Sebelumnya...
Gilja dan Chorim membuka pintu dan mereka terkejut melihat sosok Dong Pal. Dong Pal bilang, ia bisa memberikan tumpangan pada Gilja dan Chorim yang akan pergi ke Seoul. Gilja pun setuju dan menyuruh Dong Pal masuk.
Roo Na kesal karena harus naik bus. Ia bilang, seharusnya Gyeong Min meminjamkan mobil untuk menjemput mereka. Roo Bi membela Gyeong Min. Ia bilang, itu karena Gyeong Min tidak ada di Chuncheon sehingga tidak bisa menjemput mereka.
Gilja dan Chorim membuka pintu dan mereka terkejut melihat sosok Dong Pal. Dong Pal bilang, ia bisa memberikan tumpangan pada Gilja dan Chorim yang akan pergi ke Seoul. Gilja pun setuju dan menyuruh Dong Pal masuk.
Tapi tidak dengan Chorim. Dia tidak mau menumpang di truk
busuk Dong Pal. Dong Pal pun berkata, kalau ia sudah membersihkan truknya luar
dan dalam, sehingga tidak berbau kotoran ayam.
Dong Pal lantas masuk ke dalam.
Sesampainya di dalam, ia
langsung memberikan ucapan selamat pada Roo Bi yang akan segera menikah.
Dong Pal kemudian menyuruh Gilja dan Chorim siap2. Chorim
pun bergegas mendorong Gilja ke kamar.
āEonni, kau yakin mau pergi dengan truk mungilnya?ā tanya
Chorim.
āMemangnya kenapa?ā
āTidak ada ruang untuk empat orang.ā
āRoo Bi dan Roo Na bisa pergi dengan bus. Kau dan aku akan
pergi dengan Dong Pal. Kita bisa menghemat ongkos taksi dan bus.ā
āKenapa dia melakukan ini? Kita bahkan tidak menyuruhnya!ā
āKurasa dia melakukan ini untukmu. Ayo pergi dengannya.ā
Roo Na kesal karena harus naik bus. Ia bilang, seharusnya Gyeong Min meminjamkan mobil untuk menjemput mereka. Roo Bi membela Gyeong Min. Ia bilang, itu karena Gyeong Min tidak ada di Chuncheon sehingga tidak bisa menjemput mereka.
āYang kita butuhkan adalah mobilnya. Apakah begini caranya
calon istri pewaris JM Group diperlakukan?ā
āBaiklah, akan kubilang padanya kalau kau marah.ā Ucap Roo
Bi.
āKatakan padanya, kau akan membatalkan pernikahan kalau dia
masih melakukan ini.ā Jawab Roo Na yang dibalas tawa oleh Roo Bi.
Roo Na pun ikut tertawa.
Mereka kemudian membahas bayi yang ada di kandungan Roo Na.
Roo Na berkata, ia belum memutuskan akan menikah atau menggugurkan bayi itu.
Roo Bi meminta Roo Na memikirkannya matang-matang. Roo Na pun berkata, Roo Bi
tidak perlu memikirkan urusannya.
Sementara itu, Chorim terus mengendus-ngendus truk Dong Pal
sepanjang perjalanan. Dong Pal pun jadi kesal dan bersumpah kalau ia sudah
membersihkan truknya. Chorim lalu bertanya, kenapa Dong Pal muncul tiba-tiba
tanpa memberitahunya. Dong Pal berkata, kalau ia melakukan itu untuk Gilja. Tak
hanya itu, Dong Pal juga memuji Gilja yang hari itu nampak cantik.
Chorim pun langsung bertanya penampilannya. Ia berharap
dipuji Dong Pal, tapi Dong Pal malah bilang tatanan rambut Chorim merusak
pemandangan. Chorim pun sewot.
Gilja dan Chorim akhirnya tiba di hotel tempat mereka akan
bertemu dengan keluarga Gyeong Min. Gilja menghubungi Roo Bi dan Roo Bi
menyuruh mereka menunggu di lobby.
Gilja dan Chorim takjub melihat kemewahan hotel itu. Gilja
bilang hotel seperti itu hanya dipenuhi oleh orang-orang kaya. Chorim pun menyebutkan
betapa mahalnya harga untuk secangkir kopi dan sebotol air di hotel mewah
seperti itu.
Lalu tanpa sengaja, Chorim melihat seorang pria yang pernah
menipunya sedang duduk di salah satu meja bersama seorang wanita. Tanpa basa
basi, Chorim pun langsung menghampiri pria itu. Chorim juga memperingatkan
wanita yang bersama pria itu agar tidak jatuh ke dalam tipu daya pria itu.
Ketakutan, pria itu pun kabur dan Chorim langsung mengejarnya.
Saat mengejar pria si penipu, Chorim hampir saja menabrak
Roo Bi dan Roo Na yang baru datang.
Chorim juga sempat berpapasan keluarga Gyeong Min.
Dong Pal yang juga melihat Chorim, langsung mengejar Chorim.
Tapi pria itu berhasil kabur dengan taksi.
Dong Pal dan Chorim kemudian mengejar taksi yang dinaiki
pria itu.
Kedua keluarga itu akhirnya bertemu. Suasana sedikit
canggung. Nenek Gyeong Min pun mencoba mencairkan suasana dengan mengatakan
soal kakak Gyeong Min yang berada di Amerika. Tuan Bae kemudian meminta maaf
karena sudah membuat keluarga Roo Bi melakukan perjalanan panjang ke Seoul.
āBagaimana anda bisa kesini?ā tanya Tuan Bae.
Roo Bi yang menjawab, kalau ia dan adiknya menaiki bus
sedangkan ibu dan bibinya menumpangi mobil Dong Pal yang ia sebut sebagai teman
keluarganya. Tuan Bae pun memarahi Gyeong Min yang tidak mengirimkan mobil
untuk menjemput keluarga Roo Bi. Nenek juga ikut memarahi Gyeong Min karena
sudah membuat keluarga Roo Bi melakukan perjalanan panjang yang melelahkan.
Nyonya Park lalu menanyakan bibi Roo Bi. Roo Na yang
menjawab, kalau tadi bibinya ikut bersama mereka tapi sesuatu tiba-tiba
terjadi.
Chorim dan Dong Pal masih mengejar pria si penipu. Taksi
yang ditumpangi si penipu pun berhenti. Si penipu lantas turun dari taksi
dengan santainya dan Chorim serta Dong Pal langsung menghajar pria itu, tapi
ternyata mereka salah orang. Mereka mengikuti taksi yang salah.
Chorim pun protes, ia marah karena supir taksi yang mereka
tumpangi mengikuti taksi yang salah. Sang supir pun membela diri dengan
mengatakan kalau ia hanya mengikuti apa yang diperintahkan Chorim. Supir taksi
lantas meminta bayarannya. Tapi Chorim dan Dongpal tak bisa membayar. Dompet
Chorim ada pada Gilja sedang dompet Dongpal tertinggal di truk.
Kesal, supir taksi pun menyeret Chorim ke kantor polisi.
Gilja, Roo Bi dan Roo Na sudah tiba di rumah. Gilja menyuruh
Roo Bi berterima kasih pada keluarga Gyeong Min karena keluarga Gyeong Min
sudah menjamu mereka dengan baik.
Roo Na lalu masuk ke kamarnya duluan. Roo Bi yang juga mau
masuk ke kamarnya, ditahan oleh sang ibu.
āIbu sangat bahagia. Tadinya ibu cemas saat kau bilang
mereka kaya. Tapi ternyata mereka adalah orang-orang yang penuh kasih sayang.
Kau mengalami banyak kesulitan karena orang tuamu yang tidak memadai. Tapi
sekarang, kau akan mendapatkan kehidupan yang jauh lebih baik.ā Ucap Gilja.
āEomma, aku akan menjadi anak yang baik. Aku akan membuatmu
menjadi ratu.ā Jawab Roo Bi.
Keduanya menangis haru. Lalu tiba2, Gilja teringat pada
Chorim yang sedang mengejar si penipu. Ia takut kalau2 Gilja kena tipu lagi.
Chorim dan Gilja masih ditahan di kantor polisi. Chorim
berusaha menghubungi keluarganya serta Soyeong, tapi sayangnya dia tidak
berhasil mengingat satu pun nomor mereka. Polisi pun kesal, ia heran bagaimana
bisa Chorim tidak mengingat satu pun nomor keluarganya.
Chorim pun membuat satu panggilan lagi. Tapi saat terhubung
ke ponselnya Roo Bi, polisi itu malah memutuskan panggilannya. Polisi mulai
kesal. Dia melarang Gilja membuat panggilan lagi. Chorim kesal dan terjadilah
keributan antara Chorim dan polisi itu hingga akhirnya Chorim tidak sengaja
memukul polisi itu saat mereka tengah berdebat.
Keributan itu pun akhirnya terhenti ketika telepon di kantor
polisi berdering.
āJeong Chorim?ā ucap si polisi.
Di kamarnya, Roo Bi terkejut mengetahui Chorim berada di
kantor polisi. Chorim pun meminta Roo Bi mengirimkan uang ke nomor rekening si
supir taksi. Roo Bi langsung menyuruh Roo Na mencatat nomor rekening yang ia
sebutkan.
Gilja kesal setelah mendengar cerita Roo Bi soal Chorim. Ia
bilang, seharusnya Chorim tidak mengejar penipu itu dan ikut makan siang dengan
mereka. Roo Na pun setuju dengan ibunya.
Comments
Post a Comment