• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

The Promise Ep 81 Part 1

Sebelumnya...


Episode ini diawali dengan Tae Joon yang ikut rapat bersama dewan direksi dan Kyung Wan.

Tae Joon : Aku akan membalas Sky Construction di Shanghai, bahwa perubahan yang mereka minta dalam konsep desain tidak mungkin. Kita harus tetap berpegang pada rencana semula.

Kyung Wan : Bagaimana dengan mengurangi waktu konstruksi?

Tae Joon : Itu juga tidak mungkin. Jika kita mulai berkompromi, segalanya akan berjalan buruk, dan kita akan kehilangan arah kita.


Yoo Kyung masuk ke ruangan Kyung Wan. Seketaris tanya, apa Yoo Kyung mau minum.

Yoo Kyung : Aku mau kopi.

Seketaris mengerti dan langsung pergi.

Ponsel Kyung Wan lantas berdering. Yoo Kyung bergegas mengambil ponsel Kyung Wan di meja dan mematikan panggilannya.

Yoo Kyung : Dia melupakan ponselnya.


Saat menaruh kembali ponsel Kyung Wan di meja, Yoo Kyung tak sengaja melihat kotak yang berisi barang2 Na Yeon di lantai.

Yoo Kyung lantas mengambil kotak itu dan meletakkannya di mejanya, lalu membukanya. Ia terkejut melihat isinya.

Yoo Kyung : Kenapa ini ada di sini? Apa Kyung Wan.... dia percaya apa yang dikatakan Young Sook?


Yoo Kyung masuk ke kamarnya dengan wajah kalut. Ia tak rela Kyung Wan tahu siapa Na Yeon.


Di kantor, Tim AP tengah bersiap-siap. Rencananya, mereka turun ke jalan, mempromosikan menu baru mereka.

Pak Ko mengaku gugup. Ia bilang, ia tidak segugup itu bahkan saat putrinya lahir.

Pak Bae : Aku tahu, meluncurkan menu baru membutuhkan banyak nyali.

Soran : Jangan seperti itu. Ini bukan kontes 'ayam siapa paling enak'. Aku percaya pada Bu Yang.

Hwi Kyung : Buang kecemasan kalian dan ayo berangkat.


Promosi dimulai. Tim AP bersama Mal Sook, Eun Bong dan Joong Dae mulai membagi-bagikan dua menu baru mereka.

Mereka promosi di depan gedung Baekdo menggunakan truk makanan.

Joong Dae bangga pada Mal Sook karena kedua menu mereka laris manis.

Melihat membludaknya para pengunjung, Mal Sook cemas mereka kekurangan makanan.

Hwi Kyung : Kau membawa banyak makanan. Mereka menyukai makananmu.


Pak Ko lalu berteriak, mereka kehabisan makanan.

Mal Sook pun menyuruh Eun Bong mengambil lagi makanan di mobil.

Hwi Kyung : Aku pikir aku berutang budi besar padamu sekali lagi. Menu baru mendapatkan reaksi yang bagus.

Mal Sook : Yang aku lakukan adalah memasak ayam sesuai seleraku dan membawa semuanya kesini.

Mereka lalu melihat respon orang2 yang mencicipi makanan mereka.


Seketaris Kyung Wan memberikan amplop putih pada Kyung Wan.

Kyung Wan bergegas membuka amplop itu yang isinya hasil tes DNAnya dan Na Yeon. Di sana tertulis, bahwa ia dan Na Yeon bukan ayah dan anak.

Kyung Wan lega setengah mati.

Seketaris lalu memberitahukan kedatangan Yoo Kyung dan Se Jin. Kyung Wan pun bergegas menyembunyikan hasil tes DNA itu.

*Gemes deh ah sy hasil tes DNA nya salah.... udah kek sinetron kita aja.... Tapi tenang, di episode ini kok Kyung Wan tahu Na Yeon anaknya.


Yoo Kyung dan Se Jin masuk. Kyung Wan tanya, kenapa mereka tiba2 datang.

Yoo Kyung : Kau sedikit lelah, kan?

Se Jin : Appa, jika kau tidak sibuk, ayo makan malam bersama kami.

Kyung Wan : Baik, kalian yang memilih menunya.

Se Jin : Aku akan mengajak Tae Joon juga.

Se Jin pun mulai menghubungi Tae Joon.

Yoo Kyung tersenyum penuh arti sembari menatap Kyung Wan.

*Dari senyuman Yoo Kyung jelas sudah, hasil tes DNAnya ditukar Yoo Kyung.


Malam pun tiba. Hwi Kyung sedang makan bersama Na Yeon dan Young Sook.

Young Sook : Ada setengah dari jumlah lauk biasa, tapi rasanya dua kali lebih enak. Mereka sangat lezat.

Hwi Kyung : Itu karena Do Hee benar-benar tahu cara memasak. Luangkan waktumu dan nikmati.

Na Yeon : Jika kau ingin makan apa pun, bilang padaku.


Tae Joon pulang dan langsung ke dapur.

Hwi Kyung : Kau tidak ikut makan malam bersama mereka?

Tae Joon : Hanya mereka bertiga yang pergi. Ayah, ibu, dan anak perempuannya. Aku pikir mereka akan lebih menikmatinya malam ini.

Na Yeon : Jadi kau belum makan?

Tae Joon : Belum.

Tae Joon lalu naik ke atas.


Usai makan malam, Na Yeon memijat kaki Young Sook yang sedang baringan. Young Sook memeluk selimutnya dan mengaku, sangat menyukai selimutnya itu.

Young Sook lalu berkata, kalau ia merasa Yoo Kyung melakukan sesuatu yang buruk lagi.

Na Yeon : Maksudmu?

Young Sook : Setiap kali dia habis melakukan sesuatu yang buruk, dia selalu keluar untuk makan.

Na Yeon terkejut mendengarnya.


Se Jin dan ortunya kembali ke rumah. Na Yeon keluar dari dapur dan menghampiri mereka.

Kyung Wan dan Yoo Kyung langsung ke kamar.

Se Jin tanya, apa Tae Joon sudah pulang.

Na Yeon : Tentu saja. Dia memiliki makan malam yang menyenangkan dan naik ke atas.

Se Jin sontak kesal mendengarnya tapi ia memilih tidak membalas Na Yeon walaupun kesal.


Se Jin lantas masuk ke kamarnya dan melihat Tae Joon sedang bekerja.

Se Jin : Kukira kau lembur tapi kau suda di rumah.

Tae Joon : Aku menyelesaikan hal-hal yang mendesak dan membawanya pulang. Pergilah mandi.

Se Jin : Haruskah kau seperti ini.

Tae Joon : Maksudmu apa?

Se Jin : Suasana hati orang tuaku sedang bagus. Tapi kenapa kau begitu sulit bergabung dengan kami?


Tae Joon pun kesal.

Tae Joon : Aku sudah bilang, banyak hal mendesak yang harus kukerjakan! Dan kau menelponku selagi jam kerja. Aku harus bekerja tapi kau terus menggangguku. Jangan bertingkah kekanak-kanakan.

Se Jin : Kau sungguh mengejutkan. Kita belajar bersama dan mendapat gelar yang sama. Aku tersinggung melihat upayamu meremehkanku karena aku tidak punya pekerjaan. Baiklah, aku tidak akan mengganggumu. Teruslah bekerja.

Se Jin mencampakkan dompetnya ke kasur dan masuk ke kamar mandi.


Yoo Kyung mengajak Kyung Wan minum wine.

Yoo Kyung : Kau tahu? Beberapa hari kemarin, kau terlihat penasaran akan sesuatu tapi sekarang, kau terlihat seperti sudah melupakannya. Aku sangat ingin mempertahankan

hari ini dan aku ingin melupakan beberapa hari terakhir.

Kyung Wan : Jika kau bahagia, aku akan memegang setiap detik hari ini untukmu.


Di dapur, Na Yeon meminum obat pencernaannya.

Setelah itu, ia membersihkan dapur.

Yoo Kyung kemudian datang dan meminta Na Yeon membersihkan gelas wine nya.

Na Yeon : Kau tampaknya sedang gembira, seperti terjadi sesuatu yang menyenangkan.

Yoo Kyung : Kau benar.  Aku merasa sangat baik hari ini. Sesuatu telah menggangguku, tapi sudah terselesaikan. Semuanya sudah berakhir.


Usai mengatakan itu, Yoo Kyung masuk ke kamar Young Sook dan melihat Young Sook yang sudah terlelap.

Yoo Kyung : Maaf, Yoon Young Sook.  Tidak peduli seberapa keras kau mencoba menyiksaku, tidak akan berguna. Gadis yang kau katakan adalah putri Kyung Wan, tidak ada lagi. Aku sudah memastikannya. Hasil tes DNA keluar hari ini. Kau berusaha sangat keras, sangat keras sehingga kau menjadi gila, tapi lihat bagaimana ini berakhir.


Yoo Kyung lalu beranjak keluar. Tanpa Yoo Kyung sadari, ada Na Yeon disana.

Begitu Yoo Kyung pergi, Na Yeon keluar dari kamar mandi dan menatap tajam Yoo Kyung.


Paginya, Yoo Kyung menemui Pak Ko. Ia minta Pak Ko menunda menjalankan surat wasiat ayahnya.

Pak Ko lantas memberikan salinan surat wasiat mantan pimpinan.

Pak Ko : Anda akan melihat di sana, dikatakan ketika rasio harga-penjualan AP Food di atas 1.0, ini harus terjadi.

Yoo Kyung : Anda punya empat anak, kan? Mereka semua belajar di Amerika, jadi itu pasti menjadi beban bagi anda. Tapi Baekdo sudah baik padamu, kan?

Pak Ko : Aku tahu anda adalah orang yang kejam. Tapi aku masih lebih takut pada mantan ketua.

Yoo Kyung : Aku tahu tapi rasa takut anda miliki pada ayahku tidak akan bertahan lama. Anda pria yang pintar dan sepertinya anda mengerti apa yang kumaksud.

Pak Ko terkejut dan mulai takut. Yoo Kyung tersenyum puas berhasil mengancam Pak Ko.


Yoo Kyung kembali ke rumah dan mendengar suara musik dari dalam kamarnya. Penasaran, ia masuk dan terkejut melihat Young Sook duduk di kasurnya sambil mendengaran musik.

Yoo Kyung : Apa yang kau lakukan disini?

Young Sook : Tidak bisakah kau melihat? Aku mendengarkan musik.

Yoo Kyung : Kenapa kau melakukan itu di kamarku?

Young Sook : Kamarmu? Ini kamarku!


Mendengar ribut2, Na Yeon masuk. Na Yeon pun menjelaskan, kalau ia sengaja membiarkan Young Sook istirahat disana agar Young Sook cepat pulih. Yoo Kyung pun sewot dan berusaha mengusir Young Sook.

Young Sook : Kau wanita mengerikan, keluar dari kamarku!


Yoo Kyung mau membalas tapi langsung ditarik Na Yeon. Na Yeon kemudian memanggil Ajumma Lee. Ajumma Lee bergegas datang dan mau membawa Young Sook keluar tapi Young Sook tidak mau dan kembali mendengarkan musiknya.


Melihat itu, Na Yeon mengajak Yoo Kyung bicara diluar.

Na Yeon dan Yoo Kyung bicara di ruang tengah sambil minum teh.

Na Yeon : Kau tahu kadang-kadang keadaan menjadi gila. Bukankah kau mengatakan ini sebelumnya?

Yoo Kyung menatap sewot Na Yeon.

Na Yeon : Hal terbaik yang bisa keluarga kita lakukan untuk ibu adalah memberikan lingkungan terbaik untuknya.


Ajumma Lee kemudian datang, memberitahu Na Yeon ada tamu.

Mal Sook masuk bersama Ajumma Lee. Mal Sook menanyakan kabar Young Sook. Ia juga memberikan dua menu barunya.

Mal Sook lalu menatap kesal Yoo Kyung.

Mal Sook : Aku membawa banyak jadi kau bisa mencicipinya jika kau mau.


Se Jin kemudian datang dan emosi melihat Mal Sook.

Se Jin : Aku sudah memperingatkanmu! Jangan pernah biarkan wanita ini masuk ke rumah kita lagi!

Na Yeon : Aku juga pernah bilang, jangan kasar pada tamuku lagi!

Se Jin menarik2 Mal Sook.

Na Yeon : Lepaskan tangannya sekarang! Dia adalah tamu yang datang untuk nenekmu!


Yoo Kyung : Beraninya kau berteriak di sini? Kaulah yang harus berhenti! Se Jin tidak mengatakan sesuatu yang salah! Bagaimana kau bisa membiarkan orang ini masuk?

Se Jin kembali menarik Mal Sook. Mal Sook menghempaskan tangan Se Jin dan bilang dia akan pergi.

Na Yeon pun menatap Yoo Kyung dan Se Jin penuh kebencian.

*Aigooo, si Se Jin masih aja mempermasalahkan kegugurannya. Terus bagaimana dengan dia yg udah ngebunuh Sae Byeol? Kalau dia gk menculik Sae Byeol, Sae Byeol gk akan berakhir di rumah sakit dan Na Yeon masih bahagia. Gimana sama emaknya yg ngurung Na Yeon di rumah sakit? Keluarga ini bisanya cuma ngancam org lain, giliran diancam mencak2... Kambing memang...


Mal Sook masuk ke rumahnya sambil mengomel.

Mal Sook : Dan mereka menyebut diri mereka manusia? Mengapa mereka tidak berubah sedikitpun?


Mal Sook masuk ke kamarnya dan terkejut melihat Man Jung tiduran di kasurnya. Sontak ia langsung sewot dan mengusir Man Jung tapi Man Jung tak mau pergi. Man Jung malah mengatakan, akan tidur disana mulai sekarang dan menyuruh Mal Sook mencari tempat lain jika tidak suka.

Mal Sook : Omong kosong macam apa itu?

Man Jung : Putrimu mencuri kamarku. Anak-anak menendangku keluar dari kamarku. Jika kau mendapatkan rumahku kembali, baru aku akan pergi dari sini.

*Ni lagi manusia satu, gk tahu malu.... Gimana bisa dia nyuruh Mal Sook pergi padahal itu rumahnya Mal Sook....


Se Gwang dan Geum Bong bekerja sama di restoran. Se Gwang sibuk di dapur dan Geum Bong yang bertugas melayani pelanggan.

Sung Joo kemudian datang dan tanya, apa pekerjaan di restorannya terlalu berat bagi Geum Bong.

Geum Bong : Tidak, tapi aku bisa mencium aroma barbekyu yang enak dan menghasilkan uang juga. Ini bagus untukku.

Sung Joo : Di mana kalian berdua tinggal?

Geum Bong : Di rumah atap ibu Se Gwang.

Sung Joo : Bukankah itu tidak nyaman?

Geum Bong : Aku bisa memberimu daftar hal yang tak ada habisnya untuk dikeluhkan, tetapi aku berusaha untuk bersikap positif. Kami harus bertahan di sana sampai kita menabung.

Sung Joo lantas menawari mereka tinggal di rumahnya.

Sung Joo : Sekarang Do Hee sudah menikah, rumah terasa agak kosong. Suamiku juga akan menyukainya. Kami akan menganggap kau dan Segwang sebagai anak-anak kami, dan itu akan sangat bagus untuk kita.


Malamnya, Sung Joo minta izin Dong Jin agar membiarkan Geum Bong dan Se Gwang tinggal dengan mereka.

Dong Jin : Itu bagus, jadi kau tidak akan kesepian.

Sung Joo lalu mengajak Dong Jin sering2 mengunjungi Young Sook

Sung Joo : aku mengalami kesulitan karena dia tapi  tetapi berkat dia, kami menjadi dekat dan jujur ​​satu sama lain.

Dong Jin pun menatap bangga Sung Joo.


Paginya, Se Jin heran melihat sup rumput laut di atas meja.

Na Yeon : Hari ini adalah hari ulang tahun ayahmu.

Sontak Se Jin dan Yoo Kyung kaget. Mereka minta maaf karena lupa ulang tahun Kyung Wan.

Kyung Wan : Jangan menyesal. Bukan masalah besar.

Se Jin : Appa, pulanglah lebih awal malam ini. Ibu dan aku akan memasa makan malam ulang tahun yang menyenangkan untukmu.

Yoo Kyung : Sepertinya Se Jin ditakdirkan membuat makan malam spesial untukmu.

Kyung Wan senyum mendengarnya.

Na Yeon menatap Kyung Wan dengan wajah murung dan juga terluka.


Na Yeon akhirnya menyusul Kyung Wan ke kantor. Tangannya memegang sebuah amplop berwarna putih.


Kyung Wan masuk ke ruangannya dan seketarisnya berkata, ada surau untuk Kyung Wan dan ia sudah meletakkannya di meja Kyung Wan.


Kyung Wan lantas ke mejanya dan heran melihat amplop putih bertuliskan 'Human Center, Pusat Laboratorium DNA'.

Saat tengah membuka amplopnya, ia mendapat telepon dari Pusat Laboratorium DNA. Mereka mengatakan, ada masalah dengan hasil yang mereka kirimkan kemarin dan mereka sudah mengirimkan dokumen yang benar.


Mendengar itu, Kyung Wan pun langsung membuka amplop itu dan membaca hasilnya.

Ia syok membaca hasil tes DNA, bahwa ia dan Na Yeon adalah ayah dan anak kandung.


Bersambung ke part 2.....

*Jd Yoo Kyung nuker hasil tes DNA nya ya,,,, tapi Na Yeon yang tahu hal itu, langsung membereskan semuanya... Kek nya Na Yeon juga yg minta pihak labor menghubungi Kyung Wan....

The Great Show Ep 3 Part 1

Sebelumnya...


Dae Han sedang membetulkan pintu kamar anak2 yang dirusak kedua preman tadi. Sambil sesekali ia melirik Soo Hyun yang syok berat tahu Dae Han adalah ayah Da Jung.

"Sampah yang mengusir kalian usai melihat bagaimana kalian hidup adalah Wi Dae Han?" tanya Soo Hyun sekali lagi ke Da Jung.

"Aku tidak mengusirnya. Aku datang untuk mengurus mereka." jawab Dae Han.

"Aku tidak tahu dan sangat bodoh." ucap Soo Hyun.

"Maafkan aku." ucap Da Jung ke Soo Hyun.

"Kenapa kau meminta maaf? Si pembohong tidak tahu malu itu yang seharusnya meminta maaf." jawab Soo Hyun.

"Aku tidak akan berada di sini jika tidak tahu malu." ucap Dae Han.


Soo Hyun lantas mendekati Dae Han. Ia tambah panas.

Soo Hyun : Kau sebut itu alasan? Kau monster. Dia anakmu. Teganya kau...  khususnya orang yang kehilangan ibu dan mengurus adik-adiknya. Bagaimana bisa kau mengusirnya?

Dae Han : Itu sebabnya aku di sini. Menjadi manusia yang baik. Aku akan menerima dan membesarkan Da Jung dan saudara-saudaranya.


Tak : Seperti kami mau tinggal dengan anda saja.


Dae Han lalu mendekati Da Jung.

Dae Han : Bawa adik-adikmu. Mari hidup bersama mulai sekarang.

Da Jung : Kenapa anda tiba-tiba berubah pikiran? Anda sudah mendapatkan hasil tes DNA?

Dae Han : Ya.


Soo Hyun makin kaget.

Soo Hyun : Kau sudah menjalani tes DNA?


Dae Han : Cukup. Dengar. Sejujurnya, kurasa aku belum pantas dipanggil ayahmu. Aku akan mencoba menjadi wali legalmu. Aku tidak tahu sebaik apa aku nanti, tapi tetap saja.

Da Jung : Terima kasih untuk hari ini. Ini sudah larut. Sebaiknya anda pulang. Aku akan bicara dengan saudara-saudaraku apa kami akan pindah ke rumah anda.

Dae Han : Apa yang harus dibahas...

Da Jung : Anda mengusir kami sekali. Apa yang bisa menjamin anda tidak melakukannya lagi?


Sekarang, Dae Han dan Soo Hyun sudah di perjalanan pulang. Soo Hyun yang lagi panas, enggan bicara dengan Dae Han. Dae Han menatap Soo Hyun dan menyuruhnya bicara.

Dae Han : Kaubisa mengutukku.

Soo Hyun : Ini menyesakkan. Itu sebabnya aku tidak bicara. Agar kau bisa mati sesak.


Da Jung mondar mandir memikirkan tawaran Dae Han. Da Jung lantas menatap Tae Poong dan Song Yi yang sedang asyik menggambar. Da Jung kemudian duduk.

Da Jung : Siapa mau tinggal dengan Pak Wi? Angkat tangan.

Da Jung, Tae Poong dan Song Yi mengangkat tangan mereka, tapi tidak dengan Tak. Da Jung fikir, Tak takut diusir lagi. Da Jung menenangkan Tak. Ia bilang, Dae Han sudah berjanji di depan Soo Hyun.


Tak : Dia ayah kakak, bukan ayahku.

Da Jung : Bukankah kau adik kakak? Jika dia ayah kakak, dia juga ayahmu.

Tak : Tinggallah bersamanya. Aku akan hidup sendiri.


Tak kemudian berdiri. Ia mau pergi tapi Da Jung menghentikannya dan menatapnya tegas.

Da Jung : Kakak kepala keluarga ini karena ibu dan ayah sudah tiada.

Tak : Yang benar saja.

Da Jung : Mari kita pindah dengan Pak Wi. Setelah kita hidup bersama...

Tak beranjak pergi.


Da Jung berteriak kesal.


Tak main game di warnet. Tapi kemudian, jarinya berhenti memencet2 keyboard dan wajahnya berubah kesal. Ya! Ia teringat kata2 Dae Han pada Da Jung, sebelum mereka keluar dari rumah Dae Han.


Ternyata Tak sempat menguping pembicaraan Dae Han dan Da Jung.

Dae Han : Meski aku ayah kandungmu, aku sama sekali tidak berhubungan dengan adik-adikmu. Aku tidak punya kewajiban menampung mereka.

Itulah yang membuat Tak menolak tinggal dengan Dae Han.


Dae Han duduk di depan akuariumnya dan bicara sendiri.

Dae Han : Aku melakukan hal yang benar, bukan? Bagiku dan bagi mereka. Ini pilihan terbaik.

-Episode 3, Harga Sebuah Keluarga-


Joon Ho pulang ke rumah dan melihat ayahnya sedang memberi makan anjing mereka.

Joon Ho mendekat.

Joon Ho : Bukankah sudah terlalu larut untuk memberinya makan?

Kyung Hoon : Dia tidak peduli dengan waktunya. Dia makan setiap kali kau menyuapinya. Publik terkadang sama sepertinya. Mereka mengambil apa pun yang kita berikan. Itu sebabnya populisme sangat berbahaya.

Joon Ho : Bukankah lebih berbahaya menganggap orang sebagai hewan yang tidak bijaksana?

Kyung Hoon : Ya, begitulah caramu harus berbicara. Itu yang disukai rakyat.


Joon Ho : Aku selalu bertanya-tanya. Kenapa ayah terjun ke dunia politik?

Kyung Hoon : Apa inti pertanyaanmu?

Joon Ho : Orang-orang, abu, dan aku... keterlibatan ayah dalam politik tidak membuat siapa pun bahagia.

Kyung Hoon : Bahagia. Orang mengoceh soal itu karena mereka tidak kelaparan. Karena orang seperti ayah adalah politisi yang baik, negara ini menjadi kenyang dan hangat.

Joon Ho : Ibu sudah pulang?

Kyung Hoon : Belum. Entah ke mana dia selalu pergi.

Joon Ho : Karena ibu tidak ada di sini, bagaimana jika bertarung antar pria?

Kyung Hoon : Kedengarannya bagus.


Dae Han dan Bong Joo bicara di tepi Sungai Han.

Bong Joo : Apa rencanamu dengan mengasuh anak-anak?

Dae Han : Aku akan memanfaatkan media. Aku jadi ayah dengan menerima anak yang bisa dibilang yatim piatu. Media akan menyukainya.

Bong Joo : Dia bukan putri kandungmu. Dia orang asing secara legal dan biologis. Orang-orang akan berpikir itu aneh, bukannya mengharukan.

Dae Han : Itu risiko yang harus kuambil. Dan kau tahu aku tidak bisa kembali sampai kehilangan citra durhaka.

Bong Joo : Tetap saja, ini tidak benar. Nyawa anak-anak dipertaruhkan.

Dae Han : Aku tidak melakukan ini hanya untukku. Anak-anak membutuhkan wali legal.

Bong Joo : Bagaimana jika ayah mereka yang hilang kembali?

Dae Han : Bahkan lebih baik. Aku akan membersihkan citraku dan bisa menyerahkan anak-anak kepada ayah mereka.


Bong Joo : Haruskah kau bertindak sejauh ini?

Dae Han : Aku menjadi sopir pengganti hari ini dan kliennya adalah Kang Joon Ho.

Bong Joo : Apa? Sungguh?

Dae Han : Dan aku mengalami kecelakaan saat mengemudikan mobilnya.

Bong Joo : Ini jauh lebih buruk daripada saat pria itu memuntahimu.

Dae Han : Mungkin aku akan mati di tempat karena dipermalukan. Harga diriku begitu tinggi, sampai aku amat tersiksa,

Dae Han lalu teringat kata2 Joon Ho.

Joon Ho : Aku tahu aku bisa melakukannya lebih baik darimu. Politik.


Bong Joo :  Itu benar. Mungkin dia akan sukses.

Mendengar itu, Dae Han sewot.

Dae Han : Apa itu tadi? Kalau begitu, jadilah ajudannya. Berandal. Kau mau nomor teleponnya?

Bong Joo : Tidak. Kami punya pandangan politik yang berbeda.

Dae Han : Lalu?

Bong Joo : Apa maksudmu lalu?

Dae Han : Bagaimana bisa aku diam saja setelah mendengar itu? Aku akan memberinya pelajaran. Aku tidak tahu soal hal lain, tapi aku menolak membiarkannya bergabung dengan Majelis Nasional.


Joon Ho bermain mahjong dengan ayahnya.

Joon Ho : Sesuatu yang menarik terjadi hari ini. Aku memanggil sopir pengganti dan Wi Dae Han muncul.

Kyung Hoon : Benarkah?

Joon Ho : Tapi dia mengatakan hal aneh.

Kyung Hoon : Apa katanya?

Wajah Joon Ho mulai berubah serius.

Joon Ho : Saat kami SMA, toko ibunya hampir diusir karena ayah.

Kyung Hoon : Kebohongan apa yang mustahil diucap orang yang menelantarkan ayahnya? Ada banyak hal seperti itu dalam politik. Berbohong dan menyebarkannya seolah-olah itu kebenaran. Tidak bijak jika mengabaikan kebohongan seperti itu.


Joon Ho : Ayah benar, tapi aku tidak bisa mengabaikannya. Aku tidak akan mencalonkan diri.

Kyung Hoon : Apa maksudmu?


Joon Ho pun menatap sang ayah.

Joon Ho : Kurasa politik menghancurkan orang-orang.


Dae Han dan Bong Joo masih bicara di depan Sungai Han.

Bong Joo tanya bagaimana cara Dae Han membesarkan anak2.

Bong Joo : Jika kau menerima anak-anak dan memanfaatkan media, kau mungkin bisa membersihkan citramu. Tapi bagaimana kau bisa membesarkan empat anak? Kau tidak punya tabungan. Kau berutang ratusan ribu dolar. Separuh rumahmu dihipotekkan.

Dae Han : Aku akan berutang lebih banyak. Ditambah lagi, itu bukan utang. Itu investasi. Ya. Investasi.


Dae Han pergi ke bank, mengajukan pinjaman tapi pinjamannya ditolak karena ia sudah meminjam sebanyak 200 ribu dolar.

Dae Han : Kalau begitu, boleh aku minta kredit?

"Apa pekerjaan anda?"

"Kau tidak mengenalku? Anggota Dewan termuda, Wi Dae Han."

"Anda anggota dewan?"

"Aku dahulu anggota dewan."

"Bagaimana dengan sekarang?"

"Aku mantan anggota dewan."

"Anda tidak melakukan hal lain?"

"Tentu saja. Aku memberi kuliah di mana-mana dan aku sedang menulis buku. Aku juga menjadi sopir pengganti di malam hari."

"Jadi, Anda tidak punya pekerjaan tetap?"

"Aku sudah menjadi sopir pengganti secara konsisten selama setahun."

Permintaan Dae Han ditolak.


Dae Han lantas mengecek saldo ATMnya.

Hanya ada 2.487 dolar. Dae Han pun stress.

Dae Han lantas dihubungi Da Jung.

Bersambung ke part 2....