Defendant Ep 8 Part 1

Sebelumnya...


(HARI TERJADINYA INSIDEN PEMBUNUHAN DI WOLHADONG, PUKUL 09.00 PAGI)

Polisi mendatangi kediaman Jung Woo. Tak lama kemudian, Sung Gyu datang dan polisi pun langsung menanyai Sung Gyu, apakah Sung Gyu mendengar suara orang yang sedang bertengkar dini hari tadi.

“Kurasa aku memang mendengar suatu, tapi aku masih belum sepenuhnya bangun. Aku sudah memberitahukan semua yang kutahu pada petugas ini.” jawab Sung Gyu.

“Ada kejadian pembunuhan di rumah tetanggamu tapi kelihatannya kau tenang-tenang saja.” Ucap Kepala Penyidik.

“Aku baru saja pindah ke sini beberapa waktu lalu jadi aku tidak begitu kenal mereka.” Jawab Sung Gyu.

Kedua penyidik itu pun bergegas pergi karena dipanggil Kepala Divisi. Begitu mereka pergi, wajah Sung Gyu pun langsung berubah tegang. Sung Gyu masuk ke rumahnya dan lihat… dia mengenakan sepatu yang sama dengan yang digunakan si pembunuh.

Sung Gyu melihat kepergian para polisi dari jendelanya. Tak lama, Sung Gyu menjatuhkan badannya ke sofa dan ia berusaha menenangkan dirinya. Kemudian, kita melihat Ha Yeon yang keluar dari kamar Sung Gyu.

“Kau siapa?” tanya Ha Yeon.

“Apa tidurmu nyenyak?” tanya Sung Gyu.

“Di mana ayah dan ibuku?” tanya Ha Yeon.

Sung Gyu mau menjelaskan sesuatu, tapi Ha Yeon keburu memotong kalimatnya. Ha Yeon mengaku kalau ia harus berangkat ke sekolah. Hari ini di sekolahnya, ia akan belajar membaca buku dongeng. Sung Gyu pun mengajak Ha Yeon masuk ke kamar.

“Ha Yeon-ah, ayahmu... sedang pergi menangkap orang jahat,jadi untuk sementara dia tidak akan pulang. Dia memintaku untuk menjagamu.” Ucap Sung Gyu.

“Ibuku di mana?” tanya Ha Yeon.

“Ibumu... dia sedang agak sakit.” Jawab Sung Gyu.

“Ibuku tidak sakit.” Ucap Ha Yeon.

Sung Gyu lalu mendapatkan pesan dari seseorang yang menyuruhnya menelpon orang itu. Sung Gyu terdiam sejenak, lalu menyuruh Ha Yeon bicara dengan Jung Woo.

“Ayah, ayah, kau di sana?” tanya Ha Yeon.

“Ha Yeon-ah, ini ayah.” jawab Jung Woo.

“Ayah, kau di mana?” tanya Ha Yeon.

“Ha Yeon-ah, ayah akan segera ke sana. Bisakah kau menunggu?” pinta Jung Woo.

“Ayah, aku merindukanmu. Ayah harus segera ke sini.” Jawab Ha Yeon.

“Ayah akan datang.” ucap Jung Woo.

“Apakah Ibu juga akan ikut?” tanya Ha Yeon.

“Ya. Tapi Ibu sedang agak sakit.Jadi Ha Yeon harus bersikap berani dan tunggu kami, ya.” jawab Jung Woo.

“Ayah, apa kau menangis?” tanya Ha Yeon.

“Tidak. Ha Yeon. Sayangku Ha Yeon, jangan menangis.” Jawab Jung Woo.

“Ayah, cepatlah ke sini.” Pinta Ha Yeon.

“Ayah akan segera ke sana, Ha Yeon-ah.” Jawab Jung Woo.


Sung Gyu lantas mengambil kembali ponselnya dan bertanya pada Ha Yeon, apakah benar itu ayahnya Ha Yeon. Ha Yeon mengangguk. Sung Gyu lalu meminta Ha Yeon menunggunya sebentar dan beranjak keluar. Diluar, Sung Gyu meminta Jung Woo mengaku sudah membunuh Ji Soo dan Ha Yeon kalau Jung Woo mau Ha Yeon selamat.


Sung Gyu lalu teringat saat ia berada di kamarnya Ha Yeon. Ia mengambil tas Ha Yeon, lalu menggendong Ha Yeon yang tertidur pulas dan membawa Ha Yeon ke rumahnya.

So, benarkah Sung Gyu pembunuh Ji Soo?


Jung Woo tidur di ranjang klinik dengan tangan terborgol. Dalam tidurnya, ia teringat kata2 Tae Soo yang memintanya memikirkan baik2 apa dia benar2 membunuh Ha Yeon. Ia juga ingat pertanyaan Eun Hye, apakah dia benar2 membunuh Ha Yeon. Lalu pengakuan Sung Gyu kalau dia tidak membunuh Ji Soo dan Ha Yeon, juga kata2 Cheol Sik kalau dia akan melepaskan Cheol Sik setelah berhasil menangkap seseorang.


Lalu kemudian… kita melihat Jung Woo yang dibangunkan oleh seseorang.

Flashback… Jung Woo terbangun di kamarnya. Begitu bangun, ia langsung memanggil2 Ji Soo. Tapi Ji Soo tak kunjung menjawab panggilannya. Jung Woo kemudian bangkit dari kasurnya dan beranjak keluar kamar. Ia pun terkejut saat menemukan Ji Soo yang sudah tergeletak bersimbah darah.

“Ji Soo-ya, Ji Soo-ya.” ucap Jung Woo sembari memeluk tubuh Ji Soo yang penuh luka.

Jung Woo berniat menghubungi ambulance, namun Ji Soo memberitahu Jung Woo kalau Ha Yeon menghilang. Pintu kamar Ha Yeon sedikit terbuka. Jung Woo terkejut mendapati kamar Ha Yeon yang kosong.

“Ha Yeon!” teriak Jung Woo.

Ji Soo mulai menutup matanya. Jung Woo panic dan mencoba membangunkan Ji Soo. Tangis Jung Woo pun pecah. Tak lama kemudian, seseorang memanggil Jung Woo.

“Jaksa Park.” Panggil orang itu.

Jung Woo menoleh dan mendapati seseorang yang serba hitam berjalan mendekatinya. Orang itu masih memegang pisau. Jung Woo terkejut melihat orang itu.

Flashback end…


Tubuh Jung Woo bergetar hebat. Satu per satu, ingatannya akan Ji Soo yang sudah meninggal juga ingatan tentang si pembunuh terbayang di benaknya. Tak lama kemudian, Jung Woo pun terbangun.

“Di mana aku?” tanya Jung Woo syok.


Jung Woo lalu teringat saat Sung Gyu datang mengunjunginya.

“Ha Yeon-ah. Ha Yeon-ah. Ha Yeon-ah! Ha Yeon-ah, Ha Yeon-ah!” teriak Jung Woo.

Tak lama kemudian, dokter pun masuk. Melihat Jung Woo yang meronta2, dokter pun menasehati Jung Woo. Ia berkata, tidak akan meronta2 seperti yang Jung Woo lakukan sekarang jika ia menjadi Jung Woo.

“Ha Yeon!” teriak Jung Woo sembari terus meronta. Dokter pun mendekati Jung Woo.

“Kalau kau terus melakukan ini, aku tidak akan bisa menolongmu.” Ucap dokter.

“Sudah berapa lama ini?” tanya Jung Woo.

“Sekitar dua jam.” Jawab dokter.

“Ha Yeon-ah.” Tangis Jung Woo.

“Aku khawatir kau akan kehilangan ingatanmu lagi. Kau tidak pernah pingsan sebelumnya.” Jawab dokter.

“Ji Soo-ya. Ji Soo-ya.” tangis pilu Jung Woo.

“Kau mengingat sesuatu yang lain?” tanya dokter.

Jung Woo pun mengangguk.

“Bisa kau beritahu aku?” tanya dokter, namun Jung Woo diam saja.

“Baiklah, kalau begitu. Kau bisa menceritakannya kalau kau sudah siap.” Ucap dokter menenangkan Jung Woo.

Jung Woo terus menangis pilu.Dokter mengerti dan berkata, ada seseorang yang lebih bisa membantu Jung Woo ketimbang dirinya. Jung Woo langsung menatap dokter. Dokter berkata, jika orang itu sudah menunggu Jung Woo sejak tadi. Dokter pun bergegas memanggil orang itu. Orang itu, ternyata Eun Hye. Eun Hye langsung masuk. Dokter pun membiarkan Eun Hye dan Jung Woo bicara berdua.

“Jung Woo-ssi, apa kau baik2 saja?” tanya Eun Hye cemas.

“Sung Gyu ada di sini.” Ucap Jung Woo.

“Maksudmu Lee Sung Gyu?” tanya Eun Hye.

“Dia bersama Ha Yeon.” Jawab Jung Woo.

“Tapi apa yang terjadi?” tanya Eun Hye sembari melirik tangan Jung Woo yang diborgol.

“Apa kau menemukannya? Apa kau sudah menemukan adiknya Sung Gyu?” tanya Jung Woo.

“Tapi... katanya dia sudah meninggal tahun lalu.” jawab Eun Hye.

“Apa? Lalu siapa adik yang dia ceritakan selama ini?” tanya Jung Woo.


Jung Woo kemudian berpikir siapa adik yang dimaksud Sung Gyu, tak lama kemudian, ia tertawa begitu menyadari adik yang dimaksud Sung Gyu adalah Ha Yeon.

“Jung Woo-ssi, aku sudah menemukan rumah di mana dia pindah dulu. Dia tinggal bersebrangan dengan rumahmu.” Ucap Eun Hye.

“Di unit 304.Di seberang rumahku? Rumah nomor 304?” tanya Jung Woo kaget.

“Kalau begitu Sung Gyu…” Eun Hye mulai curiga.

Jung Woo pun kembali mengingat mimpinya akan sosok si pembunuh, tapi ia tak bisa mengingat wajah si pembunuh dengan jelas.

“Tidak mungkin Sung Gyu. Malam itu,ada seseorang yang datang ke rumah.” Jawab Jung Woo.

“Apa ada yang datang malam itu?” tanya Eun Hye.

“Aku ingat malam itu. Tapi… tapi aku tidak ingat siapa yang datang.” jawab Jung Woo.

“Park Jung Woo-ssi, maaf harus mengungkit soal ini. Kita hanya punya beberapa hari untuk mengajukan banding terakhir.Mari kita ajukan banding. Ingatanmu sudah mulai kembali sekarang. Kita akan mencari jalan keluar.” Ucap Eun Hye.

“Itu tidak akan berhasil.” Jawab Jung Woo.

“Apa?” tanya Eun Hye tak mengerti.


“Aku yang melakukannya. Memang aku. Akulah yang harusnya dihukum. Aku berpikir ada orang lain di sana. Untuk menyelamatkan Ha Yeon, aku harus menjadi pelakunya.Aku sudah memalsukan semua bukti. Ini adalah kejahatan yang sempurna.” Aku Jung Woo.

Eun Hye pun syok mendengarnya.

Min Ho kembali menghubungi Kepala Tahanan. Min Ho marah2 karena Jung Woo diizinkan menerima kunjungan. Min Ho terkejut mengetahui Jung Woo pingsan setelah bertemu Sung Gyu.

“Aku sudah memberitahu mereka soal ini,tapi ternyata seseorang membuat kesalahan.” Ucap Kepala Tahanan.

“Apa kau merekam pembicaraan ini?” tanya Min Ho.


“Oh, itu... Sayangnya, alat perekamku rusak beberapa waktu lalu.” jawab Kepala Tahanan.

“Masukkan dia ke ruang hukuman dan jangan keluarkan dia sampai mati.” Ucap Min Ho.

“Aku mau saja melakukan itu, tapi ada sedikit masalah. Petugas kesehatan yang baru sedikit susah kuatasi. Dia mengancam akan melaporkan perlakuan tak adil atas Tahanan 3866 pada Departemen Hukum. Aku harus menjaga posisiku sampai kau memindahkanku ke Seoul.” Jawab Kepala Tahanan.

“Brengsek!” maki Min Ho, tapi beberapa saat kemudian ia mencoba menjaga sikapnya agar Seketaris Seon Ho tidak curiga.

“Banyak sekali masalah yang harus kuurus.” Ucapnya pada Seketaris Seon Ho.


Kepala Tahanan lalu memutar rekaman pembicaraan Jung Woo dan Sung Gyu! Omooo… Usai mendengar rekaman itu, ia mentransfer nya ke dalam USB nya.

Di lobby hotel, wanita itu sedang membaca artikel Seon Ho yang bunuh diri dengan melompat dari ketinggian. Tak lama, Min Ho datang dan wanita itu segera mengikutinya. Min Ho menuju lift sambil menyebut2 nama Jung Woo dengan kesal. Wanita itu kemudian datang dan memanggil Min Ho dengan nama Min Ho.

Min Ho terkejut.

“Apa lagi ini?” batinnya. Min Ho lalu ingat ia pernah bertemu wanita ini di lift.

“Dia kenal dengan Seon Ho. Siapa dia?” batin Min Ho lagi.

“Aku… Cha Seon Ho.” Ucap Min Ho, memperkenalkan dirinya pada wanita itu.

Tak lama, seketaris Seon Ho memberitahu Min Ho tentang CEO Cha yang memiliki perintah penting untuk Min Ho. Min Ho pun langsung masuk ke lobby bersama seketaris Seon Ho. Wanita itu pun menyusul Min Ho.

“Aku akan menunggumu di lobi. Ada sesuatu yang ingin kukatakan.” Ucap wanita itu.

Pintu lift kemudian tertutup.

Begitu keluar dari lift, Min Ho langsung masuk ruangan rahasianya dan mencari2 informasi soal wanita itu tapi ia tak menemukannya.

“Siapa dia? Dia memanggilku Cha Min Ho. Dia adalah kenalannya Seon Ho. Aku tidak kenal dia. Siapa dia sebenarnya?” Min Ho bertanya2.

Min Ho lalu teringat kata2 wanita itu yang mau mengatakan sesuatu padanya.

“Apa yang harus kulakukan?” ucap Min Ho bingung.


Min Ho kembali keluar. Di luar, ia bertemu seketaris Seon Ho.Seketaris Seon Ho berkata, kalau ia sudah menyiapkan mobil jika Min Ho mau pergi. Min Ho berkata, itu tidak perlu dan meminta seketaris Seon Ho menemaninya ke parkiran.


Saat hendak masuk lift, mereka bertemu dengan CEO Cha. Wajah Min Ho pun langsung berubah tegang saat sang ayah mengajaknya pulang bersama.

Min Ho keluar dari lift bersama sang ayah. Ia berjalan ke pintu keluar sambil menutupi wajahnya. CEO Cha menatapnya dengan aneh. Min Ho mengedarkan pandangannya sekeliling lobi, tapi ia tak menemukan wanita itu.

 
Eun Soo berlari menghampiri Min Ho begitu Min Ho pulang. Min Ho menggendong Eun Soo dan bersikap seperti seorang ayah. Eun Soo memamerkan mainannya yang baru saja ia dapat dari seorang ibu. Min Ho mengkerutkan keningnya, bibi?


Setibanya di ruang tengah, Min Ho terkejut melihat sosok bibi yang dimaksud Eun Soo ternyata wanita itu. Yeon Hee lalu berkata pada wanita itu, kalau sudah 6 tahun tidak bertemu wanita itu. Wanita itu pun memanggil Min Ho dengan nama Seon Ho. Ia mengaku terakhir kali melihat Seon Ho di pesta pernikahan Seon Ho.

Di kamar, Min Ho membuka album tamu yang datang ke pernikahan Seon Ho dan Yeon Hee, namun ia tak menemukan informasi tentang wanita itu.

“Sepertinya dia tidak melihat Seon Ho terakhir kali 6 tahun yang lalu.” ucap Min Ho.

Yeon Hee lalu masuk dan memberitahu Min Ho wanita itu bernama Jennifer Lee.

“Dia teman satu kampus kami. Dia dan Seon Ho tumbuh bersama-sama.” Ucap Yeon Hee.

“Apa? Dia punya selingkuhan? Kau tahu tentang dia? Kau harusnya memberitahuku.” Jawab Min Ho.

“Dia pasti ke sini karena belakangan ini merasa tidak bisa menghubungi Seon Ho.” Ucap Yeon Hee.

“Apa yang harus kulakukan? Aku bahkan tidak tahu apa-apa soal dia.” jawab Min Ho.

“Dia sangat mencintai Seon Ho. Ini tidak akan mudah. Semoga kau beruntung.” Ucap Yeon Hee, lalu pergi tapi ditahan Min Ho.

“Yeon Hee-ya, tolong aku.” pinta Min Ho.

Di ruang makan, Min Ho menatap Jennifer dengan wajah tegang. Saat Jennifer menatapnya, Min Ho langsung mengalihkan pandangannya ke lauk yang dimasak Yeon Hee. Ia memuji masakan Yeon Hee yang lezat.

“Kau harus lebih sering memasak untukku.” Pinta Min Ho.

Min Ho lalu minta maaf pada Jennifer karena tidak bisa mengenali Jennifer.

“Jangan khawatir. Bukan masalah bagiku.” ucap Jennifer.

“Setelah kehilangan adikku seperti ini, banyak masalah yang harus kuhadapi. Aku bahkan mendapatkan perawatan beberapa waktu lalu.” jawab Min Ho.

“Perawatan?” tanya Jennifer.

“Iya.” Jawab Min Ho.

“Kematian adiknya menyisakan trauma baginya.” Ucap Yeon Hee.

“Ayah, apa kau sakit?” tanya Eun Soo cemas.

“Tidak, Ayah tidak sakit. Ayah baik-baik saja. Makanlah, Eun Soo-ya.” jawab Min Ho.

Mi Ho lalu mengaku pada Jennifer kalau ia punya masalah soal ingatannya.Ia mengaku sering kehilangan ingatan dan terus melakukan terapi tapi kondisinya sudah jauh lebih baik sekarang ini.

Tapi Jennifer sepertinya yakin pria yang di hadapannya adalah Min Ho.


Ketiganya lalu minum wine bersama. Jennifer mengaku kalau Yeon Hee sering membanggakan Seun Ho di depan teman2 mereka sehingga membuat mereka iri.

“Apakah kau tidak mau menikah?” tanya Yeon Hee.


“Belakangan, entah kenapa aku malah ingin hidup sendirian saja. Sangat merepotkan kalau harus tinggal dengan seseorang.” jawab Jennifer.

“Kau hanya mau berkencan saja.” Tanya Yeon Hee.

“Apa kedengarannya seperti itu? Seon Ho-ya, kau harus memperkenalkanku pada salah satu temanmu.” Jawab Jennifer.

“Aku tidak tahu siapa yang kira-kira akan cocok denganmu.” Ucap Min Ho.


Eun Soo terbangun dan ingin ke kamar mandi. Yeon Hee pun bergegas menemani Eun Soo ke kamar mandi.
“Kau sama sekali tidak ingat?” tanya Jennifer.

“Apa?” tanya Min Ho.

“Kau bilang kau kehilangan ingatanmu.” Jawab Jennifer.

“Benar. Aku memang kehilangan ingatanku. Aku tidak mengenali sebagian besar teman lamaku. Aku baru tahu belakangan. Dokter bilang itu mungkin disebabkan karena trauma akibat kematian adikku dan untuk sementara aku mungkin tidak bisa mengingat banyak hal. Aku kehilangan lumayan banyak ingatanku.” Ucap Min Ho.

“Maaf harus mengungkit soal itu.” jawab Jennifer.

“Tidak masalah.” Ucap Min Ho, lalu menegak wine nya.


Jennifer pun menatap tajam ke arahnya.

Min Ho dan Yeon Hee mengantarkan Jennifer ke depan. Sebelum pergi, Jennifer bertanya apa Min Ho benar2 tidak mengingat teman lama mereka?

“Aku sudah ingat sekarang.” jawab Min Ho. Dan Jennifer pun beranjak pergi.

Setelah Jennifer pergi, mereka membahas soal Jennifer.

“Bukankah ini menyedihkan? Aku harus berpura-pura tidak tahu kalau dia berselingkuh dengan temanku.” Ucap Yeon Hee.

Min Ho menatap iba Yeon Hee.

“Dia tidak akan menghapus kecurigaannya begitu saja. Dia lumayan keras.” Ucap Yeon Hee, lalu pergi.

0 Comments:

Post a Comment