• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Graceful Family Ep 1 Part 1

Mencoba menulis ini,,, tipe2 drama makjang sih,, ttg harta, kekuasaan dan jabatan... tapi untungnya cuma 16 epi.....


Adegan dibuka dengan pengenalan anggota keluarga Mo, serta orang-orang yang ada di perusahaan keluarga Mo.

Dimulai dari Mo Wan Soo, pewaris sulung MC Group, yang kejar-kejaran dengan sebuah mobil polisi di jalanan.

Polisi menyuruh Wan Soo berhenti tapi Wan Soo malah menambah laju mobilnya.

Polisi mengulangi perintahnya.

"Mobil 2733, aku ulangi. Menepi ke kanan!"

Tapi karena Wan Soo tidak mengindahkan perintah polisi, akhirnya si polisi meminta bantuan.

"Pengemudi mabuk makin menjauh. Dari arah Seolleung ke Gangnam. Plat nomor 2733." ucapnya.


Wan Soo lantas menghubungi seseorang.

Wan Soo : Tentu saja aku mabuk. Cepatlah ke sini.


Han Je Kook menuruni tangga dan menghampiri pegawainya, Joo Young. Ia menyuruh Joo Young melacak lokasi Wan Soo. Je Kook adalah kepala TOP Team, bagian dari MC Group, yang mengurus semua masalah MC Group. Joo Young pun langsung melacak keberadaan Wan Soo. Tak lama kemudian, ia mendapatkannya.

Je Kook : Drone?

Joo Young : Sudah diterbangkan.

TOP adalah sistem manajemen kamera pengawas pusat yang dimiliki MC Group.


Drone diterbangkan. Je Kook menghubungi Yoon Sang Won, ketua tim yang diutusnya menyusul Wan Soo.

Je Kook : Ketua Tim Yoon, masih belum tiba?

Sang Won : Aku menemukannya. Aku akan mengikutinya.

Je Kook : Baik. Arahkan dia ke daerah yang lebih sepi.

Sang Won mengerti dan langsung menghubungi Wan Soo. Ia mengarahkan Wan Soo ke daerah yang sedikit lebih sepi sesuai petunjuk Joo Young.


Sementara Wan Soo sekarang dikejar 4 mobil polisi. Sambil tersenyum senang, Wan Soo pun berbelok, ke daerah yang agak sepi sesuai instruksi Sang Won.

Keempat mobil polisi itu lantas mengepung mobil Wan Soo.

Polisi yang pertama kali mengejar Wan Soo, menyuruh Wan Soo turun tapi si Wan Soo malah kurang ajar. Dia senyum2 sambil mejemin matanya.


Tak lama, Sang Won datang. Ia turun dari mobilnya sambil bicara dengan seseorang di telepon. Lalu setelah itu, dia memberikan teleponnya ke polisi yang menyuruh Wan Soo turun.

Ternyata itu telepon dari atasannya yang menyuruhnya melepaskan Wan Soo.

Ambulance datang.


Wan Soo pun langsung diangkut ke ambulance.

Setelah Wan Soo dibawa, Sang Won mencari-cari kamera pengawas di area itu. Begitu menemukannya, ia menatap kamera pengawas itu dan mengatakan, kasus Wan Soo ditutup.

"Baik. Kerja bagus." puji Je Kook.


Setelah itu, Je Kook menyuruh Joo Young melacak Mo Seo Jin, pewaris bungsu MC Group.

Joo Young berkata, Seo Jin pasti bolos dari sekolahnya.

Je Kook : Kapan?

Joo Young : Tiga puluh menit yang lalu.

Je Kook : Temukan dia.

Tak lama, mereka menemukan Seo Jin ada di warnet dekat sekolahnya.

Je Kook : Hubungi Ketua Tim Kwon.


Seo Jin sendiri lagi asyik main games di warnet.

Dua pria datang, tapi si pemilik warnet bilang, semua meja penuh.

Pria itu lantas menunjuk dua kursi kosong disamping Seo Jin. Mereka kemudian mendekati Seo Jin.

"Geser tasmu agar kami bisa duduk."

"Tidak mau.  Aku tidak bisa fokus jika ada orang di sebelahku. Aku juga membayar untuk kursi itu."

"Kau hanya seorang anak kecil."


Kedua pria itu kemudian melihat lembaran 10 ribu Won disamping komputer Seo Jin.

"Hei, Nak. Kau kaya.  Pinjami aku uang."

"Tentu." jawab Seo Jin.

"Aku akan mengambil beberapa. Terima kasih."

"Kapan kau akan membayarku kembali? Kau tidak bisa meminjam jika tidak bisa membayarnya."


Pria itu lantas berniat duduk di kursi disamping Seo Jin. Seo Jin yang masih fokus dengan game nya, langsung mendorong kursinya, membuat pria itu jatuh.

Pria satunya kesal, ingin menampar Seo Jin, tapi Pak Kwon yang sudah datang langsung menghentikannya dan memberi pelajaran pada kedua pria itu.


Pak Kwon lalu mengajak Seo Jin pergi.

Seo Jin pun pergi, tapi sebelum pergi, ia sempat menjulurkan lidahnya, mengejek pria itu.


Sekarang kita ke Mo Wan Joon, pewaris kedua MC Group, yang sedang diwawancarai sebuah majalah. Fotografer sedang mengambil foto Wan Joon. Tapi tiba2, si pewawancara, seorang wanita, menyuruh si fotografer keluar. Setelah si fotografer keluar, si pewawancara membuka kancing atas baju dan berdalih panas.

"Baiklah. Mari kita dengarkan filosofimu tentang kepemimpinan." ucap si pewawancara, lalu memasang pose menggoda.

"Kenapa kau terus melakukan hal tidak berguna saat wawancara? Pertanyaanmu juga membosankan. Apa tujuanmu? Untuk merayuku? Maka, kau seharusnya lebih sempurna. Secara keseluruhan, pakaianmu... gayamu dan keseimbanganmu terlalu..."

Si pewawancara marah dan menuduh Wan Joon telah melecehkannya dan berniat menuntut Wan Joon.


"Aku meragukannya." ucap Lee Kyung A, staf TOP yang tiba2 saja muncul.

"Aku mengerti alasan Direktur Mo salah paham. Choi Gija, kapan kau bergabung dengan Majalah Global? Kenapa kau peduli... Kepala editormu baru saja menikah  dengan CEO JK Grup. Kepala editor sebelumnya menikahi CEO YJ. Yang sebelumnya menikahi CEO MS Grup. Kudengar kau sedang berkencan dengan pengacara terkenal. Kau mau berganti pasangan?"

"Ketua Tim Lee!"

"Kau akan menuntut?  Silakan. Kalau mau membuat Direktur Mo terkesan, setidaknya berinvestasilah dengan gaji tahunanmu. Jangan meminjam perhiasan desainer bekas. Itu sungguh murahan."


Si pewawancara pun akhirnya pergi. Setelah itu, Wan Joon berdiri dan meminta Kyung A tidak melakukan wawancara murahan seperti itu lagi.

Kyung A minta maaf.

Wan Joon lantas melihat leher Kyung A.

"Kalung yang bagus." ucapnya, lalu pergi.


Ha Young Seo, istri kedua Pimpinan MC Group, bermalam di sebuah kapal. Ia terbangun dari tidurnya, tanpa busana! *Omo omo....

Young Seo lalu melihat jam tangan seorang pria di atas meja. Ia mengambilnya, kemudian tersenyum melihat jam itu.


Saat mau meletakkan jam tangan itu kembali, dia melihat kamera ponsel yang mengarah kepadanya, yang diletakkan di dekat jam itu.

Tak lama, seorang pria yang lebih muda darinya masuk. Pria itu hanya mengenakan handuk dan memanggilnya 'sayang'.

"Kau mau air sayang?"

"Tentu." jawab Young Seo, lalu membawa jam tangan pria itu dan pindah ke sebuah meja.


Young Seo memuji jam tangan pria itu. Pria itu berkata, jam itu hadiah dari seseorang.

Young Seo lalu meraih ponselnya dan menghubungi seseorang.

Young Seo : Ini aku. Aku akan sedikit terlambat ke pertemuannya. Angin di sungai sangat enak. Aku mau tinggal sebentar.

Pria itu hanya tersenyum mendengarnya.


Yang dihubungi Young Seo adalah Je Kook. Je Kook langsung menanyakan jadwal Young Seo ke Joo Young.

Joo Young : Seharusnya sekarang dia bersama teman-temannya.

Je Kook : Angin sungai?

Je Kook lantas menyuruh Joo Young memeriksa semua kapal pesiar di Sungai Han.


Joo Young mengerti dan langsung melacak keberadaan Young Seo. Tak lama, ia mendapatkan rekaman saat Young Seo dan pria itu berjalan di tepi sungai dua jam lalu.

Je Kook : Periksa identitas pria itu dan langsung hubungi aku.

Je Kook bergegas pergi.


Je Kook sedang melajukan mobilnya sekarang. Joo Young menghubunginya. Je Kook tanya, apa pria itu memiliki catatan kriminal.

Joo Young : Kim In-ho, dua tuduhan kekerasan. Dia juga punya banyak utang. Kartu kreditnya dibekukan karena kredit yang buruk dan dia menyetir sambil mabuk.

Je Kook mengerti dan langsung memutus panggilannya.

Sementara di layar Joo Young, tampak foto In Ho dan seluruh informasi In Ho.


Young Seo mengajak In Ho bersulang.

Tiba2, terdengar ketukan pintu di kamar mereka. In Ho mengernyit heran. Young Seo tersenyum dan menyuruh In Ho membuka pintu.

Begitu pintu dibuka, Je Kook bersama Sang Won dan seorang bodyguard lagi langsung masuk.

In Ho : Siapa kalian?

Young Seo : Handphone.

Bodyguard yang satu langsung menjatuhkan In Ho ke lantai.


Sang Won mengambil ponsel In Ho dan melihat isinya, lalu menunjukkannya ke Je Kook. Isinya, rekaman saat In Ho dan Young Seo bercinta.

In Ho : Sayang, ini salah paham. Aku akan menjelaskan semuanya. Kau tahu betapa aku mencintaimu.

Young Seo : Kau bisa  mencintai gadis yang memberimu arloji itu. Singkirkan dia.

In Ho pun dibawa pergi kedua staf TOP.


Young Seo dan Je Kook berdiri di atas kapal, melihat In Ho dibawa pergi.

Young Seo : Arloji itu palsu.  Itu murah.

Je Kook : Kau tidak bisa keluar batas lagi.

Young Seo : Aku hanya keluar untuk menikmati angin sungai.

Je Kok : Kenapa kau begitu tegang? Ini bukan permintaan.

Kemudian terdengar narasi tentang keluarga MC Group.

Anggota keluarga kaya bertingkah dan seperti bom waktu yang berdetak. Tapi, yang kita ketahui adalah puncak dari gunung esnya. Kisah keluarga yang berkuasa dirahasiakan. Itu karena orang seperti ini ada.


Satu per satu, ketiga staff TOP tiba di MC.

Yoon Sang Won, Ketua Tim Legal, Mantan Jaksa.


Lee Kyung A, Ketua Pencipta Citra, Mantan Jurnalis


Kwon Joon Hyuk, Kepala Pengawal, Mantan Pasukan Khusus.


Joo Young melepas earphone nya dan duduk di kursinya sambil melepas penat.

Joo Young adalah Kepala Intel, mantan peretas.

Mereka semua tergabung dalam TOP team , tim yang bertugas meminimalkan risiko pemilik MC Grup.


Je Kook kemudian datang. Dari lantai atas, dia memuji kinerja para staff dan menyuruh mereka semua istirahat.

Pemimpin mereka adalah Han Je Kook yang mantan hakim.


Semua anggota MC Group tiba di rumah.

Young Seo langsung menatap galak ke Wan Soo.

Young Seo : Jangan minum-minum terlalu banyak.


Wan Soo hanya tersenyum lalu menatap ke Wan Joon.

Wan Soo : Kau terlambat.

Wan Joon tidak menjawab dan beranjak masuk.


Wan Soo kemudian merangkul Seo Jin. Seo Jin tersenyum pada Wan Soo.

Terdengar lagi narasi tentang keluarga mereka.

Selama dia ada, kastel mereka tidak akan pernah runtuh.


Heo Jang Soo sedang menelpon televisi di restorannya. Dia lagi menonton drama sageuknya Choi Na Ri dengan mata serius.


Sementara putranya, Heo Yoon Do, sedang menerima klien, di ruangan di depannya. Yoon Do seorang pengacara dan Jang Soo pemilik restoran itu.

"Kulihat di TV bahwa bisnis yang serupa seharusnya tidak berdekatan." ucap klien Yoon Do, seorang wanita.

"Itu melanggar hukum jika anda di gedung yang sama, tapi itu tidak berlaku bagi anda karena anda di gedung yang berbeda."

"Lalu apa yang harus aku lakukan? Mereka menurunkan harga dan mencuri pelangganku. Aku hampir tidak bisa membayar sewa. Toko ini  membawa anakku hingga kuliah. Pengacara Heo, tolong aku. Kumohon.  Selamatkan aku, kumohon. Apa yang harus kulakukan?" rengeknya.


Para dokter langsung berlarian ketika mendengar pengumuman 'kode blue' untuk kamar VIP.

Kamar VIP itu dihuni oleh Mo Wang Pyo, CEO MC Group. Kondisi CEO Mo kritis! Para dokter berusaha menolongnya.

Penjaganya, seorang wanita bernama Jung Yoon Ja, terus mendampinginya.


Di sebuah klub, Mo Seok Hee, pewaris ketiga MC Group sedang berpesta bersama teman2nya, saat ia menerima sms bahwa kakeknya sedang sakit.


Seok Hee pun langsung kembali ke kamarnya. Ia mengambil berkas berisi bagan organisasi, lalu sebuah foto dan juga passportnya dari dalam brankas.

Setelah itu, ia pergi ke ruang tengah dan menemui temannya yang sudah menunggunya.

"So you're finally leaving?" tanya temannya yang tadi ikut pesta dengannya.

"Yeah, i have to go back to Korea. My Grandpa sick."

"Will you be able to get past the guards?"

"Don't worry. It's my speciaty."

Bersambung ke part 2....

The Great Show Ep 1 Part 4

Sebelumnya...


Dae Han mengantarkan Da Jung ke Motel Ehwa, tempat Da Jung dan adik2nya tinggal. Ia sedikit kaget melihat lingkungan motel yang rada kumuh.

Dae Han : Aku akan menemanimu jika tidak ada janji. Aku merasa bersalah meninggalkanmu sendirian.

Da Jung : Tidak apa-apa. Terima kasih untuk semuanya.

Dae Han : Tidak perlu berterima kasih.

Dae Han lalu memberi kartu namanya.

Dae Han : Ini. Telepon aku kapan saja jika kau butuh bantuan, ya?

Da Jung : Kuharap ayah kandungku sebaik anda.

Dae Han : Kau tidak bisa menipu gen. Melihatmu saja aku yakin ayah kandungmu juga orang yang hebat.

Da Jung : Terima kasih.

Dae Han : Tentu. Sampai jumpa.


Dae Han beranjak pergi. Dari spionnya, dia menatap Da Jung yang masih memperhatikan kepergiannya.

Dae Han : Aku juga kasihan kepadanya, tapi ayah kandungnya yang malang. Banyak hidup orang yang hancur karena kerabat kandung.


Tak lama, dua bocah, satu laki-laki dan satu perempuan keluar dari dalam motel, disusul dengan remaja laki2.

Si bocah laki2 sudah jelas Tae Poong yang sebenarnya tidak hilang. Dan remaja laki2 adalah Tak. Sementara bocah perempuan adalah Song Yi.

Tae Poong bilang ke Da Jung kalau dia lapar.

Da Jung : Kakak juga lapar karena memakai setiap energi untuk berakting.

Da Jung lantas menghubungi seseorang.

Tak : Kakak menelepon siapa?

Da Jung : Orang yang akan mentraktir kita makan siang.


Orang yang dimaksud Da Jung adalah Soo Hyun. Soo Hyun mentraktir mereka makan di restoran cepat saji.

Soo Hyun : Jadi, biar kuluruskan. Kau dan Tak punya ibu yang berbeda, dan ibumu dari ayah Tak melahirkan Tae Poong dan Song Yi?

Da Jung : Luar biasa. Orang-orang menjadi bingung, tapi anda langsung paham.

Soo Hyun : Itu artinya ayah kandungmu tidak berhubungan dengan saudaramu.

Da Jung : Aku juga. Dia tidak tahu aku pernah dilahirkan.

Soo Hyun : Tapi kau akan memintanya menampung kalian semua?

Da Jung : Menurutmu dia akan menolak?

Soo Hyun : Tidak, aku yakin begitu. Kau anaknya. Dia tidak akan mengabaikan anaknya sendiri.

Da Jung : Benar, bukan? Aku juga berpikir begitu. Mereka bilang darah lebih kental daripada air karena suatu alasan.


Soo Hyun : Seperti apa ayah kandungmu?

Da Jung : Untungnya, dia lajang. Dia dipecat dari pekerjaannya, jadi, dia kini menjadi sopir pengganti.

Soo Hyun : Dia pasti tidak makmur.

Tae Poong memanggil Soo Hyun ahjumma dan minta dibelikan burger lagi.


Soo Hyun kaget dipanggil ahjumma tapi dia tidak bisa protes dan langsung mengantri dengan Da Jung, memesan burger lagi.

Soo Hyun : Jika ayah kandungmu tidak bisa menerimamu, apa yang akan kau lakukan?

Da Jung : Kalau begitu aku akan pergi. Tapi aku akan menghadapinya nanti jika itu terjadi. Tebak apa motoku.

Soo Hyun : Apa?

Da Jung : Jangan khawatir dahulu.

Soo Hyun kaget mendengarnya.

Da Jung tanya kenapa.

Soo Hyun : Itu moto yang keren. Omong-omong, semoga berhasil dengan ayahmu hari ini. Telepon aku kapan pun kau butuh bantuan, ya?

Da Jung : Omong-omong, Anda dan pria tadi berpacaran?

Soo Hyun : Berpacaran? Tidak mungkin. Kami teman kuliah. Dia kakak angkatanku.


Sementara itu, Dae Han lagi makan dengan Bong Joo.

Bong Joo : Andai aku bisa melihat tatapan ayah saat anak-anak itu datang ke rumahnya.

Dae Han : Hei. Aku yakin dia tercengang. Itu namanya malapetaka. Tapi setelah kau mengatakannya, kuharap aku bisa melihat raut wajahnya juga.

Bong Joo : Omong-omong, andaikan mungkin, kau ayah kandungnya, apa yang akan kau lakukan kepada anak-anak itu?

Dae Han : Apa kau bodoh? Kau mengenalku. Aku benci anak-anak yang tidak dewasa dan egois. Ingat saat kampanye aku harus ke panti asuhan dan mengurus anak-anak itu. Itu jauh lebih sulit daripada perjalanan duka. Aku tidak suka anak-anak.

Bong Joo : Benar. Di mana acara yang harus kamu hadiri nanti?


Sekarang,, Dae Han lagi diwawancara radio.

Dae Han : Aku pergi ke toilet umum di dekat sini dan mandi.

"Klien ingin berfoto dengan Anda dan malah memuntahkan Anda?" tanya si penyiar radio.

Dae Han : Itu baru semalam.

Kedua penyiar langsung membacakan komentar2 yang masuk terkait cerita Dae Han itu. Rata2 netizen menuding Dae Han berbohong.

Si penyiar kemudian tanya bagaimana Dae Han bisa melakukan politik seperti itu.

"Kudengar Anda dipecat dari posisi sebagai anggota distrik."

"Bukannya aku dipecat, tapi aku berhenti sebab merasa tidak enak melanjutkan."

"Ayolah, kita semua profesional. Aku tahu dari tatapan Anda. Anda dipecat. Jika Anda dipecat dari kursi distrik, artinya Anda kehilangan semua pendukung Anda. Bukankah sulit untuk dinominasikan untuk pemilu berikutnya?"


"Aku yakin era saat partai mengendalikan pemilu telah berakhir. Yang penting adalah bagaimana perasaan masyarakat."

Penyiar membacakan komentar netizen yang masuk lagi, atas permintaan Dae Han.

"Jika robot sepertimu menjadi anggota dewan, aku beremigrasi hari itu juga."

"Ini aib untuk nama keluarga kami harus tinggal di negara yang sama dengan pembohong sepertimu."

Dae Han langsung diam.


Ji Hyun menghampiri Soo Hyun yang lagi olahraga di taman.

Ji Hyun : Bagaimana bisa cinta pertamamu tinggal di dekatmu? Ini bukan sekadar kebetulan. Ini takdir.

Soo Hyun : Takdir apanya? Seharusnya aku tidak pindah ke sini.

Soo Hyun terus olahraga. Ji Hyun mengikuti Soo Hyun.

Ji Hyun : Kenapa tidak? Cinta pertama dan bintang hanya indah dari kejauhan. Karena terus membicarakan bintang, kau masih melajang.


Ji Hyun lalu melihat wajah kakaknya yang murung.

Ji Hyun : Kenapa kau murung sekali hari ini?

Soo Hyun : Aku mengkhawatirkan anak-anak itu.

Ji Hyun : Anak-anak? Gadis dengan moto yang sama denganku?

Soo Hyun : Mungkin itu alasannya, tapi dia mengingatkanku kepadamu.


Dae Han sedang melajukan mobilnya. Terdengar kembali narasinya.

Dae Han : Politik dan berkencan punya banyak kesamaan. Dalam keduanya, citra itu penting, dan kau harus tampil dengan bagus. Untuk menyingkirkan citra anak durhakaku, aku harus tampil menyentuh sehingga hati masyarakat tersentuh.


Sekarang, Dae Han sudah tiba di rumahnya. Ia membanting diri ke sofa dan memikirkan namanya muncul di koran2 kalau ia berhasil membantu Da Jung bersatu dengan sang ayah.

Dae Han lantas menghubungi Da Jung.

Da Jung berseru senang, mengaku baru saja mau menghubungi Dae Han.

Dae Han : Benarkah? Ini pasti telepati. Bagaimana? Kau sudah menemui ayahmu?

Da Jung : Belum, aku akan menemuinya sekarang. Aku takut sekali sampai jantungku hampir meledak.

Dae Han : Jangan mengkhawatirkan apa pun. Aku yakin ayahmu akan senang bertemu denganmu.

Da Jung : Anda sungguh berpikir begitu?

Dae Han : Tentu saja. Jika menjadi ayahmu, aku akan merasa seperti menerima hadiah Natal.

Da Jung : Mendengarnya membuatku merasa jauh lebih baik. Di mana Anda sekarang?

Dae Han : Aku baru pulang setelah menyelesaikan pekerjaanku.

Da Jung : Anda tidak bekerja sebagai sopir pengganti hari ini?

Dae Han : Tidak, aku libur hari ini...  Tunggu. Apa aku sudah bilang bahwa aku sopir pengganti?

Dae Jung : Belum.

Da Jung : Lalu bagaimana kau tahu?


Tiba2 bel berbunyi. Dae Han ke pintu dan kaget melihat wajah Da Jung di layar intercom.

Dae Han : Apa yang terjadi?

Da Jung : Sudah kubilang aku hendak menemui ayahku.


Dae Han kaget dan langsung membukakan pintu. Begitu pintu dibuka, ketiga adik Da Jung langsung menatapnya dengan sengit.


Da Jung : Ayah suka hadiah Natal Ayah?

Dae Han kaget dan juga bingung.

Bersambung.....

The Great Show Ep 1 Part 3

Sebelumnya...


Soo Hyun yang lagi main game di ponselnya, disamperin adiknya, Ji Hyun.

Ji Hyun tanya, gimana bisa Dae Han yang mantan anggota dewan berakhir sebagai sopir pengganti.

Soo Hyun : Entahlah.

Ji Hyun : Jadi, karena itu kau sedih?

Soo Hyun : Tentang apa?

Ji Hyun : Sudah jelas. Kau bermain game begitu kau pulang. Tapi cinta pertamamu benar-benar hancur. Wajar saja untuk sedih.

Soo Hyun : Tidak. Ratingku naik. Aku merasa luar biasa. Dan ini sudah lebih dari 10 tahun. Itu konyol.

Ji Hyun : Benar sekali. Sudah lebih dari 10 tahun. Kenapa kau tidak bisa melupakannya?

Soo Hyun : Berhentilah menulis novel.

Ji Hyun : Novel? Aku penasaran bagaimana akhirnya.

Soo Hyun : Kenapa kau sangat penasaran? Bagian akhirnya sudah diterbitkan 14 tahun lalu.


Dae Han minum lagi, tapi kali ini di rumahnya. Dia minum sambil menatap ikan2 di akuariumnya.

Dae Han : Kalian juga berpikir riwayatku sudah tamat? Tidak. Aku Wi Dae Han. Tunggu dan lihat saja. Aku akan menjadi hebat.


Seorang gadis remaja, Han Da Jung, berdiri di depan kediaman Dae Han.

Da Jung :  Tidur yang nyenyak. Besok akan menjadi hari yang sangat sibuk.


Paginya, Dae Han keliaran di pasar, menyapa semua orang. Awalnya, semua org bersikap biasa saja padanya.

Tapi saat ia mendekati nenek2 penjual makanan yang baru pertama kali dilihatnya, nenek itu menjawabnya ketus.

"Apa urusanmu sudah berapa lama aku di sini!" ketus nenek itu padahal Dae Han cuma tanya, apa si nenek orang baru di daerah itu.

Dae Han lantas berniat membeli kue dagangan si nenek, tapi si nenek bilang tidak mau menjual kuenya pada orang seperti Dae Han.

Dae Han heran, kenapa?

"Kau anggota dewan itu, bukan? Yang membiarkan ayahnya mati sendirian. Astaga. Kau berani sekali. Kau berjalan-jalan menunjukkan wajahmu!"


Soo Hyun lewat dan melihat bagaimana Dae Han diperlakukan.

Dae Han : Bu, aku sangat menyesalinya. Aku akan bersikap baik kepada orang tua seumur hidupku.

"Omong kosong. Yang benar saja."


Soo Hyun lantas mendekati mereka. Dae Han kaget melihat Soo Hyun.

Soo Hyun membela Dae Han. Ia bilang, Dae Han memang menyebalkan saat menjadi anggota dewan tapi dia menjalankan tugasnya dengan baik.

Soo Hyun : Dia politisi yang baik, bahkan menang Anggota Dewan Terbaik.

"Kalian bekerja sama, bukan? Kurang ajar. Beraninya kalian menipuku!" si nenek melempari mereka dengan garam.


Dae Han dan Soo Hyun pun lari.

Sepanjang perjalanan, Dae Han dan Soo Hyun bicara.

Dae Han : Hei. Omong-omong, Soo Hyun. Bagaimana kau bisa sama persis seperti 14 tahun lalu? Kau makan pengawet atau semacamnya?

Soo Hyun : Aku tidak terlihat sama. Aku sudah sangat tua, menjadi penulis TV selama 10 tahun.

Dae Han : Sama sekali tidak. Kau punya kecantikan polos dan dewasa. Itu sempurna.

Soo Hyun : Kecantikan polos dan dewasa? Yang benar saja. Politik membuatmu pandai berbohong. Kenapa kau tidak bilang tubuhku juga bagus?

Dae Han : Tapi tubuhmu tidak bagus. Tapi kenapa kau disini?


Soo Hyun : Aku pindah ke area ini belum lama ini. Bagaimana denganmu?

Dae Han : Aku sudah tinggal di sini selama 30 tahun. Ini zona yang kuwakili juga. Hei. Senang bertemu denganmu. Kau pindah ke mana?

Soo Hyun : Aku tinggal di kompleks bernama Vila Woosung.

Dae Han kaget, Vila Woosung di 190-15 Geunwon-dong?

Soo Hyun : Kau pasti bekerja keras mengawasi distrik itu. Bagaimana kau tahu nomornya?

Dae Han : Bagaimana tidak? Aku tinggal dekat Vila Woosung dan aku sudah di sana selama 30 tahun.

Soo Hyun kaget, apa? Kebetulan sekali.

Dae Han : Hei. Ini bukan kebetulan, tapi takdir.

Soo Hyun : Tidak. Dengar, Dae Han. Aku menjadi yakin akan sesuatu hari ini. Tidak ada hal baik yang akan terjadi jika kita berdekatan. Dengar. Kita bertemu usai 14 tahun dan dilempari garam. Kita bernasib buruk.

Dae Han : Hei. Bagaimana kau bisa menjadi sangat pesimis?

Soo Hyun : Omong-omong, kau masih berpolitik?

Dae Han : Tentu saja. Harus.

Soo Hyun : Baiklah. Semoga berhasil. Aku akan mendukungmu dari jauh. Dari sejauh mungkin.


Da Jung tiba2 datang dan teriak minta tolong pada Dae Han. Soo Hyun pun meminta Da Jung tenang dan cerita pelan2.

Da Jung : Aku kehilangan adikku.

Dae Han : Apa? Adikmu? Bagaimana bisa hilang?

Da Jung : Aku harus ke toilet, jadi, aku menyuruhnya menunggu di luar. Saat aku keluar, dia sudah tidak ada.

Dae Han : Berapa lama kau di sana? Apa kau sembelit?

Mendengar pertanyaan Dae Han, Soo Hyun langsung memukul Dae Han.

Soo Hyun : Apa yang terjadi?

Orang2 di sekitar mereka mulai berkumpul. Melihat itu, Dae Han pun teriak2, memberitahu mereka kalau gadis itu kehilangan adiknya.

Soo Hyun : Berapa usia adikmu?

Da Jung : Delapan.


Dae Han : Astaga! Itu sangat kecil. Apa yang harus kita lakukan! Dengar. Jangan khawatir. Akan kucari adikmu, jangan cemas. Aku mantan Anggota Dewan Wi Dae

Han!

Soo Hyun : Kenapa kau berteriak? Kau sangat menyebalkan.

Dae Han : Aku berusaha menghiburnya. Adiknya mungkin kembali ke sini, jadi, tetaplah di sini.

Dae Han lalu mengajak Soo Hyun ke kantor polisi, membuat laporan orang hilang.

Sontak semua org tepuk tangan.


Dae Han menemani Da Jung ke kantor polisi. Dalam perjalanan, mereka bicara.

Dae Han : Bagaimana kau bisa kemari dari Chuncheon?

Da Jung : Ibuku membesarkanku dan adikku sendirian dan dua bulan lalu, dia dibunuh oleh pelaku tabrak lari.

Dae Han kaget, astaga...

Da Jung : Aku punya dua ayah.

Dae Han : Kau punya dua ayah?

Da Jung : Yang satu ayah kandungku, dan satu lagi adalah pria yang dinikahi ibuku setelah melahirkan aku.

Dae Han : Di mana ayah tirimu sekarang?

Da Jung : Dia pergi dua tahun lalu. Kami belum mendengar kabarnya.

Dae Han : Lalu bagaimana dengan ayah kandungmu?

Da Jung : Ayah kandungku tidak tahu aku lahir. Tapi kini hanya dia yang bisa kuandalkan. Itu sebabnya aku datang jauh-jauh kemari dengan adikku. Menemui ayahku.

Dae Han : Astaga. Kau sudah banyak menderita. Tapi jangan terlalu khawatir, ya? Kita akan mencari adikmu dan kamu akan segera bertemu dengan ayahmu.


Di kantor polisi, Da Jung memberikan nomor telepon adiknya pada polisi.

Polisi : Kami akan ke TKP dan memeriksa video kamera pengawas.

Dae Han : Baik. Tolong lakukan yang terbaik. Hidupnya sangat berat. Kau tahu siapa aku, bukan?

Polisi : Aku belum pernah bertemu dengan Anda.

Dae Han : Kau pasti orang baru di sini. Aku mantan Anggota Dewan Wi Dae Han. *LOL LOL


Di pasar, Soo Hyun sibuk lari2an mencari adiknya Da Jung. Ia menunjukkan foto adiknya Da Jung dan menanyainya pada setiap orang yang lewat tapi tidak ada yang melihat adik Da Jung.


Da Jung menerima telepon.

Da Jung : Tae Poong-ah!  Kau kembali ke motel? Tindakanmu benar. Tetaplah bersama Tak. Kakak akan segera ke sana.


Dae Han langsung menghampiri Da Jung. Da Jung berkata, adiknya sudah balik ke hotel karena tidak melihatnya.

Dae Han senang mendengarnya dan beranjak pergi tapi sebelum pergi, ia minta polisi tidak memberitahukan identitasnya pada siapa pun.

Dae Han : Tidak boleh kubiarkan tangan kiriku tahu yang dilakukan tangan kanan. Baik, mantan Anggota Dewan Wi Dae Han akan pergi sekarang.

Bersambung ke part 4....