• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Graceful Family Ep 9 Part 1

Sebelumnya....


Di episode kali ini,, dibuka dgn cerita masa lalu dari seorang Choi Na Ri.

Ternyata, Na Ri sempat berpacaran dengan Wan Soo. Wan Soo bahkan mengajaknya menikah dan punya anak, tapi Na Ri menolak. Na Ri bilang, dia tidak akan menikah sampai dia menjadi orang sukses.

Seorang teman mereka, bergabung dengan mereka.

Ya, mereka sedang bersenang-senang di kolam renang saat itu.


Teman mereka duduk di tengah2 mereka dan mengajak mereka berfoto.

Usai berfoto, Wan Soo membuka bajunya dan memutuskan bergabung dengan teman2nya di kolam renang.


"Hei, bukankah dia manis?" ucap Na Ri sambil memperhatikan Wan Soo.

"Ya dia sangat manis. Kudengar ada rumor kau berkencan dengan pria kaya. Aku tidak tahu kalau itu Wan Soo." jawab temannya. Temannya lalu bertanya, apa mereka sudah tidur bersama.

"Kau gila? Wan Soo lebih polos dari yang terlihat. Dia bilang aku cinta pertamanya." jawab Na Ri.


"Kurasa kau memilih pria yang salah." ucap temannya.

"Apa maksudmu?" tanya Na Ri.

"Kudengar Wan Soo adalah kambing hitam keluarga. Putra keduanya jenius. Dia yang akan menjadi pewarisnya. Kudengar Wan Soo pembuat onar dan bodoh sejak masih kecil. Apa kau tidak menyadarinya saat berkencan dengannya?" ucap temannya.

Na Ri terdiam.

Narasi : Ambisi Choi Na Ri untuk menjadi artis top dengan memanfaatkan pewaris kaya melampaui yang kita bayangkan. Dia tidak bisa puas dengan putra yang tidak kompeten....


Na Ri yang tak puas dengan Wan Soo, mulai mendekati Cheol Hee. Ia berolahraga di depan kediaman Cheol Hee pagi itu. Tak lama,, Cheol Hee lewat dan tidak meresponnya.


Na Ri tak putus asa. Ia terus melakukan hal yang sama,, berdiri di depan kediaman Cheol Hee. Tapi lagi2 Cheol Hee tak meresponnya.


Na Ri terus dan terus berusaha, hingga akhirnya ia mendapatkan respon Cheol Hee.


Tapi Wan Soo tiba2 datang dan terkejut melihat Na Ri bersama ayahnya.

Narasi : Dia menginginkan ayahnya yang berkuasa. Kegigihannya yang berani akhirnya mengenai targetnya. Putranya menjadi semakin gelisah karena pengkhianatan dan rasa rendah diri.


Cheol Hee mengundang staff MC Top makan malam di rumahnya.

Cheol Hee : Dengan mencegah UU Warisan yang direvisi untuk diloloskan, kalian menyelamatkanku lebih daripada yang dihasilkan oleh anak perusahaanku dalam setahun. Tetaplah mendukung Direktur Mo dengan baik di masa depan.

Cheol Hee lantas mengajak mereka bersulang untuk kerja keras MC dan kesuksesan Wan Joon.


"Bukankah terlalu cepat membuka sampanye?" ucap Seok Hee yang datang tiba-tiba.

Seok Hee lantas mengenalkan seseorang yang disebutnya ibu ketiga yang akan menjadi bagian dari keluarga mereka. Orang itu tak lain dan tak bukan adalah Na Ri.


Na Ri : Malam yang indah.

Na Ri melambaikan tangannya ke Cheol Hee dengan genit.


Cheol Hee terkejut melihatnya.

Sementara Young Seo tampak kesal.


"Duduklah, Ibu Tiri." suruh Seok Hee.


Na Ri pun bergegas duduk, disamping Seo Jin.

Seok Hee : Oh, haruskah aku memanggilmu Ibu Tiri kedua? Ibu Tiri pertama dan Ibu Tiri kedua, kurasa itu bagus juga. Benar kan, ayah?

Seok Hee tertawa. Sementara Young Seo kesal.


Seok Hee lantas duduk di kursi tengah.

Young Seo : Ini malam yang indah, tapi sayang, tamu tidak diundang ada di sini.


Na Ri menatap Seo Jin.

Na Ri : Nak, kau senang ibu di sini, kan? Kita akan hidup bersama mulai sekarang, oke?

Seo Jin senang.


Wan Soo merasa tak nyaman.


Young Seo menatap kesal Na Ri.

Wan Joon yang tahu ibunya kesal, minta staff MC mengurus Na Ri tapi staff MC diam saja.


Young Seo menatap Wan Joon.

"Hanya karena ada serangga di matamu, kau tidak bisa mencabut bola matamu. Kita di sini untuk merayakan masa depan Direktur Mo." ucap Young Seo.

Young Seo lalu pura2 bahagia dan mengajak yang lain bersulang.


Tapi Cheol Hee menyuruh Na Ri ikut dengannya. Cheol Hee beranjak duluan.


Na Ri pun berdiri, tapi sebelum pergi dia menatap Young Seo dengan tatapan puas.

Wajah Young Seo kembali berubah kesal.


Seok Hee tertawa melihat kekesalan Young Seo.


Na Ri menyusul Cheol Hee ke ruang baca.

Cheol Hee berkata tidak akan mengulangi perkataannya.

Cheol Hee : Pergi.

Na Ri : Aku bukannya tidak bisa berada di sini?

Cheol Hee : Kau tidak boleh ada di sini.


Mendengar itu, Na Ri langsung berlutut dan memasang muka memelas.

Na Ri : Kenapa begitu? Pada awalnya, aku tidak bermaksud datang ke sini. Tadinya aku punya karir akting yang baik. Aku bukan hanya dibuat miskin, tapi aku juga tidak punya harapan untuk berakting lagi. Aku bekerja sangat keras untuk mencapai posisiku saat ini. Untuk membayar pelanggaran kontrakku, aku harus menjual semua yang kumiliki. Aku bahkan tidak punya rumah untuk kembali. Satu-satunya keluarga yang aku miliki hanyalah Seo Jin. Kau mengambilnya dariku begitu dia lahir! Jadi,  kemana aku harus pergi sekarang? Aku hanya bisa pergi ke rumahmu. Direktur Han juga akan membiarkanku tinggal. Dia sudah tahu bahwa aku akan datang ke sini.

Mendengar itu, Cheol Hee kaget.


Na Ri lantas berdiri.

Na Ri : Aku tahu kau pria yang baik. Aku memercayaimu.


Na Ri kemudian berbalik dan beranjak pergi. Sementara Cheol Hee diam saja memandang ia pergi.

Sampai diluar, Na Ri tersenyum puas.


Na Ri lalu mulai berjalan, menjauhi ruang baca. Di koridor, ia papasan dengan Young Seo yg menatapnya kesal.

Na Ri : Haruskah aku memanggilmu kakak mulai sekarang? Kakak.

Na Ri kemudian pergi.

Young Seo kesal, dasar penyihir sombong.


Na Ri juga bertemu Je Kook. Na Ri hanya menatap tajam Je Kook tanpa mengatakan apapun, setelah itu ia beranjak pergi.


Setelah Na Ri pergi, Je Kook bergegas menemui Cheol Hee.

Je Kook : Apa anda sudah membuat keputusan?

Cheol Hee : Bagaimana menurutmu?

Je Kook : Biarkan dia tinggal.


Young Seo kemudian masuk. Pembicaraan Je Kook dan Cheol Hee soal Na Ri pun langsung berhenti.

Young Seo marah Cheol Hee membiarkan Na Ri seatap dengan mereka. Ia tanya, sejak kapan hati Cheol Hee menjadi baik?

Young Seo : Apa kau menginginkan Penghargaan Nobel Perdamaian?


Young Seo lalu menatap Je Kook.

Young Seo : Direktur Han, apa kau suka mengamati orang lain? Dia (Cheol Hee) sibuk jadi dia mungkin tidak bisa mengurusnya. Bukankah kau ada untuk mencegah kejadian seperti ini?

Je Kook diam saja. Young Seo makin sebal.

Young Seo : Kenapa kau tidak mengatakan apa pun? Kau seharusnya menjadi orang yang paling berkuasa di MC Grup.

Cheol Hee : Diam.


Cheol Hee lalu minta Je Kook memberikan alasan kenapa mereka harus membiarkan Na Ri tinggal di sana.

Je Kook : Kita sudah selesai dengan Choi Na Ri, tapi ada banyak orang yang tertarik dengan kehidupan pribadi keluarga MC. Ada seorang reporter yang ingin mempublikasikan autobiografi Choi Na Ri  dengan perusahaan penerbitan terbesar Korea. Tapi kami menghentikannya untuk saat ini. Jika sudah diterbitkan, semua media akan mengundang Choi Na Ri untuk mengekspos rahasia keluarga MC Grup. Jika kita membiarkannya, orang lain akan mencoba menghubunginya. Daripada membiarkannya berkeliaran menyebabkan masalah, akan lebih aman untuk mengurungnya dalam batasan.


Young Seo : Lalu berapa lama aku harus bertahan dengannya?

Je Kook : Kau wanita yang bijak. Untuk apa kau bereaksi disaat dia tidak pantas untuk dikhawatirkan? Dia tidak akan bertahan lama. Kita bisa mengirimnya jauh ketika dia meminta kita untuk membiarkannya pergi.


Cheol Hee : Jika itu rencanamu...

Cheol Hee berhenti bicara dan melirik istrinya. Ia minta istrinya keluar. Young Seo nurut dan pergi dgn wajah kesal.

Cheol Hee : Sepertinya kau sudah menduga Choi Na Ri akan datang ke sini.

Je Kook : Benar.

Cheol Hee : Bukankah seharusnya kau memberitahuku terlebih dulu.

Je Kook : Aku tidak mau membuat anda khawatir.

Cheol Hee : Tapi dia sudah menyebabkan kekhawatiran. Jika kau memberi tahuku tentang hal itu sebelumnya, kita bisa menemukan solusi lain.

Je Kook : Maafkan aku.

Cheol Hee : Temui aku besok pagi.

Je Kook : Baik, Pak.

Je Kook beranjak pergi.


Cheol Hee menatap foto ketiga putranya.


Sampai diluar,, Je Kook bertemu Seok Hee yg sudah menunggunya. Je Kook memilih tidak meladeni Seok Hee. Tapi Seok Hee mengajaknya bicara.

Seok Hee : Seperti halnya kau yang melompat dari kapal kakekku ke kapal ayahku, kau bisa melompat dari kapal Ha Young Seo ke kapal Choi Na ri, bukan? Aku menantikan semuanya. Omong-omong, tawaran autobiografi Choi Na Ri itu ide bagus. Kau menanganinya dengan efisien.

Je Kook : Benarkah?

Je Kook beranjak pergi.


Seok Hee pun teringat saat ia menemui Boo Ki sebelumnya, sebelum membawa Na Ri ke rumahnya.

Flashback...


Boo Ki terkejut, autobiografi Choi Na Ri?

Seok Hee : Ya. Aku yakin cerita skandal Choi Na Ri dengan MC Grup masih akan laku.

Boo Ki : Itu benar. Tapi, itu misi mustahil selama TOP ada.

Seok Hee : Lebih tepatnya kau dan TOP punya hubungan saling menguntungkan.

Boo Ki : Terima kasih banyak untuk tidak mengatakan bahwa aku adalah parasit.

Seok Hee lantas menyodorkan surat Perjanjian Penerbitan.

Boo Ki : Apa Choi Na Ri sungguh akan menandatanganinya?

Seok Hee : Tapi kita tidak akan menerbitkannya. Buat kesepakatan dengan TOP menggunakan ini. Mereka akan memberimu imbalan untuk tidak menerbitkan bukunya. Hasilkan uang dengan mudah. Kurasa kau tidak punya alasan untuk menolak.

Boo Ki : Tunggu, jadi kau ingin membuat TOP berpikir Choi Na Ri mungkin akan menerbitkan buku?

Seok Hee : Sekarang kita sepaham.


Boo Ki : Kenapa?

Seok Hee : Aku tidak perlu menjelaskan itu kepadamu.

Boo Ki : Kenapa kau memilih Newspatch diantara lainnya?

Seok Hee : Kenapa kau bisa bekerja dengan TOP dan tidak denganku?

Boo Ki : Bagaimana jika aku tetap mau tahu alasannya?

Seok Hee : Aku menunjukkan rasa hormat kepada reporter pemberani yang menyelidiki pembunuhan dari 15 tahun lalu. Atau mungkin ini lamaran persahabatan.

Seok Hee memberikan Boo Ki finger heart

Boo Ki : Lamaran? Itu kata yang bagus. Maka aku juga...

Boo Ki pun balas melakukan hal yang sama.

Flashback end...


Seok Hee kemudian masuk kamarnya dan menemukan Na Ri bersantai di kamarnya.

Seok Hee kesal, aku tahu kita bekerja sama tapi itu bukan berarti kau bisa asal masuk ke kamarku. Kita seharusnya tidak melewati batas.

Na Ri : Kau pikir begitu? Maafkan aku.

Seok Hee : Kau bilang kau bahkan tidak ingin bertemu keluargaku. Kau tampak cukup nyaman.

Na Ri : Jadi, apa yang bisa kudapatkan sekarang?

Seok Hee : Kehadiranmu di rumah ini saja adalah masalah. Mereka akan mencoba untuk mencapai kesepakatan. Saat itulah kau bisa mendapatkan apa yang kau inginkan.


Na Ri lalu berdiri dan memperhatikan sekeliling kamar Seok Hee.

Na Ri : Tapi entah kenapa aku menyukai rumah ini. Rasanya seperti rumahku selama ini. Aku sangat menginginkannya.

Na Ri pun kembali duduk.


Seok Hee : Jangan Jangan pikir kau bisa menangani orang-orang di rumah ini. Perhatikan apa yang aku katakan!

Na Ri : Tapi pada akhirnya semua orang akan sama. Aku akan mengurusnya sendiri mulai sekarang.

Seok Hee memberikan Na Ri sebuah map.

Na Ri : Apa ini?

Seok Hee : Hadiah untuk kepindahanmu ke dalam keluarga MC.

Na Ri membuka map nya. Isinya jadwal kegiatan Young Seo.

Seok Hee : Semoga beruntung.

Na Ri senang dikasih jadwal Young Seo.


Na Ri pun mulai mengerjai Young Seo berbekal jadwal Young Seo itu.

Young Seo yang sepertinya hendak mengantarkan minuman untuk Cheol Hee, memecahkan cangkirnya karena ia terkejut.

Young Seo : Kau keluar dari mana tadi?

Di depannya, Na Ri berdiri dengan pakaian yang tidur yang cukup seksi. Ia memanasi Young Seo.

Na Ri : Tidak bisakah kau melihatnya?

Young Seo : Beraninya kau masuk ke kamar itu!

Na Ri : Kenapa kau begitu terobsesi dengan siapa dia tidur jika kau tidur di kamar yang terpisah? Kau terlalu tua untuk itu.

Young Seo tambah kesal dipanggil tua.

Na Ri : Aku juga tidak menyukai kamar ini. Baunya sepertimu. Jadi, aku akan merombak wisma tamu menjadi kamar tidur kami.


Na Ri beranjak pergi. Tak lama setelah Na Ri pergi, Cheol Hee keluar dari kamar yang sama. Cheol Hee keluar sambil mengancingkan jasnya.

Young Seo : Apa ini sebabnya kau membiarkannya tinggal di sini?

Cheol Hee : Apa yang kau bicarakan pagi-pagi?

Cheol Hee beranjak pergi.

Dari kejauhan, Seok Hee rupanya menyaksikan semuanya.


Na Ri menghampiri Seok Hee. Ia mengacungkan kedua jempolnya pada Seok Hee sambil tersenyum lebar.


Di restoran,, Pak Heo teriak2 menyuruh Yoon Do cepat bangun kalau tidak mau terlambat kerja. Tak lama, Yoon Do datang.

Pak Heo : Apa pekerjaanmu melelahkan? Kau terlambat bangun.

Yoon Do : Aku pasti lelah.

Pak Heo lantas bicara soal Na Ri.

Pak Heo : Yoon Do-ya, kudengar Choi Na Ri bagian dari keluarga MC Grup.

Yoon Do : Apa maksudnya dengan itu?

Pak Heo : Maksudku, jika dia melahirkan anak dari anggota keluarga itu, berarti dia juga bagian dari MC Grup, kan? Kau bekerja untuk MC Grup jadi mungkin kau bisa bertemu dengannya.

Yoon Do : Entahlah. Itu tidak ada hubungannya dengan pekerjaanku.


Pak Heo : Yoon Do-ya, lihatlah dinding itu. Bukankah itu terlihat sedikit kosong? Restoran kita terkenal di dunia blog, alangkah baiknya jika kita punya tanda tangan selebriti untuk digantung di sana. Akan lebih baik jika kau bisa mendapatkan tanda tangannya untukku.

Yoon Do : Ayah, dia tidak dalam kondisi untuk memberi tanda tangan! Dia bersembunyi dan kami bahkan tidak tahu di mana dia berada. Dia juga tidak ada di rumahnya!

Pak Heo : Kenapa aku merasa sepertinya kau tidak jujur padaku?

Yoon Do : Aku mengatakan yang sejujurnya.

Pak Heo : Bagaimana orang sepertiku berharap mendapatkan tanda tangan Choi Na Ri? Harusnya aku bersyukur jika aku hanya bekerja seumur hidup di restoran sampai aku mati. Bagaimana bisa pria sepertiku bahkan berharap untuk... Ulat bulu harus makan daun. Aku tidak percaya aku membicarakan hal konyol seperti ini pagi-pagi. Ajalku pasti sudah dekat. Maafkan Ayah, Nak!

Yoon Do : Ayah.

Pak Heo : Maafkan Ayah, Nak!


Eun Ji tiba2 datang membawa sekarung bawang.

Pak Heo kaget Eun Ji datang2 membawa bawang.

Eun Ji : Ibuku bilang dia punya banyak dari kerabat dan menyuruhku membawa ini untukmu.

Pak Heo : Dia tidak perlu melakukan itu untuk kami! Dia membantu kami setiap saat. Aku merasa tidak enak.

Pak Heo pun langsung memindahkan bawangnya ke dalam.


Eun Ji pun duduk di depan Yoon Do.

Yoon Do : Bukankah itu berat? Kenapa tidak memanggilku?

Eun Ji tidak menjawab dan memberitahu Yoon Do kalau ia bertemu Gwang Mi.

Eun Ji : Kami menjadi sangat dekat. Dia cukup iri melihat kau dan aku terlihat serasi.

Yoon Do : Kau tidak boleh berbicara dengan reporter tentang aku.

Eun Ji : Kenapa tidak?

Yoon Do : Ada rumor yang mengatakan para reporter sedang menyelidikiku karena mereka pikir ada sesuatu antara aku dan Mo Seok Hee.


Muka Eun Ji langsung berubah kecewa. Eun Ji tanya, apa ada sesuatu yang terjadi di antara kalian berdua?

Yoon Do : Bukan itu yang aku maksud. Aku hanya memberitahumu untuk berhati-hati. Tidak ada salahnya untuk berhati-hati.

Yoon Do lalu beranjak pergi.


Pak Heo keluar.

Pak Heo : Hei! Kau harus sarapan sebelum pergi! Wow, dia tidak pernah melewatkan sarapannya. Dia pasti sangat sibuk di tempat kerja.

Bersambung ke part 2....

The Great Show Ep 8 Part 4

Sebelumnya...


Dae Han dan Soo Hyun bertemu di kafe dekat kantor Soo Hyun. Soo Hyun menanyakan masalah Tak.

Dae Han : Aku tidak tahu. Itu akan berhasil. Jangan khawatir. Hasilnya mungkin akan keluar besok.


Dae Han lantas balik tanya soal temuan teman2 Soo Hyun.

Soo Hyun : Lihatlah ini.

Dae Han pun mendekatkan dirinya ke Soo Hyun.

Soo Hyun menunjukkan video rekaman di ponselnya saat ibu Jae Hoon menerima uang dari pemilik restoran.

Dae Han senang.

Soo Hyun : Sudah kubilang orang-orangku sebaik BIN.


Bersamaan dengan itu, Hye Jin lewat dan melihat mereka.

Hye Jin : Aku tidak percaya gadis itu.


Hye Jin lantas mengirimkan foto Dae Han dan Soo Hyun ke Joon Ho.

Joon Ho pun teringat kata2 Soo Hyun semalam saat mereka makan malam. Soo Hyun berkata, ia punya perasaan lebih pada Dae Han.


Tak lama, Joon Ho dikejutkan dgn kedatangan ayahnya.

Kyung Hoon : Ayah sedang lewat dan ingin mendiskusikan sesuatu denganmu. Kau yakin tidak mau mengikuti pemilu?

Joon Ho : Sudah kubilang. Aku tidak punya niat.

Kyung Hoon : Terlepas dari pilihanmu, ayah akan menyatakan tidak mencalonkan diri tahun ini. Tapi ayah akan mencalonkan diri menjadi ketua partai. Tapi bukan berarti kau tidak bisa mengikuti pemilu. Ayah sudah lama bekerja sebagai anggota dewan jadi, ayah harus mengabdikan diri untuk partai. Menurutmu apa masa depan yang lebih baik untuk partai kita?

Joon Ho : Mengganti orang akan menjadi langkah pertama.

Kyung Hoon : Tepat sekali. Jadi, ayah akan memberi contoh. Orang-orang tua harus menyingkir bagi orang-orang muda dan ambisius untuk bergabung dengan kita. Ayah tidak menyuruhmu mengikuti pemilu hanya karena ayah. Ayah meminta bantuanmu agar kita bisa menyelamatkan partai dan membangun kembali kekuatan kita.


Ibu Jae Hoon ada di restoran Pak Jung. Ia tanya, kenapa ia dipanggil ke sana?

Pak Jung dan Bu Yang menatapnya dengan wajah senang.


Soo Hyun lantas menunjukkan video rekaman itu.

Ibu Jae Hoon terkejut melihatnya. Lalu ia berdalih, menerima uang itu sebagai imbalan atas publisitas.

Dae Han : Begitukah? Aku ingin tahu apa pemirsa akan berpikiran sama.

Ibu Jae Hoon : Pemirsa?


Dae Han : Kau tidak tahu dia bekerja di stasiun penyiaran? Dia penulis untuk acara populer saat ini.

Soo Hyun : Tunggu. Kenapa kau lupa bahwa aku penulis utamanya?

Dae Han : Maaf. Dan kau berteman dekat dengan Pembawa Berita Kim Hye Jin, yang dahulu membawakan berita pukul 20.00, bukan?

Soo Hyun : Tentu saja. Dia pembawa acara kita sekarang.

Dae Han : Jika kutunjukkan ini kepadanya, dia akan senang.


Mendengar itu, ibu Jae Hoon langsung memegang tangan Soo Hyun dan minta maaf.

Soo Hyun : Kurasa kau harusnya meminta maaf kepada ibu dan ayahku.


Ibu Jae Hoon berdiri. Ia memegang tangan Pak Jung dan minta maaf. Melihat tangan suaminya dipegang, Bu Yang sewot dan langsung memukuli tangan ibu Jae Hoon.

Bu Yang : Kenapa kau memegang tangan suamiku?

Ibu Jae Hoon memegang tangan Bu Yang.

Ibu Jae Hoon : Perbuatanku kepada kalian berdua sangat buruk. Aku sungguh minta maaf.

Ibu Jae Hoon menepis tangan Bu Yang.

Ibu Jae Hoon : Aku bahkan akan berlutut jika kau ingin.

Pak Jung : Kau tidak perlu bertindak sejauh itu. Jelaskan apa yang terjadi di situs web ibu itu dan cari orang lain yang akan mengelolanya dengan adil, paham?

Ibu Jae Hoon : Baik, Pak. Akan kulakukan. Tentu saja. Aku akan memasang unggahan setelah sampai di rumah.


Lalu dua pelanggan datang. Pak Jung dan Bu Yang langsung meladeni mereka.

Mereka pun terkejut melihat Pak Jung dan Bu Yang.

"Astaga. Lihat? Sudah kubilang. Benar! Anda adalah mereka, bukan?" ucap si pelanggan. Pak Jung dan Bu Yang bingung.


Ternyata, mereka tahu restoran itu dari unggahan siaran langsung yg Pak Jung dan Bu Yang lakukan kemarin.

Pak Jung dan Bu Yang pun melakukan siaran langsung lagi.


Sementara Dae Han dan Soo Hyun melayani pelanggan mereka.

Komentar2 positif mulai berdatangan. Rata2 netizen yg berkomentar penasaran dan ingin datang ke restoran mereka.


Melihat Pak Jung dan Bu Yang yg sibuk melakukan siaran langsung, ibu Jae Hoon mau pergi diam2 tapi dipergoki Dae Han.

Ibu Jae Hoon : Jika sudah selesai bicara, aku akan pergi sekarang.

Dae Han : Kau sangat tidak sabar. Aku belum selesai.


Dae Han membawa ibu Jae Hoon keluar.

Ibu Jae Hoon : Kau mau apa lagi?

Dae Han : Jangan takut. Ini tidak seberapa. Mundurlah sebagai ketua grup yang mendorong masuk SMA internasional.

Ibu Jae Hoon : Apa? Itu berlebihan.


Dae Han langsung mengeluarkan ponselnya dan berniat menghubungi ponsel sutradara penyiaran.

Ibu Jae Hoon takut. Ia merebut ponsel Dae Han dan berjanji akan mundur sesuai permintaan Dae Han.

Dae Han : Kau cepat tanggap. Jangan mengganggu orang lagi dan kau akan baik-baik saja.


Asisten Kyung Hoon memberitahu Kyung Hoon soal ibu Jae Hoon yang mundur sebagai ketua grup yang mendorong masuknya SMA Internasional.

"Dia bilang dia harus mundur untuk alasan kesehatan."

"Kurasa Dae Han melakukan keajaibannya lagi." ucap Kyung Hoon.

"Dia tidak akan bilang, tapi kurasa Dae Han memegang rahasianya." jawab asistennya.

"Ini saatnya mengakhiri permasalahan apartemen upah rendah. Siapkan yang kita bahas sebelumnya." suruh Kyung Hoon.


Malamnya, Song Yi dan Tae Poong menangis. Da Jung kesulitan menenangkan mereka. Dae Han kemudian datang.

Dae Han : Ayah tidak pergi ke Vietnam. Dia akan bilang begitu jika pergi.

Tae Poong : Dia tidak ada di rumah dan kami tidak bisa menghubunginya.

Da Jung : Itu karena dia tidak punya ponsel. Dia tidak akan pergi tanpa berpamitan dengan kalian.

Song Yi : Dia melakukan itu sebelumnya. Aku juga ingin ke Vietnam. Aku ingin pergi dengan Ayah.


Tak pun datang dan meneriaki mereka. Ia minta mereka tidak berisik.

Dae Han : Tak, kenapa kau meneriaki mereka?

Tak : Si berengsek itu bukan ayah. Memiliki anak tidak menjadikanmu seorang ayah. Si berengsek itu bukan ayah kita, jadi, berhentilah menangis!


Da Jung : Tak, hentikan!

Tak : Sial!

Tak tampak menahan tangisnya. Lalu ia pergi ke kamarnya.


Dong Nam sendiri minum2 ditemani seorang temannya. Temannya menyuruh ia memperbaiki hidup.

"Pikirkan anak-anak. Berhenti berjudi."

"Hidup adalah taruhan. Jika berhenti berjudi, aku lebih baik mati saja." jawab Dong Nam.

"Apa yang terjadi saat kau pergi ke Wi Dae Han?"

"Apa yang bisa diceritakan? Aku masih tinggal di sana." jawab Dong Nam.

"Dari yang kulihat di berita, Wi Dae Han sungguh sukses. Melihat hal-hal yang dia lakukan kini, perjalanan duka itu tulus."

"Yang benar saja." ucap Dong Nam.

"Menurutmu sebaliknya?"

"Aku bersyukur karena dia kartu yang bagus untukku. Aku punya dua pasang, sebesar as, dan ternyata Wi Dae Han adalah as sekop. Berkat dia, kedua pasang kartuku menjadi full house." jawab Dong Nam.


Da Jung menemui Dae Han. Si kembar sudah tidur. Da Jung bilang, akhirnya dia bisa membuat mereka tertidur.

Dae Han : Tidak bisakah setidaknya dia menelepon?

Da Jung : Sudah kuduga. Dia juga seperti itu sebelumnya. Aku tahu aku tidak tahu malu karena melakukan ini, tapi izinkan aku meminta satu bantuan lagi. Melihat Tae Poong dan Song Yi tertidur sambil menangis sungguh membuatku sedih. Terlalu sulit bagi mereka tiap kali Ayah datang dan menghilang tanpa kata seperti itu. Anda pernah bilang, bukan? Bahwa Anda tidak bisa bersikap seperti ayah sungguhan. Tapi sebagai gantinya, Anda akan menjadi wali kami.

Dae Han : Benar.

Da Jung : Karena kini sudah melakukannya, tidak bisakah Anda jadi ayah kami, bukan hanya wali kami? Anda tidak perlu menjadi ayahku, tapi setidaknya ayah mereka. Mereka masih muda.


Ponsel Dae Han berdering. Telepon dari nomor yang tidak dikenalnya.

Dae Han : Ini Wi Dae Han.

"Kau memiliki suara yang kuat. Kau juga bukannya begitu hebat."

Dae Han kaget, Pak Han?

Da Jung kaget tahu Dong Nam yang menelpon.

Dae Han : Sepertinya kau banyak minum. Dimana kau?


Dae Han pun bergegas ke bar, tempat Dong Nam minum2. Pelayan mengantarkan Dae Han ke ruangan Dong Nam.


Dae Han masuk dan mendapati Dong Nam lagi minum2 bersama dua wanita.

Dong Nam : Wi Dae Han yang hebat datang ke tempat seperti ini. Jangan berdiri saja. Ayo. Duduklah.


Dae Han duduk. Dia terlihat kesal melihat Dong Nam seperti itu.

Dong Nam : Kalian tahu siapa dia? Dia pria yang hebat.

Dae Han lantas menyuruh kedua wanita itu keluar.


Setelah wanita itu keluar, Dong Nam menuangkan minum untuk Dae Han.

Dae Han : Kau kembali setelah meninggalkan anak-anakmu selama dua tahun, dan kau melakukan tindakan sampah semacam ini?

Dong Nam : Sampah?

Dae Han : Ya, sampah.


Dipanggil sampah, Dong Nam marah dan melemparkan gelas ke dinding.

Dae Han berdiri.

Dae Han : Kau tahu betapa Tae Poong dan Song Yi menangis, berpikir ayah mereka meninggalkan mereka lagi tanpa pamit?

Dong Nam juga berdiri dan menatap marah Dae Han.

Dong Nam : Lalu kenapa kau melakukan itu? Kau sama sekali tidak berhubungan dengan Da Jung!

Sontak, kata2 Dong Nam membuat Dae Han terkejut.


Bersambung....