengabarkan tentang Sae Byeol. Sontak, Na Yeon kaget mendengar apa yang sudah dilakukan Sae Byeol.


Na Yeon ke sekolah Sae Byeol. Ia terkejut melihat wajah Sae Byeol yang penuh plester.

Ternyata, Sae Byeol berantem dengan temannya karena tidak suka ayahnya diolok-olok.

Teman laki-laki Sae Byeol pun berkata pada Na Yeon, kalau Sae Byeol memang tidak punya ayah. Sontak, Na Yeon kaget mendengarnya.


Guru datang dan menyuruh kedua muridnya masuk ke kelas.

"Apa yang terjadi?" tanya Na Yeon.

"Mereka bertengkar. Aku pikir, Sae Byeol lah yang memukul Min Jae duluan."

"Uri Sae Byeol memukul duluan?" tanya Na Yeon kaget.


Na Yeon keluar dari sekolah Sae Byeol sambil memikirkan cerita guru Sae Byeol tadi.

Guru Sae Byeol berkata, Min Jae menunjukkan bukti foto-foto pernikahan ayah dan ibunya. Sae Byeol tidak mengatakan apa-apa tapi hanya menatap galak Min Jae dan memukul Min Jae.

Sae Byeol lalu keluar dan menatap lirih ibunya.


Na Yeon mengajak Sae Byeol ke restoran ibunya. Sae Byeol menikmati ayam gorengnya dengan wajah ceria.

Mal Sook menghampiri mereka dan mencubit gemas pipi Sae Byeol.

Mal Sook lantas meminta Na Yeon menjaga restoran sebentar karena ia mau keluar.


"Sae Byeol-ah, kau senang habis bertengkar dengan Min Jae?"

Sae Byeol menggeleng.

"Ibu tidak mau kau menjadi anak yang jahat."

"Dia anak yang jahat. Dia menertawakanku dan mengejekku karena aku tidak punya ayah. Dia bilang dia tidak mau bermain denganku. Eomma, kapan ayah datang?"

"Kau benar-benar ingin bertemu ayah?"

"Aku punya ayah tapi dia bilang tidak."

"Sae Byeol-ah, biar aku tambahkan ini untukmu."


Na Yeon lantas berlari ke dapur. Di dapur, ia menangis.

Na Yeon lalu mengambil ponselnya dan mengetik sms untuk seseorang.


Tae Joon sedang makan mie udon saat ponselnya menerima sms dari Tae Joon. Na Yeon meminta Tae Joon mampir sebentar ke rumahnya karena Sae Byeol ingin bertemu.

"Siapa itu?" tanya Se Jin.

"Bukan siapa-siapa." jawab Tae Joon, lalu kembali menyimpan ponselnya ke balik jas.


Di restoran, Na Yeon resah karena Tae Joon tak membalas pesannya. Sae Byeol lantas mengajak Na Yeon pulang lantaran ia mengantuk.

Na Yeon pun menghubungi Mal Sook, memberitahu kalau ia akan pulang.


Na Yeon menggendong Sae Byeol menuju pulang.


Kyung Wan sedang menatap foto-foto Na Yeon dan Sae Byeol dengan wajah sengit.

Bersambung ke part 2.......