Skip to main content

Ruby Ring Ep 6 Part 2

Sebelumnya...

Beredar di gossip di kantor, soal Roo Bi yang berkencan dengan Gyeong Min. Jin Hee pun langsung mengklarifikasi kalau Roo Bi bukan berkencan dengan Gyeong Min, tapi bertunangan. Sontak, kedua rekan mereka kaget. Roo Bi pun tertawa melihat ekspresi mereka. Jin Hee lalu menyuruh mereka kembali bekerja.


Di restoran, Soyeong tak henti-hentinya memuji tunangan Roo Bi. Ia yakin, Roo Bi akan hidup dengan nyaman jika menikahi pria seperti Gyeng Min.

“Makanya, kalau kau ingin mendapatkan seperti itu, kau harus bersikap baik.” Ucap Chorim.

“Tidak perlu mencemaskanku, kau seharusnya mencemaskan dirimu sendiri.” Jawab Soyeong.

“Untuk apa aku mencemaskan diriku? Jika aku ingin berkencan, para pria akan mengantri untukku.” Sombong Chorim.


Soyeong lantas berniat menjodohkan Chorim dengan temannya. Soyeong bercerita, temannya itu seorang guru dan belum menikah. Gilja langsung setuju. Lalu, Chorim menanyakan usia pria itu. Soyeong bilang, pria itu sudah berumur 61. Chorim pun kesal, ia langsung membekap mulut Soyeong.


Dongpal kemudian datang mengantarkan pesenan. Tiba-tiba, ponselnya berbunyi. Seseorang menyuruhnya ikut kencan buta. Dongpal juga menyebutkan nama kafe tempat mereka akan bertemu dengan jelas. Chorim langsung kesal mendengar Dongpal akan pergi berkencan. Dan dia tambah kesal saat Dongpal mau menjodohkannya dengan temannya yang mengelola mini market dan berusia 43 tahun.


Di kamarnya, Runa stress memikirkan kata-kata In Soo tadi tentang dirinya yang mau aborsi. Runa bingung, harus melakukan apa pada calon bayinya.


In Soo bertemu Oh PD-nim dan seorang gadis di depan kantor. Oh PD-nim memperkenalkan gadis itu pada In Soo. Namanya Lee Aram, dia adalah repoter baru.


In Soo lantas mengajak Oh PD-nim membahas Roo Na. In Soo minta Oh PD-nim mencarikan program baru untuk Roo Na. Oh PD-nim pun berkata, ia bisa menemukan pekerjaan baru untuk Roo Na tapi tidak sekarang.


Chorim pergi ke kafe tempat Dongpal melakukan kencan buta. Ia melihat Dongpal kencan buta dengan seorang gadis bertubuh gemuk. Chorim kesal melihat interaksi Dongpal dan gadis itu. Singkat cerita, setelah mengantarkan gadis itu keluar kafe, Dongpal langsung menghampiri Chorim. Yaps, Dongpal sudah tahu sejak awal kalau Chorim mematai-matainya.

Lalu, Dongpal mengajak Chorim makan siang di kaki lima. Dongpal menyuruh Chorim mengaku, kalau Chorim suka padanya. Tapi Chorim mengelak. Ia juga berbohong, mengatakan kalau ia datang ke kafe itu untuk menemui temannya tapi temannya gak jadi datang. Tapi Dongpal tak percaya.


Pertengkaran mereka lalu berlanjut di mobil. Dongpal menyuruh Chorim memakai seatbelt. Dongpal juga melarang Chorim berharap kalau dia akan memakaikan seatbelt untuk Chorim. Tiba-tiba saja, Dongpal memegang tangan Chorim. Sontak, Chorim langsung menarik tangannya. Dongpal beralasan, ia mau membersihkan tangan Chorim karena melihat sisa kimchi di sana.


Chorim akhirnya sampai di restoran, diantar Dongpal. Soyeong melihat Chorim diantar Dongpal.


Chorim yang hendak masuk ke restoran kaget melihat kemunculan Soyeong. Soyeong mengaku, kalau ia sudah melihat semuanya. Chorim pun langsung mengancam Soyeong, agar Soyeong tutup mulut soal hubungannya dengan Dongpal.


Di kamarnya, Roo Bi tampak sibuk dengan laptopnya. Roo Na kemudian masuk dan menatap Roo Bi dengan wajah kesal. Roo Na lalu bertanya, apa yang sedang Roo Bi kerjakan. Roo Bi bilang, ia sedang mengerjakan proposal untuk project barunya. Roo Bi mengaku, tidak bisa membuatnya di kantor.

“Tentu saja, seorang pacar bisa menyebabkan gangguan besar.” Sindir Roo Na.

Roo Na lalu memberi ucapan selamat pada Roo Bi karena Roo Bi akan menikah dengan pria kaya. Roo Na juga berkata, kalau Roo Bi tidak akan pernah lagi mencemaskan soal uang.


Tapi Roo Bi yang terlalu fokus dengan proposalnya, tidak mempedulikan omongan Roo Na. Roo Na yang kesal pun langsung menutup laptop Roo Bi. Roo Bi terkejut dengan sikap Roo Na.


Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...