Live Up To Your Name Ep 9 Part 2

Sebelumnya...


Diluar, Direktur Ma bicara dengan si Ketua. Ketua memuji Im sebagai orang yang berkompeten dan bertanya, dimana Direktur Ma menemukan orang seperti Im.

"Aku sedang beruntung bisa menemukan orang kompeten di waktu yang tepat." jawab Direktur Ma.

"Kudengar dari kepala Sekretaris, kau sedang memulai bisnis besar di Gyeongin-si Aku yakin saat meminta tolong padaku, yang kau maksud adalah uang." ucap Ketua.

Direktur Ma hanya tersenyum.


Si pria sakau, meminta tolong pada Im untuk mengeluarkannya dari rumah. Im pun berkata, kalau dia hanyalah dokter yang mengobati penyakit. Pria itu lantas membuka genggamannya dan menunjukkan cincinnya. Ia berkata, bahwa dirinya harus menemui seseorang. Tapi Im diam saja. Pria itu marah dan berteriak, kalau dia akan membayar Im.

Im tersenyum sinis, lalu beranjak keluar.


Si pria sakau menatap cincinnya.

"Aku akan datang. Tunggulah sebentar lagi." pintanya.


Im ke ruang tengah. Begitu Im datang, si Ketua langsung memuji kehebatan Im. Im lagi-lagi tersenyum sinis saat si Ketua berkata, akan memberikan Im kompensasi yang besar.


Di kantin RS, Yeon Kyung yang lagi makan dengan Suster Jung terus-terusan menatap ke arah luar. Melihat itu, Suster Jung pun bertanya, apa Yeon Kyung sedang menunggu seseorang. Yeon Kyung menggeleng. Lalu, Yeon Kyung bertanya apa yang harus dilakukan saat seorang teman sedang kesulitan.

"Tidak banyak. Ada di sisinya, menunggunya, dan percaya padanya. " jawab Suster Jung.

"Kalau diucapkan memang mudah. " ucap Yeon Kyung.


Habis makan, mereka berjalan-jalan diluar. Tapi Suster Jung langsung masuk begitu melihat Im yang datang bersama Direktur Ma.

Yeon Kyung pun langsung mendekati Im.

"Kau bilang ada janji. Pergi ke mana dengan Dirut ?" tanya Yeon Kyung.

"Melakukan pengobatan." jawab Im singkat.

"Diluar? Pasien macam apa yang harus kau obati diluar?" tanyanya. Dan Im pun menatapnya tajam.


Lalu, Direktur Shin dan Prof. Hwang datang. Prof. Hwang bertanya, bagaimana rasanya menjadi bawahan Direktur Na.

"Aku tahu Dr. Heo pandai memberi akupunktur, tapi tidak kusangka dia pandai menyelaraskannya dengan kekuatan." ucap Direktur Shin.

"Kau hanyalah pegawai. Tidak perlu terlalu setia. Ada orang yang dari lahir sudah kaya." ucap Prof. Hwang.

"Dirut, profesor, maaf memotong, menurutku perkataan kalian agak kasar. " ucap Yeon Kyung.

"Dia pegawai Rumah Sakit Oriental. " lanjut Yeon Kyung lagi.


Mendengar itu, Direktur Shin pun kesal dan langsung pergi.


Setelah mereka pergi, Im pun ikut pergi dan Yeon Kyung bergegas menyusulnya.Yeon Kyung menyuruhnya berhenti. Im pun berbalik, ia menatap Yeon Kyung dan bertanya apa sekarang Yeon Kyung sudah mengenalnya, lalu mengasihaninya? Apa ia mirip dengan anak kecil yang Yeon Kyung berikan permen? Im meminta Yeon Kyung berhenti bersikap seperti nona bangsawan.

"Aku mengenalmu. Aku tahu kelas sosialmu saat di Joseon.  Aku tahu perbuatanmu ... di depan Mentri Pertahanan.  Aku melihat semuanya.  Tapi, apakah kau malu karena itu ?  Karena aku tahu, maka harga dirimu terluka ? Apa salahnya itu? Aku tidak perduli soal itu.  Karena aku sudah mengenalmu lebih baik.  Sekarang,  Aku lebih mengenalmu.  Aku tahu kau adalah Tabib yang baik.  Aku tahu kenapa kau begitu terluka. Kenapa kau harus hidup seperti itu, aku mengerti." jawab Yeon Kyung.

"Akan lebih baik kalau kau tidak melihat dan mendengar soal aku. Aku tidak perduli lagi bagaimana kau menilaiku.  Jadi jangan menghalangi aku, dan ikut campur urusanku." ucap Im.

"Aku tidak bisa." jawab Yeon Kyung.

"Choi Sonsaeng!" pinta Im.

"Aku punya hak melakukannya.  Kebetulan atau takdir, bagaimanapun kau dan aku bertemu seperti ini. Sekarang aku sudah menjadi bagian dari takdir anehmu.  Jadi ...jangan menghindariku.  Jangan melarikan diri dariku." ucap Yeon Kyung.


Yeon Kyung lantas mendekat. Ia memegang tangan Im. Im membiarkannya sejenak, sebelum akhirnya menarik tangannya dari genggaman Yeon Kyung.


Yeon Kyung masuk ke kamar ketua gangster. Disana, ia melihat anggota gangster yang sedang berlutut sambil

mengangkat tangan ke atas. Begitu melihat Yeon Kyung, mereka langsung berdiri dan bertanya apa Yeon Kyung baik- baik saja.

"Berkat kau, aku mengalami pengalaman yang menegangkan!" jawab Yeon Kyung.


Si ketua lalu menyuruh anak buahnya keluar.

"Beraninya menindas wanita lemah! Memalukan!" ucap si ketua.

"Aku bukan wanita lemah. Aku dokter. Sejak aku menjadi dokter, aku sering menghadapi yang lebih buruk.  Disaat tak bisa menyelamatkan orang yang ingin kuselamatkan,  disaat aku harus menyelamatkan orang yang tak ingin kuselamatkan, bahkan jika usahaku tidak menyelamatkan ... Tapi yang lebih buruk lagi ...aku harus mengobati orang sepertimu setelah segalanya yang kulalui. " jawab Yeon Kyung.


Yeon Kyung kemudian berjalan keluar dan memikirkan kata-kata Im padanya tadi.

Tak lama kemudian, Yeon Kyung melihat Man Soo yang sedang memperhatikan Tuan Cho.

"Pasien itu sudah bisa jalan ? Perkembangannya bagus." ucap Yeon Kyung.

"Tentu saja, siapa dulu yang mengoperasi? Tentu saja hasilnya bagus. Tapi...."

Tuan Cho yang berjalan dengan tongkat, nyaris saja terjatuh. Istrinya ingin membantu, tapi malah dibentak Tuan Cho.

"Dia begitu sejak tahu ia cacat." ucap Man Soo.


"Apa pentingnya harga diri itu ? Ia bisa hidup berkat istrinya yang melakukan pertolongan pertama.  Apa dia tak bisa hidup tanpa satu kaki ? Apa dia tak mengerti kekhawatiran istrinya ? Kenapa sih, laki-laki tidak mengerti penderitaan perempuan ?!" sewot Yeon Kyung.

"Kau ini kenapa?  Kau tidak sehat, ya ? Minum obat dulu. Ayo masuk minum obat. " suruh Man Soo.


Tapi saat mereka hendak masuk, anak perempuan Tuan Cho mengatakan kalau bonekanya jatuh. Tuan Cho mau mengambilkannya, tapi ia terjatuh dan menjerit kesakitan. Man Soo pun langsung berlari ke arah Tuan Cho.


Sontak, kejadian itu mengingatkan Yeon Kyung pada kecelakaan yang dialami sang ayah.Trauma nya pun kambuh lagi.

Dadanya seketika sesak, kepalanya pusing dan ia juga mual.

Saat berbalik, ia melihat Im. Ia menatap Im sejenak, sebelum akhirnya berlari ke dalam.


Im tampak khawatir. Ia mau menghampiri Yeon Kyung, tapi tidak jadi.


Ibunya Bong Tak ke Haeminseo, mencari Im. Byung Ki sudah menjelaskan kalau Im sudah pergi, tapi ibunya Bong Tak tidak percaya dan menuduh mereka menyembunyikan Im. Bong Tak pun berkata, kalau Im sudah pergi dan tidak akan kembali. Mendengar itu, Jae Sook (kalo gak salah ya namanya) menarik kunciran Byung Ki.

"Nenek, Bong Tak ssi hari ini sibuk tak bisa datang.  Nanti ia akan datang. " ucap Jae Sook.

Nenek mengeluh punggung dan lututnya sakit. Byung Ki pun mengajaknya masuk agar bisa diobati Kakek Choi tapi nenek ingin Bong Tak yang melakukannya.


Tepat saat itu, Yeon Kyung datang. Jae Sook pun langsung menghampiri Yeon Kyung.

"Setiap hari, ia selalu seperti itu. Kalau mau pergi, buat apa dia bersikap baik ? Nenek ini sudah sangat kesepian." ucap Jae Sook.

Sementara Byung Ki dan si nenek terus berdebat.


Kakek Choi sedang memasak. Ia sedikit sewot melihat Yeon Kyung yang rada kurusan karena stress memikirkan Im. Tak lama kemudian, Yeon Kyung datang dan meminta kakeknya cerita tentang kecelakaan ayahnya. Kakek Choi tidak mau cerita dan hanya bilang kalau Yeon Kyung ada di rumah saat kecelakaan itu terjadi.

"Kalau kakek tidak mau cerita, aku akan mencari tahu sendiri." ucap Yeon Kyung lalu masuk ke kamarnya.

Kakek Choi terkejut. Ia tidak percaya kalau ingatan Yeon Kyung soal kecelakaan itu sudah kembali.


Keesokan harinya, Direktur Ma dan Im menuju ke rumah Ketua Yang.

"Menantu termudanya, yang baru saja menikah mendadak tidak bisa mendengar." cerita Direktur Ma.

"Di luar sana banyak dokter dan juga kemajuan tehknologi kedokteran.  Kenapa menyuruhku melakukan pengobatan pribadi ?" tanya Im.

"Dulu dan sekarang, ada orang yang tidak ingin orang lain tahu soal penyakit mereka.  Mereka punya uang dan kekuasaan. Itulah sifat alami manusia. Ingin menyembunyikan sesuatu dan menikmati hidup mereka. " jawab Direktur Ma.

"Tidak ada yang berubah." ucap Im sinis.


Mereka akhirnya tiba di rumah Ketua Yang dan Im langsung mengobati si menantu.

"Padahal sebelum menikah kami sudah memeriksakan semuanya.  Kenapa sekarang dia begini ? Yah, harusnya orang sepertinya tidak boleh masuk keluarga kita.  Kelas kita berbeda, mulai dari keluarga sampai pendidikannya.  Memalukan sekali. Sekarang malah menjadi tuli?" sewot istri Ketua Yang.

"Telinganya mengikuti hatinya. Jika tidak ingin mendengar yang ingin ia dengar, maka darah akan mengaliri telinganya.  Suara yang berulang, dan terlalu banyak darah di telinganya menyebabkan fungsi saraf menurun. Sehingga pendengarannya menghilang." jawab Im.

Im pun mulai memberikan akupuntur. Tak lama kemudian, si menantu bisa mendengar ocehan sang ibu mertua yang tak ingin didengarnya.

Sebagai imbalan, Im pun diberikan hadiah jam tangan mahal.


Hari-hari berikutnya, Im pergi mengobati anak menteri pendidikan yang tergila-gila pada game.

Lalu, Im pergi mengobati seorang menteri yang tangannya selalu basah karena keringat.


Sebagai imbalan, kedua menteri itu memberikan kartu nama mereka dan menyuruh Im menelpon mereka kapan saja jika membutuhkan bantuan.

Im juga mendapatkan hadiah mobil dari seorang menteri bermarga Park.

Ketua Park mengirimkan mobil buatmu.


Im pun langsung mengutak-ngatik mobilnya. Ia terlihat senang, tapi saat melihat pantulan wajahnya di kaca spion, ia langsung terdiam.


Yeon Kyung membawa Jae Seok dan nenek ke RS karena nenek sangat merindukan Im. Tapi sampai disana, Im justru bersikap dingin. Melihat wajah Im yang kurang sehat, nenek pun memberikannya kupon yang ia sebut sebagai uang agar Im bisa membeli makanan enak, tapi Im menepis tangan nenek hingga kupon2 itu jatuh berhamburan ke lantai.

"Kau tidak bisa datang ke sini ... tanpa memberitahuku dulu." ucap Im.

"Barusan, kau bilang apa ?" tanya Jae Seok kaget.

"Aku menyuruhnya datang. Tubuh nenek terasa sakit di sana-sini. Ia ingin bertemu putranya untuk akupuntur.  Lalu, kukira kau akan senang bertemu dengannya. " jawab Yeon Kyung.

"Aku mau keluar. Suruh dokter lain saja mengobatinya." ucap Im, lalu beranjak pergi.


Diluar rumah sakit, pengawal si pria sakau sudah menunggu Im. Begitu Im datang, ia langsung masuk ke mobil. Mobil pun melaju meninggalkan RS dan Im sempat melihat Yeon Kyung yang mengantarkan nenek dan Jae Seok.


Im kembali mengobati si pria sakau. Si pria sakau minta air. Karena gelasnya kosong, akhirnya Im pun bangkit dan menyuruh pengawal mengambil air.

Diam2 si pria sakau sudah menyiapkan sebuah pulpen sebagai senjata. Saat Im memeriksa nadinya, ia menusuk lengan

Im dengan pulpen dan melarikan diri.


Tapi baru berlari sebentar, dadanya tiba-tiba sesak dan ia merasa pusing. Tak lama kemudian, ia jatuh pingsan.

Si pria sakau di bawa petugas medis ke RS.

Im yang tahu si pria sakau ada di RS, bergegas ke RS menjemputnya.


Yeon Kyung memeriksa si pria sakau dan ia terkejut melihat bekas suntikan di lengan si pria sakau.


Tak lama kemudian, Im datang. Yeon Kyung terkejut, serta heran melihat luka di lengan Im.

"Siapa pasien itu ? Apa hubungan kalian ? Kenapa kau ada disini?" tanya Yeon Kyung.

"Bukan urusan Dr. Choi." jawab Im.

"Tidak, aku harus tahu. Bekas jarum suntik di pasien itu dari narkoba, kan?" tanya Yeon Kyung.

"Kondisinya bagaimana?" tanya Im.

"Vegetasi trikuspid. Artinya, aku melihat benjolan kuman. Ini adalah endokarditis infeksius. Penyakit paling umum dalam penyalahgunaan obat-obatan ilegal.  Saat ini Ia tidak butuh operasi, tapi itu bergantung pada perkembangannya." jawab Yeon Kyung.


Lalu, Yeon Kyung bertanya lagi siapa pasien itu dan kenapa lengan Im terluka.


Belum lagi Im menjawab, Im sudah dihubungi oleh Direktur Ma. Im pun langsung pergi. Yeon Kyung bergegas menyusul Im.

"Saat kehilangan dia, harusnya langsung kau kejar.  Mana bisa sampai Ia dibawa ke rumah sakit ?! Kau tahu orang seperti apa Ketua Park ? Ia bisa saja menghancurkan kita.  Kau ingin menghancurkan semua kerja keras kita selama ini ? Kau harus ... membawanya kembali. Dengan begitu, kau bisa bertahan ... begitu juga aku. " ucap Direktur Ma.

Direktur Ma lalu pergi. Im kembali masuk ke RS, namun saat hendak masuk, ia melihat keberadaan Yeon Kyung.

"Pasien itu  adalah putra Ketua itu ? Selama ini kau sibuk soal itu ? Kau hanya merawat orang kaya dan berkuasa ?" tanya Yeon Kyung.

"Sudah kubilang, jangan ikut campur urusanku. " jawab Im.

"Yang terjadi di Joseon, aku tahu berat bagimu.  Aku tahu kau berusaha mendorongku dan sembunyi dariku.  Aku bisa tahan itu, tapi aku tidak bisa saat kau melanggar batasanmu sebagai dokter. " ucap Yeon Kyung.

"Batasan dokter apa ? Kau tidak lihat yang terjadi di Joseon ? Apa hasil dari kewajiban dan niat baik seorang dokter? Kau berkata bukan tugas dokter untuk menilai seseorang layak diselamatkan atau tidak.  Tapi aku akan memutuskan mana yang penting dan merugikan bagiku.  Jika itu harus dilakukan agar aku tidak hidup seperti anjing lagi,  Maka batasan dokter itu ... bisa kulewati. " jawab Im.

"Disinii bukan Joseon." ucap Yeon Kyung.

"Kau kira ada bedanya ? Begini lebih baik. Kita berpisah saja ... karena kau sudah selesai memeriksa. " jawab Im.


Tak lama, mereka dikejutkan dengan kedatangan pengawal si pria sakau. Im pun berkata pada Yeon Kyung, kalau dia akan membawa si pria sakau. Tapi Yeon Kyung tidak setuju.

"Endokarditis ... bisa tiba-tiba memburuk. Jika gejalanya diobati di institusi non-medis, pasien itu bisa mati. " ucap Yeon Kyung.


Yeon Kyung lalu masuk dan menghalangi si pengawal membawa pergi si pria sakau.

Suster Jung, Man Soo, Min Jae dan seorang rekan Yeon Kyung yang lain datang. Mereka ikut membantu Yeon Kyung menghalangi si pengawal membawa pasien mereka.


Jae Ha dapat laporan dari orang suruhannya tentang Im yang pergi ke kediaman Ketua Yang bersama Direktur Ma.

"Orang ini, apa yang dia lakukan di luar rumah sakit?" Jae Ha bertanya-tanya.


Kembali ke IGD. Im datang dan menyuruh Yeon Kyung minggir. Tapi Yeon Kyung malah menyuruh Min Jae mengambil darah si pria sakau untuk diperiksa.

"Sepertinya, Dr. Choi harus diobati lebih dulu. Bagaimana kau bisa mengobati pasien jika selalu gemetaran begitu ? Kau punya hak menyebut dirimu dokter ?" ucap Im.

Yeon Kyung pun langsung terdiam. Lalu, Im menyuruh para pengawal membawa si pria sakau keluar.

Bersambung.......

1 Comments:

  1. Anonymous said...:

    ayo kak ditunggu kelanjutannya..semangaaattttt....

Post a Comment