The Great Show Ep 8 Part 3

Sebelumnya....


Dae Han dan Soo Hyun kembali ke restoran. Pak Jung kaget mendengar cerita mereka kalau bukan hanya restorannya saja yg menjadi korban.

Bu Yang : Sudah kuduga. Aku tahu dia tipe wanita yang selalu mengambil keuntungan.

Pak Jung : Karena kita tahu yang sebenarnya, tidak bisakah kita mengambil jalur hukum?

Soo Hyun : Masalahnya, kita tidak punya bukti. Kita bisa dituduh melakukan tuduhan palsu.

Bu Yang sewot : Hukum macam apa itu?

Dae Han : Tapi setelah tahu ada korupsi, kita hanya perlu mengamankan bukti.


Pak Jung meminum minumannya, lalu meletakkan gelasnya di meja dgn sedikit dibanting. Bu Yang, Soo Hyun dan Dae Han sontak kaget dan langsung menatap ke arahnya.

Pak Jung : Kurasa akhirnya giliranku berakting.

Soo Hyun : Apa yang akan ayah lakukan?

Pak Jung : Bagaimana kau bisa selamban itu padahal kau seorang penulis? Apa lagi menurutmu? Ayah akan mendekatinya dengan berpura-pura minta maaf dan membuatnya mengakui semua perbuatannya.

Soo Hyun : Maksudnya ayah akan merekamnya diam-diam?

Pak Jung : Itu dia. Seperti yang mereka lakukan di film.

Soo Hyun : Itu bukan rencana yang buruk, tapi apa ayah bisa melakukannya? Ayah cukup pengecut.

Pak Jung : Soo Hyun. Jangan khawatir. Mungkin ayah kini menggoreng ayam, tapi dahulu ayah bermimpi menjadi agen rahasia seperti James Bond.


Pak Jung mulai mengarahkan telunjuknya ke atas, seolah2 memegang pistol.

Bu Yang : Bond apanya?

Pak Jung : Waktuku akhirnya tiba. Aku akan berkorban demi menyelamatkan Kota Inju.


Pak Jung pun menunggu kedatangan ibu Jae Hoon di depan RS. Tak lama, ibu Jae Hoon datang. Melihat ibu Jae Hoon bergerak ke arahnya, Pak Jung bergegas mengambil ponselnya tapi tangannya gemetaran. Pak Jung lalu meyakinkan dirinya kalau ia bisa melakukanya. Lalu ia mulai menyalakan alat perekamnya dan memasukkan ponselnya ke dalam saku jaketnya.


"Aku tahu kau akhirnya akan menyerah. Kenapa kau harus membuatnya begitu sulit?" ucap ibu Jae Hoon.

"Maafkan aku, Bu. Istriku juga sangat menyesalinya. Aku tidak tahu betapa berpengaruhnya dirimu  dan membuat kesalahan besar. Maafkan aku." jawab Pak Jung.

"Kau baru menyadari itu?" tanya ibu Jae Hoon.

"Kudengar kau juga memasang tulisan untuk memfitnah banyak restoran lain. Benar, bukan?" tanya Pak Jung.

Ibu Jae Hoon pura2 bego, apa maksudmu?

Pak Jung : Aku bukannya mau mengeluh. Aku hanya ingin bilang kau amat berkuasa.

Ibu Jae Hoon : Kau tahu berapa banyak anggota situs web kami? Jangan main-main denganku.


Pak Jung : Aku tahu. Seharusnya aku tahu. Jadi apakah benar kau memasang unggahan lain juga? Kudengar kau bahkan meminta uang.

Ibu Jae Hoon : Dari mana kau mendengar omong kosong itu?

Ibu Jae Hoon mau pergi tapi ditahan Pak Jung.

Pak Jung : Kau tidak boleh pergi begitu saja. Aku hanya penasaran. Jadi, tolong katakan ya atau tidak. Dengan suara jernih.


Mendengar itu, ibu Jae Hoon curiga Pak Jung mau merekam semuanya. Ia memegang tangan Pak Jung dan mencoba mencari alat perekam tapi tidak ketemu. Pak Jung menepis tangan ibu Jae Hoon dan memegangi saku jaketnya tempat ia menyimpan ponselnya.

Pak Jung : Apa maksudmu merekam? Aku hanya penasaran... Pendengaranku buruk belakangan ini. Karena itu aku ingin kau menjawab ya atau tidak dengan suara jernih.

Pak Jung kembali memegangi ibu Jae Hoon. Ibu Jae Hoon menepisnya, hingga ponsel Pak Jung tak sengaja jatuh ke bawah.

Ibu Jae Hoon melihat alat perekam yg menyala saat ponsel Pak Jung jatuh. Tahulah dia kalau suaranya direkam.

Pak Jung : Kenapa ini menyala? Apa ini rusak? Tidak mau mati.

Ibu Jae Hoon : Kau sulit dipercaya, hingga akhir.

Ibu Jae Hoon beranjak pergi.


Dae Han dan Soo Hyun menjemput Pak Jung. Pak Jung minta maaf karena gagal membuat ibu Jae Hoon bicara.

Soo Hyun : Ayah sebaiknya fokus menggoreng ayam saja.

Pak Jung : Ayah malu.

Soo Hyun : Aku bercanda. Tidak apa-apa. Jangan kecewa. Kami punya rencana cadangan jika ini tidak berhasil.

Pak Jung : Rencana cadangan? Apa itu?

Soo Hyun : Pasti ada bukti di internet tentang bagaimana dia memanfaatkan orang-orang. Kita akan menemukan itu.

Pak Jung : Siapa? Bagaimana?


Soo Hyun pun memberitahu ayahnya. Ternyata Soo Hyun meminta bantuan teman2nya mencari bukti terkait ibu Jae Hoon yg memeras para pemilik restoran.

Soo Hyun : Aku meminta orang-orang yang sehebat agen BIN untuk menyelidikinya.


Dae Han : Aku bicara soal restoran ayah di Podcast yang kulakukan.

Pak Jung : Pod? Apa itu?

Dae Han : Ini seperti siaran tunggal, tapi lebih seperti acara radio. Aku minta mereka mempromosikan. Jadi, semua akan segera membaik.

Pak Jung : Terima kasih.


Ponsel Soo Hyun berbunyi. Telepon dari Joon Ho.

Pak Jung melihat layar ponsel Soo Hyun.

Pak Jung : Bukankah itu pengacara yang waktu itu? Ayo, angkat.


Pak Jung dan Dae Han kembali ke restoran.

Bu Yang : Aku tahu ini akan terjadi.


Bu Yang lalu menyuruh Pak Jung minggir.

Pak Jung menggeser duduknya. Bu Yang duduk di tempat Pak Jung duduk tadi.

Bu Yang : Kenapa kau harus terlibat?


Pak Jung : Aku hanya berusaha membalaskan dendam istriku yang berharga.

Pak Jung merangkul Bu Yang dan menyenderkan kepalanya di bahu Bu Yang.

Dae Han yang panas gara2 telepon Joon Ho tadi, sebal melihatnya.

Bu Yang ; Yang benar saja. Kau pandai bicara.


Bu Yang lantas menyingkirkan bahunya dari kepala Pak Jung. Lalu ia menanyakan Soo Hyun.

Pak Jung : Dalam perjalanan pulang...

Bu Yang : Ya?

Pak Jung : Ingat pengacara itu? Dia meneleponnya dan mengajaknya makan malam. Kau tahu pendapatku? Kurasa pengacara itu sangat menyukai Soo Hyun.

Bu Yang : Benarkah? Tapi dia juga harus menyukainya.

Pak Jung : Bukan begitu. Kurasa dia menyukainya. Dia bilang akan mentraktir makan malam.


Pak Jung dan Bu Yang lalu melihat wajah Dae Han yg murung.

Pak Jung : Kenapa kau murung sekali? Tunggu. Kau cemburu?

Dae Han : Tentu saja tidak! Tidak mungkin. Aku mengkhawatirkan restoran Ayah. Aku tidak menganggap Soo Hyun lebih dari teman atau adik. Tidak mungkin.

Pak Jung : Tentu saja. Kau sudah punya empat anak dan segera punya cucu. Kau seharusnya malu jika tertarik kepadanya.


Dae Han lalu meninggalkan restoran Pak Jung. Ia merasa, kata2 Pak Jung ada benarnya.

Dae Han : Dia benar. Aku tidak punya waktu untuk ini.

Ponsel Dae Han lalu berdering. Telepon dari Bong Joo.

Bong Joo : Aku menyelidiki ayah anak-anak.


Soo Hyun makan malam di restoran dgn Joon Ho. Joon Ho makan dengan lahap tapi Soo Hyun tak menyentuh makanannya sama sekali.

Joon Ho : Makanan terasa paling enak saat orang lain mentraktir.

Soo Hyun : Aku mengajakmu makan malam karena ada yang ingin kukatakan.

Joon Ho pun langsung meletakkan sendoknya mendengar itu.

Joon Ho : Ada apa?


Soo Hyun : Aku tidak suka orang yang memberikan harapan palsu, tapi aku mendapati diriku melakukan hal serupa. Ingat perkataanku setelah kau menyatakan perasaanmu? Kubilang aku tidak yakin bagaimana perasaanku.

Joon Ho : Benar kau melakukan itu.

Soo Hyun : Kurasa kini aku tahu. Setelah mengenalmu, kulihat kau jauh lebih baik dari dugaanku. Itu sebabnya aku tidak bisa membiarkanmu pergi.

Joon Ho : Kalau begitu jangan.

Soo Hyun : Kurasa kau harus melakukan sesuatu saat ingin melakukannya. Tapi saat ini, yang sangat ingin kulakukan adalah tidak berkencan atau jatuh cinta.

Joon Ho : Lalu apa?

Soo Hyun : Aku ingin membantu Da Jung. Aku ingin membantunya agar dia baik-baik saja, agar dia bisa punya bayi yang sehat.

Joon Ho : Terus terang, aku tidak mengerti. Dia bukan adik kandungmu.

Soo Hyun pun akhirnya cerita, kalau dulu dia punya adik.

Joon Ho kaget dan juga bingung, dulu?

Soo Hyun : Saat seusia Da Jung, dia meninggal dalam kecelakaan.

Joon Ho kaget : Aku tidak pernah membayangkan kau akan memiliki kisah seperti itu. Aku terlalu gegabah. Maafkan aku.

Soo Hyun : Tidak apa-apa. Hanya aku terus memikirkan adikku setiap kali melihat Da Jung. Karena itulah aku ingin memperlakukan Da Jung dengan baik karena aku tidak bisa melakukan itu untuk adikku.


Joon Ho : Kurasa aku bisa mengerti. Tapi dia putri Dae Han. Terlibat dalam kehidupan orang lain, bertentangan dengan niatmu, bisa berakhir buruk, bukan?

Soo Hyun : Aku tahu kau benar. Tapi sulit untuk diam saja. Mungkin aku ingin melewati batas.

Joon Ho : Saat kau bilang itu sulit, apa ini hanya karena Da Jung?

Soo Hyun : Apa maksudmu?

Joon Ho : Aku penasaran. Perasaanmu terhadap Dae Han.

Soo Hyun terdiam mendengar kata2 Joon Ho soal perasaannya kepada Dae Han.


Dae Han dan Dong Nam minum soju di warung tenda.

Dae Han : Kau bersenang-senang dengan anak-anak hari ini?

Dong Nam : Tentu saja. Mereka sangat bahagia. Itu tidak akan mungkin tanpamu. Terima kasih.

Dae Han : Sama-sama. Kau harus pergi ke Vietnam? Anak-anak sangat menyukaimu.

Dong Nam : Tentu saja, aku ingin bersama mereka. Tapi uang selalu menjadi masalah, bukan?


Dae Han : Benar. Uang selalu menjadi masalah. Aku hanya berpikir kau tidak perlu pergi ke Vietnam untuk mencari uang. Kau belum pernah ke sana.

Dong Nam terkejut : Apa maksudmu?

Dae Han : Aku memeriksa catatan kedatangan dan keberangkatanmu. Kau belum pernah ke Vietnam.

Dong Nam : Kau sungguh mantan anggota dewan. Betapa banyak sumbermu.

Dae Han : Entah apa yang kau lakukan beberapa tahun ini, tapi kau harus tetap bersama mereka. Mereka masih membutuhkan perawatan orang tua. Aku akan membantu sebisaku.

Dong Nam : Aku rasa aku membunuh ibu mereka. Jika tidak bertemu denganku, dia tidak akan mati seperti itu. Terima kasih atas tawaranmu, tapi berada di samping pria yang hancur juga akan menghancurkan anak-anak.

Flashback...


Dong Nam menemukan guci abu Sun Mi. Dia menatap guci abu itu dgn mata berkaca-kaca.

Flashback end...


Besok paginya, Soo Hyun tanya, apa Penulis Ma menemukan sesuatu di situs Inju Mom?

Penulis Ma : Tidak. Tapi Penulis Ahn menemukan sesuatu.


Soo Hyun langsung menatap Penulis Ahn. Penulis Ahn pun menunjukkan temuannya.

Penulis Ahn : Ini situs web lain untuk pekerja paruh waktu. Lihatlah komentar ini.

"Restoran tempatku bekerja juga dimanfaatkan oleh situs bernama Inju Mom. Aku diam-diam merekamnya menuntut uang. Tapi pemiliknya berpikir lebih mudah memberinya uang!"

Soo Hyun : Aku sangat terkejut!

Penulis Ahn : Aku menemukan nomornya dan meneleponnya. Dia masih punya videonya.


Mendengar itu, Soo Hyun senang dan memeluk Penulis Ahn.

Soo Hyun : Penulis Ahn, kau yang terbaik!


Dae Han mendampingi Tak menuju ruang Komite Kekerasan. Tak merasa, seperti akan memasuki ruang sidang. Ia juga berkata, tidak masalah jika dirinya dikeluarkan.

Dae Han : Benarkah? Kenapa? Jadi, kau bisa hidup dariku selama sisa hidupmu?

Tak : Apa kau mencintaiku?

Dae Han : Itu perkataan yang buruk. Ayo masuk. Kau ingat ucapanku, bukan? Saat aku memberimu sinyal, memohonlah, mengerti?


Bersamaan dengan itu, ibu Jae Hoon keluar sambil memapah Jae Hoon. Ibu Jae Hoon menatap Dae Han dan Tak kesal.

Ibu Jae Hoon : Menyebalkan sekali.

Lalu ibu Jae Hoon memapah Jae Hoon pergi.


Dae Han dan Tak masuk.

Dae Han : Sudah jelas dia salah karena menggunakan kekerasan. Kami sangat menyesal kepada korban dan orang tuanya. Namun, kuharap kalian mengerti bahwa itu tidak disengaja dan itu tindakan perlawanan terhadap kekerasan lain.

"Apa maksud anda perlawanan terhadap kekerasan?"

Dae Han : Aku baru tahu, tapi Jae Hoon memanggil putraku Keluarga Kacau dan menggoda teman sekelas lain yang menerima dana pensiun dengan menyebutnya DPM. Itu kecelakaan yang terjadi saat dia tidak tahan lagi karena dilecehkan terus menerus.

Han Bit Eomma : Tapi tetap saja, menyebabkan cedera jelas perilaku yang salah. Membalas kekerasan verbal dengan kekerasan fisik bukanlah sesuatu yang bisa dibenarkan.

Dae Han : Ya, itu benar. Putraku dan aku sangat menyesalinya.

Tak diam saja. Melihat itu, Dae Han memukul punggung Tak dan menyuruhnya minta maaf.

Tak pun minta maaf dan janji tidak akan menggunakan kekerasan lagi.


Para guru dan dua polisi pun mulai mendiskusikan keputusan apa yg harus mereka ambil.

Melihat itu, Dae Han pun mengatakan salah satu kutipan dari Alkitab.

Dae Han : Menurut Lukas 17:3, "Jika adik berbuat dosa kepadamu, bantulah mereka, dan jika mereka bertobat, maafkan mereka."

Dae Han juga mengeluarkan kalung salibnya dari balik bajunya. Padahal biasanya dia tidak pernah memakai kalung itu.

Ternyata Dae Han sengaja memakainya setelah mendengar kata2 Bong Joo saat menelponnya tadi malam setelah ia pergi dari restoran Pak Jung.

Bong Joo : Menurut unggahan Ibu Han Bit, dia tampak sangat religius.

Flashback end...

Dae Han : Putraku menyesali dosanya. Jadi, tolong, kumohon kalian memberinya satu kesempatan lagi.


Han Bit Eomma mulai tersentuh.


Di kelas, Da Jung dibully teman2nya. Satu kelas membicarakan Da Jung di grup chat sekolah

"Lihat dia berpura-pura belajar, pasti bagus untuk bayinya"
"Sangat menyebalkan."
"Kita bahkan tidak bisa bicara saat istirahat karena dia."
"Dia bilang itu tidak baik untuk bayi."
"Maka dia harus tetap di rumah."
"Biarkan saja dia. Dia hanya ingin perhatian."
"Itu pasti mengalir di keluarganya. Ayah dan anak sama saja."
"Aku yakin bayi itu juga banyak mau."
"Dia sangat tidak tahu malu"


Min Ji lalu menyuruh teman2nya menyalakan mode diam.

Min Ji : Kita harus memikirkan wanita hamil.


Da Jung sendiri lagi menggambar dirinya dan Jung Woo saat mereka pergi ke dokter kandungan.

Da Jung yang males mendengar bully-an teman2nya, mengenakan earphone nya dan mendengarkan lagu.

Bersambung ke part 4....

0 Comments:

Post a Comment