Yeon Hwa yang baru saja tiba di rumah terkejut melihat pintu rumah terbuka dan mendengar teriakan Soo Ae. Ia pun mengambil payung yang terletak di depan pintu dan langsung memukuli pria yang menyerang adiknya.
Soo Ae merangkak ke pintu dan berteriak histeris melihat kakaknya bergulat dengan pria itu.
Sementara pria itu terus memukuli Yeon Hwa. Tak puas hanya dengan memukuli Yeon Hwa, ia juga mendorong Yeon Hwa hingga Yeon Hwa pingsan.
Melihat kakaknya pingsan, Soo Ae tambah histeris.
Pria itu lantas melarikan diri. Di depan, dia sempat berpapasan dengan Tuan Choi dan Nyonya Han yang baru saja datang.
Nyonya Han terkejut melihat Yeon Hwa yang babak belur. Sementara Tuan Choi langsung mengejar pria itu.
"Siapa yang melakukan ini pada putriku! Siapa bajingan itu!"
Tuan Choi kehilangan jejak pria itu.
Nyonya Han pun melabrak si pemilik rumah sewa. Tapi wanita itu balik menyalahkan Nyonya Han karena sudah meninggalkan Yeon Hwa dan Soo Ae.
"Jika kau memang menyayangi kedua putrimu, seharusnya kau tidak meninggalkannya. Sekarang, kau ingin menjadi seorang ibu? Kau terlihat seperti orang kaya sekarang. Kau pasti menikah dengan pria tua kaya. Seharusnya kau membelikan putrimu sebuah apartemen di gedung mewah. Kau hidup mewah sendiri. Kau tidak punya hak untuk mengeluh. Anjing saja mungkin menertawakanmu." ucap si pemilik rumah sewa.
Nyonya Han pun tersinggung mendengarnya.
Nyonya Han lantas meminta maaf pada kedua putrinya. Ia juga menjelaskan, bahwa ia menikah lagi bukan untuk memperbaiki hidupnya.
"Ibu tak tahu kita tak bisa hidup bersama. Ibu ingin memberimu sebuah keluarga yang utuh. Ibu mau menikah agar kalian tidak menderita. Ibu ingin memberimu seorang ayah yang dihormati semua orang. Ibu ingin membawa Soo Ae ke Amerika, Jepang, kemana saja untuk diobati. Ibu tidak tahu akan hidup seperti ini. Ibu sangat menyesal." ucap Nyonya Han.
Soo Ae pun menghapus air mata sang ibu. Tapi sang ibu terus menangis.
Tuan Choi masuk ke dalam. Ia minta penjelasan pada Nyonya Han, kenapa Yeon Hwa dan Soo Ae tinggal di tempat itu.
Yeon Hwa pun menjelaskan, kalau ia ingin melunasi utang yang ditinggalkan ayahnya.
"Seharusnya kau memberitahuku." ucap Tuan Choi.
"Yeobo, aku tak bisa pergi seperti ini. Aku kehilangan bayi kita 25 tahun lalu karena ibumu dan aku masih tidak bisa memaafkan diriku sendiri. Aku melakukan lagi hal yang membuatku membenci diriku sendiri selamanya. Aku tidak bisa meninggalkan mereka." jawab Nyonya Han.
"Kemasi barang mereka. Kita ajak mereka pulang. Kita hidup bersama." ucap Tuan Choi.
"Abeoji." kaget Yeon Hwa.
"Aku akan berbicara pada ibuku dan Yoo Ra." ucap Tuan Choi.
"Turuti saja perintahnya, Yeon Hwa-ya. Soo Ae-ya." pinta Nyonya Han.
Malam pun datang. Tuan Choi tiba duluan di rumah. Setibanya di rumah, ia langsung memberitahu keluarganya kalau Yeon Hwa dan Soo Ae akan tinggal bersama mereka. Nyonya Jo dan Yoo Ra protes.
Sementara itu, Nyonya Han masih di perjalanan bersama Yeon Hwa dan Soo Ae. Soo Ae terlihat bahagia, tapi tidak dengan Yeon Hwa yang teringat kata-kata Yoo Ra.
"Jangan pernah muncul lagi di hadapanku!" teriak Yoo Ra.
Di rumah, Tuan Choi berdebat dengan ibu dan putrinya. Tuan Choi berkata, ia sudah menunggu enam bulan karena Yoo Ra.
"Kita selalu menuruti kemauannya, sehingga dia tidak pernah bersyukur dan tidak bisa diajak kompromi!" ucap Tuan Choi.
"Appa, aku tidak mau hidup dengan mereka! Tidak mau!" jawab Yoo Ra.
"Lalu apa? Berapa banyak lagi orang yang harus berkorban untukmu!" tanya Tuan Choi.
"Maksud ayah ibu? Ibu yang meninggal karena aku?"
"Itu lagi, itu lagi yang kau bahas!"
"Ayah tidak pernah bisa memaafkanku. Ayah tak perlu memberitahuku. Aku takut padamu dan juga canggung bersamamu. Tapi kau masih ayahku satu-satunya. Aku tahu aku banyak kekurangan tapi aku ingin menjadi putri ayah satu-satunya. Aku tidak suka ayah menikah lagi. Aku tidak mau membagi cinta ayah!" ucap Yoo Ra.
"Kenapa kau sangat kekanakan?" tanya Tuan Choi.
"Itu benar. Aku kekanakan. Ayah sangat jahat. Ayah tahu betapa terlukanya aku sejak aku bertemu dengannya? Untuk Yeon Hwa, ayah bilang dia mengagumkan, mengesankan, dia bisa mencapai apapun, dia tumbuh dengan baik. Ayah selalu bangga padanya kemana pun dia pergi. Apa ayah pernah mengatakan itu padaku? Ayah selalu melindungi Han Ahjumma dan mencoba untuk melindungi putrinya. Jadi kenapa tidak melindungiku juga? Mengapa ayah membenciku?" jawab Yoo Ra.
Tuan Choi terdiam.
"Aku tidak mau hidup dengan mereka! Tidak mau!" ucap Yoo Ra lagi.
Bersamaan dengan itu, Nyonya Han, Yeon Hwa dan Soo Ae masuk. Mereka terkejut mendengar kata- kata Yoo Ra.
Sementara Yoo Ra menangis. Ia memilih pergi dari rumahnya ketimbang harus hidup seatap dengan Yeon Hwa.
Nyonya Jo juga menentang keras Yeon Hwa dan Soo Ae tinggal dengan mereka.
"Astaga, orang luar menendang keluarga asli." cibir Nyonya Jo, lalu masuk ke kamarnya.
Nyonya Han pun menyusul Yoo Ra.
Yoo Ra menangis di kamarnya. Saat terdengar suara Nyonya Han yang membujuknya keluar, ia berteriak marah dan melemparkan bantalnya ke pintu.
Yeon Hwa minta maaf pada Tuan Choi. Yeon Hwa bilang, ia bisa tinggal dimana pun dan meminta Tuan
Choi menjaga Soo Ae.
Tuan Choi pun bingung harus bagaimana.
Yeon Hwa lantas beranjak pergi.
Yeon Hwa bermalam di tempat sauna. Melihat wajahnya yang babak belur, para pengunjung sauna pun langsung menggosipkannya. Tapi ia berusaha mengabaikannya.
Tak lama berselang, Yoon Jae menghubunginya. Yoon Jae mengaku, sudah berada di depan rumah Yeon Hwa dan membawa ayam goreng untuk Soo Ae. Tak ingin Yoon Jae tahu kondisinya, Yeon Hwa pun berbohong. Ia mengaku, sangat lelah dan ingin tidur.
Tepat saat itu, seorang pengunjung berteriak memesan telur rebus dan minuman.
Yoon Jae terkejut mendengarnya.
Tak mau Yoon Jae tahu keberadaannya, ia pun buru-buru menutup teleponnya.
Yeon Hwa yang sudah terlelap, menjerit ketakutan. Kejadian itu sampai terbawa ke dalam mimpinya.
Tangan seorang pria tampak memegangi Yeon Hwa. Pria itu berusaha membangunkan Yeon Hwa.
Melihat Yoon Jae di depannya, Yeon Hwa pun langsung menjatuhkan dirinya ke dalam dekapan Yoon Jae.
Yoon Jae kaget melihat wajah Yeon Hwa yang babak belur. Yeon Hwa pun menceritakan kejadian yang dialaminya.
Yoon Jae marah karena Yeon Hwa tidak memberitahunya.
"Ayah tiriku sudah melapor polisi. Pria itu akan segera ditangkap." jawab Yeon Hwa.
"Mianata." ucap Yoon Jae, lalu mengeratkan pelukanya."
Bersambung ke part 2......
0 Comments:
Post a Comment