Unknown Woman Ep 14 Part 1

Sebelumnya...

Kita lanjut gaes... tapi sebelumnya, sy cerita sedikit ending episode sebelumnya...

Ji Won mengajak Do Chi menemui Yoon Seol dengan alasan, ingin berterima kasih lantaran Yoon Seol sudah menolong Do Chi.

Di parkiran, mereka nyaris bertemu Yeo Ri yang juga baru tiba.

Do Chi meminta ruangan khusus pada pelayan. Yeo Ri masuk dan melihat Do Chi berbicara dengan pelayan. Ketika Yeo Ri memutuskan menghampiri Do Chi, ia terkejut melihat

Do Chi datang dengan Ji Won. Bersamaan dengan itu, Ji Won melihat ke arah Yeo Ri.

Apakah mereka benar-benar bertemu???

Aniya, mereka tidak bertemu. Karena Yeo Ri langsung membalikkan badannya begitu Ji Won melihat ke arahnya. Namun, Yeo Ri yang berbalik tiba-tiba, tidak sengaja menabrak
pelayan yang ada di belakangnya. Ji Won melihatnya, tapi tidak menyadari itu Yeo Ri dan berlalu begitu saja.


Yeo Ri meminta maaf pada pelayan yang ditabraknya dan buru-buru pergi setelahnya.

Yeo Ri menenangkan diri di toilet.

"Kenapa Hong Ji Won ada di sini? Dia tidak melihatku, kan? Tidak. Jika dia melihatku, dia tidak akan diam saja. Jangan gugup Son Yeo Ri. Kau bukan lagi Son Yeo Ri yang bisa ditekan olehnya. Kau Yoon Seol."

Ji Won dan Do Chi diantarkan pelayan ke ruangan yang sifatnya pribadi. Karena Yoon Seol belum datang, Ji Won memutuskan ke kamar mandi dulu untuk mencuci tangannya.

Yeo Ri yang masih di kamar mandi, buru-buru membersihkan lengan bajunya yang kotor terkena tumpahan minuman saat tak sengaja menabrak pelayan tadi.

Setelah selesai, ia mengenakan kacamata hitamnya dan berniat pergi tapi Do Chi menghubunginya.


Yeo Ri meminta maaf, tapi ia tidak sempat bicara panjang lebar karena Ji Won tiba-tiba datang.

"Itu kau, kan?" tanya Ji Won, membuat Yeo Ri yang udah tegang makin tegang.

"... orang yang bertabrakan dengan pegawai tadi. Kau baik-baik saja?" tanya Ji Won.

"Ya." jawab Yeo Ri, lalu buru-buru pergi.

Yeo Ri bergegas masuk ke mobilnya.

Ia melepaskan kacamatanya dan berusaha menenangkan diri.

Ia penasaran kenapa Ji Won bisa datang dengan Do Chi.


Yeo Ri lalu menghubungi Do Chi.

"Ini aku, Yoon Seol. Kau dimana?" tanya Yeo Ri.

"Kenapa menutup teleponnya?" tanya Do Chi.

"Apa kau datang sendiri?" tanya Yeo Ri.

"Kau sudah disini? Kau melihatku? Kami di ruangan khusus. Kau dimana?" tanya Do Chi.

"Aniyo. Aku dalam perjalanan ke sana, tapi tiba-tiba merasa sakit. Jadi kurasa aku tidak bisa datang. Aku akan lebih merasa bersalah jika kau sendirian." kata Yeo Ri menjelaskan.

"Kau sakit? Sakit apa? Aku bisa mendatangimu jika kau butuh bantuan." jawab Do Chi.

"Tidak terlalu parah." ucap Yeo Ri.

"Jika kau mengemudi, berhenti dan naik lah taksi. Atau panggil sopir pengganti. Bagaimana jika kau pingsan saat kau mengemudi? Astaga. Pasti karena kau sangat kelelahan. Pekerjaan memang penting, tapi kesehatan lebih penting. Kau seharusnya santai saja. Ciumlah aroma bunga. Rasakan embusan angin. Lihatlah langin. Ini musim yang indah." jawab Do Chi.

"Baiklah, terima kasih. Akan kulakukan itu." ucap Yeo Ri yang sedikit tertegun dengan kata-kata Do Chi.


"Kabari aku begitu kau sudah merasa lebih baik. Akan kutraktir makanan lezat dan sehat untukmu." jawab Do Chi.

"Tidak apa-apa. Aku membatalkan janji hari ini. Anggap saja seri. Jangan merasa terbebani. Tapi jika kita bertemu lagi secara tidak sengaja, akan kuanggap itu sebagai takdir. Bahwa kita memang ditakdirkan bertemu." ucap Yeo Ri.

"Takdir?" tanya Do Chi bingung.

"Jika hal itu terjadi, akan kubatalkan semua rencanaku dan makan denganmu." jawab Yeo Ri, lalu memutuskan panggilannya.


Do Chi tersenyum memikirkan kata-kata Yeo Ri.


Tak lama kemudian, Ji Won datang. Do Chi pun memberitahu Ji Won, bahwa Yoon Seol tidak bisa datang karena tiba-tiba sakit. Ji Won kecewa. Tapi di depan Do Chi, ia tetap tersenyum dan meminta kontak Yoon Seol dengan alasan ingin berterima kasih pada Yoon Seol.


Cello di rumah sakit, sedang berkonsultasi dengan dokternya. And, wow... she's not pregnant!! Cello heran sendiri, kenapa dia masih tidak bisa hamil padahal kista nya sudah diangkat 5 bulan lalu. Dokter menjelaskan, indung telur Cello tidak berfungsis dengan baik sehingga Cello perlu melanjutkan terapi hormon tapi Cello melewatkan terapinya lantaran sibuk.


Tak lama kemudian, seorang cleaning service pun masuk. Cleaning service itu ternyata Mal Nyeon. Ia pura-pura mengepel lantai di sebelah mereka dan merekam pembicaraan mereka diam-diam.


Cello : Lantas bisakah aku hamil jika melanjutkan perawatannya? Aku harus segera hamil. Ini mendesak.

Dokter berkata, kondisi Cello cukup parah jadi akan sulit bagi Cello untuk hamil.

Cello pun terkejut.


Mal Nyeon mendengarkan rekaman itu pada Yeo Ri sambil tersenyum. Yeo Ri tersenyum mendengarnya. Mal Nyeon lalu menanyakan rencana Yeo Ri.


Adegan berpindah pada Ji Won yang sedang memikirkan cara menyingkirkan Cello.

Pembantunya tiba-tiba datang, menghampirinya dan memberikan kiriman paket untuknya.

Ji Won langsung membukanya dan menemukan sebuah alat perekam serta surat.

Ji Won membaca suratnya yang tertulis 'Aku Berharap Keadilan Akan Menang'.

Hae Joo kemudian datang dan heran melihat kiriman paket ibunya.

Hae Joo mengambil alat perekam itu dan menyalakannya.

Kedua nya terkejut mendengar isi alat perekam itu.

"Tapi siapa yang mengirimnya? Seseorang yang ingin keadilan menang?" tanya Hae Joo sembari berpikir.

"Ibu harus mengungkap kebenarannya. Itu yang dinamakan keadilan." jawab Ji Won.


Usai mendengar rekaman itu, Ji Won langsung mendatangi Cello. Cello tersenyum sinis dan mengaku iba pada Ji Won. Namun senyum sinisnya seketika hilang saat Ji Won menyuruhnya melahirkan bayi itu. Dan yang lebih membuatnya kaget saat Ji Won mengaku akan membesarkan bayinya.

Cello mulai tegang saat Ji Won mengaku, akan memberikan salah satu gedungnya di Yeoksam-dong pada Cello, jika Cello benar-benar melahirkan putra suaminya. Dia makin tersudut saat Ji Won mengancam akan membunuhnya jika sesuatu terjadi pada bayinya.

Ji Won lantas melihat sekeliling apartemen Cello dan menyuruh Cello pindah. Ji Won mengaku, tidak mau putranya tinggal di tempat seperti itu.


Setelah Ji Won beranjak pergi, Cello langsung mengambil kopernya dan menghubungi seseorang.

Cello : Jigeum ppalli. Aku butuh tiket pesawat ke Amerika sekarang juga. Ppalli-yo!"


Namun, di basement parking, Ji Won dan Hae Joo mencegatnya. Hae Joo bahkan sampai menjambaknya. Cello yang tak terima diperlakukan kasar pun menakuti mereka dengan kehamilannya, tapi dia tak berkutik dan langsung berlutut meminta maaf saat Hae Joo memperdengarkan rekaman itu. Cello beralasan, ia berbohong karena sakit hati pada Ji Won yang selalu menghinanya. Hae Joo pun mengancam, akan melaporkan Cello pada polisi jika Cello masih berani mengusik ibunya dan mendekati ayahnya.


Di restoran, Yeo Ri dan Mal Nyeon sedang membahas Ji Won, Hae Joo dan Cello. Yeo Ri yakin, Ji Won dan Hae Joo sedang memberi pelajaran pada Cello sekarang.

Mal Nyeon : Dia pasti bertanya-tanya siapa yang mengirim rekaman itu.

Yeo Ri : Dia akan sangat penasaran. Itu hadiah pertama dan terakhir yang akan kuberikan untuk dia dan putrinya. Mereka pasti bersemangat sekali saat membuka hadiahnya, tapi akhir interaksi kami yang dimulai dari hadiah itu, akan menjadi kehancuran mereka.


Do Young terkejut Ji Won tiba-tiba mengunjunginya ke kantor. Do Young menghubungi seketarisnya, meminta teh. Ji Won berkata, ia sudah menyuruh seketaris Do Young pergi.

Do Young mengerti Ji Won ingin berbicara sesuatu. Ia menyuruh Ji Won duduk.

"Kau anggap aku apa? Ibunya Hae Sung yang melahirkan dia, tapi tidak bisa melindunginya? Ibu tirinya Hae Joo yang merawatnya menggantikan ibu kandungnya yang membuangnya?"

"Ada apa? Apa terjadi sesuatu?"

"Ada saatnya aku ingin dinggap sebagai wanita olehmu. Meski hubungan kita dimulai tanpa cinta, aku menghormatimu sebagai pebisnis dan aku tulus berempati karena sakit yang kau rasakan. Pikirmu aku tidak tahu kau tidur dengan banyak wanita selama bertahun-tahun? Jika mau merasa nyaman bersama mereka, bagiku itu sudah cukup. Tapi ceritanya akan berbeda jika mereka mengancamku."

"Mwo?" Do Young makin bingung.


Ji Won pun menunjukkan bukti rekaman Cello yang meminta maaf dan mengaku sudah menipunya.

Ji Won lantas mengatakan pada Do Young, bahwa Cello mengaku hamil anak Do Young padanya selama ini. Ji Won bilang, semua masalahnya sudah beres karena kebohongan

Cello cepat terungkap tapi hal seperti itu bisa merugikan Do Young dan Grup Wid jika terulang.

"Langsung saja ke intinya. Kau mau apa?"

"Aku mau kekuasaan di Grup Wid."

"Apa yang lebih berkuasa untukmu daripada Hae Joo?"

"Baginya, kau lebih utama daripada diriku. Dia bukan anak kandungku. Jika dia tahu aku ibu tirinya, menurutmu seperti apa reaksinya? Akankah dia melindungiku seperti sekarang? Selama kau tidak membuangku, aku akan melindungi keluarga ini dengan segenap nyawaku. Kau, Hae Joo, Ga Ya yang telah menggantikan posisi Hae Sung. Seperti yang telah kulakukan, aku akan mencegah apa saja yang bisa mengancam keluarga kita. Akan kukotori tanganku. Jaminlah posisiku di grup ini."


Di sebuah ladang yang luas, Yeo Ri berteriak mencari Bom. Tak lama kemudian, Bom menyahut, memberitahu keberadaan dirinya.

"Bom-ah, kau sedang apa?" tanya Yeo Ri sembari mendekati Bom.

"Mencari daun semanggi." jawab Bom.

Yeo Ri ingin menyentuh Bom, tapi Bom tiba-tiba saja menghilang dari pandangannya. Sontak Yeo Ri panic.


Tak lama kemudian, Yeo Ri terbangun dari tidurnya. Memimpikan Bom, membuat Yeo Ri menangis lagi.


Yeo Ri lantas ke dapur, mengunyah es untuk menenangkan hatinya.

Tuan Yoon tiba-tiba datang.

"Ada apa? Gigimu bisa rusak mengunyah es. Kau memimpikan Bom lagi?"

"Aku tidak pernah bisa memasakkan makanan lezat untuknya. Aku tidak pernah mengajaknya ke tempat-tempat menyenangkan. Dia hanya hidup selama setahuun dan tewas kesakitan. Dia anak yang baik dan selalu tersenyum meski aku hanya menggendongnya."

Tangis Yeo Ri pecah.


Ma Ya dan Ga Ya ribut. Ma Ya menuduh Ga Ya sudah merusak bolanya. Ga Ya menyangkal. Ia bilang, itu bukan dirinya. Tapi Ma Ya yakin itu Ga Ya karena bolanya rusak setelah

Ga Ya meminjamnya.


Tak lama kemudian, Ji Won keluar dari kamar dan melerai mereka. Ga Ya langsung mengadu pada Ji Won bahwa Ma Ya menuduhnya merusak bola itu. Ma Ya menjelaskan, kalau Ga Ya memang pelakunya.

Ji Won memarahi Ma Ya dan mengaku penasaran dari siapa Ma Ya belajar bersikap kasar. Ga Ya pun berkata, Ma Ya selalu berkata kasar jika suasana hatinya buruk.

Ji Won tambah marah.


Moo Yeol dan Hae Joo turun ke bawah. Ma Ya langsung menangis dan memeluk Moo Yeol.

Moo Yeol membela Ma Ya.

Ji Won merebut bola itu.

"Siapa peduli tentang bola bodoh ini sampai menuduh Ga Ya ku tersayang! Lagipula, anak perempuan tidak pantas main bola!"

Ma Ya makin menangis.


Di kamar, Moo Yeol bicara pada Hae Joo. Ia berkata, akan menegur Ji Won agar tidak pilih kasih lagi pada Ma Ya dan Ga Ya. Hae Joo melarang dan meminta Moo Yeol memaklumi sikap ibunya. Hae Joo berkata, Ga Ya sudah seperti Hae Sung bagi ibunya. Sejak Hae Sung meninggal, sang ibu tidak punya semangat hidup tapi setelah Ga Ya lahir, sang ibu kembali sehat.


Ae Nok sedang berolahraga ketika Hae Joo menghubunginya.

Ae Nok : Ibu sedang olahraga. Orang lain pergi ke gym, menantu ibu orang kaya tapi ibu tetap miskin dan bahkan susah makan, jadi perlu melakukan sesuatu.

Ae Nok terkejut saat Hae Joo bilang sudah menemukan calon suami untuk Yeol Mae. Yeol Mae yang juga lagi olahrga, langsung berhenti dan mendekati ibunya.

Mereka senang.


Di spa, Ae Nok dan Yeol Mae ribut karena tidak diizinkan masuk. Tak lama kemudian, Hae Joo datang dengan wajah kesal. Melihat Hae Joo, Ae Nok dan Yeol Mae langsung berlari menghampiri Hae Joo. Ae Nok meminta Hae Joo memberikan perawatan paling mahal untuk Yeol Mae yang akan berkencan buta. Hae Joo kesal tapi tidak bisa marah.

*Mampuss lu...


Do Chi yang baru masuk rumahnya, terkejut melihat kemunculan So Ra di dapurnya. So Ra berkata, sedang membuat semur pasta kedelai favorit Do Chi dan meminta Do Chi bersabar sedikit. Do Chi memarahi So Ra. Ia berkata, jika So Ra terus datang ke rumahnya seperti itu, mereka akan dianggap tinggal serumah.

So Ra lantas mengajak Do Chi menikah. Ia bilang, impiannya sejak dulu menjadi istri yang sempurna dan mendesak Do Chi agar segera melamarnya.

"Kenapa kau selalu bicara soal pernikahan?" tanya Do Chi.


So Ra tidak menjawab dan berusaha mencium Do Chi. Do Chi sontak panic. Tepat saat itu, Jang Goo datang menyelamatkan Do Chi dari ciuman So Ra. So Ra kesal Jang Goo nongol tiba-tiba.

Jang Goo datang membawa beberapa kiriman paket untuk Do Chi. Salah satu paket berisi undangan menonton pertunjukan Charlie Chaplin.

"Chaplin? Siapa yang menonton itu zaman sekarang? Itu kuno, membosankan dan payah." ucap So Ra.

"Heol, Charlie Chaplin adalah favorit Do Chi. Kalian tidak memiliki kesamaan apapaun. Jika So Ra tidak menyelamatkanmu saat syuting drama itu, hubungan misterius ini tidak akan dimulai." jawab Jang Goo.


Ponsel So Ra berdering. Setelah menerima telepon, ia langsung pergi menemui Ji Won di sebuah kafe. Ya, telepon itu dari Ji Won yang mengajaknya bertemu.

Lantas, apakah yang mereka bicarakan?
 Bersambung ke part 2 ya gaes....

0 Comments:

Post a Comment