The Great Show Ep 8 Part 4

Sebelumnya...


Dae Han dan Soo Hyun bertemu di kafe dekat kantor Soo Hyun. Soo Hyun menanyakan masalah Tak.

Dae Han : Aku tidak tahu. Itu akan berhasil. Jangan khawatir. Hasilnya mungkin akan keluar besok.


Dae Han lantas balik tanya soal temuan teman2 Soo Hyun.

Soo Hyun : Lihatlah ini.

Dae Han pun mendekatkan dirinya ke Soo Hyun.

Soo Hyun menunjukkan video rekaman di ponselnya saat ibu Jae Hoon menerima uang dari pemilik restoran.

Dae Han senang.

Soo Hyun : Sudah kubilang orang-orangku sebaik BIN.


Bersamaan dengan itu, Hye Jin lewat dan melihat mereka.

Hye Jin : Aku tidak percaya gadis itu.


Hye Jin lantas mengirimkan foto Dae Han dan Soo Hyun ke Joon Ho.

Joon Ho pun teringat kata2 Soo Hyun semalam saat mereka makan malam. Soo Hyun berkata, ia punya perasaan lebih pada Dae Han.


Tak lama, Joon Ho dikejutkan dgn kedatangan ayahnya.

Kyung Hoon : Ayah sedang lewat dan ingin mendiskusikan sesuatu denganmu. Kau yakin tidak mau mengikuti pemilu?

Joon Ho : Sudah kubilang. Aku tidak punya niat.

Kyung Hoon : Terlepas dari pilihanmu, ayah akan menyatakan tidak mencalonkan diri tahun ini. Tapi ayah akan mencalonkan diri menjadi ketua partai. Tapi bukan berarti kau tidak bisa mengikuti pemilu. Ayah sudah lama bekerja sebagai anggota dewan jadi, ayah harus mengabdikan diri untuk partai. Menurutmu apa masa depan yang lebih baik untuk partai kita?

Joon Ho : Mengganti orang akan menjadi langkah pertama.

Kyung Hoon : Tepat sekali. Jadi, ayah akan memberi contoh. Orang-orang tua harus menyingkir bagi orang-orang muda dan ambisius untuk bergabung dengan kita. Ayah tidak menyuruhmu mengikuti pemilu hanya karena ayah. Ayah meminta bantuanmu agar kita bisa menyelamatkan partai dan membangun kembali kekuatan kita.


Ibu Jae Hoon ada di restoran Pak Jung. Ia tanya, kenapa ia dipanggil ke sana?

Pak Jung dan Bu Yang menatapnya dengan wajah senang.


Soo Hyun lantas menunjukkan video rekaman itu.

Ibu Jae Hoon terkejut melihatnya. Lalu ia berdalih, menerima uang itu sebagai imbalan atas publisitas.

Dae Han : Begitukah? Aku ingin tahu apa pemirsa akan berpikiran sama.

Ibu Jae Hoon : Pemirsa?


Dae Han : Kau tidak tahu dia bekerja di stasiun penyiaran? Dia penulis untuk acara populer saat ini.

Soo Hyun : Tunggu. Kenapa kau lupa bahwa aku penulis utamanya?

Dae Han : Maaf. Dan kau berteman dekat dengan Pembawa Berita Kim Hye Jin, yang dahulu membawakan berita pukul 20.00, bukan?

Soo Hyun : Tentu saja. Dia pembawa acara kita sekarang.

Dae Han : Jika kutunjukkan ini kepadanya, dia akan senang.


Mendengar itu, ibu Jae Hoon langsung memegang tangan Soo Hyun dan minta maaf.

Soo Hyun : Kurasa kau harusnya meminta maaf kepada ibu dan ayahku.


Ibu Jae Hoon berdiri. Ia memegang tangan Pak Jung dan minta maaf. Melihat tangan suaminya dipegang, Bu Yang sewot dan langsung memukuli tangan ibu Jae Hoon.

Bu Yang : Kenapa kau memegang tangan suamiku?

Ibu Jae Hoon memegang tangan Bu Yang.

Ibu Jae Hoon : Perbuatanku kepada kalian berdua sangat buruk. Aku sungguh minta maaf.

Ibu Jae Hoon menepis tangan Bu Yang.

Ibu Jae Hoon : Aku bahkan akan berlutut jika kau ingin.

Pak Jung : Kau tidak perlu bertindak sejauh itu. Jelaskan apa yang terjadi di situs web ibu itu dan cari orang lain yang akan mengelolanya dengan adil, paham?

Ibu Jae Hoon : Baik, Pak. Akan kulakukan. Tentu saja. Aku akan memasang unggahan setelah sampai di rumah.


Lalu dua pelanggan datang. Pak Jung dan Bu Yang langsung meladeni mereka.

Mereka pun terkejut melihat Pak Jung dan Bu Yang.

"Astaga. Lihat? Sudah kubilang. Benar! Anda adalah mereka, bukan?" ucap si pelanggan. Pak Jung dan Bu Yang bingung.


Ternyata, mereka tahu restoran itu dari unggahan siaran langsung yg Pak Jung dan Bu Yang lakukan kemarin.

Pak Jung dan Bu Yang pun melakukan siaran langsung lagi.


Sementara Dae Han dan Soo Hyun melayani pelanggan mereka.

Komentar2 positif mulai berdatangan. Rata2 netizen yg berkomentar penasaran dan ingin datang ke restoran mereka.


Melihat Pak Jung dan Bu Yang yg sibuk melakukan siaran langsung, ibu Jae Hoon mau pergi diam2 tapi dipergoki Dae Han.

Ibu Jae Hoon : Jika sudah selesai bicara, aku akan pergi sekarang.

Dae Han : Kau sangat tidak sabar. Aku belum selesai.


Dae Han membawa ibu Jae Hoon keluar.

Ibu Jae Hoon : Kau mau apa lagi?

Dae Han : Jangan takut. Ini tidak seberapa. Mundurlah sebagai ketua grup yang mendorong masuk SMA internasional.

Ibu Jae Hoon : Apa? Itu berlebihan.


Dae Han langsung mengeluarkan ponselnya dan berniat menghubungi ponsel sutradara penyiaran.

Ibu Jae Hoon takut. Ia merebut ponsel Dae Han dan berjanji akan mundur sesuai permintaan Dae Han.

Dae Han : Kau cepat tanggap. Jangan mengganggu orang lagi dan kau akan baik-baik saja.


Asisten Kyung Hoon memberitahu Kyung Hoon soal ibu Jae Hoon yang mundur sebagai ketua grup yang mendorong masuknya SMA Internasional.

"Dia bilang dia harus mundur untuk alasan kesehatan."

"Kurasa Dae Han melakukan keajaibannya lagi." ucap Kyung Hoon.

"Dia tidak akan bilang, tapi kurasa Dae Han memegang rahasianya." jawab asistennya.

"Ini saatnya mengakhiri permasalahan apartemen upah rendah. Siapkan yang kita bahas sebelumnya." suruh Kyung Hoon.


Malamnya, Song Yi dan Tae Poong menangis. Da Jung kesulitan menenangkan mereka. Dae Han kemudian datang.

Dae Han : Ayah tidak pergi ke Vietnam. Dia akan bilang begitu jika pergi.

Tae Poong : Dia tidak ada di rumah dan kami tidak bisa menghubunginya.

Da Jung : Itu karena dia tidak punya ponsel. Dia tidak akan pergi tanpa berpamitan dengan kalian.

Song Yi : Dia melakukan itu sebelumnya. Aku juga ingin ke Vietnam. Aku ingin pergi dengan Ayah.


Tak pun datang dan meneriaki mereka. Ia minta mereka tidak berisik.

Dae Han : Tak, kenapa kau meneriaki mereka?

Tak : Si berengsek itu bukan ayah. Memiliki anak tidak menjadikanmu seorang ayah. Si berengsek itu bukan ayah kita, jadi, berhentilah menangis!


Da Jung : Tak, hentikan!

Tak : Sial!

Tak tampak menahan tangisnya. Lalu ia pergi ke kamarnya.


Dong Nam sendiri minum2 ditemani seorang temannya. Temannya menyuruh ia memperbaiki hidup.

"Pikirkan anak-anak. Berhenti berjudi."

"Hidup adalah taruhan. Jika berhenti berjudi, aku lebih baik mati saja." jawab Dong Nam.

"Apa yang terjadi saat kau pergi ke Wi Dae Han?"

"Apa yang bisa diceritakan? Aku masih tinggal di sana." jawab Dong Nam.

"Dari yang kulihat di berita, Wi Dae Han sungguh sukses. Melihat hal-hal yang dia lakukan kini, perjalanan duka itu tulus."

"Yang benar saja." ucap Dong Nam.

"Menurutmu sebaliknya?"

"Aku bersyukur karena dia kartu yang bagus untukku. Aku punya dua pasang, sebesar as, dan ternyata Wi Dae Han adalah as sekop. Berkat dia, kedua pasang kartuku menjadi full house." jawab Dong Nam.


Da Jung menemui Dae Han. Si kembar sudah tidur. Da Jung bilang, akhirnya dia bisa membuat mereka tertidur.

Dae Han : Tidak bisakah setidaknya dia menelepon?

Da Jung : Sudah kuduga. Dia juga seperti itu sebelumnya. Aku tahu aku tidak tahu malu karena melakukan ini, tapi izinkan aku meminta satu bantuan lagi. Melihat Tae Poong dan Song Yi tertidur sambil menangis sungguh membuatku sedih. Terlalu sulit bagi mereka tiap kali Ayah datang dan menghilang tanpa kata seperti itu. Anda pernah bilang, bukan? Bahwa Anda tidak bisa bersikap seperti ayah sungguhan. Tapi sebagai gantinya, Anda akan menjadi wali kami.

Dae Han : Benar.

Da Jung : Karena kini sudah melakukannya, tidak bisakah Anda jadi ayah kami, bukan hanya wali kami? Anda tidak perlu menjadi ayahku, tapi setidaknya ayah mereka. Mereka masih muda.


Ponsel Dae Han berdering. Telepon dari nomor yang tidak dikenalnya.

Dae Han : Ini Wi Dae Han.

"Kau memiliki suara yang kuat. Kau juga bukannya begitu hebat."

Dae Han kaget, Pak Han?

Da Jung kaget tahu Dong Nam yang menelpon.

Dae Han : Sepertinya kau banyak minum. Dimana kau?


Dae Han pun bergegas ke bar, tempat Dong Nam minum2. Pelayan mengantarkan Dae Han ke ruangan Dong Nam.


Dae Han masuk dan mendapati Dong Nam lagi minum2 bersama dua wanita.

Dong Nam : Wi Dae Han yang hebat datang ke tempat seperti ini. Jangan berdiri saja. Ayo. Duduklah.


Dae Han duduk. Dia terlihat kesal melihat Dong Nam seperti itu.

Dong Nam : Kalian tahu siapa dia? Dia pria yang hebat.

Dae Han lantas menyuruh kedua wanita itu keluar.


Setelah wanita itu keluar, Dong Nam menuangkan minum untuk Dae Han.

Dae Han : Kau kembali setelah meninggalkan anak-anakmu selama dua tahun, dan kau melakukan tindakan sampah semacam ini?

Dong Nam : Sampah?

Dae Han : Ya, sampah.


Dipanggil sampah, Dong Nam marah dan melemparkan gelas ke dinding.

Dae Han berdiri.

Dae Han : Kau tahu betapa Tae Poong dan Song Yi menangis, berpikir ayah mereka meninggalkan mereka lagi tanpa pamit?

Dong Nam juga berdiri dan menatap marah Dae Han.

Dong Nam : Lalu kenapa kau melakukan itu? Kau sama sekali tidak berhubungan dengan Da Jung!

Sontak, kata2 Dong Nam membuat Dae Han terkejut.


Bersambung....

0 Comments:

Post a Comment