Skip to main content

Ruby Ring Ep 43 Part 1

Sebelumnya...


Dongpal keluar dari dapur sambil membawa kantong sampah. Saat melihat Chorim yang sedang melipat serbet, dia pun kesal. Kekesalannya makin bertambah saat melihat Gongnam. Dongpal sengaja menabrak Gongnam. Dia yang menabrak, tapi dia pula yang sewot. Dia menuduh Gongnam menghalangi jalannya. Gongnam pun minta maaf.


Chorim membela Gongnam. Chorim bilang, Dongpal lah yang menabrak Gongnam.

"Sejak kapan kalian jadi akrab?" tanya Dongpal.

"Aku yakin aku sudah mengatakannya padamu, itu adalah cinta pada pandangan..."

Dongpal pun menyela kalimat Gongnam dengan bertanya pada Chorim, apakah Chorim juga merasakan cinta yang sama.

"Aku tidak yakin dengan apa yang kukatakan..."


Kali ini Dongpal menyela kalimat Chorim. Dongpal bilang hanya wanita murahan yang jatuh ke pelukan siapa saja.

Chorim pun marah, dia menyuruh Dongpal bicara lagi. Soyoung berusaha menghentikan Dongpal.


Gongnam menyuruh Dongpal minta maaf pada Chorim, tapi Dongpal menolak. Chorim pun menenangkan Gongnam. Ia berkata, tidak butuh permintaan maaf Dongpal. Tapi Gongnam kekeuh mau Dongpal minta maaf pada Chorim. Dongpal pun mendengus kesal, lalu beranjak keluar.


Soyoung menyusul Dongpal. Bersamaan dengan itu, Gilja masuk. Gongnam yang nampak kesal pun langsung mengeluarkan tusuk giginya dan membersihkan giginya. Chorim jijik melihatnya.


Soyoung membawakan minuman untuk Dongpal.

"Aku tidak mengerti. Kau menyukai Chorim dan Chorim menyukaimu. Kalian berdua saling mencintainya. Jawabannya sederhana. Kalian berdua seharusnya menikah dan hidup bahagia setelahnya, tapi kenapa kau tidak mau menikah? Kau menyembunyikan sesuatu?" tanya Soyoung.

"Aku tidak tertarik padanya!" tegas Dongpal.


"Bahkan anak umur 5 tahun pun bisa melihat kau cemburu. Kejar dia, jangan sampai kau terlambat." ucap Soyoung.

"Apa yang kau tahu! Kau hanya anak kecil!" jawab Dongpal.

"Meskipun aku anak kecil, tapi aku tahu semuanya." ucap Soyoung.

Dongpal lantas meremas kaleng minumannya.


Chorim tiduran di bawah selimut. Ia tak menggubris Soyoung yang menyuruhnya bersih-bersih. Tak lama kemudian, Chorim menyibak selimutnya dan bangun dari tidurnya.

"Apa yang kau dan Dongpal bicarakan?" tanya Chorim.

"Kau bilang, kau tidak mau tahu." jawab Soyoung.

"Dalam masalah ini, ceritakan padaku." ucap Chorim.

"Aku menyuruhnya kembali padamu sebelum terlambat." jawab Soyoung.

"Kenapa kau mengatakan itu?" protes Chorim, tapi ujung-ujungnya Chorim penasaran juga dengan jawaban Dongpal.

Chorim pun kesal saat Soyoung bilang bahwa Dongpal tidak mengatakan apa-apa. Chorim juga memarahi Soyoung karena mengatakan hal seperti itu pada Dongpal. Ia takut, Dongpal berpikir, dirinya lah yang menyuruh Soyeong mengatakan hal itu.

Lalu, terdengar suara Gilja yang memanggil Chorim.


Gilja menyuruh Chorim melupakan Dongpal. Chorim pun berkata, dia sudah melupakan Dongpal sejak berabad-abad lalu. Tapi Gilja tidak percaya. Chorim bersumpah bahwa dia sudah benar-benar melupakan Dongpal.

"Aku menyukai Gongnam. Dia pekerja keras, tulus dan yang terpeninng, dia menyukaimu." ucap Gilja.

"Dia membuatku jijik saat dia membersihkan giginya." jawab Chorim.

"Kebiasaan buruk bisa diperbaiki." ucap Gilja.

Gilja lantas menyuruh Chorim menetapkan tanggal pernikahan. Chorim pun terkejut dan mengaku belum siap.

"Kau sudah berumur dan masih belum siap?" tanya Gilja.

"Aku tahu tapi tanggal pernikahan bisa ditetapkan kapan saja." jawab Chorim.

Chorim lalu berkata, ia akan menikah di Hari Natal. Gilja kemudian mengajak Chorim menemui orang tua Gongnam. Chorim lagi-lagi mencari alasan, ia bilang mereka sudah terlalu tua untuk hal seperti itu. Tapi Gilja memaksa, membuat Chorim tak berkutik.


In Soo mengantarkan Roo Bi pulang.

"Kau sudah bekerja keras untuk proposalmu, jadi beristirahatlah." ucap In Soo.

Tapi Roo Bi malah terus menatap In Soo. Ia tak bisa melepaskan pandangannya dari In Soo.

"Kenapa kau melihatku seperti itu? Apa kau tidak bisa menahan pesonaku setelah mengenalku?" tanya In Soo.

Roo Bi pun tersenyum mendengarnya.

"Kau setuju, kan?" tanya In Soo.

"Benar, kau menarik." jawab Roo Bi.

"Kau membuatku sangat bahagia malam ini." ucap In Soo.

Roo Bi lantas turun dari mobil In Soo. Setelah Roo Bi turun, In Soo menerima telepon dari Gyeong Min.


Mereka pun bertemu di pub. In Soo heran melihat Gyeong Min minum sendiri. Gyeong Min beralasan, minum sendiri memungkinkan ia memikirkan ini dan itu. Gyeong Min lantas curhat soal hidupnya. Gyeong Min bilang, ia memikirkan untuk melarikan diri ribuan kali.

"Kau tahu kenapa? Karena wanita." jawab Gyeong Min.

"Apa kau memiliki banyak wanita dalam hidupmu?" tanya In Soo.

"Siapa yang tahu wanita yang kucintai akan berakhir menyiksaku seperti ini. Istriku, kakakku, nenekku, ibuku dan kakak ipar. Aku dikelilingi banyak wanita yang mencintaiku." jawab Gyeong Min.

"Cinta kadang kala menyakitkan, tapi kenapa Roo Na? Aku tidak bisa membayangkan Roo Na menyiksa siapapun." ucap In Soo.

"Dia tidak melakukan apapun. Tapi istriku. Dia pencemburu. Dia pikir, aku punya perasaan pada Roo Na." jawab Gyeong Min.

Sontak, In Soo terkejut dengan perkataan Gyeong Min. Gyeong Min lalu membahas pernikahan In Soo dan Roo Bi. Ia penasaran kenapa mereka menunda pernikahan. In Soo pun berkata, itu karena ayahnya sakit keras.

"Jangan menikah. Jangan pernah menikah." ucap Gyeong Min sebelum teler.


Dengan mata berkaca-kaca, Geum Hee meminta bantuan nenek untuk membuka toko rotinya. Ia bilang, ia butuh 10 ribu dollar untuk biaya sewa. Tapi nenek dengan tegas menolaknya.

"Samonim, aku tidak mau menjadi pembantu seumur hidupku." pinta Geum Hee.


Roo Na yang baru pulang terkejut melihat In Soo mengantarkan Gyeong Min pulang. Ia buru-buru turun dari mobilnya dan menatap kesal In Soo.


In Soo membawa Gyeong Min ke dalam. Nyonya Park menyuruh In Soo membawa Gyeong Min ke kamar.


Setelah membaringkan Gyeong Min, In Soo melihat ke sekelilingnya. Ia terluka melihat foto pernikahan Gyeong Min dan Roo Na.

Roo Na berterima kasih karena In Soo sudah mengantar Gyeong Min pulang. In Soo pun langsung tersadar akan perasaannya dan langsung keluar dari kamar itu.


Di depan kamar, ia bertemu Se Ra.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Se Ra.

"Ceritanya panjang. Aku akhirnya melihat rumahmu." jawab In Soo. In Soo lalu menanyakan kamar Se Ra.

"Kau tidak akan sanggup melihat kamarku. Kamarku tidak seperti kamar anak gadis." jawab Se Ra yang disambut tawa oleh In Soo.


Se Ra pun mengajak In Soo ke bawah. Setibanya di bawah, nenek langsung gembira menyambut In Soo.

Tuan Bae dan nenek berterima kasih karena In Soo sudah mengantar Gyeong Min pulang. In Soo pun pamit, tapi ditahan nenek. Nenek mengajak In Soo minum dulu. Tapi In Soo beralasan, hari sudah malam.

In Soo pergi. Se Ra mengantarkan In Soo ke pintu.


Nenek menyayangkan In Soo yang tidak berjodoh dengan Se Ra. Setelah mengantarkan In Soo ke pintu, nenek menyuruh Se Ra mencari pria seperti In Soo.

"Yang kau pedulikan hanya aku yang belum menikah dan Gyeong Min yang belum punya bayi. Aku tidak mengerti kenapa kau begitu terobsesi seperti ini." jawab Se Ra.


Gyeong Min yang masih belum sadar, terus-terusan memanggil nama Roo Bi.

"Aku disini, yeobo." jawab Roo Na.

"Bukan kau, bukan! Bukan!" ucap Gyeong Min yang sontak membuat Roo Na kaget.

Bersambung ke part 2....

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 23 Part 1

Sebelumnya.... Hae Gang masih belum siuman. Diluar, Jin Eon terus berteriak ingin kembali dengan Hae Gang. Di dalam, Hae Gang mulai sadar. Jin Eon terus berteriak, memohon agar Hae Gang mau memberinya satu kesempatan lagi. Baek Seok yang sudah tidak bisa menahan dirinya lagi pun langsung mencengkram kerah baju Jin Eon. “Bagaimana bisa begitu mudah bagimu? Bagaimana mungkin cinta sesederhana itu bagimu? Apa? Kau ingin kembali? Bagaimana caranya kau kembali? Dia ditikam setelah menemukan jalan pulangnya! Di depan mataku, dia hampir mati! Baik kau dan aku tidak memiliki tempat untuk kembali. Kau lah satu2nya orang yang mendorongnya ke jurang! Kau orang yang mendorongnya ke jurang sebanyak dua kali! Kau mencampakkannya! Setelah kau mencampakannya, kenapa? Kenapa sekarang, setelah semua yang terjadi? Tidak ada ingatan tentangmu selama 4 tahun ini! Kenapa? Kau membuatku mencintainya, lalu kenapa? Saat cintaku begitu sulit… saat aku mencintaimu, membuatku bahkan tidak bernapas…” ucap...