Rombongan Tim Pemasaran JM Group tengah melakukan perjalanan dengan bus. Seokho meminta semuanya tenang karena Gyeong Min akan menyampaikan kata sambutan. Setelah selesai dengan pidatonya, Gyeong Min kembali duduk disamping Roo Na.
Roo Na menatap Gyeong Min yang masih bersikap dingin padanya.
Sementara itu, In Soo mengajak Roo Bi agar lebih sering pergi berlibur mulai sekarang. In Soo bilang, sudah lama sekali mereka tidak melakukan perjalanan. In Soo lantas menggenggam tangan Roo Bi.
Roo Bi pun dengan sengaja menyenderkan kepalanya di bahu In Soo untuk memanasi-manasi Roo Na. Namun, ia tidak menyadari ponselnya yang jatuh saat ia berusaha menyandarkan kepalanya di bahu In Soo.
Roo Na sedikit panas melihat mereka.
Di dapur, nenek sedang minum. Tak lama kemudian, Geum Hee datang sambil menguap lebar. Geum Hee terkejut melihat wajah nenek. Geum Hee berkata, setengah kerutan di wajah nenek sudah menghilang.
"Apa kau bercanda?" tanya nenek.
"Tentu saja tidak. Kurasa, itu karena perawatan yang kuberikan semalam." jawab Geum Hee. Geum Hee lantas menyentuh wajah nenek dengan jarinya. Nenek marah dan menyuruh Geum Hee menyiapkan sarapan daripada berbicara omong kosong.
Tuan Bae dan Nyonya Park datang. Tuan Bae juga memuji ibunya yang terlihat lebih cantik.
"Gyeongsuk-ah, apa kau memberikan Auto 1000 dollar tanpa memberitahuku?" tanya nenek.
"Tentu tidak, dia pasti akan langsung pergi mengoperasi wajahnya jika aku memberinya 1000 dollar." jawab Nyonya Park.
"Jadi apa yang membuatnya senang?" tanya nenek.
Di restoran, Chorim sebal karena mereka tidak kemana-mana di musim gugur ini. Gilja berkata, itu karena mereka punya restoran yang harus dijalankan.
Lalu, Chorim dan Soyoung berdebat seperti biasa. Gilja pun menegur Soyoung dan meminta Soyoung bersikap hormat pada Chorim yang sebentar lagi akan menikah.
"Aku tidak mengatakan apapun karena kalian sudah seperti adik kakak, tapi setelah Chorim menikah, dia akan menjadi yang tertua di dalam keluarga. Hal yang sama juga berlaku pada Dongpal." ucap Chorim.
Gilja lalu menyuruh Dongpal istirahat jika sudah selesai beres-beres di dapur.
"Tunjukkan cintamu padanya." suruh Gilja pada Chorim.
Chorim pun heran kenapa Gilja selalu berubah pikiran.
"Apa kau mau aku dan Soyoung yang memijatnya?" tanya Gilja.
Tak lama kemudian, Dongpal datang dan Soyoung pun iseng, memanasi Chorim dengan memijat bahu Dongpal. Sontak Chorim langsung menarik Soyong agar menjauh dari Dongpal nya serta menyuruh Soyoung mengambilkan minuman berenergi untuk Dongpal.
Setelah itu, Chorim memijat Dongpal. Tak mau jadi obat nyamuk, Gilja pun beranjak pergi.
Dongpal lebih suka pijatan Soyoung. Chorim pun mengubah pijatannya menjadi lebih enak.
Seluruh karyawan JM satu per satu mengambil bola berwarna. Mereka akan berpasangan dengan orang yang memilih bola warna yang sama. Se Ra berpasangan dengan Jin Hee. In Soo dengan Roo Na. Dan Roo Bi dengan Gyeong Min. Roo Bi jelas senang se-tim dengan Gyeong Min. Sementara Roo Na berusaha keras menahan rasa kesalnya. Gyeong Min yang berada di tengah-tengah mereka pun bingung harus bagaimana. In Soo juga diam saja, tidak bisa melakukan apa-apa.
In Soo berjalan duluan, sambil memperhatikan peta dan menatap sekelilingnya. Di belakangnya, Roo Na berjalan dengan susah payah. In Soo pun menoleh ke belakang, menatap Roo Na.
"Cepatlah, kakak ipar!"
"Berhenti memanggilku seperti itu." pinta Roo Na.
"Bukankah itu tujuanmu? Jadi terbiasalah dengan panggilan itu." jawab In Soo.
"Biar kutanyakan satu hal. Apa kau benar-benar mencintai Jeong Roo Bi?" tanya Roo Na.
In Soo hanya tersenyum membalas perkataan Roo Na, lalu beranjak pergi. Roo Na pun semakin galau.
Roo Bi bilang pada Gyeong Min, kalau itu pertama kalinya ia berburu harta karun sejak duduk di bangku sekolah dasar. Roo Bi lalu terkejut melihat kompasnya tidak berfungsi.
"Mungkin ini rusak. Ini gawat, matahari akan terbenam sebentar lagi." jawab Gyeong Min.
"Sebaiknya kita naik ke atas, siapa tahu kita akan bertemu dengan tim yang lain." ucap Roo Bi.
In Soo memberikan Roo Na sebotol air. Setelah minum, Roo Na lagi-lagi menanyakan perasaan In Soo pada Roo Bi.
"Kenapa? Kau bosan karena aku tidak lagi berniat balas dendam padamu? Matahari akan segera terbenam, jadi cepat sedikit kakak ipar." jawab In Soo, lalu pergi.
"Geojitmal. Aku bisa melihatnya dari matamu, kalau kau masih mencintaiku." gumam Roo Na.
Semua tim sudah kembali ke hotel, kecuali Roo Bi dan Gyeong Min. Roo Na pun langsung menghubungi Gyeong Min, tapi ponsel Gyeong Min tak aktif. In Soo juga berusaha menghubungi Roo Bi tapi hasilnya sama.
"Kita tidak boleh meninggalkannya. Sebentar lagi gelap, bagaimana kalau Gyeong Min tersesat." ucap Roo Na.
"Dia bukan anak kecil, ditambah lagi gunungnya tidak terlalu besar jadi jangan cemas." jawab Se Ra.
Se Ra pun mengajak mereka semua ke ruangan seminar.
Roo Na tambah cemas karena Gyeong Min hanya berdua saja dengan Roo Bi. Jin Hee pun berusaha menenangkan Roo Na. Ia meyakinkan Roo Na, kalau Gyeong Min akan segera kembali.
Tapi Roo Na tetap cemas. In Soo yang juga cemas memutuskan untuk mencari mereka berdua.
In Soo masuk ke hutan, mencari Roo Bi. Ia juga terus mencoba menghubungi Roo Bi.
Gyeong Min dan Roo Bi memang tersesat! Gyeong Min terus berusaha mencari jalan keluar.
Tiba2 saja, Roo Bi tersandung sesuatu. Gyeong Min pun langsung memegangi Roo Bi.
Keduanya langsung canggung. Tak mau Roo Bi kenapa-kenapa, Gyeong Min meminta Roo Bi memegang tangannya. Roo Bi pun terdiam. Karena Roo Bi diam saja, akhirnya Gyeong Min pun memegang tangan Roo Bi dan menariknya pergi.
Sontak, Roo Bi teringat kenangannya bersama Gyeong Min.
Teringat hal itu, Roo Bi langsung menarik tangannya dari genggaman Gyeong Min.
"Ayolah, Cheo-je." pinta Gyeong Min.
"Sebaiknya kita istirahat sebentar." jawab Roo Bi, dengan mata berkaca-kaca.
"Karena kita sudah disini, ayo kita menatap bintang sejenak." ucap Gyeong Min.
Mereka pun duduk di dekat pohon. Sebelum duduk, Gyeong Min membentangkan saputangannya dan menyuruh Roo Bi duduk di atas saputangannya.
Gyeong Min lalu mengecek ponselnya. Mati. Roo Bi juga berusaha mencari ponselnya tapi tidak bisa menemukannya. Ia yakin, ponselnya jatuh di bis.
"Apa gunanya menjadi Wakil Presdir? Aku bahkan tidak bisa menemukan jalan keluar." ucap Gyeong Min.
Roo Bi lalu teringat sesuatu. Ia pun segera membuka tasnya dan mengeluarkan senter tongkat. Roo Bi mengaku, In Soo lah yang memberikan itu padanya.
"Aku membawanya untuk berjaga-jaga." ucap Roo Bi.
"In Soo selalu mengkaji hal terburuk." puji Gyeong Min.
Mereka lalu mengarahkan senter tongkatnya ke langit. Tiba2, terdengar suara aneh. Roo Bi yang takut, langsung menjerit dan mengarahkan kepalanya ke bahu Gyeong Min.
"Mungkin itu tupai atau rusa." ucap Gyeong Min.
"Ini musim gugur, jadi tupai mungkin keluar mencari makanan." jawab Roo Bi.
Keduanya kikuk!
Mereka lalu kembali melanjutkan perjalanan. Tapi baru beberapa langkah, ada suara aneh lagi. Roo Bi langsung memeluk Gyeong Min. Begitu pun dengan Gyeong Min.
Keduanya kikuk lagi.
"Kuharap itu bukan beruang atau anjing liar." ucap Gyeong Min.
Mereka lalu beranjak pergi. Senter tongkat Roo Bi terjatuh di tanah.
Di ruang seminar, Se Ra sibuk membagi-bagikan undian.
Roo Na masih cemas memikirkan Roo Bi dan Gyeong Min yang masih belum bisa dihubungi.
"Tidak, aku harus percaya pada Gyeong Min. Tapi sikap Roo Bi belakangan ini sangat aneh." ucap Roo Na dalam hati.
Se Ra lalu memanggil nama Roo Na yang keluar sebagai pemenang utama. Roo Na yang sibuk memikirkan Roo Bi dan Gyeong Min tidak mendengar, sampai-sampai Jin Hee harus memanggilnya dan menyuruhnya ke depan.
In Soo masih mencari Roo Bi. Tak lama kemudian, hujan pun turun.
Gyeong Min dan Roo Bi juga kehujanan.
In Soo menemukan senter tongkat Roo Bi.
"Roo Na-ya!" teriaknya.
Roo Na ngamuk karena Gyeong Min dan Roo Bi masih belum kembali. Ia menyuruh tim SAR mencari mereka. Tapi tim SAR tidak bisa mencari mereka karena kondisi hujan deras. Se Ra pun mencoba menenangkan Roo Na.
"Bagaimana aku tidak cemas. Dia adalah Wakil Presdir! Ditambah lagi, adikku... bagaimana jika dia celaka lagi?" ucap Roo Na.
Se Ra pun menyuruh Tim SAR mencari mereka.
Gyeong Min dan Roo Bi berteduh di bawah pohon.
"Beberapa waktu lalu, aku dan Roo Bi mendaki gunung. Hujan mulai turun seperti saat ini. Kami menemukan tempat berlindung, dan kami sangat senang saat menunggu hujan reda." ucap Gyeong Min.
"Aku juga mengingatnya. Bagaimana mungkin aku lupa, Gyeong Min-ssi." jawab Roo Bi dalam hatinya, dengan mata berkaca-kaca.
Roo Bi mulai menggigil. Gyeong Min pun memeluk Roo Bi.
"Apakah hujannya akan segera berhenti?" tanya Roo Bi.
"Hujannya mungkin akan turun dua jam ke depan. Lebih baik begini agar kita tetap kering." jawab Gyeong Min.
Gyeong Min pun lagi-lagi mengenang masa lalunya. Roo Bi, dengan mata berkaca-kaca, berkata dalam hatinya, kalau saat itu, mereka berciuman.
"Aku masih mengingat hari itu, setiap kali hujan turun." ucap Gyeong Min.
"Kau sangat mencintaiku jadi bagaimana bisa kau tidak mengenaliku?" batin Roo Bi.
"Tapi Roo Bi mungkin sudah lupa. Saat aku membahasnya, dia sama sekali tidak memberikan jawaban. Bisakah kenangan seperti itu dilupakan begitu saja?" ucap Gyeong Min.
Tangis Roo Bi kian pecah. Gyeong Min meminta maaf dan mengatakan, kalau Roo Bi tidak perlu menjawab pertanyaannya.
Kesadaran Roo Bi mulai menghilang. Ia menjatuhkan kepalanya di bahu Gyeong Min.
"Gyeong Min-ssi, aku membencimu." igau Roo Bi, membuat Gyeong Min terkejut.
Kesadaran Roo Bi kian menghilang. Melihat kondisi Roo Bi, Gyeong Min terpaksa menerobos hujan deras dengan menggendong Roo Bi di punggungnya.
Keesokan harinya, In Soo langsung berlari keluar begitu mendengar kabar bahwa Gyeong Min sudah ditemukan.
In Soo langsung menurunkan Roo Bi yang pingsan dari punggung Gyeong Min.
Ia berusaha menyadarkan Roo Bi. Tapi Roo Bi tak kunjung bangun.
In Soo pun memeluk Roo Bi.
Roo Na mendekati Gyeong Min. Ia juga memeluk Gyeong Min.
Sekarang, Roo Bi dan Gyeong Min berada di rumah sakit. Mereka ada di ruangan yang sama.
Begitu siuman, Roo Bi terkejut mendapati Gyeong Min yang terbaring tak sadarkan diri disampingnya.
Roo Bi kemudian turun dari ranjangnya dan mendekati Gyeong Min.
Ia menangis dan menyentuh wajah Gyeong Min.
Tepat saat itu, Roo Na datang. Roo Bi pun langsung menjauh dari Gyeong Min.
Roo Na pun mengembalikan ponsel Roo Bi. Ia menyalahkan Roo Bi atas pingsannya Gyeong Min. Roo Na bilang, jika ponsel Roo Bi tidak jatuh di bus, hal seperti itu tidak akan terjadi. Jika Gyeong Min tidak menggendong Roo Bi kembali ke resort, Gyeong Min tidak akan mengalami dehidrasi.
Roo Na baru berhenti menyalahkan Roo Bi karena Jin Hee dan Se Ra datang.
Singkat cerita, Gyeong Min akhirnya sadar. Roo Na langsung duduk disamping Gyeong Min. Tapi perhatian Gyeong Min langsung tertuju pada Roo Bi. Roo Bi pun juga menatap Gyeong Min dengan tatapan sendunya.
Bersambung ke part 2...
0 Comments:
Post a Comment