The Great Show Ep 9 Part 1

Sebelumnya...


Dae Han terkejut saat Dong Nam bilang, ia dan Da Jung tidak punya hubungan darah.

Dae Han lantas pura2 tidak mengerti dan tanya apa maksud Dong Nam.


Dong Nam kembali duduk.

Dong Nam : Semua penjahat sama saja saat kau menginterogasi mereka. Mereka selalu menyangkal meskipun pada akhirnya mereka akan ketahuan.

Dae Han juga kembali duduk.

Dae Han : Entah apa yang kau dengar dan dari siapa,..

Dong Nam : Dari siapa? Siapa lagi? Ibu Da Jung. Sun Mi bilang Ayah Da Jung meninggal.

Dae Han tambah kaget. Dong Nam lalu bertanya2, haruskah ia merahasiakan hal itu atau memberitahu pada media?


Dae Han kesal. Ia lalu minum bir langsung dari botolnya dan mengakui bahwa Da Jung memang bukan putrinya.

Dae Han : Tapi dia datang kepadaku, mengira aku ayahnya. Ditambah lagi, dia datang dengan tiga adik. Bagaimana bisa aku mengusirnya?

Dong Nam : Kau pikir aku bodoh? Jika kau menerimanya akibat kebaikan hatimu, kenapa kau membohonginya dan media bahwa kau ayah kandungnya?

Dae Han bingung menjelaskannya.


Dong Nam : Lupakan saja. Aku tidak peduli apa motifmu. Yang penting adalah kau menipu seluruh negeri.

Dae Han : Lalu? Apa yang ingin kau katakan kepadaku?

Dong Nam : 30.000 dolar. Berikan aku uang itu dan bibirku terkunci. Beri aku uang dan lanjutkan urusanmu, Ayah Nasional. Aku akan menghilang diam-diam. Itu hal terbaik untukmu, aku, dan anak-anak. Apa aku salah?

Dae Han kesal.


Da Jung pergi ke rumah Soo Hyun. Da Jung cerita, kalau ia ingin Dong Nam menghilang.

Soo Hyun : Tapi dia ayah adik-adikmu.

Da Jung : Dia tidak bersikap seperti seorang ayah. Sejak dia datang, adik-adikku lebih kesulitan.

Soo Hyun : Kau juga berharap Dae Han akan terus menjadi ayah mereka?

Da Jung : Ya. Kurasa itu lebih baik bagi mereka. Aku tidak tahu malu, bukan?

Soo Hyun : Tidak. Meminta bantuan saat kau membutuhkannya butuh keberanian. Kau baik-baik saja sekarang. Jika kau butuh bantuan, minta bantuan Dae Han atau aku. Dengan berani, seperti sekarang.

Soo Hyun : Aku akan melakukannya. Dengan berani.


Ponsel Da Jung berbunyi. Notifikasi dari chat grup sekolahnya. Teman2ya membully nya lagi.

"Anak-anak, kalian sudah tidur?"
"Dia tidak membaca pesannya, jadi, pasti sudah tidur."
"Orang aneh. Ruang obrolan ini dibuat untuknya. Bagaimana dia bisa tidur?"
"Dia membacanya dan mengabaikan kita."

Soo Hyun : Siapa yang mengirim pesan selarut ini?

Da Jung pun keluar dari grup chat sekolahnya.

Da Jung : Teman-temanku.

Soo Hyun : Sungguh? Kalian pasti sudah akrab.

Da Jung : Kakak tahu aku populer.

Soo Hyun : Itu benar.


Da Jung mual lagi. Soo Hyun cemas. Da Jung bilang ke Soo Hyun kalau dia baik2 saja dan lari ke kamar mandi.


Ponsel Da Jung berbunyi lagi. Soo Hyun hanya tersenyum melihat ponsel Da Jung yg berbunyi. Ia tidak memeriksanya dan membaca pesannya.


Dae Han langsung menemui Bong Joo. Bong Joo panic.

Bong Joo : Jika media tahu soal ini, habislah kau. Kau bisa ucapkan selamat tinggal pada karir politikmu dan kau akan dikucilkan masyarakat. Ini gila.

Dae Han : Tetap saja, aku tidak bisa membayarnya. Aku tidak punya uang, dan itu tidak akan menyelesaikan masalah. Siapa yang tahu kapan bedebah itu akan berubah pikiran?

Bong Joo : Entah kau ayah kandung Da Jung atau bukan, dia harus mencium kakimu karena kau merawat mereka. Bagaimana bisa dia meminta uang?


Dae Han : Dia mencoba menjual anak-anaknya untuk mendapatkan uang. Bong Joo, apa yang harus kulakukan?

Bong Joo : Begini... Berlututlah di depannya dan memohonlah sambil menangis. Katakan kau tidak punya uang dan minta dia melepaskanmu demi anak-anak.

Dae Han : Itu tidak akan mempan untuk bedebah yang menjual anaknya demi 30.000 dolar.

Bong Joo : Kau punya pilihan apa lagi? Kamu tidak bisa apa-apa lagi.

Dae Han : Ini membuatku gila.


-Episode 9, Kesepakatan Berbahaya-


Paginya, Da Jung mengetuk2 pintu kamar Dae Han sembari memanggil Dae Han. Tak lama, Dae Han keluar.

Dae Han : Ada apa

Di sofa, tampak Dong Nam yg baru bangun karena teriakan Da Jung.

Da Jung : Ada yang salah dengan Song Yi. Dia berkeringat dingin dan menggigil. Kurasa dia sakit.

Dae Han kaget, benarkah?

Dae Han dan Da Jung bergegas ke kamar, tapi Dong Nam menyuruh Da Jung mengambil air. Da Jung dan Dae Han sama2 kesal dgn sikap Dong Nam yg bahkan tidak peduli Song Yi sakit. Da Jung yg kesal, melengos pergi ke kamar.

Dong Nam : Anak nakal itu. Dia tidak punya rasa hormat.


Dae Han menyusul Da Jung ke kamar.

Dae Han : Song Yi, dimana yang sakit?

Dae Han dan Da Jung membantu Song Yi duduk.

Song Yi : Perutku sakit.

Dae Han : Benarkah?


Song Yi tiba2 muntah. Dae Han menampung muntah Song Yi dgn tangannya. Da Jung mengambil tisu dan membersihkan tangan Dae Han. Ia juga mengambil tisu untuk mengelap mulut Song Yi.


Dae Han dan Da Jung membawa Song Yi ke kamar mandi. Dae Han membersihkan mulut Song Yi.

Dae Han : Tidak apa-apa. Aku akan membawanya ke rumah sakit. Jaga anak-anak hari ini.

Da Jung : Aku akan ikut dengan anda.

Dae Han : Kau harus pergi ke sekolah.

Dong Nam menyusul mereka.

Dong Nam : Aku akan pergi, jangan cemaskan dia. Pergilah ke sekolah. Aku akan ikut denganmu ke rumah sakit.

Dae Han : Aku akan pergi sendiri. Kau banyak minum semalam. Kau harus istirahat di rumah.

Dong Nam : Aku lelah, tapi aku akan tetap pergi. Besok, aku harus meninggalkan anak-anak lagi.

Da Jung : Anda akan pergi besok?

Dong Nam melirik Dae Han : Apa gunanya tinggal lama? Tidak ada yang mau aku di sini. Aku akan menyelesaikan urusanku hari ini, dan kembali ke Vietnam.


Dae Han membawa Song Yi ke RS. Dokter mengatakan, Song Yi kram perut.

Dae Han kaget.

Dae Han : Anak-anak juga bisa kram perut?

Dokter : Tentu saja. Itu terjadi jika mereka makan yang membuat perut mereka sakit atau mereka mengalami banyak tekanan. Aku akan memberikan cairan. Kita lihat bagaimana kondisinya.


Song Yi diinfus sekarang dan dia tertidur lelap. Dae Han menjaga Song Yi. Lalu ia melihat tangan Song Yi yg menggenggam saputangan Sun Mi.

Dae Han ingat kata2 Da Jung soal saputangan itu.

Da Jung : Ibu kami biasa menggunakannya,dan kurasa itu membuatnya merasa seolah-olah ada di sisinya.


Dong Nam kemudian datang.

Dong Nam : Dia tidak butuh infus. Buang-buang uang saja.

Dae Han : Kenapa kau bilang begitu soal anak yang sakit?

Dong Nam : Song Yi punya sistem pencernaan yang lemah seperti ibunya, jadi, dia sering sakit perut. Kondisinya membaik setelah sesaat.


Ponsel Dae Han berbunyi. Telepon dari Walikota Jung.

Dae Han pun beranjak keluar.


Walikota Jung : Soal sidang dengar pendapat hari ini untuk apartemen upah rendah...

Dae Han kaget, hari ini sidang dengar pendapat?

Walikota Jung : Di mana kepalamu? Bagaimana kau bisa lupa? Astaga.

Dae Han : Coba besarkan empat anak. Cobalah berpikir jernih. Omong-omong, kenapa?

Walikota Jung : Kami memutuskan untuk mengadakan pemungutan suara dalam tiga pekan.

Dae Han : Apa? Bagaimana jika mereka memilih untuk menolaknya?


Walikota Jung : Sentimen publik ada di pihak kita berkat kau.

Dae Han : Tetap saja, bukankah itu sedikit gegabah?

Walikota Jung : Kenapa kita harus mengulur waktu? Kang Joon Ho dan Kang Kyung Hoon akan hadir di sana. Kau harus datang dan melihat wajah mereka.


Dae Han pun kembali ke kamar dan meminta Dong Nam menjaga Song Yi karena ia harus ke balai kota.

Dong Nam : Jangan hiraukan Song Yi. Jadi? Kau sudah memikirkannya?

Dae Han : Aku masih memikirkannya.

Dong Nam : Berpikir berlebihan selalu membuat keputusan yang salah. Bagaimanapun, beri aku jawaban di pengujung hari. Aku sendiri sibuk.


Sekarang,, Dae Han menyetir mobilnya sambil ngedumel.

Dae Han : Bagaimana bisa dia memikirkan uang saat putrinya sakit? Yang benar saja. Apa salah anak-anak? Si Sampah.


Da Jung yang berjalan di koridor sekolah, heran sendiri digosipin murid2 lain. Da Jung bisa mendengar apa yg mereka bicarakan.


Tak lama kemudian, Da Jung pun sadar satu sekolah sudah tahu dia hamil. Dia lantas memeriksa chat grup sekolahnya. Dan benar saja, gara2 chat itu, satu sekolah jadi tahu kehamilannya.


Da Jung pun kembali ke kelas dan melabrak Min Ji.

Da Jung : Kau orangnya, bukan? Kapan aku menatapmu?

Ya, Min Ji menulis di grup chat kalau Da Jung berani menatapnya.

Da Jung : Mengunggah kebohongan adalah kejahatan.

Min Ji : Orang aneh. Aku kehabisan kata-kata. Laporkan saja aku. Laporkan aku.

Da Jung diam.

Min Ji : Apa? Kau takut?

Da Jung : Takut? Kenapa? Kau yang melakukan hal buruk.


Min Ji : Lihat dia. Dia sangat arogan. Kau tidak melakukan kesalahan, bukan?

Da Jung : Kuakui aku mengalihkan perhatian kalian. Karena itulah aku menerimanya tapi aku tidak tahan lagi jika kau melakukan ini.

Min Ji : Jika kau begitu perhatian, kenapa kau lugu sekali? Lihatlah sekeliling. Cari orang di sini yang senang bersamamu. Bukan hanya kau yang pasrah menerima. Kami tidak nyaman dan marah karenamu, tapi kami semua menerimanya.

Da Jung melihat sekelilingnya dan memang benar, tidak ada yg suka dengannya.


Di kantor, Penulis Ma membicarakan grup chat yg seperti penjara.

Soo Hyun bingung, apa itu?

Penulis Ma : Itulah yang dilakukan remaja saat ini. Mereka mengurung seseorang di ruang obrolan dan mengeroyoknya.

Soo Hyun : Bagaimana caranya?

Penulis Ma : Semua orang di ruang obrolan bergantian mengirim pesan merundung. Mereka mempermalukan orang di ruang obrolan.

Soo Hyun : Tidak bisakah kau meninggalkan ruang obrolan?

Penulis Ma : Lalu mereka akan mengundangmu lagi dan lagi. Karena itu mereka menyebutnya penjara.

Soo Hyun : Anak-anak zaman sekarang sangat menakutkan.


Soo Hyun lantas terdiam. Ia teringat soal chat-an yg masuk ke ponsel Da Jung semalam.

Soo Hyun : Tidak mungkin.


Joon Ho dan ayahnya sedang di jalan. Joon Ho : Sentimen publik mendukung apartemen upah rendah, tapi ayah tampak bahagia.

Kyung Hoon : Apa yang bisa ayah lakukan? Kita harus mengikuti apa pun pilihan orang-orang.


Dae Han dan Walikota Jung di lift.

Walikota Jung : Terima kasih atas kerja kerasmu meraih hati rakyat.

Dae Han : Apa hanya itu yang kudapatkan? Aku bekerja keras untuk itu.

Walikota Jung : Dasar berandal. Kau tidak punya kerendahan hati.

Dae Han : Tidak ada yang menghargai kerendahan hati.


Mereka keluar dari lift dan bertemu Kyung Hoon cs di depan ruangan tempat acara.

Kyung Hoon dan Walikota Jung saling menyapa.

Joon Ho dan Dae Han saling bertatapan.

Usai berbincang2 sebentar, mereka pun masuk ke dalam.


Di dalam, para pendukung Dae Han dan Kyung Hoon saling berdebat. Ada Pak Jung disana, diantara para pendukung Dae Han.


Sidang terkait apartemen upah rendah dimulai.

Bong Joo : Kita akan memulai sidang dengar pendapat Proyek Apartemen Upah Rendah di Jungang-gu, Inju. Pertama, kita akan mendengar pernyataan pembuka dari Wali Kota Inju, Jung Han Soo.


Walikota Jung : Tiga pekan dari sekarang, suara kalian akan menentukan nasib Apartemen Upah Rendah Purun. Kumohon, cobalah pelankan suara kalian sedikit untuk membuat sidang ini lebih produktif, dan dengarkan pendapat orang lain.

Kyung Hoon : Halo, aku Kang Kyung Hoon. Pertama-tama, terima kasih sudah datang meski kalian sibuk untuk mengutarakan pendapat kalian tentang pengembangan masyarakat. Seperti yang diketahui semua orang, aku tidak mau membangun apartemen upah rendah di lahan penjara lama. Jungang-gu, Inju, terancam punya tingkat kejahatan lebih tinggi, dan akan makin memperburuk area yang kita tinggali.


Seorang pria bertopi hitam duduk diantara penonton. Gerak geriknya sangat mencurigakan.


Kyung Hoon terus berpidato. Disaat Kyung Hoon pidato, pria itu berdiri dan mempercepat langkahnya ke arah Kyung Hoon. Ia mengeluarkan pisau.


Melihat itu, asisten Kyung Hoon berusaha meringkus pria itu tapi pria itu berhasil mendorongnya dan melukai lengan Kyung Hoon.

Joon Ho dan Dae Han kaget. Joon Ho pun langsung memegangi ayahnya.


Kyung Hoon dilarikan ke RS.

Para reporter berkumpul, meminta pernyataan dari pihak Kyung Hoon.

Asisten Kyung Hoon : Semuanya, tolong. Prioritasnya adalah merawat pasien. Setelah Anggota Dewan stabil, kami akan mengadakan wawancara.


Di ruangannya, Walikota Jung menyaksikan berita Kyung Hoon yg diserang bersama Dae Han. Penyerangnya disebut2 memiliki dendam terhadap Kyung Hoon.

Walikota Jung : Ini buruk. Kang Kyung Hoon akan memanipulasi media. Kita bahkan dapat dukungan publik. Kenapa melakukan hal bodoh?

Dae Han : Kau benar. Aku tidak mengerti penyerangnya. Bahkan tanpa hal seperti ini, kita unggul.

Walikota Jung : Aksi tidak berguna ini akan menjadi bumerang bagi kita.

Dae Han : Dia pasti sudah gila. Jika waras, dia tidak akan melakukannya.

Bersambung ke part 2...

Si Kyung Hoon ngedrama, pura2 diserang orang....

0 Comments:

Post a Comment