Skip to main content

My Golden Life Ep 23 Part 2

Sebelumnya...


Ji Soo mengeluh kelaparan, sedangkan di depannya makan malam sudah terhidang. Karena sudah tidak tahan, Ji Soo akhirnya mencomot salah satu makanan. Seohyun memperingatkan Ji Soo, kalau Ji Soo harus menunggu sampai orang tua mereka datang.

ā€œKeluargamu aneh sekali. Setiap aku bilang aku lapar, ibuku akan langsung membuatkan mi.ā€ jawab Ji Soo.


Tuan Choi dan Nyonya No yang sudah tiba di ruang makan, tanpa sengaja mendengar ucapan Ji Soo. Tuan Choi kemudian minta maaf sudah membuat kedua putrinya lama menunggu. Mereka pun mulai makan. Ji Soo meminta tambahan saus karena supnya terasa hambar.

ā€œMereka membuat rasanya hambar agar kita bisa menikmati rasa asli dari bahannya. Kau akan menikmatinya setelah mencobanya.ā€ Ucap Nyonya No.

ā€œAku tidak yakin rasa asli bahan makanan itu maksudnya apa, tapi aku hanya ingin makanan enak. Aku akan makan ramen saja.ā€ Jawab Ji Soo.

ā€œKak, kita tidak punya ramen di sini.ā€ Ucap Seohyun.

ā€œAku tahu, jadi, hari ini aku membeli ramen.ā€ Jawab Ji Soo, lalu menunjukkannya pada Seohyun. Ji Soo bahkan menawari Seohyun juga, tapi Seohyun bilang dia tidak pernah makan makanan seperti ramen.


Ji Soo lantas bangkit, mau masak ramen. Tapi Nyonya No dengan tegas menyuruh Ji Soo duduk. Ji Soo nurut dan kembali duduk. Nyonya No kemudian menyuruh Seketaris Min membuatkan ramen untuk Ji Soo. Tuan Choi juga ingin makan ramen. Ji Soo minta tambahan telur di ramen nya. Tuan Choi pun juga meminta hal yang sama.


Nyonya No sakit kepala melihat suami dan anaknya menyantap ramen. Seohyun yang merasa terganggu dengan suara seruputan Ji Soo, menegur Ji Soo. Ji Soo bilang, maken ramen akan lebih sedap kalau diseruput. Nyonya No tambah stress, sampai meminta obat sakit kepala pada Seketaris Min.


Ketika hendak menyikat gigi, Ji Soo terkejut karena sikat giginya berubah. Tapi ia cuek, dan mulai menyikat giginya.


Sembari pulang, Ji Tae dan Soo A singgah di supermarket. Ji Tae bertanya, kenapa mereka tidak makan malam saja diluar. Soo A bilang, mereka harus menabung agar bisa pindah.

ā€œJangan berusaha terlalu keras. Aku kasihan kepadamu.ā€ Jawab Ji Tae.

ā€œAku? Berusaha bagaimana?ā€ tanya Soo A.

ā€œKau berpura-pura tidak terganggu.ā€ Jawab Ji Tae.

ā€œAku tidak terganggu. Aku memutuskan untuk tidak membiarkan keadaan memengaruhi kita. Kita berjuang untuk bisa menikah. Aku memperjuangkan pernikahan kita.ā€ ucap Soo A.

Ji Tae bahagia dan langsung menghadiahi Soo A dengan rangkulannya. Ji Tae bilang, ia menikahi wanita yang hebat.


Ji Tae menyuapi Soo A di kamar. Ji Tae mengajak Soo A merencanakan menu makan malam. Soo A menolak, ia bilang waktu pulang Ji An tidak pasti. Ibu dan ayah Ji Tae juga pulang larut malam, jadi sia-sia saja kalau membuat makan malam. Ji Tae pun langsung terdiam.

ā€œAdikmu enggan bicara dengan mereka.ā€ Ucap Soo A.

ā€œAgar dia bisa merasa tenang. Bagaimana dia tahu Ji An di mana? Kenapa dia mencarinya?ā€ sewot Ji Tae.

ā€œJangan meninggikan suaramu.ā€ Ucap Soo A.

ā€œAku frustasi. Aku tidak suka melihat mereka harus menebus kesalahan.ā€ Jawab Ji Tae.

Soo A ingin minum.  Ji Tae pun langsung bangkit dan beranjak keluar untuk mengambil air. Begitu Ji Tae pergi, Soo A pun merogohkan tangannya ke bawah kasur untuk mengambil amplop berisi uang yang diberikan Tuan Seo. Saat mengambil amplop di bawah kasur itulah, Soo A tanpa sengaja menemukan beberapa dokumen imigrasi ke Kanada.


Begitu kembali ke kamar, Ji Tae terkejut Soo A menemukan dokumen itu. Soo A mengaku, ia menyembunyikan sesuatu di bawah tempat tidur dan berencana memberitahu Ji Tae setelah makan malam.

ā€œApa ini? Kau berniat beremigrasi?ā€ tanya Soo A.

ā€œAku hanya mempertimbangkannya untuk berjaga-jaga. Aku tidak mau menunggu sampai Haesung mengincar kami. Sejujurnya, aku mau pergi. Rumah ini, orang tuaku.ā€ Jawab Ji Tae.

Soo Ae lantas meletakkan amplop itu di meja. Ia bercerita, kalau ayah Ji Tae memberi mereka 10.000 dollar untuk pindah. Soo A bilang, ayah Ji Tae menyuruh mereka pindah agar mereka bisa menikmati momen yang seharusnya dinikmati pengantin baru. Soo A beralasan, tidak langsung memberitahu Ji Tae karena sedang mempertimbangkan tawaran Tuan Seo.

ā€œKau seharusnya memberitahuku.ā€ Ucap Ji Tae.

ā€œKita bilang kita akan melanjutkan hidup apa pun kondisinya. Kukira aku melanggar aturan itu. Tapi karena kini aku tahu kau mempertimbangkan beremigrasi, kau sebaiknya memutuskan.ā€ Jawab Soo A.


Do Kyung mondar mandir di depan rumah Ji An. Tak lama kemudian, Do Kyung melihat kedatangan Tuan Seo. Ia pun langsung menghampiri Tuan Seo.

ā€œApakah anda ayah Seo Ji An?ā€ tanya Do Kyung.

Pertanyaan Do Kyung sontak membuat Tuan Seo gemetaran. Ia pikir, Do Kyung datang untuk memberitahunya sesuatu tentang Ji An. Do Kyung pun mengaku, ia datang untuk menanyakan sesuatu. Ia bertanya, apa Ji An benar-benar belum pulang. Do Kyung beralasan, ia mau menanyakan soal pekerjaan pada Ji An, tapi ponsel Ji An tidak bisa dihubungi. Tuan Seo pun berjanji, akan menghubungi Do Kyung kalau Ji An kembali.


Do Kyung bingung sendiri kenapa Ji An tidak pulang. Ia ingat pernah melihat Ji An di jalan dekat rumah. Do Kyung kemudian teringat saat ayahnya memukul Tuan Seo dan Tuan Seo berlutut pada ayahnya. Do Kyung pun sadar, kalau Ji An melihat hal itu.  Do Kyung juga ingat, kata-kata Ji An setelah Ji An mengatakan dengan jujur dia bukan Eun Seok.


ā€œKau tahu apa yang kubilang kepada ayahku? Aku sungguh menghancurkan hatinya. Aku tidak bisa membiarkannya melalui hal yang memalukan baginya seperti itu. Kau amat paham apa yang akan orang tuamu lakukan kepada orang tuaku. Keluargaku akan hancur. Ibuku akan dipenjara atas penipuan. Ayahku akan menggila karena merasa bersalah dan kecewa.ā€ Ucap Ji An.

ā€œDia melihatnya.ā€ Ucap Do Kyung lirih.


Ji Soo sudah mau tidur. Tapi tiba2 Do Kyung mengetuk pintu kamarnya. Do Kyung pun masuk ke kamar Ji Soo dan menanyakan soal Ji An.

ā€œSaat kami bertemu, aku amat marah.ā€ Jawab Ji Soo.

ā€œKau bertemu dengannya? Kapan? Di mana?ā€ tanya Do Kyung.

ā€œKenapa Kakak bertanya?ā€ tanya Ji Soo balik.

ā€œKakak harus menanyakan masalah pekerjaan, tapi tidak bisa menghubunginya.ā€ Jawab Do Kyung.

ā€œDi taman di belakang toko roti.ā€ Ucap Ji Soo.

ā€œKapan?ā€ tanya Do Kyung.

ā€œHari aku kemari.ā€ Jawab Ji Soo.


|Apa kau marah karena dia tidak memberitahumu lebih dahulu?ā€ tanya Do Kyung.

Ji Soo pun mengangguk. Do Kyung lantas menarik kursi dan duduk di depan Ji Soo. Ia mengaku, sudah ingin memberitahu Ji Soo, tapi ia menundanya karena suasana hati Ji Soo sedang tidak enak.

ā€œJi An punya bekas luka di jari kakinya. Itulah caranya dia tahu bahwa bukan dia orangnya.ā€ Ucap Do Kyung.

ā€œBekas luka di kelingking kakinya?ā€ tanya Ji Soo.

ā€œDia langsung memberi tahu kakak bahwa dia bukan adik kakak. Bahwa kau lah adik kakak. Tapi karena acara besar perusahaan, kakak...ā€


Ji Soo pun memotong kalimat Do Kyung. Ia bilang, Ji An hanya memberitahu Do Kyung, tidak memberitahu dirinya.

ā€œDia mengkhawatirkanmu. Tapi sebelum itu, dia mengkhawatirkan orang tuamu. Kau korban, tapi mereka pelaku. Jika keluarga kami mengetahuinya... Sesungguhnya, kakak amat marah saat tahu. Itulah alasan kakak tidak bisa memberitahumu. Jika kau tahu, rahasia akan keluar sebelum acaranya selesai. Dia mengkhawatirkanmu dan orang tuamu.ā€ Ucap Do Kyung.

Tapi Ji Soo tetap saja menyalahkan Ji An karena tidak memberitahunya sejak awal. Meski Do Kyung sudah menjelaskan semuanya, tetap saja Ji Soo menganggap Ji An bersalah. Ia menuding Ji An berkomplot dengan Tuan Seo dan Nyonya Yang.


Nyonya Yang bicara dengan suaminya, ia bilang mau menyerahkan diri. Ia yakin, Keluarga Haesung tidak akan menyentuh Ji An dan anak2 mereka yang lain jika ia pergi ke penjara. Tuan Seo pun marah. Mereka masih tidak tahu Ji An dimana, apakah Ji An masih hidup atau tidak.

ā€œAku bisa bekerja berabad-abad jika anak kita tidak masalah. Aku bahkan akan masuk sebagai pembantu mereka. Ji An menghilang karena aku. Dia tidak tahan menghadapiku. Ji Soo marah kepadaku dan Ji Ho juga. Ji Tae dan Soo A. Kenapa hidup saat anak-anakku bahkan tidak menghormatiku? Aku akan menyerahkan diri dan dipenjara. Saat aku bebas, mungkin saat itulah...ā€

ā€œKau amat bodoh.ā€ Jawab Tuan Seo.

ā€œAku mau membayar kesalahanku. Itu namanya bertindak tidak bodoh.ā€ Ucap Nyonya Yang.

ā€œ Kita harus membayar bagaimanapun cara yang ditentukan orang tua Ji Soo. Kita harus menuruti perkataan mereka.ā€ Jawab Tuan Seo.

ā€œBagaimana jika anak-anak kita tidak memaafkanku? Aku tidak bisa hidup tanpa pengampunan Ji An dan Ji Soo. Bagaimana jika aku tidak pernah melihat Ji Soo lagi? Bagaimana jika dia tidak pernah mau melihatku lagi? Aku tidak bisa hidup seperti itu.ā€ ucap Nyonya Yang.


Esok harinya, Nyonya Yang pergi ke kediaman Haesung. Namun begitu melihat salah satu mobil keluar, ia lekas bersembunyi tapi gagal karena Nyonya No yang duduk di mobil itu keburu melihatnya. Nyonya No pun turun dari mobil dan menghampiri Nyonya Yang.

ā€œBeraninya kau datang kemari?ā€ ucap Nyonya No.

ā€œAku minta maaf.ā€ Jawab Nyonya Yang.

ā€œKau berpura-pura menjadi ibu yang berkabung?ā€ tanya Nyonya No.

ā€œAku mau menemui Ji Soo sekali saja sebelum menyerahkan diri. Walaupun aku dipenjara, aku tahu itu tidak akan cukup untukmu. Aku bahkan tidak bisa menyentuh uang yang kuhasilkan. Aku bahkan tidak bisa menyentuhnya, apalagi menggunakannya. Aku meninggalkannya di lemari es dapur.ā€ Jawab Nyonya Yang.

ā€œItu yang kumau darimu. Kau tidak boleh menyerahkan diri. ā€œ ucap Nyonya No.

ā€œKalian berdua akan merasa lebih baik jika aku pergi. Aku melakukan sesuatu yang menyeramkan kepadamu. Apa gunanya mempermalukanku dengan membuatku menghasilkan uang? Mau mempermalukanku? Anak-anakku sendiri mempermalukanku. Bahkan Ji Soo. Dia bahkan tidak meneleponku.ā€ Jawab Nyonya Yang.

ā€œDia akan bilang apa jika kau menyerahkan diri? Bukankah dia akan menyalahkan kami karena memenjarakan ibunya yang membesarkannya? Aku mau kau pergi selamanya, tapi tidak bisa demi Ji Soo. Jadi, pergilah seperti perintahku. Jangan berkeliaran di dekat rumahku lagi.ā€ Ucap Nyonya No.


Ji Soo singgah ke kafe Hee. Ia terkejut melihat Hee mengepel sendirian, padahal biasanya Hyuk yang mengepl. Hee bilang, Hyuk pergi ke pabrik kayu Incheon kemarin dan masih belum pulang.

ā€œDia masih belum kembali?ā€ tanya Ji Soo kaget.

ā€œApa maksudmu, belum?ā€ tanya Hee bingung.

ā€œKami pergi ke Incheon bersama. Bosku menyuruhku pergi ke Incheon untuk membeli garam.ā€ Jawab Ji Soo.

Hee  lalu menanyakan alasan Ji Soo mampir ke kafenya. Ji Soo bilang, mau mengantarkan roti karena disuruh boss nya. Hee pun jadi kesal dan dengan tegas menolak roti Ji Soo.


Do Kyung, ditemani Seketaris Yoo memeriksa CCTV supermarket dekat toko roti Boss Kang. Do Kyung pun akhirnya melihat sosok Ji An yang berjalan gontai di dalam CCTV.

Do Kyung pun menatap sosok Ji An dengan lirih.


Kita lalu melihat seolah2 Do Kyung sedang mengikuti Ji An saat itu.


Do Kyung dan Seketaris Yoo kemudian memeriksa CCTV di sekitar halte bus dan menemukan Ji An naik sebuah bus. Do Kyung pun langsung mencari tahu rute bus itu.


Do Kyung dan Seketaris Yoo lalu berusaha melacak jejak Ji An di terminal bus. Tiba2 saja, Do Kyung teringat foto2 yang dikirimkan Ji An. Do Kyung pun kesal karena tidak terpikirkan olehnya untuk melacak ponsel Ji An.

Tepat saat Seketaris Yoo mau pergi melacak ponsel Ji An, Do Kyung dapat SMS dari Hyuk. Hyuk memberitahu Do Kyung kalau Ji An baik2 saja. Ia juga berkata, tidak bisa memberitahu Do Kyung keberadaan Ji An, karena Ji An melarangnya.


Do Kyung pun langsung menghubungi Hyuk. Tapi Hyuk tidak menjawab panggilan Do Kyung. Do Kyung kemudian mengirimi Hyuk pesan, menanyakan keberadaan Ji An. Tapi Hyuk malah mematikan ponselnya agar Do Kyung tidak bisa menghubunginya lagi.

Do Kyung pun jadi sewot karena Hyuk tidak mau memberitahu dimana Ji An. Seketaris Yoo membela Hyuk dengan mengatakan itu keinginan Ji An karena Ji An tidak mau bicara dengan Do Kyung.

ā€œJika dia orang yang Nona Ji An hubungi saat dia paling menderita, Nona Ji An memercayainya. Dia akan mengurus Nona Ji An.ā€ Ucap Seketaris Yoo.


Malam harinya, disaat semua orang sudah tertidur, Ji An pun mengendap2 keluar dan mengejar sebuah bus yang sudah mulai melaju.

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... ā€œAku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.ā€ Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. ā€œAku sudah tahu.ā€ jawab Hae Gang. ā€œBerikan tasmu.ā€ Pinta Jin Eon. ā€œTidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.ā€ Jawab Hae Gang. ā€œBerikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.ā€ ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. ā€œKau akan memakai itu?ā€ tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. ā€œAku pernah memakainya dulu.ā€ Jawab Jin Eon. ā€œTak bisa kubayangkanā€¦ā€ dan Hae Gang pun tersenyum geli, ā€œā€¦ tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.ā€ ā€œAwas ya kalau kau jatuh cinta padaku.ā€ Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

Ruby Ring Ep 93 Part 2

Sebelumnya... Dongpal dan Jihyeok yang berseragam militer, sedang menata restoran sesuai arahan Chorim. Tapi kemudian, Dongpal sebal karena Chorim menyuruh mereka menggeser meja kesana kemari. Chorim pun jadi sewot. "Kau ingin aku yang sedang hamil melakukan ini!" Jihyeok tertawa melihat perdebatan orang tuanya. Daepung lantas keluar dari dapur. Ia menghentikan pertengkaran itu dan mengaku, akan mengangkat meja itu sendirian. Tapi karena mejanya berat, Jihyeok dan Dongpal langsung membantu Daepung. Geum Hee tiba-tiba datang, mengejutkan Chorim. Geum Hee membawakan sebuket bunga untuk Chorim. "Kudengar kau hamil. Jadi kubawakan bunga ini. Bunga ini bagus untuk kehamilan. Kuharap anakmu secantik bunga ini." ucap Geum Hee. Daepung lantas mengajak Geum Hee pergi. "Jihyeok-ah, apa yang terjadi?" tanya Chorim. "Paman Daepung jatuh cinta. Dia ingin menikah jadi dia bekerja keras." jawab Jihyeok. Mendengar Geum Hee c...

I Have a Lover Ep 8

Sebelumnya <<< Hae Gang keluar dari sebuah ruangan. Ia berjalan di koridor kampus sambil memikirkan percakapannya dengan seseorang. "Jin Eon adalah putra pemilik Perusahaan Farmasi Cheon Nyeon? Anak itu, dia tidak memberitahukan saya. Jika saya mengeluarkan Kang Seol Ri dari tim penelitian kami, apakah itu akan memuaskan?"   Flashback.... Ketika Hae Gang sedang berbicara dengan Direktur Kampus.  "Ya. Sebagai imbalan, penelitian yang sedang anda kerjakan, akan didukung Perusahaan Farmasi Cheon Nyeon. Sampai tahun 2015, satu juta per tahun." jawab Hae Gang. "Saya akan melakukannya. Tidak sulit bagi saya melakukannya." ucap Direktur Kampus. Flashback end Hae Gang lalu keluar dan berjalan di taman kampus. Saat itulah ia melihat Seol Ri berjalan keluar dari kampus dan menuju ke arah lain. Hae Gang menatap dingin Seol Ri . Seol Ri tidak melihat Hae Gang dan terus berjalan ke bangku taman. Hae Gang masuk ke lab Jin Eon...