Skip to main content

Ruby Ring Ep 9 Part 2

Sebelumnya...


Di kantor, Gyeong Min berusaha menghubungi Roo Bi tapi ponsel Roo Bi tak aktif. Ia pun heran.  Ketika telepon kantornya berbunyi, ia langsung menyuruh Roo Bi meminta maaf karena tidak menjawab teleponnya dan meminta sebuah ciuman.  Tapi ternyata yang menelpon bukanlah Roo Bi, tapi ibunya. Gyeong Min pun malu.

“Cium ibumu lebih dulu.”

“Ibu kan punya ayah.”

“Kau kesayangan ibu.  Ayahmu suami ibu.”

“Baiklah, Nyonya. Aku akan menciummu nanti saat aku sampai di rumah.”

Sang ibu yang ternyata sudah berada di toko perhiasan, kemudian menanyakan Roo Bi. Nyonya Park bilang, harusnya Roo Bi sudah bersamanya sekarang. Nyonya Park juga mengatakan, bahwa ia sudah menghubungi Roo Bi tapi ponsel Roo Bi tak aktif.

“Aku yakin dia akan segera tiba. Aku akan coba menghubunginya lagi.” Jawab Gyeong Min.


Gyeong Min pun kembali menghubungi Roo Bi, tapi Roo Bi masih tak bisa dihubungi. Ia pun heran. Saat telepon kantornya berbunyi, ia buru2 menjawabnya. Chorim lah yang menelpon, memberitahu tentang kecelakaan yang dialami Roo Bi.


Tim dokter sedang mengoperasi Roo Bi yang sebenarnya adalah Roo Na.


Di rumah sakit, Chorim menghampiri Gyeong Min yang baru saja datang. Chorim pun memberitahu Gyeong Min bahwa mobil yang dikendarai Roo Bi menabrak sebuah truk. Chorim juga bilang, Roo Bi dan Roo Na terluka parah di bagian wajah dan kepala. Gyeong Min pun syok mendengarnya.


Chorim dan Gyeong Min menemui Gilja yang masih terbaring lemah. Begitu sadar, Gilja langsung menanyakan kondisi Roo Bi dan Roo Na. Chorim berkata, setidaknya Roo Bi baik-baik saja dan meyakinkan Gilja kalau semua akan baik-baik saja.

“Bagaimana dengan Roo Na?” tanya Gilja.

Chorim pun terdiam. Pecahlah tangis Gilja. Mereka tak sadar, Roo Bi lah yang terluka parah sebenarnya.

Gyeong Min pun ikut menenangkan Gilja. Ia berkata, Roo Na dan Roo Bi akan baik2 saja.


Mereka kemudian menemui dokter yang baru saja selesai mengoperasi Roo Na. Dokter menjelaskan, Roo Bi dan Roo Na menderita patah tulang serius dan pendarahan otak, serta banyak pecahan kaca di wajah mereka.

Dokter juga mengatakan, bahwa kondisi Roo Bi yang sebenarnya Roo Na tidak terlalu serius dan hidupnya tidak dalam bahaya tapi dia harus menjalani operasi plastik untuk wajahnya yang rusak.

Setelah mendengar penjelasan dokter, Gilja dan Gyeong Min langsung melihat Roo Bi dan Roo Na.


Gilja menangisi kedua gadisnya.

Sementara itu, perhatian Gyeong Min tertuju pada Roo Na yang dikiranya Roo Bi.


Gyeong Min pun menggenggam tangan Roo Na.


Di restoran, Soyeong menunggu dengan cemas. Tak lama kemudian, Dongpal datang dan Soyeong langsung memberitahu soal kecelakaan Roo Bi dan Roo Na. Soyeong bilang, ayahnya Gyeong Min memberikan hadiah mobil untuk Roo Bi dan mereka kecelakaan dengan mobil itu.


Di rumah, Chorim memanggil Gilja untuk makan. Tapi karena Gilja gak kunjung keluar, Chorim pun menyusul Gilja ke kamar Roo Bi dan Roo Na.


Chorim menghampiri Gilja yang sedang menangisi baju putih yang dikenakan Roo Bi.
Chorim kemudian melihat cincin Ruby dijari Gilja. Gilja berkata, suster lah yang memberikan cincin itu padanya.

Gilja pun cemas, ia takut Gyeong Min akan membatalkan pernikahannya dengan Roo Bi karena wajah Roo Bi yang rusak. Chorim pun meyakinkan Gilja kalau Gyeong Min tidak akan melakukan itu. Dan kalau sampai Gyeong Min berani melakukannya, Chorim bersumpah akan membalas Gyeong Min.


“Uri Roo Na, bagaimana kalau dia meninggal? Bagaimana kalau dia tidak bangun lagi? Roo Na yang malang.” Tangis Gilja.

“Eonni, jangan bilang begitu. Ayo makan, kau harus kuat agar bisa merawat Roo Bi dan membawa Roo Na kembali.” Jawab Chorim.

Mereka tak sadar, yang kritis adalah Roo Bi.


Gyeong Min yang masih di rumah sakit, mendekati ranjang Roo Na. Ia juga tak kuasa menahan kesedihannya. Bayangan tentang kebersamaannya dengan Roo Bi pun mengisi benaknya.

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...