Ice Adonis Ep 2 Part 2

Sebelumnya...


Yoo Ra bersama ayah dan neneknya menghampiri keluarga Yoon Jae. Keluarga Yoon Jae mengucapkan selamat ulang tahun pada nenek. Tapi nenek mengaku, bahwa ia ingin masuk ke dalam lubang saja karena malu.

"Ulang tahun terjadi setiap waktu. Dia bersikeras merayakan ini. Aku malu." ucap nenek.

"Jangan bilang begitu. Seumur hidup bekerja keras sendiri dan membesarkan anak menjadi orang besar. Kau layak mendapat pesta terbesar." jawab Tuan Ha.

"Eommoni, seperti yang dia bilang, ibu membuatku menjadi orang besar. Jadi ibu pantas mendapatkannya." ucap Tuan Choi.

"Tentu saja. Sudah kerja keras bertahun-tahun." jawab Tuan Ha.

"Hentikan. Kau membuatku malu lagi." ucap nenek.

Mereka lantas tertawa mendengar ucapan nenek. Nenek lalu menyuruh mereka makan. Saat melihat Yoon Jae, nenek memegang tangan Yoon Jae dan meminta Yoon Jae menjaga Yoo Ra untuknya.


Ponsel Yoon Jae berdering. Pesan masuk dari Yeon Hwa.

"Aku lupa kalau hari ini aku juga berulang tahun. Pacarku memang yang terbaik. Terima kasih. Bunga-bunga yang cantik."

Yoon Jae tersenyum membaca pesan Yeon Hwa.


Yeon Hwa dan Soo Ae masuk ke dalam rumah. Yeon Hwa membawa masuk bunga dan kue yang ditinggalkan Yoon Jae di pintu. Soo Ae tampak mengenakan topi boneka yang dipakai Yoon Jae tadi. Soo Ae berpikir, kalau ada sinterklas yang datang ke rumah mereka. Yeon Hwa tersenyum, lalu mencium bunga dari Yeon Jae.


Yoon Jae pergi dengan taksi. Yoo Ra yang melihat kepergian Yoon Jae pun bertanya-tanya apa terjadi sesuatu di kantor. Lalu Yoo Ra berterima kasih pada neneknya karena sudah membuat kedua keluarga berkenalan dengan baik.


Dalam perjalanan, Yoon Jae menelpon Yeon Hwa dan menyuruh Yeon Hwa bersiap-siap. Yoon Jae berkata, sedang menuju rumah Yeon Hwa.


Mereka bersenang-senang di taman bermain.

Yoon Jae juga menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Yeon Hwa di tengah-tengah keramaian. Selesai menyanyikan lagu selamat ulang tahun, Yoon Jae pun berkata kalau Yeon Hwa lebih berharga dari semua anggota tubuhnya. Lalu ia mengatakan, mencintai Yeon Hwa.

Pengunjung pun bertepuk tangan. Yeon Hwa tersenyum malu dan menyuruh Yoon Jae turun.


Sekarang, mereka hampir sampai di rumah. Yoon Jae menggendong Soo Ae yang sudah tidur di punggungnya.

Mereka meletakkan Soo Ae di kasur. Setelah itu, keduanya saling tersenyum.


Yoon Jae beranjak pergi meninggalkan rumah Yeon Hwa. Tak lama kemudian, Yeon Hwa menyusulnya dan memeluknya dari belakang.

Yoon Jae lantas berbalik dan mencium kening Yeon Hwa.

"Bagaimana jika kau tak pernah lahir? Terima kasih telah lahir." ucap Yoon Jae.

"Aku lebih berterima kasih." jawab Yeon Hwa.


"Yeon Hwa-ya, aku ingin berhenti meninggalkanmu setiap malam seperti ini. Aku benar-benar benci meninggalkanmu dan Soo Ae di tempat seperti ini. Aku sudah bilang pada ayahku akan memperkenalkan dirimu." ucap Yoon Jae.

Sontak, Yeon Hwa langsung ingat si rentenir yang meminta uangnya kembali dalam 2 minggu.

"Sunbae, setelah dapat pekerjaan." jawab Yeon Hwa.

"Aku akan mengurus itu. Jadi percayalah." ucap Yoon Jae.

"Kau dan aku harus membayar untuk pernikahan kita. Aku belum siap. Biarkan aku dapat pekerjaan dulu. Juga setelah tabungan berjangkaku cair." jawab Yeon Hwa.

"Aku tak sabar lagi." ucap Yoon Jae.

"Sia-sia jika diambil sebelum waktunya. Menikah hanya sekali seumur hidup. Aku tak ingin punya utang karena itu." jawab Yeon Hwa.


"Yeon Hwa-ya, bagaimana perasaanmu jika seandainya aku adalah CEO J-Cosmetics?" tanya Yoon Jae.

"Kenapa kau bertanya?" tanya Yeon Hwa.

"Bagaimana jika aku CEO J-Cosmetics?" tanya Yoon Jae lagi.

"Jangan bercanda. Kau pernah liat aku beli tiket lotre? Aku tak percaya atau menginginkan rezeki nomplok. Aku sudah bilang berkali-kali. Haruskah aku mengatakannya lagi? Aku menyukaimu karena kau anak tertua dari keluarga miskin. Aku mencintaimu karena kau dalam situasi yang sama sepertiku. Aku mengerti kenapa kau menanyakan itu, tapi tolong jangan tanyakan itu lagi. Aku akan bekerja di J-Cosmetics. Kita akan bisa menikah lebih cepat dari rencana." jawab Yeon Hwa.

Sontak, Yoon Jae terdiam mendengarnya. Yeon Hwa yang tidak tahu apa yang membuat Yoon Jae terdiam pun meyakinkan Yoon Jae kalau ia akan segera mendapatkan pekerjaan.

Yoon Jae pun memaksakan dirinya tersenyum. Dan setelah itu, Yoon Jae menyuruh Yeon Hwa masuk dan beranjak pergi.


Keesokan harinya, Yoo Ra dan neneknya sedang menghitung jumlah uang yang diberikan keluarga Yoon Jae sebagai hadiah ulang tahun nenek. Mereka terkejut karena keluarga Yoon Jae memberi uang begitu banyak.

Lantas, Yoo Ra menyuruh neneknya menghubungi ayah Yoon Jae.


Tapi baru meraih ponselnya, Nyonya Han tiba-tiba masuk. Nyonya Han mengaku, kalau ia akan pergi ke panti jompo sekarang.

Nenek memarahi Nyonya Han karena tidak mengantarkan daging itu kemarin. Ia juga marah atas insiden yang dibuat Soo Ae di ulang tahunnya.

Tuan Choi masuk dan berkata, akan pergi keluar sebentar untuk mengurus bisnisnya.


Yeon Hwa dan Soo Ae sedang di jalan dekat rumah ketika mendapatkan SMS dari si rentenir yang meminta uangnya kembali.


Setelah menerima pesan itu, Yeon Hwa langsung mengetuk pintu rumah si pemilik sewa tempatnya tinggal.

Tapi yang membukakan pintu anak laki-laki si pemilik rumah. Yeon Hwa berkata, terjadi sesuatu jadi ia harus pindah.

Setelah mengatakan itu, Yeon Hwa dan Soo Ae pulang ke rumah.


Setibanya di dalam, Yeon Hwa mengeluarkan susu yang baru dipanaskannya dan memberikan susu itu pada Soo Ae. Yeon Hwa juga bilang, bahwa ia sudah menyalakan pemanas ruangan dan menyuruh Soo Ae tetap di rumah.

"Kita akan pindah?" tanya Soo Ae.

"Kurasa begitu. Diluar sangat dingin jadi aku akan pergi sendiri. Aku harus ke kantor real estate dan memberi tahu bahwa kita akan pindah. Aku akan mengunci pintu dari luar." jawab Yeon Hwa.

"Ppalli wa, eonni." ucap Soo Ae.


Yeon Hwa beranjak pergi. Tepat setelah ia pergi, anak pemilik rumah sewa menyusup masuk ke rumahnya dan berusaha melecehkan Soo Ae.


Sementara itu, Yeon Hwa baru saja keluar dari kantor real estate. Ia bergegas pulang setelah membeli camilan. Saat kembali, ia terkejut melihat pintu rumah yang sudah terbuka. Tak hanya itu, ia juga mendengar teriakan Soo Ae.

Bersambung.....

0 Comments:

Post a Comment