• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Unknown Woman Ep 43 Part 1

Sebelumnya...


Do Chi mendatangi Yeo Ri dan tanya siapa Yeo Ri.

Do Chi : Jika kau sungguh bukan Seol, siapa kau sebenarnya? Apakah namamu...

Yeo Ri : Son Yeo Ri, orang yang berpura-pura tewas di hadapanmu. Son Yeo Ri, itu nama asliku.


Sementara itu, Ji Won masih di jalan, menuju kediaman Yeo Ri.

Ji Won heran sendiri Ma Ya bisa berakhir dengan Yeo Ri.

Ji Won lantas cemas kalau Yeo Ri melihat tanda lahir Ma Ya.


Do Chi tanya, apa Yeo Ri sungguh Yeo Ri.

Yeo Ri : Son Yeo Ri, wanita yang kau kira mencuri perekam videomu. Wanita yang melompat ke sungai di depanmu dan memalsukan bunuh dirinya. Son Yeo Ri itu adalah aku. Aku bukan Seol.

Do Chi marah, bisanya kau melakukan ini..

Yeo Ri : Karena aku mau membalas dendam. Aku rela kehilangan semuanya agar bisa menghancurkan keluargamu yang sudah merampas semua yang kumiliki dulu.

Do Chi : Keluargaku berpikir kau membalaskan dendam saudari kembarmu. Kenapa begitu?

Yeo Ri : Tidak ada kembaran dari awal. Aku berbohong kepada keluargamu. Aku yang dicampakkan Moo Yeol dan aku juga yang kabur dari penjara. Orang yang berdiri di hadapanmu sekarang adalah Yeo Ri.

Do Chi semakin terluka saat Yeo Ri bilang Moo Yeol adalah ayah Bom.


Tapi Yeo Ri kemudian marah.

Yeo Ri : Moo Yeol tidak berhak menjadi ayah Bom. Dia tidak pernah mengakuinya dan menyuruhku mengaborsinya. Bom... Bom-ku tersayang akan selalu menjadi anak tunggalku dan anakku seorang.


Ji Won sudah tiba di depan kediaman Yeo Ri.

Ji Won : Aku harus menghentikannya. Dia tidak boleh mengetahui bahwa Ma Ya adalah Bom.


Di dalam, Do Chi masih meminta penjelasan Yeo Ri. Do Chi tanya, apa ia termasuk dalam balas dendam Yeo Ri sejak awal?

Do Chi : Itukah alasanmu memalsukan kematianmu di hadapanku dan mendekatiku sebagai Seol?

Yeo Ri yang menahan tangisnya, mengakuinya dan meminta Do Chi tidak memaafkannya.

Do Chi marah, jangan memaafkanmu?

Yeo Ri : Aku tidak mengharapkan pengampunan darimu. Kau benar aku memanfaatkanmu untuk membalas dendam kepada keluargamu.


Do Chi : Lantas, saat kita kali pertama bertemu sebagai pengacara dan klien... Saat kita berpapasan di

bioskop seolah-olah itu takdir... maksudmu, kau merencanakan semuanya? Kau menargetku? Kau tahu aku akan jatuh cinta kepadamu?

Yeo Ri : Benar. Semuanya diatur. Kau memakan umpan yang kulemparkan kepadamu. Kau boleh melaporkanku karena kabur dari penjara. Jika kau melaporkanku, aku bisa menerimanya.

Do Chi : Hentikan.

Yeo Ri : Jika kau yang melaporkanku, aku rela pergi dan tidak akan membencimu.

Do Chi : Hentikan. Kubilang hentikan!


Ji Won tiba di depan pintu rumah Yeo Ri. Ia terkejut mendengar suara Do Chi.

Do Chi : Teganya kau melakukan ini kepadaku! Teganya!

Ji Won : Do Chi? Apakah itu dia?

Ji Won lalu memanggil Do Chi.

Ji Won : Doryongnim, kau di dalam? Yoon Seol, buka pintunya!


Ma Ya keluar dari kamar mandi dan terkejut mendengar suara nenek. Ma Ya yang takut, lari ke kamar Yeo Ri.


Do Chi : Ma Ya? Kenapa dia di sini?

Yeo Ri : Aku mengirimkan SMS kepadamu kemarin malam. Kau tidak terima? Kukira kau kemari mau menjemputnya.


Yeo Ri lantas membukakan pintu untuk Ji Won.

Ji Won masuk dan membuat cerita kalau Yeo Ri menculik Ma Ya.

Ji Won : Dimana Ma Ya!

Yeo Ri : Dia di kamar.

Ji Won : Beraninya kau menculik anak kami! Kau akan melakukan apa saja demi membalas dendam kepada kami?

Yeo Ri : Dia menolak pulang, jadi, aku hanya bisa membawanya kemari.

Ji Won : Berhentilah berbohong! Kenapa Ma Ya menolak pulang? Dia di mana? Ma Ya, nenek di sini.


Ji Won masuk ke kamar Yeo Ri.

Ji Won mencari-cari Ma Ya dan melihat pintu lemari Yeo Ri terbuka.

Tahulah Ji Won Ma Ya sembunyi disana. Ji Won lantas mengunci pintu kamar Yeo Ri dan mendekati Ma Ya.

Ji Won : Disini kau rupanya.

Ma Ya keluar dari lemari. Dia gemetaran.

Ji Won marah, kenapa kau kemari!  Kenapa kau pergi ke rumah Nona Yoon?

Ma Ya : Sopir taksi itu... Aku tidak sengaja bertemu dengan Nona Yoon... Aku takut karena nenek meninggalkanku di jalan sendirian.

Ji Won : Pembohong. Nenek tidak pernah meninggalkanmu.

Ma Ya nangis, nenek....

Ji Won : Kau tersesat sendiri dan nenek menjemputmu.


Do Chi teriak, memanggil Ji Won.

Do Chi : Hyungsoo-nim!  Kenapa kau mengunci pintunya? Ma Ya-ya, kau baik-baik saja?

Ji Won : Aku harus berbicara dengannya. Hanya sebentar.

Ji Won kembali menatap galak Ma Ya.

Ji Won : Nenek kembali kepadamu, tapi kau tidak ada di sana.

Ma Ya : Di sana terlalu menyeramkan.

Ji Won : Tentu, memang menyeramkan berjalan di daerah yang tidak kau tahu. Tapi tidak ada yang tahu kau menghilang kemarin malam. Nenek sendiri yang kembali untuk mencarimu. Kenapa menurutmu nenek melakukan itu? Maksud nenek, tidak ada anggota keluarga mencari hanya karena kau menghilang. Jadi, kau harus mendengarkan nenek saja mulai sekarang. Jangan bilang siapa pun soal yang terjadi kemarin dan hari ini. Mengerti? Jika kau mendengarkan nenek, nenek akan mencintaimu mulai sekarang. Nenek tidak akan mengabaikanmu.

Ma Ya yang takut, mengangguk.


Ji Won : Apa kau menunjukkan tanda lahir di pinggangmu kepada Nona Yoon atau orang lain?

Ma Ya menggeleng.

Ji Won : Seka air matamu. Ayo pergi.


Saat hendak keluar, Ji Won tanpa sengaja melihat pohon keluarga Wid di lemari Yeo Ri.

Ji Won kesal dan membawa papan itu keluar dan menunjukkannya ke Do Chi.

Ji Won : Ini, lihat sendiri dengan matamu. Lihat yang direncanakan wanita ini selama ini. Bukan hanya itu, dia bahkan menculik Ma Ya untuk membalas dendam kepada kita.


Ma Ya menatap Do Chi dan menggeleng, bahwa itu tidak benar tapi Do Chi tidak melihatnya.

Do Chi termakan omongan Ji Won dan pergi begitu saja.


Ji Won : Selama ini kau beruntung, dan berhasil membodohi kami semua kali ini. Tapi keberuntunganmu sudah berakhir. Yoon Seol, keberuntungan itu amat rapuh. Itu tidak bertahan di satu titik. Bersiaplah dipenjara bersama Moo Yeol.

Ji Won pergi membawa Ma Ya.


Ji Won memasukkan Ma Ya ke mobil dengan kasar. Saat itulah, ia melihat  tanda lahir Ma Ya.

Ji Won kemudian melihat kedatangan Mal Nyeon. Tak mau Mal Nyeon melihat tanda lahir Ma Ya, ia bergegas pergi.


Do Chi yang sedang menyetir, memikirkan kata2 Yeo Ri tadi.

Yeo Ri : Aku tidak mengharapkan pengampunanmu. Kau benar bahwa aku memanfaatkanmu untuk membalas dendam kepada keluargamu.

Do Chi marah. Ia menghentikan mobilnya.

Do Chi lalu turun dari mobilnya dan berteriak marah.


Sementara Yeo Ri nangis.

Yeo Ri : Yoon Seol, kau tidak berhak menangis. Bayangkan betapa parahnya kau menyakiti Do Chi.


Mal Nyeon masuk dan mendapati Yeo Ri menangis.

Mal Nyeon : Wanita gila itu melampiaskannya kepadamu sebelum pergi, bukan? Ibu melihat Do Chi pergi sebelum wanita itu. Apakah kau  memberitahunya siapa kau sebenarnya?

Yeo Ri : Aku bilang aku akan menerima apa pun yang dia lakukan untukku, entah dia melaporkanku atau tidak. Jika keadaannya buruk, aku akan memastikan ibu dan ayah tidak terluka. Maaf.


Mal Nyeon : Jangan konyol. Kita sekarang satu. Kita tinggal dan mati bersama.

Mal Nyeon lalu memberi Yeo Ri pelukan.

Yeo Ri terisak, maaf.


Ji Won membawa Ma Ya ke klinik. Ia berniat menghilangkan tanda lahir Ma Ya.

Ma Ya menolak.

Dokter : Dia tidak mau. Kenapa kita tidak menunggu sampai dia mau itu disingkirkan?

Ji Won : Tidak. Lakukan sekarang. Aku tidak mau cucuku yang cantik bahkan memiliki sedikit kecacatan. Aku merasa sepertinya tanda lahir itu mendatangkan kesialan baginya.

Ji Won lalu menatap Ma Ya.

Ji Won : Jika kau menyingkirkannya, nenek akan membiarkanmu bermain bola sesukamu karena kau amat menyukainya. Tolong buat agar tidak sakit.


Ji Won lantas menunggu Ma Ya diluar.

Ji Won : Seol-ssi, coba saja temui Bom jika bisa. Akan kupastikan kau tidak pernah menemukannya.

Ji Won tersenyum senang.


Yeo Ri masuk ke kamar mandi dan menemukan baju Ma Ya bekas bekas terkena muntah tadi.

Yeo Ri lalu ingat kata-kata Ma Ya yang menolak pulang.

Ma Ya : Jika masuk, aku bisa diusir lagi. Tolong selamatkan aku. Nenek menakutiku.

Yeo Ri heran.

Yeo Ri : Kenapa Ma Ya amat takut neneknya?


Moo Yeol tak berdaya dihajar dua orang suruhan Do Young.

Setelah Moo Yeol tak berdaya, Do Young mendekati Moo Yeol.

Do Young : Kenapa? Beraninya kau mengkhianatiku! Inikah alasanmu bergabung dengan keluarga kami dari awal? Untuk mendorongku keluar dan mengambil tempatku?

Moo Yeol : Kenapa? Kau merasa seperti anjing piaranmu menggigitmu? Kau kira aku akan menggoyangkan ekorku untuk kalian seumur hidupku?


Do Young marah dan mencengkram Moo Yeol.

Do Young : Kau menikahi Hae Joo untuk memenuhi ambisimu?

Moo Yeol : Wanita seperti Hae Joo? Aku tidak akan pernah meliriknya jika dia tidak punya uang!

Do Young : Dasar tikus! Ini salahku karena menerima seseorang yang minder sepertimu. Kau akan membusuk di penjara seumur hidupmu. Aku akan memastikannya!


Moo Yeol dijebloskan ke tahanan.

Moo Yeol : Opsir, bolehkah aku menelepon?


Moo Yeol menghubungi Yeo Ri.

Moo Yeol : Yeo Ri-ya, aku di sel tahanan di kantor polisi.

Yeo Ri : Maaf. Aku tidak tahu Hae Joo mengikutiku.

Moo Yeol : Mereka mungkin menginvestigasimu juga karena saham Wid ibumu. Mungkin kau harus bersembunyi juga.

Yeo Ri : Tidak, aku baik-baik saja.

Moo Yeol : Sungguh? Bagaimana bisa?

Yeo Ri : Ibuku tidak menjual sahamnya. Dia sibuk dengan restoran, dan melewatkan waktunya, jadi, dia tidak menjual beli saham.

Moo Yeol : Sungguh?

Yeo Ri : Aku baru mengetahuinya hari ini. Sebenarnya itu menguntungkan. Aku harus aman agar bisa mengeluarkanmu.

Moo Yeol : Jangan khawatir. Komisi Layanan Finansial tidak bisa memenjarakanku. Mereka tidak punya bukti.

Yeo Ri : Baik. Jaga dirimu.

Panggilan selesai.


Yeo Ri : Kau akan membusuk di penjara setidaknya selama 10 tahun, Kim Moo Yeol.


Orang2 dari Komisi Layanan Finansial datang. Moo Yeol kaget.


Ji Won dan Ma Ya tiba di rumah.

Ga Ya langsung memeluk Ma Ya. Ga Ya senang Ma Ya pulang.

Ga Ya lalu melihat wajah Ma Ya yang pucat.

Ga Ya : Ma Ya-ya, kau sakit?


Ma Ya menatap Ji Won yang menatapnya tajam. Ma Ya takut.

Ji Won : Berhenti mengeluh. Kau tidak patah tulang.

Ga Ya : Kenapa kau pergi ke rumah Nenek Mokdong sendirian tanpa aku?

Ma Ya : Nenek, aku mau tidur sekarang.

Ma Ya ke atas. Ga Ya menyusulnya.


Sampai di kamar, Ma Ya langsung naik ke tempat tidurnya dan menangis.

Ga Ya : Ma Ya, kenapa kau menangis? Kau sakit? Nenek meneriakimu?


Ga Ya lalu melihat perban yang menutupi tanda lahir Ma Ya.

Ga Ya : Apa ini? Apa yang terjadi dengan tanda lahirmu?

Ma Ya : Tanda lahirku sudah tidak ada. Nenek menyingkirkannya.

Ga Ya : Tapi itu tanda lahir keberuntungan. Tidak.


Ga Ya lalu mengadu pada Hae Joo.

Ga Ya : Ibu, mereka menyingkirkan tanda lahir Ma Ya.

Tapi Hae Joo acuh karena sudah pusing dengan masalahnya sendiri.


Hae Joo lalu ke dapur dan bertemu Ji Won.

Hae Joo mengambil obat.

Hae Joo : Kenapa ibu menyingkirkan tanda lahir Ma Ya?

Ji Won : Itu jelek. Seharusnya sudah sejak lama kita menyingkirkannya.

Hae Joo : Kepalaku.

Ji Won : Jangan sedih karena Moo Yeol bedebah itu. Bercerailah. Ibu muak dia masih keluarga kita.

Hae Joo : Aku tidak akan menuruti keinginan Seol.

Ji Won : Kau kira Seol menghancurkan keluarga kita karena dia mencintainya dan menginginkannya sendiri? Dia tidak pernah menginginkannya dari awal. Sadarlah.


Ji Won keluar dari dapur. Bersamaan dengan itu, Do Chi pulang.

Ji Won : Kau baru pulang?

Do Chi : Ya.

Ji Won : Kenapa kau amat naif? Jangan merasa bersalah. Dia tidak pantas. Kau melihatnya sendiri kemarin. Bayangkan betapa dia mengutuk keluarga kita dengan foto kita di papan itu.

Do Chi : Di mana Ma Ya?

Ji Won : Di kamarnya. Jika aku tidak pergi menjemputnya, siapa tahu apa yang wanita itu akan lakukan kepada Ma Ya?


Do Chi lalu ke kamar Ma Ya dan menemukan Ma Ya tengah berbaring.

Do Chi : Ma Ya-ya, kau sakit?

Ma Ya : Aku tidak apa-apa, Kakek Paman.

Do Chi : Kau demam. Sudah minum obat?

Ma Ya : Aku akan merasa lebih baik setelah tidur.


Ma Ya lalu duduk.

Do Chi : Kakek mau menanyakanmu sesuatu. Bagaimana kau bisa sampai ke rumah Nona Yoon kemarin malam? Apakah dia sungguh menculikmu dengan paksa?

Ma Ya : Tidak. Aku meminta bibi pengacara membawaku.


Do Chi : Kenapa?

Ma Ya tak berani bicara karena ingat ancaman Ji Won.

Do Chi mengerti dan tidak memaksa Ma Ya lagi. Do Chi lalu menyuruh Ma Ya tidur dan beranjak keluar.


Do Chi lantas kembali ke kamarnya dan menatap lukisan Yeo Ri.

Do Chi : Yoon Seol, siapa kau sebenarnya? Kau sungguh menculiknya?


Kesal melihat lukisan itu, Do Chi mencopotnya. Ia mau membuangnya tapi matanya tak sengaja menemukan nama Yeo Ri disana.

Do Chi bingung, Yeo Ri?  Tapi Pak Son yang memberikan ini. Son Joo Ho. Son Yeo Ri?

Sadarlah Do Chi, Pak Son dan Yeo Ri ayah dan anak.


Di ruangannya, Do Young kesal membaca artikel Moo Yeol yang memanipulasi harga saham di koran.

Do Young : Dia menghancurkan citra Grup Wid. Serta mencoreng namaku.

Ji Won : Jika kau memikirkannya, dia korban balas dendam Seol juga. Ini tidak akan terjadi jika kau memecatnya seperti yang kubilang.

Do Young : Bagaimana dengan Do Chi? Dia sudah putus dengannya?

Ji Won : Tidak ada yang bisa diakhiri. Dia melihat siapa Seol sesungguhnya, jadi, bagaimana bisa dia masih menyukainya?


Do Chi masuk.

Do Chi : Aku harus menanyakan sesuatu. Sopir lama kita.

Do Young : Ada apa dengannya?

Do Chi : Kudengar dia punya putri. Apa namanya Yeo Ri? Son Yeo Ri?

Ji Won : Benar, namanya Yeo Ri. Kembaran Seol. Seol melakukan ini untuk membalaskan dendam Yeo Ri yang tewas. Jadi, kau harus melupakannya.

Mendengar itu, Do Chi langsung pergi.


Di kamarnya, Hae Joo membuang barang2 Moo Yeol.

Hae Joo : Sampah seharusnya berada di tempat sampah!


Hae Joo lalu menatap foto pernikahannya dengan Moo Yeol.

Hae Joo : Kau berpura-pura mencintaiku? Kau merasa seperti budakku? Baik Kim Moo Yeol, kau  tamat sekarang. Aku bahkan tidak mau melihatmu.

Hae Joo membanting foto itu.


Ga Ya dan Ma Ya masuk.

Ga Ya : Ibu. Di mana ayah? Kenapa dia belakangan tidak pulang?

Hae Joo : Ayah? Dia pergi ke luar negeri untuk perjalanan bisnis.

Ga Ya : Ke mana? Dia tidak akan pergi tanpa memberi tahu kita.

Hae Joo : Ibu bilang dia begitu! Berhenti membantah ibu! Ayah tidak akan pulang sementara ini. Jangan bertanya. Ibu pusing. Keluar. Sekarang juga!

Ga Ya dan Ma Ya keluar.


Hae Joo : Aku kesal sekali. Aku tidak akan menjadi satu-satunya yang menderita. Kim Moo Yeol, kau melakukan ini, jadi, kau harus dihukum.

Bersambung ke part 2...

The Game : Towards Zero Ep 7 Part 2

Sebelumnya...


Di part ini, kita akan mengetahui seperti apa 'luka' Do Kyung di masa kecil,, yang membuatnya tega membunuh Mi Jin... Tapi emang benar sih,, gak ada pembenaran untuk pembunuhan..

Teacher Baek menguping cerita Tae Pyeong.


Di kamarnya, Tae Pyeong cerita pada Nona Lee, bahwa ia menjalani sebuah tes di kantor polisi untuk membuktikan kemampuannya.

Tae Pyeong : Bisakah kau mencarikanku seseorang, mantan polisi atau penyelidik swasta yang bisa membuat sketsa komposit?

Nona Lee : Tapi polisi menolak.

Tae Pyeong : Mereka hanya menolak tawaranku, tapi aku bisa melakukannya sendiri dan memberikannya kepada mereka. Aku harus memastikan Mi Jin aman.

Nona Lee tambah sewot, Tae Pyeong-ssi!


Teacher Baek masuk.

Teacher Baek : Jadi, maksudmu, kau akan melawan pembunuh itu?

Tae Pyeong : Pria yang mencoba membunuh Mi Jin adalah pria yang kulihat 20 tahun lalu. Aku tahu kami akan bertemu lagi, tapi mungkin lebih cepat daripada yang kuduga.

Teacher Baek langsung terdiam mendengarnya.

Teacher Baek : Akankah mereka akhirnya bertemu seperti ini?


Di ruangannya, Woo Hyun memikirkan kata-kata Tae Pyeong tadi soal si pelaku pembunuh Mi Jin.

Flashback...

Tae Pyeong : 20 tahun lalu, aku mengunjungi panti asuhan yang disponsori guruku. Di sanalah kami bertemu.

Dong Woo : Apa nama panti asuhannya?

Tae Pyeong : Panti Asuhan Harapan.

Flashback end...

Woo Hyun : Jika memang 20 tahun lalu, anak itu ada di panti asuhan.

Flashback...


Do Kyung kecil berada diantara kerumunan wartawan dan masyarakat yang menanti kedatangan Jo Pil Doo.

"Dia dibunuh ayahnya." ucap masyarakat.

Tak lama,, Jo Pil Doo datang bersama para polisi. Jo Pil Doo turun dari mobil polisi dengan tangan terborgol dan wajah tertutup masker. Woo Hyun, detektif yang bertugas saat itu. Woo Hyun dan anggotanya membawa Jo Pil Doo ke lokasi rekonstruksi pembunuhan.

Do Kyung : Appa!

Orang-orang mulai meneriaki Jo Pil Doo.


Woo Hyun memegangi Jo Pil Doo dan memaksa Jo Pil Doo melakukan reka ulang adegan pembunuhan.

Jo Pil Doo hanya terdiam memandangi Woo Hyun saat dipaksa melakukan reka ulang adegan.

Woo Hyun meneriaki Jo Pil Doo.

Woo Hyun : Apa yang kau lakukan kepadanya! Lakukan sekarang!

Jo Pil Doo menendang boneka manekin ke dalam peti.

"Brengsek!"
"Teganya kau melakukan itu!"
"Monster!"
"Pembunuh!"

Orang-orang meneriaki Jo Pil Doo setelah Jo Pil Doo melakukan reka ulang adegan.


Jo Pil Doo lalu dibawa lagi oleh polisi. Saat itulah, Jo Pil Doo melihat Do Kyung.

Do Kyung : Appa...

Jo Pil Doo : Hyun Woo-ya.


Hujan lebat turun saat itu.

Joon Hee yang berkerumun diantara para reporter dan masyarakat berteriak, mengajukan pertanyaan.

Joon Hee : Kau sudah menemukan DNA Jo Pil Doo dari TKP? Kapan dia akan dipindahkan?

Tapi Woo Hyun tidak menjawab dan membawa Jo Pil Doo pergi.

Joon Hee : Detektif!


Do Kyung berjalan bersama Joon Young di halaman panti asuhan. Keduanya mengemut permen.

Joon Young : Enak?

Do Kyung mengangguk.


Woo Hyun datang dan melihat Joon Young.

Woo Hyun : Joon Young-ah.

Joon Young : Ahjussi.


Melihat Do Kyung, Woo Hyun langsung menatapnya penuh rasa benci dan bergegas menjauhkan Joon Young dari Do Kyung.

Do Kyung hanya bisa terdiam memandangi Woo Hyun yang menjauhkan Joon Young darinya.

Flashback end..


Woo Hyun : Tapi kudengar anak itu sudah meninggal 15 tahun lalu.


Woo Hyun pun pergi mencari informasi. Tapi petugas bilang, panti asuhan itu sudah tutup di tahun 2004.

Woo Hyun : Apa ada alasan khusus untuk penutupannya?

"Ada kebakaran. Untungnya, tidak ada yang mati. Perpustakaan referensi yang terbakar. Jadi, catatan anak-anak hilang. Tapi kenapa kau menanyakan Jo Hyun Woo?"

"Aku memeriksa catatannya. Tertulis bahwa dia gantung diri. Aku ingin tahu apa kau bisa mengidentifikasi jasadnya."

"Temannya datang dan mengidentifikasi jasadnya."

"Temannya?"

"Dia bilang berada di panti asuhan."

"Kau ingat nama temannya?"

"Dia gantung diri di rumahnya. Kami menemukan surat bunuh diri, jadi, menutup kasus itu."


Do Kyung sendiri sedang membuat kopi di rumahnya, hanya ditemani cahaya temaram dari luar jendela.


Setelah itu, ia duduk di depan sebuah papan dan menikmati kopinya sambil menatap foto2 Mi Jin dan Joon Hee di papan itu.


Joon Young sedang melamun di mejanya ketika Bong Soo datang membawakan artikel tentang panti asuhan itu.

Bong Soo : Panti Asuhan Harapan ditutup karena kebakaran itu sudah lama.

Kang Jae : Sunbae, kenapa kau menyelidiki panti asuhan?

Joon Young : Kupikir nama panti asuhan tempatku tinggal juga Panti Asuhan Harapan.

Bong Soo : Kau tinggal di panti asuhan?

Joon Young tak menjawab.


Melihat itu, Bong Soo kebingungan dan menatap Kang Jae.

Kang Jae menyewoti Bong Soo. Barulah Bong Soo sadar sudah salah bicara.

Joon Young : Sebentar. Aku tinggal di sana sebentar.

Joon Young lalu menanyakan Woo Hyun yang belum datang.

Dong Woo : Ia bilang ada urusan, jadi, datang terlambat. Kenapa?

Joon Young : Bukan apa-apa.


Sambil menyetiri mobilnya, Woo Hyun memikirkan kemungkinan Hyun Woo masih hidup.

Woo Hyun : Jika Jo Hyun Woo masih hidup, berarti dia merencanakan semuanya agar terlihat seolah dia bunuh diri. Tunggu, apa telepon yang kuterima tiga tahun lalu dari Jo Hyun Woo?

Flashback...

- 3 tahun lalu-


"Akan hujan deras. Aku akan mengambil payungku." ucap Woo Hyun.

"Kami akan menunggu di sini." ucap Joon Young, bersama Dong Woo dan Kang Jae.

Woo Hyun yang berseragam lengkap saat itu, masuk ruangannya sambil membawa buket bunga.

Di mejanya, juga terdapat banyak karangan bunga.

Woo Hyun lalu melihat sebuah kotak hadiah di mejanya.

Woo Hyun tersenyum dan menatap Dong Woo, Joon Young dan Kang Jae yang juga berseragam lengkap saat itu.


Woo Hyun duduk dan membuka kotaknya. Isinya, jam tangan.

Woo Hyun kembali menatap ketiga detektifnya.

Dong Woo, Joon Young dan Kang Jae tersenyum seraya mengacungkan jempol mereka dan Joon Young membuat tanda 'love' dengan tangannya.


Telepon di meja Woo Hyun berdering.

Woo Hyun menjawabnya, halo? Ini Nam Woo Hyun.

Seorang pria ber-hoodie hitam lah yang menelpon Woo Hyun. Dia menelpon dari telepon umum di depan sebuah gereja. Pria itu, Do Kyung.

Do Kyung : Aku tahu pelaku asli kasus Jo Pil Doo.

Woo Hyun : Apa? Kau tahu apa?

Do Kyung : Aku tahu pelaku sebenarnya yang membunuh para wanita itu.


Woo Hyun : Kau tahu berapa dendanya jika melakukan telepon iseng?

Do Kyung : Aku tidak iseng. Aku serius.

Woo Hyun : Jika kau terus meneleponku, aku akan melacakmu.

Do Kyung : Dia masih membunuh banyak orang!

Woo Hyun mulai percaya.


Do Kyung : Aku melihatnya membunuh orang lain. Nama pelaku sebenarnya bukan Jo Pil Doo. Pelakunya Kim Hyung Soo. Dia mengelola penampungan hewan di Sano-dong, Guri.

Flashback end....


Woo Hyun kembali ke penampungan itu. Ia membuka pintu dan kembali teringat saat datang ke tempat itu setelah menerima telepon dari Do Kyung.

Do Kyung : Kau akan menemukan kotak merah di lemari penyimpanan. Dia menyimpan rambut wanita yang baru-baru ini dia bunuh.


Tapi saat Woo Hyun membuka lemari, tidak ada kotak merah seperti yang dibilang Do Kyung.

Flashback end...

Woo Hyun : Tapi saat aku datang ke sini tiga tahun lalu, tidak ada kotak merah atau rambut wanita yang sudah mati.


Seorang pria menghampiri Woo Hyun.

"Ada yang bisa kubantu?" tanya pria itu.


Woo Hyun pun mendekati pria itu.

"Kim Yong Bae?" tanya pria itu.

"Pemilik swalayan di bukit berkata tempat ini milik seorang pria bernama Kim Yong Bae. Dia juga bilang begitu saat aku ke sini tiga tahun lalu. Maksudku, kecuali pemiliknya berubah."

"Bagaimana bisa berubah? Sudah lebih dari tiga tahun sejak Hyung Soo menghilang." jawab pria itu.

"Apa?"

"Hyung Soo adalah Yong Bae. Dia Kim Hyung Soo. Dia mengubah namanya menjadi itu, tapi para pria tua itu tidak tahu. Mungkin itu sebabnya mereka bilang begitu."

Woo Hyun kaget.


"Dua nama. Kim Yong Bae dan Kim Hyung Soo. Kim Hyung Soo adalah nama barunya."

Woo Hyun kembali ingat telepon Do Kyung.

Flashback...


Do Kyung menangis, memberitahukan bahwa pelaku sebenarnya adalah Kim Hyung Soo.

Woo Hyun : Sepertinya kau menyaksikan kasus pembunuhan. Jadi, kenapa kau bilang dia pelaku asli kasus Jo Pil Doo?

Do Kyung diam.

Woo Hyun : Halo?

Do Kyung : Kenapa? Kau takut karena ketahuan olehku setelah kau salah menangkap orang?

Flashback end...


Woo Hyun kaget, ia baru menyadari bahwa ia telah melakukan kesalahan selama ini. Ia salah menangkap orang! Bukan Jo Pil Doo pelakunya.


Bersambung.....

Nah loh, jadi Jo Pil Doo ayahnya Do Kyung. Dan bukan Jo Pil Doo yang membunuh gadis-gadis itu. Lalu apakah Joon Hee juga tahu Jo Pil Doo bukan tersangkanya?

Jadi begitulah gaes,, itulah alasan Do Kyung membunuh Mi Jin... Karena dendam... Do Kyung dendam pada Joon Hee...

Berarti Joon Hee gak cuma nyiksa Joon Young dengan berita-beritanya, tapi juga nyiksa Do Kyung..... Omo... Tapi sekali lagi, gak ada pembenaran untuk pembunuhan...

Gw harap endingnya, Do Kyung hidup bahagia.... Gk adil rasanya kalau dia dihukum berat atau mati seperti prediksi Tae Pyeong... Tapi tetap saja, Do Kyung harus menerima hukuman karena sudah melakukan pembunuhan...

Biang kerok dari semua masalah itu, Joon Hee...