Jin Joo membawa anjingnya ke klinik. Di sana, Nam Doo sudah menunggu dengan berpura2 memeriksakan anjingnya.
“Omo, Goo Bek
kita datang lagi. Ya, hidungnya kelihatan sedikit kering.” Ucap pegawai klinik
pada Nam Doo.
Pegawai klinik
lalu menegur Jin Joo.
“Oh Bek juga
ada disini!” serunya.
Nam Doo pun
mulai beraksi. Ia memulainya dengan mengenalkan anjingnya yang bernama Goo Bek
karena ia menghabiskan 900 won untuk perawatan anjingnya.
“Aku sudah
menghabiskan 8.500.000 Won untuknya bulan ini.” ucap Nam Doo.
“Apa yang kau
lakukan untuk menghabiskan 9.000 Won padanya? Kami melakukan apapun yang kami
butuhkan. Aku bahkan mengirimnya ke sekolah. Bukankah itu benar, Oh Bek?” ucap
Jin Joo.
“Oh, anakku
melakukan beberapa kegiatan setelah sekolah.” Jawab Nam Doo.
“Pada hari
Senin, kami mengajarinya kepercayaan diri. Dia menyalak ke udara. Pada hari
Jumat, dia belajar tentang adat sopan santun ala Inggris.” Jawab Nam Doo.
“Benarkah,
sopan santun ala Inggris?” tanya Jin Joo.
“Kau tahu, kami
banyak memberikan perintah di sini. Duduklah. Berbaring. Tunggu. Makan. Kami
sangat senang memerintah. Mereka mengatakan adat Inggris adalah menunggu.”
Jawab Nam Doo.
“Oh, jadi
begitu. Aku belajar sesuatu hari ini, berkat kau.” ucap Jin Joo.
“Itu tidak
penting.” Jawab Nam Doo, lalu pergi setelah pegawai klinik menyuruhnya masuk.
Tak hanya itu, Nam Doo juga menyewa seorang pria penggosip dan menyuruh pria itu datang di pertemuan yang sering dihadiri Jin Joo bersama wanita2 kaya lainnya.
Pria itu
menginformasikan bahwa ada seorang pria bernama Kim Jae baru saja kembali ke
Korea, saat berada diluar negeri, Kim Jae berkecimpung dalam dunia real estate.
Pria itu juga menginformasikan bahwa Kim Jae memiliki bangunan 57 lantai di
Dubai dan bermain golf dengan Mansour yang mereka kenal.Pria itu juga
mengatakan bagaimana Nyonya Choi dari Konstruksi L ingin berinvestasi dan pergi
ke Dubai dengan membawa tas berisi uang, namun Nyonya Choi kembali ke Korea
karena tak bisa bertemu Kim Jae. Ia juga memberitahu bahwa Kim Jae tengah dalam
project membangun kondominium tapi buru2 kembali ke Seoul untuk menemui
tunangan yang dicintainya. Ia juga bilang Kim Jae banyak menghadiahi barang2
mahal untuk tunangannya yang ia beli di mall Gangnam setiap hari.
“Sekarang aku
sudah meletakan umpan seperti ini, apa yang harus kita lakukan sekarang? Yang
tersisa adalah bagi Kim Jae dan tunangannya untuk berkeliling mal selama
seminggu.” Ucap Nam Doo pada Joon Jae.
“Siapa yang
akan menjadi tunangannya?” tanya Joon Jae.
Nam Doo pun langsung memanggil Tae Oh yang sudah mengenakan wig, sepatu hak tinggi dan pakaian tangga. Joon Jae langsung protes dengan ide gila Nam Doo yang menjadikan Tae Oh sebagai tunangannya.
“Bagaimana
kalau Chung?” tanya Nam Doo.
Joon Jae makin
protes. Tapi Chung tiba2 datang dan bertanya dia akan pergi kemana. Nam Doo pun
langsung meminta Chung mendengarkannya.
“Kau menyukai
drama, bukan? Yang sebenarnya adalah, orang-orang di TV bukan orang kecil...”
jelas Nam Doo.
“Aku tahu.
Mereka ada di sebuah studio. Itu sebuah drama.” Jawab Chung.
“Chung kita
ternyata sangat cerdas.” Puji Joon Jae sambil mengelus kepala Chung.
“Chung kita?
Kita?” tanya Nam Doo pada Joon Jae sambil mengelus kepala Joon Jae.
“Aku hanya
mengatakan kalau dia cerdas.” Jawab Joon Jae sambil menyingkirkan tangan Nam
Doo.
“Jadi, kita
akan syuting sesuatu seperti sebuah drama. Peran Joon Jae dalam drama ini
adalah pria kaya dan keren. Dan peran Chung kita adalah tunangannya. Mereka
akan menikah!” jawab Nam Doo.
“Aku suka itu.”
ucap Chung tersipu malu.
“Chung, saat
kau berada di sana, hanya ada tiga hal yang tidak perlu kau lakukan. Jangan
bicara. Jangan tertawa. Jangan makan.” Jawab Joon Jae.
“Itu akan
menjadi agak sulit.” Ucap Chung.
“Aku akan membelikanmu
sesuatu yang lezat setelah itu.” jawab Joon Jae.
“Lebih tepatnya
apa?” tanya Chung.
“Kau suka yang
manis. Es krim? Kue?” ucap Joon Jae.
“Ditambah
lagi...?” tanya Chung.
“Lagi?” Joon
Jae kaget.
“Babi asam
manis.” Jawab Chung.
“Sepakat.” Ucap
Joon Jae. Dan Sim Chung pun berseru senang.
Sekarang… kita melihat Joon Jae berperan sebagai Kim Jae. Ia berpakaian mewah layaknya chaebol beneran, didampingi Chung yang berperan sebagai tunangannya dan dikawal dua bodyguard. Mereka berbelanja barang2 mewah serta perhiasan di mall. Hari berikutnya, Joon Jae dan Chung kembali berbelanja di mall itu sementara Jin Joo protes pada pegawai mall karena gagal menggunakan ruangan VVIP yang sudah ia pesan.
Tak lama, Joon Jae dan Chung datang dan mereka langsung disambut pegawai mall. Nam Doo juga ikut mendampingi mereka. Joon Jae sengaja menyebut kata2 Dubai agar Jin Joo mendengarnya. Melihat Chung, Jin Joo ingat Chung adalah wanita yang pernah ribut denganya soal pertengkaran kecil Elizabeth dan Yoon Ah. Jin Joo lantas melihat Nam Doo dan ia mengenali Nam Doo sebagai ayahnya Goo Bek.
“Goo Bek Appa!”
seru Jin Joo pada Nam Doo.
“Oh, bukankah
itu ibunya Oh Bek? Senang bertemu denganmu.” Ucap Nam Doo.
“Orang-orang
yang baru saja datang... apa kau datang bersama mereka?” tanya Jin Joo.
“Ah iya. Aku
menjalankan sebuah perusahaan investasi, dan beberapa tamu VIP datang dari luar
negeri.” Jawab Nam Doo.
“Apa orang itu,
mungkin, datang dari Dubai?” tanya Jin Joo.
“Kenapa?” tanya
Nam Doo.
“Yang di Dubai,
dia memiliki sebuah gedung 57 lantai dan jalur golf dan berteman dengan Mansour
dan namanya adalah Kim Jae?” tanya Jin Joo.
“Darimana kau
mendengar itu?” tanya Nam Doo.
“Aku hanya
mengetahuinya.” Jawab Jin Joo antusias.
Nam Doo belagak panic. Ia meminta Jin Joo tidak memberitahu siapapun keberadaan Kim Jae karena akan menjadi masalah kalau orang2 tahu. Jin Joo mengerti. Nam Doo lalu masuk ke dalam.
Joon Jae dan Chung menjadi pusat perhatian seisi mall. Chung berbisik di telinga Joon Jae kalau ia lapar dan minta dibelikan kue beras pedas.
“standarmu
seperti biasa tak tertandingi, baiklah, ayo kita juga membelinya.” Ucap Joon
Jae sembari tersenyum.
Jin Joo lantas
mendekati Nam Doo. Ia meminta Nam Doo mengatur makan malamnya dengan Joon Jae
dan Chung. Jin Joo mengaku bahwa ia sangat tertarik berinvestasi.
“Sebenarnya,
CEO Kim sudah lama pergi dari Korea dia memang mengatakan bahwa dia ingin
memakan makanan rumahan Korea.” Ucap Nam Doo.
“Makanan rumah!
Makanan rumah tergantung dari kokinya, makanan di tempat kami adalah yang juara!”
jawab Jin Joo.
Setibanya di
rumah, Jin Joo menceritakan pertemuannya dengan Kim Jae pada suaminya dengan
antusias. Si Ah merasa kalau Jin Joo sudah kena tipu, tapi Jin Joo bersikeras
kalau ia sudah mengkonfirmasi siapa Kim Jae lewat Nyonya Choi.
Dalam perjalanan pulang, Nam Doo memuji pekerjaan Chung. Chung yang tak tahu apa2 pun berkata kalau ia senang membantu Joon Jae dalam hal baik.
Saat melewati
mesin pencapit boneka di tepi jalan, Chung memberitahu Joon Jae kalau pria yang
bertanggung jawab dengan mesin itu adalah penipu.
Joon Jae kaget,
apa? Siapa yang mengatakan itu?
“Aku terus
berusaha untuk menarik satu boneka tapi aku tidak bisa mendapatkan apapun jadi
aku bertanya dan orang-orang mengatakan kepadaku kalau dia seorang penipu.
Dasar bajingan.” Jawab Chung.
Dan Joon Jae
pun mulai merasa tidak enak dengan perkataan Chung.
“Tapi! Penipu
tidak selalu orang jahat.” Ucap Joon Jae.
“Kadang-kadang,
hanya ada bajingan yang menipu orang yang lebih bajingan.” Jawab Nam Doo.
“Tetap saja,
mereka berbohong kepada orang-orang.” Ucap Chung.
“Chung, kau
belum pernah melakukannya? Tidak sekali pun? Bahkan ingin melakukannya? Kau
tidak memiliki rahasia yang tidak bisa diberitahu kepada kami?” ucap Nam Doo
yang sukses membuat Chung diam.
Tak lama, Joon Jae dihubungi oleh Si A yang mengajaknya mengunjungi museum. Joon Jae pun menemui Si A sendirian. Si A berkata pada Joon Jae kalau ia belum melihat benda itu, tapi orang yang menemukannya mengatakan benda itu benar2 istimewa.
“Kau tidak bisa
menemukannya dalam keadaan baik saat kau pertama kali menemukannya. Tapi yang
satu ini, benar-benar dikubur dalam sebuah kotak tertutup.” Ucap Si A.
“Dikubur?”
tanya Joon Jae.
“Ya.
Seolah-olah, seseorang ingin itu bisa ditemukan.” Jawab Si A.
Mereka pun tiba di depan sebuah ruangan. Si A membuka ruangan itu, tapi Joon Jae ingin masuk sendirian. Si A pun mau tak mau terpaksa membiarkan Joon Jae masuk sendirian.
Joon Jae masuk
ke ruangan itu sendiri. Di sana ia melihat banyak kumpulan benda antic. Joon
Jae terus berjalan hingga akhirnya ia menemukan sebuah lukisan yang terpajang
di dinding, namun tiba2 saja lampu di museum itu padam.
Joon Jae lantas
mendekati lukisan itu. Ia menyalakan koreknya dan mengarahkannya ke lukisan
itu. Dan, betapa kagetnya ia melihat lukisan yang ternyata lukisan Dam Ryung.
Epilog :
Dam Ryung berjalan mondar mandir sambil memikirkan apa yang harus ia lakukan agar seseorang yang ada di dalam mimpinya mempercayai keberadaannya. Dam Ryung kemudian mendapatkan sebuah ide.
Ia lalu
memanggil seorang pelukis dan meminta pelukis itu melukis dirinya.
“Aku meminta
agar kau teliti. Karena itu adalah bagian penting yang disimpan dalam waktu
yang lama.” Perintah Dam Ryung.
Dan lukisan
itulah yang kini dilihat Joon Jae.
0 Comments:
Post a Comment