Sebelumnya...
Ji Ho memberitahu Ji An, bahwa sang ayah mengidap kanker perut stadium empat. Ji An pun marah, ia pikir Ji Ho bercanda. Ji Ho berkata, ayah mereka sudah pergi ke rumah sakit.
Ji Tae ingin membawa ayahnya ke rumah sakit. Ia masih belum percaya ayahnya kena kanker. Ia juga marah karena sang ayah tidak memberitahu mereka sejak awal.
āKankernya sudah menyebar ke peritoneum.ā Ucap Tuan Seo, membuat Ji Tae dan Nyonya Yang tambah syok.
āMeski hanya satu persen, ya. Aku tidak bisa membiarkan Ayah pergi seperti ini.ā Tegas Ji Tae.
āAku juga.ā Ucap Ji Ho.
āKalian masih terlalu muda. Berkat kalian, semua urusan ayah sudah beres Kalian membereskan semuanya. Kali terakhir, itu hanya kanker imajiner, tapi kalian merawat ayah dengan baik. Sebelum itu, ayah harus mengakui ayah merasa dikhianati. Rasanya amat menyedihkan. Ayah merasa ditolak dan diabaikan sebagai ayah kalian. Ayah kecewa dan marah. Ayah pikir sudah tidak punya apa-apa. Ayah pikir sudah gagal dalam hidup. Jadi, ayah senang. Ayah tidak sabar ingin mati. Ayah bahkan tidak perlu ke rumah sakit. Semuanya amat jelas bagi ayah. Saat itu terjadi, ayah pikir anak-anak dan istri ayah berusaha bersikap baik karena ayah sekarat dan tidak ingin memiliki penyesalan. Tapi ayah cukup senang bisa dirawat. Kalian peduli kepada ayah.ā Jawab Tuan Seo.
āMaaf.ā Ucap Ji Tae dan Ji Ho.
āLalu ayah tahu ternyata tidak menderita kanker. Ayah malu sekali. Tapi juga senang. Bukan karena bisa hidup lagi, tapi karena kalian memikirkan ayah. Ayah senang karena kalian peduli kepada ayah.ā Jawab Tuan Seo.
āAyah.ā Panggil Ji Tae.
āAyah sadar kau tidak melupakan atau membenci ayah. Ayah amat bersyukur.ā Ucap Tuan Seo.
āAku tidak tahu apa yang selama ini ayah lalui.ā Sesal Ji Tae.
āTentu saja. Kau belum menjadi ayah. Kau akan segera memahaminya. Tidak. Kau sudah menjadi seorang ayah. Kau harus melindungi anakmu. Jadi, jangan sampai Soo A tahu ayah sakit. Rahasiakan dari dia sebisa mungkin. Ayah tidak bisa membiarkan dia melihat ayah seperti ini.ā Ucap Tuan Seo.
āAku ingin hidup di jalanku sendiri, Gi Jae-ya. Memberi perintah, mempekerjakan bawahanku, dan membuat keputusan. Itu tidak seru. Aku suka terjun langsung.ā Jawab Do Kyung.
āKini semuanya sudah jelas.ā Ucap Gi Jae.
āKami bisa fokus pada pekerjaan masing-masing. Aku bisa melakukan pekerjaanku dan Ji An akan di sana mengerjakan pekerjaannya.ā Jawab Do Kyung.
Nyonya No tidak mau bercerai. Tuan Choi penasaran, apa alasan Nyonya No tidak mau bercerai. Apa karena Nyonya No takut org2 berpikir ia meninggalkan Nyonya No karena masa lalu Nyonya No. Nyonya No pun balik bertanya alasan Tuan Choi menggugat cerainya.
āKau tidak meminta maaf. Kau tidak merasa bersalah. Kau tidak memahami orang lain. Dibawah namamu sebagai putri pemilik Haesung, kau sombong dan angkuh. Aku membenci hal itu. Aku juga membenci Haesung. Semuanya sia-sia.ā Ucap Tuan Choi.
āKini kau membenciku? Setelah selama ini?ā tanya Nyonya No.
āAku hidup selama 25 tahun untuk menepati janjiku. Kurasa itu sudah cukup.ā Jawab Tuan Choi.
āJanji? Apa maksudmu?ā tanya Nyonya No.
āKau sangat ingin mempertahankan Haesung. Pak Seo Tae Soo membantumu mewujudkannya, tapi kau bahkan tidak berpikir untuk berterima kasih kepadanya.ā Jawab Tuan Choi.
Di kamarnya, Ji Soo lagi mikirin keseriusan Hyuk yang ingin putus denganya. Dia lalu membuka blog Hyuk dan menemukan pesan Hyuk untuk akun Bread Pitt nya.
Bread Pitt, kau sudah bertemu dengan orang yang menghargaimu? (Hyuk)
āApa ini?ā kaget Ji Soo.
Aku menanyakan ini karena belum menemukannya. Kau selalu berkomentar di blogku. Berarti kau yang memahami betapa berharganya aku. Aku ingin bertemu denganmu. Firasatku mengatakan kau seorang wanita. (Hyuk)
Aku sungguh berharap jarak kita tidak jauh. (Hyuk)
Esok harinya, Ji Soo yang baru bangun dan keluar kamarnya, mendapati Hyuk sudah berpakaian rapi dan hendak pergi.
Yong Gook menduga, Hyuk ada kencan buta. Tapi Hyuk bilang, ia mau pergi rapat dengan partner barunya.
Hyuk pun pergi. Ji Soo sewot bukan main.
Nyonya No ingin bicara dengan Do Kyung soal pemecatannya. Tuan Choi yang enggan mendengar apa yang mau disampaikan istrinya, memilih pergi dari ruang makan.
Setelah Tuan Choi pergi, Nyonya No meminta penjelasan Do Kyung. Do Kyung menjelaskan, bahwa perusahaan membutuhkan orang seperti Tuan Jung. Ia juga meminta sang ibu menjauh dari Haesung untuk saat ini untuk menarik kepercayaan para pemegang saham lagi.
āTapi jika spesialis manajemen bekerja lebih baik daripada Ibu dalam jangka waktu itu, kita tidak punya pilihan.ā Ucap Do Kyung.
āJika kau tidak pergi, ayah akan mati lebih cepat.ā Ucap Tuan Seo.
āAndaikan berada di posisiku, bisakah Ayah pergi? Andaikan aku sakit parah, masih bisakah Ayah ke luar negeri?ā tanya Ji An.
āAyah ini orang tuamu dan kau putri ayah. Kau akan menjadikan ayah orang tua yang menyusahkan anaknya meski sudah sekarat?ā ucap Tuan Seo.
āAku akan pergi. Aku pasti akan pergi. Kelasnya dimulai musim semi ini, jadi, aku bisa pergi beberapa bulan lagi.ā Jawab Ji An.
āLantas kapan kau akan pergi? Kau mendapatkan kesempatan ini. Ini amat penting. Kau mendapatkan kesempatan ini dan ayah membantumu pergi. Kau tidak boleh melewatkan kesempatan penting ini.ā Jawab Tuan Seo.
āAku tahu. Apa pun yang terjadi, aku akan mulai masuk musim semi ini. Jadi, biarkan aku di sisi Ayah sampai saat itu. Aku akan berusaha keras belajar bahasa Finlandia di sini. Ya?ā ucap Ji An.
āApa yang salah dari ayah? Kenapa ayah masih menyusahkanmu meski sudah sekarat?ā jawab Tuan Seo.
Ji An pun langsung memeluk ayahnya.
Saat Tuan Seo keluar dari kamar mandi, mereka langsung menyeka air mata mereka. Nyonya Yang berkata, akan ikut ke Jeongseon bersama Tuan Seo.
āSaat ibumu sakit, kau menyesal tidak mencoba terapi enzim. Kau bilang ada yang pernah menjalani perawatan itu. Beberapa orang bisa sembuh saat mereka pindah ke area berudara bersih dan makan makanan segar. Aku tidak bisa membiarkanmu pergi sendiri. Jadi, aku akan ikut bersamamu.ā Ucap Nyonya Yang.
Di bis, Tuan Seo menggenggam erat tangan istrinya. Sang istri pun tersenyum.
Hyuk pun mengeluarkan surat Ji Soo. Sontak Ji Soo kaget, ia berusaha mengambil suratnya tapi dicegah Hyuk. Hyuk pun membaca surat Ji Soo sampe habis kalau Ji Soo mau mengenalnya lebih dekat.
āBukan hanya itu. Kau juga berkomentar di blogku. Sebelum kau dipaksa ke luar negeri. Jika mau menarik ucapanmu, silakan duduk. Jika kau ingin tetap menjaga jarak dan cemas sendiri, pergilah.ā Ucap Hyuk.
Ji Ho ke toko roti Boss Kang. Ia takjub melihat banyaknya pelanggan toko roti Boss Kang. Ji Ho pun penasaran, apa roti Boss Kang seenak itu. Ia lantas membeli banyak roti Boss Kang. Boss Kang mengenali Ji Ho sebagai adiknya Ji Soo.
āHari ini, aku tidak kemari sebagai adiknya Kak Ji Soo. Aku bersiap untuk bisnisku.ā Ucap Ji Ho.
āBersiap untuk bisnismu?ā tanya Hee.
āBerapa banyak roti yang kalian buat dalam sehari?ā tanya Ji Ho.
āKami membuat semuanya sendiri, jadi, tidak bisa banyak.ā Jawab Hee.
āKudengar banyak pelanggan tidak bisa membeli roti?ā tanya Ji Ho.
āKenapa kau bertanya?ā tanya Boss Kang balik.
āHari ini pemanasan.ā Jawab Ji Ho.
Hyuk bercerita, kalau ia menemukan surat Ji Soo saat Ji Soo kehilangan buku resepnya jadi itu sudah lama. Ji Soo pun merasa malu. Saking malunya, ia sampai menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
āSeo Ji Soo.ā Panggil Hyuk.
āYa.ā Jawab Ji Soo sambil menatap Hyuk.
āCuuup.ā Hyuk mencium bibir Ji Soo! Ji Soo pun terpana.
Ji Ho memberitahu Ji An, bahwa sang ayah mengidap kanker perut stadium empat. Ji An pun marah, ia pikir Ji Ho bercanda. Ji Ho berkata, ayah mereka sudah pergi ke rumah sakit.
Ji Tae ingin membawa ayahnya ke rumah sakit. Ia masih belum percaya ayahnya kena kanker. Ia juga marah karena sang ayah tidak memberitahu mereka sejak awal.
āKankernya sudah menyebar ke peritoneum.ā Ucap Tuan Seo, membuat Ji Tae dan Nyonya Yang tambah syok.
Ji An syok. Ia baru sadar kenapa sang ayah memaksanya pergi ke Finlandia
minggu depan.
āMyung Shin-ah, aku harus bagaimana?ā
āPulanglah dahulu. Dengarkan penjelasan ayahmu soal apa yang terjadi.ā
āDia tidak seperti ini sebelumnya.ā Ucap Ji An.
āAku akan mengantarmu pulang.ā Jawab Myung Shin.
āMyung Shin-ah, aku harus bagaimana?ā
āPulanglah dahulu. Dengarkan penjelasan ayahmu soal apa yang terjadi.ā
āDia tidak seperti ini sebelumnya.ā Ucap Ji An.
āAku akan mengantarmu pulang.ā Jawab Myung Shin.
āTidak. Aku ingin sendirian.ā Ucap Ji An.
Tuan Seo melarang keluarganya menangis di hadapannya. Ia berkata, ingin
melakukan hal yang belum pernah ia lakukan agar bisa pergi dengan tenang. Ji Ho
pun kesal. Ia bilang, keinginan ayahnya itu tidak masuk akal.
āKenapa tidak? Itu yang ayah inginkan. Seperti yang sudah ayah bilang, ayah ingin meninggal seperti keinginan ayah. Semua pasti akan mati, bukan? Siapa yang tidak akan mati?ā ucap Tuan Seo.
āUntuk sekarang, aku akan memastikan ke rumah sakit. Mari bicarakan nanti. Aku ingin mencari cara untuk mengobatinya dan apakah harus menjalani operasi.ā Jawab Ji Tae.
āAyah sudah melarangmu melakukan itu. Tingkat keberhasilannya lebih rendah dari 10 persen. Ayah tidak ingin menghabiskan sisa hidup ayah di rumah sakit untuk itu. Bagaimana jika ayah meninggal saat menjalani operasi? Kau akan menuntaskan masalah ayah?ā ucap Tuan Seo.
āKenapa tidak? Itu yang ayah inginkan. Seperti yang sudah ayah bilang, ayah ingin meninggal seperti keinginan ayah. Semua pasti akan mati, bukan? Siapa yang tidak akan mati?ā ucap Tuan Seo.
āUntuk sekarang, aku akan memastikan ke rumah sakit. Mari bicarakan nanti. Aku ingin mencari cara untuk mengobatinya dan apakah harus menjalani operasi.ā Jawab Ji Tae.
āAyah sudah melarangmu melakukan itu. Tingkat keberhasilannya lebih rendah dari 10 persen. Ayah tidak ingin menghabiskan sisa hidup ayah di rumah sakit untuk itu. Bagaimana jika ayah meninggal saat menjalani operasi? Kau akan menuntaskan masalah ayah?ā ucap Tuan Seo.
āMeski hanya satu persen, ya. Aku tidak bisa membiarkan Ayah pergi seperti ini.ā Tegas Ji Tae.
āAku juga.ā Ucap Ji Ho.
āKalian masih terlalu muda. Berkat kalian, semua urusan ayah sudah beres Kalian membereskan semuanya. Kali terakhir, itu hanya kanker imajiner, tapi kalian merawat ayah dengan baik. Sebelum itu, ayah harus mengakui ayah merasa dikhianati. Rasanya amat menyedihkan. Ayah merasa ditolak dan diabaikan sebagai ayah kalian. Ayah kecewa dan marah. Ayah pikir sudah tidak punya apa-apa. Ayah pikir sudah gagal dalam hidup. Jadi, ayah senang. Ayah tidak sabar ingin mati. Ayah bahkan tidak perlu ke rumah sakit. Semuanya amat jelas bagi ayah. Saat itu terjadi, ayah pikir anak-anak dan istri ayah berusaha bersikap baik karena ayah sekarat dan tidak ingin memiliki penyesalan. Tapi ayah cukup senang bisa dirawat. Kalian peduli kepada ayah.ā Jawab Tuan Seo.
āMaaf.ā Ucap Ji Tae dan Ji Ho.
āLalu ayah tahu ternyata tidak menderita kanker. Ayah malu sekali. Tapi juga senang. Bukan karena bisa hidup lagi, tapi karena kalian memikirkan ayah. Ayah senang karena kalian peduli kepada ayah.ā Jawab Tuan Seo.
āAyah.ā Panggil Ji Tae.
āAyah sadar kau tidak melupakan atau membenci ayah. Ayah amat bersyukur.ā Ucap Tuan Seo.
āBisa-bisanya ayah bersyukur karena hal itu.ā Marah Ji Ho.
āJika ayah tidak melalui itu, kesalahpahamannya akan berlanjut. Ayah
tidak akan bisa meluruskannya dengan kalian. Jadi, semua urusan ayah sudah
tuntas.ā Ucap Tuan Seo.
āAku tidak tahu apa yang selama ini ayah lalui.ā Sesal Ji Tae.
āTentu saja. Kau belum menjadi ayah. Kau akan segera memahaminya. Tidak. Kau sudah menjadi seorang ayah. Kau harus melindungi anakmu. Jadi, jangan sampai Soo A tahu ayah sakit. Rahasiakan dari dia sebisa mungkin. Ayah tidak bisa membiarkan dia melihat ayah seperti ini.ā Ucap Tuan Seo.
āItu sebabnya kau akan menetap di Jeongseon?ā tanya Nyonya Yang.
āUntuk sepekan sampai ada tempat kosong di panti jompo. Soo A sedang
hamil. Mana bisa seorang pasien tinggal bersamanya? Itu tidak boleh terjadi.ā
Ucap Tuan Seo.
āAyah tidak perlu pergi dari rumah.ā Jawab Ji Tae.
Lalu terdengar suara Soo A yang baru pulang. Tuan Seo langsung menyuruh
Ji Tae keluar. Ia melarang Ji Tae memberitahu Soo A soal penyakitnya karena Soo
A sedang mengandung cucunya.
Ji Tae pun keluar. Soo A ingin bertemu ayah tapi Ji Tae buru2 bilang
kalau ayah ingin tidur. Ji Tae lalu mengajak Soo A ke atas. Soo A menurut dan
naik ke atas bersama Ji Tae tanpa mencurigai apapun.
Ji An yang duduk sendirian di taman, baru saja dapat sms dari Ji Tae.
Ji Tae memberitahu kalau mereka akan ke rumah sakit besok untuk memastikan
kondisi ayah.
Gi Jae penasaran dengan rencana Do Kyung. Ia menduga Do Kyung memang
sudah berniat menjadi CEO menggantikan kakeknya. Do Kyung berkata, terlepas
dari kekecewaannya, kakeknya tetaplah pendiri Haesung dan ia tidak bisa
membiarkan paman dan bibinya mengusir semua orang dari Haesung.
āJadi, kau memang akan mengambil kesempatan, tapi ayahnya Ji An memberimu kartu trufnya.ā Ucap Gi Jae.
āAku bahkan tidak punya waktu untuk memeriksa faktanya.ā Jawab Do Kyung.
āApa langkahmu berikutnya? Akankah kau menjadi pemimpin muda yang revolusioner dan mempekerjakan eksekutif profesional? Perusahaan tidak akan dikelola oleh keluargamu?ā tanya Gi Jae.
āSaat menunggu Kakek siuman di depan ruang ICU, aku takut. Kewajiban yang harus kuterima membuatku takut. Meski dia bangun pun, kukira Kakek akan menghancurkan Ji An.ā Jawab Do Kyung.
āDia tidak akan membiarkannya.ā Ucap Gi Jae.
āJadi, kau memang akan mengambil kesempatan, tapi ayahnya Ji An memberimu kartu trufnya.ā Ucap Gi Jae.
āAku bahkan tidak punya waktu untuk memeriksa faktanya.ā Jawab Do Kyung.
āApa langkahmu berikutnya? Akankah kau menjadi pemimpin muda yang revolusioner dan mempekerjakan eksekutif profesional? Perusahaan tidak akan dikelola oleh keluargamu?ā tanya Gi Jae.
āSaat menunggu Kakek siuman di depan ruang ICU, aku takut. Kewajiban yang harus kuterima membuatku takut. Meski dia bangun pun, kukira Kakek akan menghancurkan Ji An.ā Jawab Do Kyung.
āDia tidak akan membiarkannya.ā Ucap Gi Jae.
āAku membuat keputusan sendiri, tapi Kakek dan orang tuaku berpikir itu
demi Ji An. Pasti keluarga Ji An akan terkena getahnya. Itu sebabnya aku harus
merahasiakannya dari Ji An juga.ā Jawab Do Kyung.
āAku sudah curiga, lantas itu berarti?ā tanya Gi Jae.
āAku sudah curiga, lantas itu berarti?ā tanya Gi Jae.
āAku ingin hidup di jalanku sendiri, Gi Jae-ya. Memberi perintah, mempekerjakan bawahanku, dan membuat keputusan. Itu tidak seru. Aku suka terjun langsung.ā Jawab Do Kyung.
āKini semuanya sudah jelas.ā Ucap Gi Jae.
āKami bisa fokus pada pekerjaan masing-masing. Aku bisa melakukan pekerjaanku dan Ji An akan di sana mengerjakan pekerjaannya.ā Jawab Do Kyung.
Nyonya No tidak mau bercerai. Tuan Choi penasaran, apa alasan Nyonya No tidak mau bercerai. Apa karena Nyonya No takut org2 berpikir ia meninggalkan Nyonya No karena masa lalu Nyonya No. Nyonya No pun balik bertanya alasan Tuan Choi menggugat cerainya.
āKau tidak meminta maaf. Kau tidak merasa bersalah. Kau tidak memahami orang lain. Dibawah namamu sebagai putri pemilik Haesung, kau sombong dan angkuh. Aku membenci hal itu. Aku juga membenci Haesung. Semuanya sia-sia.ā Ucap Tuan Choi.
āKini kau membenciku? Setelah selama ini?ā tanya Nyonya No.
āAku hidup selama 25 tahun untuk menepati janjiku. Kurasa itu sudah cukup.ā Jawab Tuan Choi.
āJanji? Apa maksudmu?ā tanya Nyonya No.
āKau sangat ingin mempertahankan Haesung. Pak Seo Tae Soo membantumu mewujudkannya, tapi kau bahkan tidak berpikir untuk berterima kasih kepadanya.ā Jawab Tuan Choi.
āKau sudah melakukannya lebih dahulu.ā Ucap Nyonya No.
āDia sungguh mengejutkanku. Apakah semangatnya? Atau keputusasaannya? Aku melihatnya saat dia berusaha membantu Ji An dan Ji Soo. "Apa yang kulakukan?" "Aku hidup untuk siapa?" Selama ini aku keras mendidik anak-anakku. Aku menjaga jarak dan hidup dengan cara yang salah. Aku sungguh menyesali itu.ā Jawab Tuan Choi.
āLingkungan kita berbeda.ā Ucap Nyonya No.
āKini sudah saatnya kau juga berpikir. Berhenti terobsesi denganku demi menyelamatkan harga dirimu. Itu bukan kebiasaanmu jika kau masih ingin menjadi ibu anak-anak kita. Berhenti menggangguku juga.ā Jawab Tuan Choi.
āDia sungguh mengejutkanku. Apakah semangatnya? Atau keputusasaannya? Aku melihatnya saat dia berusaha membantu Ji An dan Ji Soo. "Apa yang kulakukan?" "Aku hidup untuk siapa?" Selama ini aku keras mendidik anak-anakku. Aku menjaga jarak dan hidup dengan cara yang salah. Aku sungguh menyesali itu.ā Jawab Tuan Choi.
āLingkungan kita berbeda.ā Ucap Nyonya No.
āKini sudah saatnya kau juga berpikir. Berhenti terobsesi denganku demi menyelamatkan harga dirimu. Itu bukan kebiasaanmu jika kau masih ingin menjadi ibu anak-anak kita. Berhenti menggangguku juga.ā Jawab Tuan Choi.
Di kamarnya, Ji Soo lagi mikirin keseriusan Hyuk yang ingin putus denganya. Dia lalu membuka blog Hyuk dan menemukan pesan Hyuk untuk akun Bread Pitt nya.
Bread Pitt, kau sudah bertemu dengan orang yang menghargaimu? (Hyuk)
āApa ini?ā kaget Ji Soo.
Aku menanyakan ini karena belum menemukannya. Kau selalu berkomentar di blogku. Berarti kau yang memahami betapa berharganya aku. Aku ingin bertemu denganmu. Firasatku mengatakan kau seorang wanita. (Hyuk)
Di kamarnya, tampak Hyuk yg lagi meninggalkan pesan untuk Bread Pitt
Aku sungguh berharap jarak kita tidak jauh. (Hyuk)
Di kamarnya, Hyuk tersenyum jahil dan terus meninggalkan pesan di kolom
komentarnya. Ia berkata, ingin bertemu dengan orang yang menghargainya. Kesal,
Ji Soo pun setuju bertemu dengan Hyuk.
Esok harinya, Ji Soo yang baru bangun dan keluar kamarnya, mendapati Hyuk sudah berpakaian rapi dan hendak pergi.
Yong Gook menduga, Hyuk ada kencan buta. Tapi Hyuk bilang, ia mau pergi rapat dengan partner barunya.
Hyuk pun pergi. Ji Soo sewot bukan main.
Saat sarapan, Seohyun bertanya kapan sang ibu akan kembali bekerja?
Apakah ia bisa sekolah keluar negeri musim panas nanti? Bukan menjawab, Nyonya
No malah menyuruh Seohyun masuk ke kamar. Seohyun pun menurut, meski dengan
wajah kesal dan pergi ke kamarnya.
Nyonya No ingin bicara dengan Do Kyung soal pemecatannya. Tuan Choi yang enggan mendengar apa yang mau disampaikan istrinya, memilih pergi dari ruang makan.
Setelah Tuan Choi pergi, Nyonya No meminta penjelasan Do Kyung. Do Kyung menjelaskan, bahwa perusahaan membutuhkan orang seperti Tuan Jung. Ia juga meminta sang ibu menjauh dari Haesung untuk saat ini untuk menarik kepercayaan para pemegang saham lagi.
āTapi jika spesialis manajemen bekerja lebih baik daripada Ibu dalam jangka waktu itu, kita tidak punya pilihan.ā Ucap Do Kyung.
Do Kyung lalu berdiri. Ia bilang, harus ke kantor karena ada rapat. Nyonya
No hanya bisa menghela napas kesal.
Ji An dan Ji Tae menemui dokternya Tuan Seo. Dokter bilang, tidak ada
jalan untuk menyembuhkan Tuan Seo. Sel kankernya sudah menyebar. Disamping itu,
kondisi Tuan Seo yang lemah tidak memungkinkan bagi Tuan Seo untuk menjalani
operasi atau kemoterapi.
āLantas berapa lama lagi waktunya?ā tanya Ji Tae.
āMaksimal satu atau dua bulan. Tapi tidak ada yang tahu.ā Jawab dokter, membuat Ji Tae dan Ji An tambah down.
āLantas berapa lama lagi waktunya?ā tanya Ji Tae.
āMaksimal satu atau dua bulan. Tapi tidak ada yang tahu.ā Jawab dokter, membuat Ji Tae dan Ji An tambah down.
Nyonya Yang merasa dialah yang seharusnya mati. Nyonya Yang bilang,
dialah yang pantas mati. Tuan Seo marah, ia bilang jika Nyonya Yang merasa
bersalah maka Nyonya Yang harus hidup sehat dan berumur panjang. Tuan Seo lalu
menyemangati istrinya. Ia bilang, jika dipikir lagi, kesalahan sang istri tidak
begitu buruk.
āJi An menemukan kegemarannya setelah hidup bersama keluarga itu. Jadi, jangan khawatir. Pergilah bekerja.ā Ucap Tuan Seo.
āJi An menemukan kegemarannya setelah hidup bersama keluarga itu. Jadi, jangan khawatir. Pergilah bekerja.ā Ucap Tuan Seo.
Ji An menyendiri di taman. Ia berusaha menguatkan dirinya.
Do Kyung dan staff nya mulai menyeleksi calon pimpinan Haesung FNB. Do
Kyung bilang, ia tidak perlu seseorang yang bergelar MBA atau orang yang pernah
menjadi eksekutif. Ia hanya perlu seseorang yang ahli menjalankan bisnis
waralaba.
Ji An kembali ke rumahnya dengan wajah ceria. Ia memberitahu ayahnya
kalau ia sudah memutuskan untuk menunda keberangkatannya. Tuan Seo tidak
setuju. Tapi Ji An kekeuh tidak mau pergi.
āJika kau tidak pergi, ayah akan mati lebih cepat.ā Ucap Tuan Seo.
āAndaikan berada di posisiku, bisakah Ayah pergi? Andaikan aku sakit parah, masih bisakah Ayah ke luar negeri?ā tanya Ji An.
āAyah ini orang tuamu dan kau putri ayah. Kau akan menjadikan ayah orang tua yang menyusahkan anaknya meski sudah sekarat?ā ucap Tuan Seo.
āAku akan pergi. Aku pasti akan pergi. Kelasnya dimulai musim semi ini, jadi, aku bisa pergi beberapa bulan lagi.ā Jawab Ji An.
āKau harus belajar bahasa Finlandia. Hanya dengan begitu kau bisa
mengambil kelas.ā Ucap Tuan Seo.
Tuan Seo lalu bertanya, siapa yang memberitahu Ji An penyakitnya. Ji Tae atau Ji Ho?
āKenapa Ayah begitu egois? Ayah tidak berpikir aku akan pulang saat tahu meski sudah di sana? Aku hanya akan membuang-buang uang untuk membeli tiket.ā Ucap Ji An.
Tuan Seo lalu bertanya, siapa yang memberitahu Ji An penyakitnya. Ji Tae atau Ji Ho?
āKenapa Ayah begitu egois? Ayah tidak berpikir aku akan pulang saat tahu meski sudah di sana? Aku hanya akan membuang-buang uang untuk membeli tiket.ā Ucap Ji An.
āLantas kapan kau akan pergi? Kau mendapatkan kesempatan ini. Ini amat penting. Kau mendapatkan kesempatan ini dan ayah membantumu pergi. Kau tidak boleh melewatkan kesempatan penting ini.ā Jawab Tuan Seo.
āAku tahu. Apa pun yang terjadi, aku akan mulai masuk musim semi ini. Jadi, biarkan aku di sisi Ayah sampai saat itu. Aku akan berusaha keras belajar bahasa Finlandia di sini. Ya?ā ucap Ji An.
āApa yang salah dari ayah? Kenapa ayah masih menyusahkanmu meski sudah sekarat?ā jawab Tuan Seo.
Ji An pun langsung memeluk ayahnya.
Nyonya Yang berniat berhenti bekerja, demi merawat Tuan Seo.
Tuan Seo muntah lagi. Ji An menunggu di depan kamar mandi sambil
menangis.
Tak lama kemudian, Nyonya Yang pulang. Melihat Ji An menangis, Nyonya
Yang pun langsung menariknya duduk.
āBerpura-puralah kau tidak melihat apa-apa. Saat Nenek seperti itu, ayahmu hampir gila. Dia memahami kita lebih dari siapa pun.ā Ucap Nyonya Yang.
āBerpura-puralah kau tidak melihat apa-apa. Saat Nenek seperti itu, ayahmu hampir gila. Dia memahami kita lebih dari siapa pun.ā Ucap Nyonya Yang.
Saat Tuan Seo keluar dari kamar mandi, mereka langsung menyeka air mata mereka. Nyonya Yang berkata, akan ikut ke Jeongseon bersama Tuan Seo.
āSaat ibumu sakit, kau menyesal tidak mencoba terapi enzim. Kau bilang ada yang pernah menjalani perawatan itu. Beberapa orang bisa sembuh saat mereka pindah ke area berudara bersih dan makan makanan segar. Aku tidak bisa membiarkanmu pergi sendiri. Jadi, aku akan ikut bersamamu.ā Ucap Nyonya Yang.
Di bis, Tuan Seo menggenggam erat tangan istrinya. Sang istri pun tersenyum.
Ji Soo menyusul Hyuk ke kafe.
āTeganya kau melakukan ini kepadaku. Kau kemari untuk menemui seorang wanita.ā Labrak Ji Soo.
āKau putus denganku.ā Ucap Hyuk.
āKapan? Kapan aku putus denganmu?ā tanya Ji Soo.
āKau bilang sebaiknya kita putus. Kau bilang kepada kakakku bahwa kau tidak bisa menemuiku. Bukan hanya itu. Kubilang aku tidak bisa berkencan dengan seseorang yang tidak bisa membagikan perasaannya denganku.ā Jawab Hyuk.
āTapi tetap saja, teganya kau bertemu dengan Bread Pitt padahal kita masih bersama.ā Ucap Ji Soo.
āBread Pitt ingin mengenalku.ā Jawab Hyuk.
āKenapa kau tidak terkejut? Kau tidak penasaran bagaimana aku bisa kemari?ā tanya Ji Soo.
āTeganya kau melakukan ini kepadaku. Kau kemari untuk menemui seorang wanita.ā Labrak Ji Soo.
āKau putus denganku.ā Ucap Hyuk.
āKapan? Kapan aku putus denganmu?ā tanya Ji Soo.
āKau bilang sebaiknya kita putus. Kau bilang kepada kakakku bahwa kau tidak bisa menemuiku. Bukan hanya itu. Kubilang aku tidak bisa berkencan dengan seseorang yang tidak bisa membagikan perasaannya denganku.ā Jawab Hyuk.
āTapi tetap saja, teganya kau bertemu dengan Bread Pitt padahal kita masih bersama.ā Ucap Ji Soo.
āBread Pitt ingin mengenalku.ā Jawab Hyuk.
āKenapa kau tidak terkejut? Kau tidak penasaran bagaimana aku bisa kemari?ā tanya Ji Soo.
Hyuk pun mengeluarkan surat Ji Soo. Sontak Ji Soo kaget, ia berusaha mengambil suratnya tapi dicegah Hyuk. Hyuk pun membaca surat Ji Soo sampe habis kalau Ji Soo mau mengenalnya lebih dekat.
āBukan hanya itu. Kau juga berkomentar di blogku. Sebelum kau dipaksa ke luar negeri. Jika mau menarik ucapanmu, silakan duduk. Jika kau ingin tetap menjaga jarak dan cemas sendiri, pergilah.ā Ucap Hyuk.
Ji Soo pun langsung duduk dan menatap Hyuk lekat2.
āKupikir aku sudah terbebas dari keluarga Haesung, tapi dalam rapat
pemegang saham, aku khawatir karena mereka. Meski aku telah memutuskan untuk
hidup sebagai Seo Ji Soo. Masalah lainnya adalah tempat tinggalku. Setelah
dipecat dari toko roti, aku tidak punya alasan untuk tinggal di daerah itu. Tapi
aku sadar tidak punya tempat untuk kembali. Aku juga bingung apakah aku Eun
Seok atau Ji Soo.ā Ucap Ji Soo.
āKenapa kau harus memilih di antara keduanya? Seo Ji Soo. Choi Eun
Seok. Kenapa namamu sangat berarti bagimu? Kenapa kau cemas memikirkan ingin
hidup bersama Haesung atau keluargamu? Di mana pun tempatmu, jadilah dirimu
sendiri dan jangan lupakan siapa dirimu.ā Jawab Hyuk.
āJadi, tidak masalah jika aku tidak lupa siapa diriku?ā tanya Ji Soo.
āYa, wanita yang kusukai. Sekarang namamu Seo Ji Soo. Sebelumnya namamu
Choi Eun Seok. Itu hanya nama. Coba pikirkan. Jika namaku bukan Sunwoo Hyuk,
kau tidak akan menyukaiku?ā ucap Hyuk.
āKau benar. Tidak penting aku Eun Seok atau Ji Soo. Aku tetaplah
diriku.ā Jawab Ji Soo senang.
Mereka pun baikan.
Ji Ho ke toko roti Boss Kang. Ia takjub melihat banyaknya pelanggan toko roti Boss Kang. Ji Ho pun penasaran, apa roti Boss Kang seenak itu. Ia lantas membeli banyak roti Boss Kang. Boss Kang mengenali Ji Ho sebagai adiknya Ji Soo.
āHari ini, aku tidak kemari sebagai adiknya Kak Ji Soo. Aku bersiap untuk bisnisku.ā Ucap Ji Ho.
āBersiap untuk bisnismu?ā tanya Hee.
āBerapa banyak roti yang kalian buat dalam sehari?ā tanya Ji Ho.
āKami membuat semuanya sendiri, jadi, tidak bisa banyak.ā Jawab Hee.
āKudengar banyak pelanggan tidak bisa membeli roti?ā tanya Ji Ho.
āKenapa kau bertanya?ā tanya Boss Kang balik.
āHari ini pemanasan.ā Jawab Ji Ho.
Hyuk bercerita, kalau ia menemukan surat Ji Soo saat Ji Soo kehilangan buku resepnya jadi itu sudah lama. Ji Soo pun merasa malu. Saking malunya, ia sampai menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
āSeo Ji Soo.ā Panggil Hyuk.
āYa.ā Jawab Ji Soo sambil menatap Hyuk.
āCuuup.ā Hyuk mencium bibir Ji Soo! Ji Soo pun terpana.
Ji An yang baru kembali studio, melihat Do Kyung berdiri di depan
studio. Tangis Ji An langsung pecah.
Do Kyung berbalik. Ia terkejut melihat Ji An menangis dan langsung menghampiri Ji An.
āAda apa? Kenapa kau menangis?ā tanya Do Kyung.
Ji An tidak menjawab dan malah menyenderkan kepalanya di bahu Do Kyung.
Sontak, Do Kyung bingung.
Do Kyung berbalik. Ia terkejut melihat Ji An menangis dan langsung menghampiri Ji An.
āAda apa? Kenapa kau menangis?ā tanya Do Kyung.
Ji An tidak menjawab dan malah menyenderkan kepalanya di bahu Do Kyung.
Sontak, Do Kyung bingung.
āBiarkan aku tetap seperti ini sebentar saja.ā Pinta Ji An.
Do Kyung pun memeluk Ji An. Ji An menangis di pelukan Do Kyung.
Do Kyung pun memeluk Ji An. Ji An menangis di pelukan Do Kyung.
Dari kejauhan, Hyuk menatap mereka dengan cemas.
Comments
Post a Comment