Skip to main content

Blessing of the Sea Ep 3 Part 1

Sebelumnya...


Hak Kyu menjelaskan pada Deok Hee, bahwa ia tidak tahu siapa Hong Joo. Hak Kyu lantas menanyakan tentang Hong Joo yang ditemukan setelah hanyut di sungai.

"Kenapa bertanya kepadaku? Kau pasti lebih tahu." jawab Deok Hee.

Deok Hee kemudian menambahkan, setelah Hong Joo, mungkin dirinya yang akan hanyut keesokan harinya.

"Sudah kubilang, aku bukan ayahnya! Aku belum pernah melihatnya." sanggah Hak Kyu (baru inget namanya Hak Kyu, tadi sempet nulis Sun Kyu. Haha.. gw ingetnya mah Sun Kyu mulu aka Sunny SNSD)


Hong Joo tiba-tiba mengendus tubuh Hak Kyu.

"Aku menyukai bau cat pada tubuh ayah." ucap Hong Joo.

Hong Joo lantas menunjukkan saputangannya.

"Ayah mau kubuatkan yang seperti ini lagi?" tanya Hong Joo.

Deok Hee tambah sewot.

"Kalian bertukar hadiah? Kau masih mau bilang dia bukan putrimu!"

Deok Hee meminta cerai.


Hak Kyu menatap Hong Joo. Tak lama kemudian, ia ingat Hong Joo adalah putri Ji Hwan, karena Ji Hwan pernah menunjukkan foto Hong Joo padanya saat mengobati tangannya yang digigit laba-laba di hutan.

Hak Kyu : Kau rupanya. Bagaimana kau bisa tiba di sini?


Deok Hee pun tambah salah paham. Ia fikir, Hong Joo benar-benar putri suaminya. Deok Hee memukuli Hak Kyu. Hak Kyu sontak berlari, menghindari pukulan ganas

Deok Hee, sambil berteriak, meminta Deok Hee berhenti memukulinya.

(Gw ngakak scene ini)


Hong Joo masuk ke sebuah kamar yang ternyata adalah kamar tempat Deok Hee bekerja sebagai dukun. Hong Joo tersenyum melihat alat-alat dukun Deok Hee.

Alat-alat dukun Deok Hee seketika bercahaya, sama seperti lukisan potret kecantikan, yang bersinar kala ditatap Hong Joo.

(Jadi lukisan potret kecantikan yang dilihat Hong Joo tu bersinar bukan karena cahaya matahari, tapi karena mata Hong Joo yang istimewa).


Hong Joo lalu melihat crayon dan alat lukis Ji Na. Ia fikir, itu milik Hak Kyu yang dikiranya ayahnya.

Tak lama kemudian, Ji Na datang. Hong Joo menatap heran Ji Na. Hong Joo : Kau sedang sedih?

Ji Na : Apa maksudmu?

"Di sini tampak abu-abu." jawab Hong Joo sembari menyentuh dada Ji Na.

"Kenapa menyentuhku? Siapa kau? Kenapa di rumahku? Kau pencuri, kan?" tuduh Ji Na.

"Aku bukan pencuri." jawab Hong Joo.


Ji Na lantas mengusir Hong Joo. Ia berusaha menarik Hong Joo keluar, tapi Hong Joo tak mau pergi. Ji Na yang kesal, langsung mengambil cat lukisnya dan melemparkannya pada Hong Joo. Hong Joo membalas, ia mengambil cat lukis Ji Na dan menyiramkannya pada Ji Na.

Hak Kyu dan Deok Hee datang. Deok Hee berteriak pada Hong Joo, menyuruh Hong Joo berhenti.


Hak Kyu membawa Hong Joo keluar. Ia menanyakan alamat Hong Joo.

Hong Joo : Uri jip? Disini.

"Ini membuatku gila." desis Hak Kyu.


Tiba-tiba, dua orang dari kepolisian Gangwon datang.

Sontak, Hak Kyu kaget dan langsung memegangi lukisan potret kecantikan yang ia sembunyikan di balik jaketnya.

"Kau berada di Kuil Gangnyeong beberapa hari lalu, bukan?"

Hong Joo yang takut, langsung bersembunyi dibelakang Hak Kyu dan memegangi tangan Hak Kyu.

Hak Kyu pun berusaha bersikap tenang. Namun ia kembali gugup, saat polisi menanyakan apa dirinya melihat seseorang yang mencurigakan atau sesuatu yang berharga.

Tak mau tertangkap, Hak Kyu pun berusaha setenang mungkin. Hak Kyu mengaku tidak tahu apa-apa meski ia ingat sosok berpakaian hitam yang dilihatnya merusak mobil Sung Jae dan sempat berkelahi dengannya di hutan.

"Dua orang tewas tadi malam dan salah satu rumah korban dibakar. Istrinya tewas dan putrinya menghilang. Seluruh keluarganya dibinasakan. Kau yakin tidak melihat apa-apa?"

Sontak, Hak Kyu kaget.

"Dibinasakan?"


Hak Kyu lantas menatap Hong Joo. Ia baru mengerti, hal mengerikan apa yang sudah dialami Hong Joo.

Hong Joo terus memegang tangan Hak Kyu. Hak Kyu pun menggenggam erat tangan Hong Joo, sambil melirik lukisan yang ada dibalik jaketnya.


Sekarang, Hak Kyu dan Hong Joo duduk di depan Toserba Yongwang. Hak Kyu membelikan Hong Joo es krim.

Hak Kyu sadar, apa yang menantinya di depan sana.

"Kau harus mempersiapkan diri, Hak Kyu. Kau bisa menjadi pencuri, perusak rumah, dan pembunuh. Itu bisa menjadi akhir hidupmu." ucapnya dalam hati.

Hak Kyu lantas menelan ludahnya dan mengajak Hong Joo pergi.


Di rumah, Deok Hee duduk di depan pintu bersama Ji Na. Deok Hee memeluk sebuah tas besar. Ji Na bertanya, apa sang ibu sudah tahu mau pergi kemana.

"Itu bukan masalah. Tapi kau bicara seakan-akan tidak akan pergi."

"Aku tidak mau pergi jika tidak ada tempat untuk tidur."

"Astaga, jika begitu menyukainya, ubah namamu dari Yeo Ji Na menjadi Sim Ji Na."

"Jika mengubah namaku saat ini, anak-anak akan makin mengejekku."


Tak lama kemudian, Hak Kyu pulang tapi dia sendiri. Ji Na pun langsung berlari ke dalam.

Deok Hee : Di mana putrimu yang berharga? Kenapa kau sendirian?

Hak Kyu : Kau tidak akan melihatnya lagi.

Deok Hee : Apa yang terjadi kepadanya? Apa dia dibawa ibunya lagi? Kenapa dia jatuh ke laut? Bisa-bisanya ibu dia begitu ceroboh dan membiarkan itu terjadi.

Hak Kyu : Kukirim dia ke panti asuhan! Puas?

Sontak, Deok Hee kaget mendengar suaminya mengirim anak itu ke panti asuhan.


Poong Do akhirnya sadar dan menemukan Pil Doo disampingnya.

"Ahjussi, mataku..."

Ya, Poong Do merasa aneh dengan matanya. Ia tidak bisa melihat warna. Yang dilihatnya, hanyalah warna hitam dan hitam.


Pil Doo lantas duduk disamping Poong Do.

"Mianata, Poong Do-ya. Saat Pimpinan berusaha mencegah kau dan ayahmu pergi, seharusnya aku membantunya."

"Nenek bilang begitu?" tanya Poong Do.

"Dia marah sekali saat mendengar kau dan ayahmu akan pergi dari Korea. Dia menyuruh beberapa pria membuntuti kalian, tapi malah terlibat kecelakaan." jawab Poong Do.

Mendengar itu, Poong Do pun langsung mengepalkan tangannya. Ia marah. Dan Pil Doo melihat itu. Ya, Poong Do salah paham, mengira nenek nya lah yang telah membunuh ayahnya.


Di kamarnya, Hak Kyu melihat lukisan potret kecantikan dan jam Pil Doo secara bergantian.

Setelah itu, Hak Kyu membungkus lukisan itu serta jam Pil Doo di dalam sebuah kain dan menyimpannya di dalam lemari.


Petir tiba-tiba menggelegar. Tak lama kemudian, hujan deras turun. Hak Kyu menatap ke jendela dan langsung kepikiran Hong Joo.


Paginya, Deok Hee dapat telepon dari panti asuhan yang memberi kabar jika Hong Joo menghilang.

Hak Kyu dan Ji Na datang. Hak Kyu kaget mendengar Hong Joo hilang.

Deok Hee diam saja, membuat Hak Kyu tambah sebal. Hak Kyu : Panti asuhan bilang apa!

"Kenapa membentakku? Dia takut karena badai. Putrimu kabur tadi malam!"

"Kenapa baru bilang sekarang?"

"Karena kau baru pulang!"

Hak Kyu pun langsung pergi. Deok Hee tambah sewot.

"Lihat ayahmu! Dia merasa terpanggil karena itu darah dagingnya."

"Tadi malam hujan deras. Apa dia hanyut di laut lagi?"

"Ibu tidak peduli dia hanyut atau tidak."


Hak Kyu berkeliaran di jalan, mencari Hong Joo. Hak Kyu tambah pusing karena ia tidak tahu nama Hong Joo.

Hak Kyu lantas lewat di depan toserba dan menemukan Hong Joo duduk kedinginan di depan toserba. Hak Kyu mendekati Hong Joo.

"Kenapa kau pergi tanpa memberi tahu siapa pun? Bagaimana kau menemukan tempat ini?"

"Kita makan es krim di sini. Aku tahu ayah akan datang jika aku menunggu."

"Kenapa kau menunggu saat hujan?" tanya Hak Kyu.


Hak Kyu lalu melihat tangan Hong Joo terluka.

"Aku terjatuh saat lari." ucap Hong Joo.

Hak Kyu tambah iba mendengarnya. Lalu, Hak Kyu membalut luka di tangan Hong Joo dengan saputangan itu.

"Sapu tangan ini kembali kepadamu." ucap Hak Kyu.


Hak Kyu lantas berdiri dan menatap ke langit.

"Begitukah? Kau menghukumku?" tanyanya.

Hong Joo lalu tertawa, tertawa karena melihat Hak Kyu salah memakai sandal.


Hak Kyu lantas menggendong Hong Joo di punggungnya.

"Aku paling suka digendong di punggung ayah." ucap Hong Joo sebelum akhirnya tertidur di punggung Hak Kyu.

Sontak, Hak Kyu langsung ingat kata-kata Ji Hwan saat di hutan, ketika kakinya terkilir dan Ji Hwan berniat menggendongnya.

"Naiklah ke punggungku. Putriku suka digendong di punggung. Aku sudah terbiasa." ucap Ji Hwan.


Hak Kyu menghela nafas dan membawa Hong Joo pulang.

Jika para dewa ingin aku membawamu, aku harus menerimanya, bukan?"

Bersambung ke part 2.........

Untung si Hak Kyu punya jam tangan Pil Doo yaa, yang mungkin akan menyelamatkannya nanti kalau2 ia menjadi tersangka atas hilangnya lukisan potret kecantikan dan tewasnya keluarga Hong Joo.

Tapi  ibu Hong Joo masih hidup apa kagak yaa... pan saat Hong Joo dan Poong Do menemukannya, ibu Hong Joo masih bernapas tu dan berjanji akan menyusul Hong

Joo... kalau ayah Hong Joo jelas udah gk ada, wong dia semobil ama Sung Jae kan dan mobilnya masuk jurang dan meledak karena rem nya dibuat blong ama Pil Doo...

Sy penasaran, bagaimana dan kapan Hong Joo mendapatkan ingatannya kembali.....

Untuk Ji Na, kek nya ntar dia bakal ngaku-ngaku sebagai Hong Joo deh demi mendapatkan Poong Do.. 

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 14

Sebelumnya <<< “Dimana Hae Gang, ibu? Apakah dia benar2 pergi ke China? Catatan dan foto2 Hae Gang, kenapa dihapus? Siapa yang menghapusnya? Apakah Hae Gang yang melakukannya? Apakah ibu yang melakukannya? Apa yang terjadi pada Hae Gang, ibu?” tanya Jin Eon. Nyonya Kim diam saja. Wajahnya terlihat kecewa dan marah. Jin Eon pun berlutut dan mengakui kesalahannya. Ia terus menanyakan Hae Gang. Nyonya Kim menghapus air matanya dan menuliskan catatan untuk Jin Eon. Setelah itu, Nyonya Kim masuk ke kamarnya. Jin Eon pun merasa bersalah. Jin Eon lalu membaca tulisan Nyonya Kim. [Dia bertemu dengan seorang pria yang baik dan dia hidup dengan bahagia. Jadi berhentilah. Aku mohon padamu] Namun jawaban dari Nyonya Kim tak begitu memuaskan hatinya. Baek Seok menyusul Hae Gang yang duduk di luar rumah. Namun ia tak menghampiri Hae Gang. Ia hanya menatap lirih Hae Gang dari kejauhan. Hae Gang sendiri tak menyadari kehadiran Baek Seok. Sementara itu, Jin Eon...

Ruby Ring Ep 93 Part 2

Sebelumnya... Dongpal dan Jihyeok yang berseragam militer, sedang menata restoran sesuai arahan Chorim. Tapi kemudian, Dongpal sebal karena Chorim menyuruh mereka menggeser meja kesana kemari. Chorim pun jadi sewot. "Kau ingin aku yang sedang hamil melakukan ini!" Jihyeok tertawa melihat perdebatan orang tuanya. Daepung lantas keluar dari dapur. Ia menghentikan pertengkaran itu dan mengaku, akan mengangkat meja itu sendirian. Tapi karena mejanya berat, Jihyeok dan Dongpal langsung membantu Daepung. Geum Hee tiba-tiba datang, mengejutkan Chorim. Geum Hee membawakan sebuket bunga untuk Chorim. "Kudengar kau hamil. Jadi kubawakan bunga ini. Bunga ini bagus untuk kehamilan. Kuharap anakmu secantik bunga ini." ucap Geum Hee. Daepung lantas mengajak Geum Hee pergi. "Jihyeok-ah, apa yang terjadi?" tanya Chorim. "Paman Daepung jatuh cinta. Dia ingin menikah jadi dia bekerja keras." jawab Jihyeok. Mendengar Geum Hee c...