Joon heran Ha Na tidak termakan rayuannya. Ha Na lalu bergeser ke dekat Joon.
“Ibuku tidak bisa melupakan cinta pertamanya, dia bilang kenangan itulah yang membuatnya bahagia. Aku juga ingin merasakan cinta yang seperti itu.” Ucap Ha Na, lalu mendekatkan wajahnya ke Joon. Joon terpana melihat Ha Na. “Satu detik, dua detik, tiga detik... Seperti itukah caranya?” tanya Ha Na. Joon diam saja dan terus memandangi Ha Na. Tiba2, Joon memeluk Ha Na. Hatinya mulai bergetar.
“Apa yang kau lakukan!” tanya Ha Na.
“Sebentar saja.” Pinta Joon.
Ha Na mendorong tubuh Joon. “Apa yang kau sudah gila!”
“Aku tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya.” Ucap Joon.
Joon mendekatkan wajahnya ke Ha Na. Ia mau mencium Ha Na! Tepat saat itu Jo Soo datang. Dalam perjalanan pulang, semuanya diam. Joon dan Ha Na saling pandang, lalu kembali mengalihkan pandangan mereka. Jo Soo melirik keduanya dari spion. Jo Soo mau mencoba memecah keheningan. Tapi baru saja dia bicara, Joon menyuruhnya diam.
“Kau bawa ponselku?” tanya Joon.
“Ah iya, Profesor Seo ada di Hokaido, jika kau ada waktu dia mau makan malam denganmu.” Jawab Jo Soo.
Sesampainya di kamar Joon, Ha Na yang bajunya basah memakai kemeja Joon. Karena hanya memakai kemeja, jadi kemejanya hanya menutupi sampai setengah paha. Joon dan Ha Na tampak canggung. Ha Na menarik2 kemeja Joon dgn maksud agar bisa menutupi pahanya.
“Berhenti menarik2 bajuku.” Ucap Joon.
“Kau yang membuat bajuku basah, kenapa jadi kau yang marah2!” jawab Ha Na.
“Apa kau mau membuat ruangan ini berantakan lagi? Duduklah.” Ucap Joon.
“Kau...”
Ha Na tidak melanjutkan kata2nya. Dia duduk di sofa yang sama dengan Joon, dan menutupi pahanya dengan jaketnya. “Apa kau kedinginan?” tanya Joon. Ha Na diam saja karena kesal pada Joon. Ia lalu tanya kenapa Joon mau menciumnya saat di kolam pemandian air panas. Joon salah tingkah, pura2 lupa. Ha Na melihat ponselnya yang rusak, lalu menatap Joon.
“Apa lagi sekarang?” tanya Joon.
“Bukankah seharusnya kau meminta maaf.” Jawab Ha Na.
“Aku akan membelikanmu ponsel yang baru kalau mereka tidak bisa membetulkannya.” Ucap Joon.
“Kau ini...! Ah, padahal aku sedang menunggu telepon dari seseorang.” Ucap Ha Na.
“Memangnya siapa yang akan menelponmu?” tanya Joon.
“Aku menunggu telepon dari cinta pertama ibuku. Aku sudah bilang kan kalau kenangan itu membuat ibuku bisa bertahan. Kudengar dia ada di Hokaido sekarang. Aku ingin bertemu dengannya.” Jawab Ha Na.
“Cinta pertama apa? Aku paling benci orang2 yang tidak bisa melupakan masa lalunya! Lalu apa yang mau kau lakukan setelah bertemu dengannya? Apa kau mau bilang kalau ibumu tidak bisa melupakannya? Apa kau mau meminta orang itu bertemu dengan ibumu?”
“Apa?”
“Orang2 yang masih berpegangan erat pada masa lalunya, aku tidak mengerti.”
“Ibuku hanya mencoba menyimpan kenangan itu dengan baik.”
“Kalau begitu simpan sendiri! Jangan melibatkan orang lain!”
“Apa kau punya pengalaman buruk dengan cinta pertamamu? Atau cerita cinta pertama ayahmu itu benar?”
Joon diam saja, tidak menjawab pertanyaan Ha Na. Tiba2, seseorang mengetuk pintu kamar Joon. Mereka sama2 berdiri. Joon berdiri, sedang Ha Na bersembunyi agar tidak kelihatan. Ternyata yang datang adalah pelayan hotel. Pelayan hotel memberikan baju Ha Na yang sudah kering. Joon memberikan baju Ha Na dan menyuruhnya pergi. Saat Ha Na berganti baju, Joon teringat 3 detik Ha Na.
“Bye..” ucap Ha Na pada Joon.
“Aku akan mengantarmu. Aku tidak mau dapat masalah hanya gara2 ponselmu!” jawab Joon.
Hana dan Joon pergi ke tempat service ponsel. Ponsel Ha Na tidak bisa diservice dgn cepat dan harus menginap di sana selama beberapa hari. Ha Na menatap Joon galak, tapi Joon pura2 cuek. Jo Soo kesal pada Joon yang suka menghilang seenaknya. Di belakang muncul Tae Sung yang membantu Jo Soo membawakan barang bawaannya.
"Pertemuan kita cukup sampai di sini. Setelah ponselku selesai diperbaiki, semua akan baik2 saja." ucap Ha Na.
"Aku kedinginan. Dimana restoran yang enak di dekat sini?" tanya Joon.
"Apa?"
"Makan. Ayo kita makan."
"Apa?"
"Karena kau bodoh, jadi kau tidak ingat kalau dari semalam kita belum makan apapun."
"Tapi aku tidak lapar."
Uppppps! Perut Ha Na berbunyi. Joon senyum2 melihat Ha Na. Ha Na mendengus kesal. Mereka akhirnya pergi ke restoran kari. Ha Na terus menatap Joon. "Berhenti melihatku!" ucap Joon. "Kenapa kau memesan dua makanan? Aku tidak mau makan. Kalau kau tidak merusak ponselku, semua ini tidak akan terjadi." jawab Ha Na. "Itu kan bukan salahku sepenuhnya. Kau yang masuk ke kamarku." ucap Joon. "Kalau saja kau tidak menyandera ponselku." jawab Ha Na. "Seharusnya kau menjaga ponselmu dengan baik." ucap Joon. Ha Na tidak bisa membalas omongan Joon.
Pesanan mereka datang. Pelayan bilang jika mereka mau menambah makanan, cukup bilang rururu saja. Joon tanya apa yang barusan dibilang pelayan. Ha Na memberitahu Joon kalau mau pesan makanan lagi, bilang saja rururu. Joon mau mengambil makanan Ha Na karena Ha Na tak mau makan. Tapi Ha Na menahan piringnya. Mereka pun makan dengan lahapnya. Joon lalu menuliskan tanda tanya di jendela yang berembun. Ha Na tidak mengerti maksud Joon. Joon tanya siapa nama Ha Na. Ha Na tidak mau memberitahu namanya. Joon menuliskan tanda seru disamping tanda tanya itu.
"Itu yang ingin aku tahu, Rurururu." ucap Joon.
"Rurururu?" tanya Ha Na.
"Yeah, Rurururu." jawab Joon.
"Kenapa kau memanggilku Rurururu?" tanya Ha Na.
"Aku bilang Rururu. Kau tidak dengar? Rurururu. Oh, lihatlah caramu makan, Rurururu. Kau tidak dengar? Rurururu." jawab Joon.
Selesai makan, Ha Na dan Joon langsung pulang.
"Banyak sekali salju di sini." ucap Joon.
"Kita berpisah di sini saja." jawab Ha Na.
"Apa, Rururu?" tanya Joon.
"Oh My God!" jawab Ha Na.
Joon terus menatap Ha Na.
"Kita berpisah di sini saja. Kau tidak perlu menungguku." ucap Ha Na.
"Oke, siapa bilang aku mau menunggu di sini denganmu." jawab Joon.
"Oke." ucap Ha Na.
Ha Na menunggu Joon mengatakan sesuatu, tapi Joon diam saja. Akhirnya mereka berpisah. Sebelum pergi, Joon memanggil Ha Na Rurururu. Ha Na menatap Joon dengan tatapan sebal. Ha Na pun beranjak pergi. Joon memandangi kepergian Ha Na. Ia pun akhirnya beranjak pergi, tapi baru beberapa langkah berhenti lagi. Ia melihat Ha Na yang terus berjalan, lalu pergi lagi. Ha Na juga berhenti. Ia melihat Joon yang terus jalan, lalu pergi lagi. Udah hampir jauh, Joon berhenti melangkah. Ia menoleh ke belakang, mau melihat Ha Na tapi Ha Na sudah pergi.
Joon berhenti di toko pakaian. Ia melihat pakaiannya yg tipis, lalu masuk ke toko itu. Sepanjang perjalanan, Ha Na mengomel. "Dia bahkan tidak mengucapkan terima kasih padaku. Aku sudah menghangatkan tangannya, sudah mencarikan kolam pemandian air panas untuknya dan meminjamkan baju..." Ha Na menyadari kalau bajunya masih dipakai Joon. Ia pun kembali ke jalan tadi, tapi Joon sudah tidak ada.
Joon baru sadar kalau dia masih memakai baju Ha Na saat mengganti bajunya. Pelayan toko tanya apa yang harus dia lakukan pada baju pink itu. Joon yg mengira tak akan ketemu lagi dgn Ha Na, menyuruh pelayan toko membuang baju pink itu. Dari kejauhan Ha Na melihat pelayan toko mau membuang bajunya. Ia pun mendekati pekayan toko. Pelayan toko memberitahu kalau pelanggannya menyuruhnya membuang baju itu. Ha Na masuk ke dalam toko dengan kesal saat Joon sedang memilih2 sweater.
Ha Na melemparkan baju pinknya pada Joon. Joon marah karena ada org yg berani melemparnya. Saat menoleh, ia kaget melihat Ha Na. Ha Na menatap Joon kesal, lalu beranjak pergi. Joon memungut baju pink itu lalu menyusul Ha Na sambil mengomel.
"Ambil ini! Bukankah kau kembali untuk mengambil ini. Aku tidak akan memakainya lagi, jadi aku mencari baju yang lain. Karena kupikir kita tidak akan bertemu lagi, makanya aku berniat membuangnya. Apa ada yang salah?" tanya Joon.
"Aku minta maaf karena sudah melemparmu dengan baju ini. Tapi baju ini sangat berharga untukku. Aku menyesal sudah memberikan sesuatu yang berharga pada org sepertimu!"
"Apa?"
"Masih ada kata2 yg mau kukatakan tapi kurasa itu hanya buang2 waktu saja. Aku harap aku tidak akan bertemu lagi dengan org kurang ajar sepertimu!"
Ha Na menahan tangisnya, lalu pergi. Joon menyusul Ha Na. Dia memegang tangan Ha Na, dan tangan Ha Na yg satu lagi dipegang Tae Sung. "Siapa kau?" tanya Joon dan Tae Sung bersamaan. "Lepaskan!" suruh Joon dan Tae Sung bersamaan. Tapi keduanya tidak mau melepaskan tangan mereka dari Ha Na. "Ada apa?" tanya Tae Sung. Ha Na tidak menjawab dan menyingkirkan tangan Joon dari tangannya. Ia pun mengajak Tae Sung pergi. Joon kesal melihat Ha Na pergi dengan Tae Sung.
Ha Na dan Tae Sung pergi ke tempat service ponsel. Ha Na sedih karena ponselnya tidak bisa diperbaiki. Harapannya bertemu dengan Seo In Ha pupus sudah.
Joon kembali ke hotel. Dia menyuruh Jo Soo dan para stafnya berkumpul besok jam 4 pagi karena dia sudah menemukan lokasi pemotretan. Semua bingung, kenapa harus jam 4 pagi? Joon masuk ke kamarnya sambil mengomel. Ia kesal karena Ha Na menyingirkan tangannya. Ia juga ingat Ha Na yang marah dan berkata tidak mau bertemu dengan org kurang ajar seperti dirinya lagi.
"Memangnya dia siapa!" ucap Joon kesal.
Ha Na cerita ke Tae Sung kalau dia mau menemui cinta pertama ibunya, makanya dia membutuhkan ponselnya. Tae Sung tanya siapa cinta pertama Ha Na. Ha Na gelapan. "Come on, Tae Sung. Apa kau pikir aku punya seseorang?" tanya Ha Na. "Memangnya kau tidak punya? Bukankah kau bilang kau mau melihat salju berlian dengan cinta pertamamu." ucap Tae Sung. Ha Na berpikir kalau yang dimaksud Tae Sung adalah Joon, langsung berteriak, Itu tidak dihitung! Jangan pernah! Padahal Tae Sung tidak menyebutkan nama Joon, dan tidak tahu kalau Ha Na melihat salju berlian dengan Joon. Melihat Ha Na marah2, Tae Sung mengajak Ha Na makan kari. Ha Na kaget, tapi menyetujui ajakan Tae Sung.
Ha Na dan Tae Sung pergi ke restoran kari tempat Ha Na dan Joon makan tadi. Di tempat duduk yang sama pula. Tae Sung heran Ha Na tidak menyentuh makanannya, padahal itu adalah restoran yang ingin didatangi Ha Na. Ha Na pun pura2 semangat dan melahap makanannya. Tae Sung melihat ada tanda tanya dan tanda seru di jendela berembun yg tadi dibuat Joon. Ia tanya apa pasangan kekasih yang melakukan itu. Ha Na langsung menghapus tanda2 itu. Tae Sung heran melihat tingkah Ha Na.
Di kamarnya, Joon lagi siap2 untuk melakukan pemotretan. Dia melihat hasil jepretannya dan melihat foto2 Ha Na. Dia pun termenung. Lalu wajahnya berubah jadi kesal dan ia pun memasukkan lagi kameranya ke dalam tas. Joon kembali termenung teringat Ha Na.
Joon dan Jo Soo ada di restoran. Jo Soo memperlihatkan sebuah sketsa, lalu tanya apa Joon mengantar Ha Na pulang dengan selamat? Jo Soo juga tanya apa Joon melihat laki2 yg bersama Ha Na. Ia yakin kalau laki2 itu adalah pacar Ha Na. Joon kesal mendengarnya. Ia pun beranjak pergi.
Ha Na, Tae Sung dan Jang Soo ada di rumah kaca. Mereka sedang menanam suatu bunga. Jang Soo ingin memberikan Ha Na a dan Tae Sung hadiah bunga viola. Bunga ini adalah bunga pertama yang mereka tanam. Ha-na tersentuh melihat apa yang dilakukan Jang Soo. Tae Sung bertanya, “Arti dari viola adalah persahabatan, kan?”. “Bukan, tapi cinta.” ucap Jang Soo. "Cinta karena kamu." ucap Ha Na. "Dan terima kasih atas kebahagiaan ini." tambah Tae Sung. "Jangan lupakan aku. Ayo berteman selamanya." ucap Jang Soo. Mereka bertiga lalu melakukan toss dan tertawa-tawa.
Saat Ha Na, Tae Sung dan Jang Soo mau kembali ke hotel, mereka melihat Joon. Joon datang untuk menemui Ha Na. Tae Sung dan Jang Soo pun membiarkan Ha Na bicara dengan Joon.
“Darimana kau tempat ini?” tanya Ha Na.
“Itu tidak penting.” Jawab Joon.
“Apalagi sekarang? Apa masih ada yang kau inginkan dariku?” tanya Ha Na.
“Aku...”
“Kalau mau minta maaf...”
“Aku tidak akan pernah meminta maaf.”
“Kalau begitu, baiklah.”
Ha Na mau pergi, tapi ditahan Joon. Joon memberikan beberapa pakaian yg dia beli tadi di butik pada Ha Na. Dia beralasan tidak suka melihat pakaian Ha Na. Ha Na menolaknya, lalu beranjak pergi. Joon menahan kepergian Ha Na. Dia memberikan baju itu pada Ha Na dan menyuruh Ha Na membuangnya kalau tidak mau menerimanya. Ha Na tetap menolaknya. Dia pun mau pergi, tapi Joon lagi2 menahannya.
“Apa yang mau kau lakukan tentang kita? Benar. Kita tidak bisa jadi teman karena level kita berbeda. Kita tidak bisa bersenang2 karena kau sangat membosankan. Kau bukan seseorang yang mempesona yang bisa aku pamerkan. Jadi apa yang harus kulakukan terhadapmu?”
“Apa maksudmu? Apa kau menyukaiku?”
Tebakan Ha Na tepat. Joon memang mulai menyukai Ha Na tapi dia tidak mau mengakuinya. Joon pun beranjak pergi, tapi dia kembali lagi karena Ha Na tidak beranjak dari tempatnya. Tiba2, ponsel Joon berbunyi. Telepon dari Jo Soo. Jo Soo memberitahu kalau ada masalah dgn pemotretan. Ha Na pamit pergi, tapi Joon menyuruh Ha Na menunggunya.
Di kamarnya, Ha Na menunggu Joon sambil melihat baju yang dibelikan Joon. Ia pun akhirnya berpindah tempat, menunggu Joon di lobby.
Di jalan, Jo Soo tanya apa Joon tahu tempat tinggal Ha Na? Jo Soo memberikan cincin milik Ha Na pada Joon. Cincin itu ditemukan petugas laundry saat mencuci baju Ha Na. Sesampainya di hotel Ha Na, Joon meminta cincin itu dari Jo Soo. Ia bilang kalau akan mengembalikannya sendiri pada Ha Na. Jo Soo menyuruh Joon istirahat di mobil karena Joon tampak lelah. Namun Joon kekeuh mau mengembalikan cincin itu sendiri. Jo Soo menebak kalau Joon menyukai Ha Na. Joon gelagapan.
"Lihatlah. Kau bahkan tau tempat tinggalnya. Apa yang terjadi? Ini tidak seperti dirimu? Dia terlihat seperti gadis polos." ucap Jo Soo.
"Apa yang kau bicarakan?" tanya Joon.
"Jadi kau serius dengannya?" tanya Jo Soo.
"Bisakah kau membandingkan kakinya yang kurus itu dengan gadis2 yang aku kenal? Aku hanya bermain2 dengannya. Dia gadis yg naif, gampangan, dan dia mendengarkan apa yang kubicarakan. Dan kau tidak tahu bagaimana lambannya dia." jawab Joon.
Joon gak sadar ada Ha Na dibelakangnya.
"Maaf kalau aku lamban dan dangkal." ucap Ha Na, membuat Joon kaget.
"Aku mungkin gadis gampangan, tapi aku tidak bisa bermain2 denganmu. Aku memang naif. Aku menunggumu karena aku pikir kau akan minta maaf. Kau bilang kau bisa memilih siapapun yang kau sukai dalam 3 detik kan? Itu tidak akan terjadi padaku. Karena aku tidak mau melihatmu dalam waktu lebih dari satu detik." ucap Ha Na , lalu masuk ke dalam. Ha Na tampak sedih. Joon juga sedih.
"Brengsek!" ucap Ha Na sambil berjalan ke dalam. Tae Sung keluar dari lift. Mereka bertemu. Ia tanya ada apa saat melihat wajah Ha Na yg sedih. Ha Na bilang tidak apa2 dan mencoba tersenyum. Tae Sung pun mengantarkan Ha Na ke kamar. Joon memandangi kepergian Ha Na dengan sedih.
Joon sedang melalukan pemotretan di salju berlian. Jo Soo melihat foto2 Ha Na di kamera Joon. Joon bilang kalau itu suatu kesalahan dan menyuruh Jo Soo menghapus foto2 itu.
Joon dan Jo Soo sudah sampai di Korea. Fotonya sudah jadi banner besar. Dalam perjalanan, Joon tanya siapa yang akan jadi model mereka besok. Jo Soo bilang kalau model mereka adalah seorang aktris menyebalkan bernama Lee Sae Yoon. Joon tanya apa aktris itu lebih menyebalkan daripada dia. Jo Soo bilang itu tidak mungkin, dan memuji kesuksesan Joon.
Ha Na sedang dalam perjalanan bersama Tae Sung. Sepertinya mereka akan pergi ke suatu tempat selama beberapa hari.
In Ha sudah kembali ke Korea. Dia masuk ke rumahnya yg sepi. Bersamaan dengan itu, Joon pergi ke rumah ibunya. Ia melihat ada beberapa botol alkohol di meja makan. "Kenapa ada alkohol di sini!" tanyanya. Sang ibu datang bersama beberapa koleganya. Setelah koleganya pergi, sang ibu menjelaskan kalau alkohol itu sengaja dikeluarkannya untuk menjamu koleganya.
"Apa kau masih tidak percaya kalau ibumu ini sudah berhenti minum?" tanya ibu Joon.
Joon diam saja. Sang ibu menyuruhnya duduk.
"Kau mencemaskan ibumu ini, tapi kau tidak pulang beberapa hari." ucap sang ibu.
"Aku sibuk." jawab Joon.
"Kalau begitu bekerjalah di perusahaanku, aku ingin pensiun." pinta sang ibu.
"Tidak, Bu. Oya, aku berencana pindah ke apartemen dekat studioku." ucap Joon.
"Tidak boleh. Kau tidak boleh pindah. Kau tidak pernah pulang selama kau bersekolah di luar negeri." jawab sang ibu.
Joon diam saja.
"Telepon ayahmu. Kudengar dia sudah kembali ke Korea setelah pamerannya di Jepang selesai. Dia sangat ingin bertemu denganmu." suruh sang ibu.
"Aku sibuk." jawab Joon.
"Telpon ayahmu. Ajaklah dia makan malam." pinta sang ibu.
"Jadi ini alasan ibu melarangku pindah. Agar ibu bisa melihat ayah setiap hari?" tanya Joon dingin.
"Joon!"
Joon menghela napas, lalu pergi meninggalkan ibunya.
Di rumah sakit, Dong Wook dapat telepon dari Chang Mo. Chang Mo mengingatkan Dong Wook untuk datang ke acara Grand Opening-nya. Dong Wook tanya bagaimana dengan In Ha. Chang Mo bilang akan menelpon In Ha dan Hye Jung. Sementara itu Hye Jung sedang rapat bersama para stafnya. Chang Mo menelpon Hye Jung. Hye Jung, dia adalah ibu Joon!! Selesai menelpon Hye Jung, Chang Mo menelpon In Ha. Saat itu, In Ha sedang melukis ditemani lagu2 jadul. Chang Mo menyuruh In Ha datang ke Grand Opening-nya. Chang Mo lalu tanya apa In Ha masih sering memikirkan Yoon Hee. Wajah In Ha seketika berubah. Chang Mo bilang kalau ia mendengar Yoon Hee meninggal di Amerika. In Ha berbohong dengan bilang kalau dia tak pernah lagi memikirkan Yoon Hee. Chang Mo mengerti dan menutup teleponnya.
"Apa aku harus cerita padanya? Dia ada di Korea." ucap Chang Mo.
(Waaaah, Chang Mo tahu Yoon Hee masih hidup dan ada di Korea, tapi ngebohongin In Ha).
In Ha teringat masa lalunya dengan Yoon Hee.
Ha Na sedang mencari tempat tinggal. Ia menemukan satu, tapi tak suka dengan harganya. Tae Sung terpaksa meninggalkan Ha Na karena ada keperluan lain. Ha Na melihat ada banner yang menampilkan seorang model dgn latar belakang salju berlian. Ha Na pun bergumam kalau seharusnya dia pergi melihat salju berlian dgn Tae Sung. Ternyata cinta pertama Ha Na adalah Tae Sung. Tae Sung dan Ha Na berjalan2 keluar. Ada seorang gadis yang membagi2kan flyer. Ternyata flyer itu bergambar dirinya. Ha Na marah dan mencari alamat studio Joon, tapi urung dilakukan. Namun saat melihat orang2 menginjak flyer dirinya, dia ngamuk.
Joon ada di studionya, lagi memfoto seorang artis. Si artis ngambek karena sesi fotonya terlalu lama. Ia menyuruh manajernya berdialog dgn Jo Soo. Jo Soo meminta waktu setengah jam lagi, tapi manajer tak mau tahu. Joon akhirnya turun tangan, 10 menit saja. Joon mengambil foto artis menyebalkan itu hanya sekali jepret. Si artis bengong. Ia protes pada manajernya karena takut hasil fotonya jelek. Si manajer melobi Jo Soo. Jo Soo meminta waktu 30 menit.
Ha Na datang ke studio Joon. Ia masuk ke dalam studio sambil marah2. "Hey! Seo Joon!" teriaknya. Tapi yang dimasuki Ha Na bukan studio Joon, tapi kafe. Ha Na pun meminta maaf dan pergi keluar dengan malu. Ia lalu melihat papan nama yang ada di luar. Ya, alamatnya sudah benar. Si pelayan kafe menemui Ha Na dan memberitahu kalau studio Joon ada lantai dasar.
Ia juga bilang kalau Ha Na bukan org pertama yg datang sambil marah2 mencari Joon. Si pelayan mengantar Ha Na ke studio Joon, tapi Joon gak ada di sana. Si pelayan balik lagi dan tanya apa masalah Ha Na dgn Joon. Ha Na pun menceritakan masalahnya. Keduanya lantas berencana mengerjai Joon.
Jo Soo memuji2 Joon yang sangat berbakat. Over pede Joon kumat. Dia sibuk membanggakan dirinya sendiri. Akhirnya mereka kembali ke studio. Dalam perjalanan, Jo Soo tanya darimana Joon mendapatkan ide soal salju berlian. Joon bilang kalau Jo Soo gak perlu tahu. Jo Soo bilang soal mitos dua orang yang akan saling jatuh cinta kalau melihat salju berlian bersama2. Ia membujuk Joon untuk memasukkan kalimat itu dalam iklannya. Joon bilang kalau itu bukan cinta. Jo Soo pun menebak kalau Joon pergi ke sana dgn Ha Na. Joon langsung marah mendengar ucapan Jo Soo.
Ha Na menunggu Joon sampe ketiduran. Ia lalu berkeliling melihat tanaman yg mulai layu. Ha Na menemukan sebuah rumah. Ia masuk ke dalam. Rumah itu sangat berantakan. Tiba2, ada suara. Ha Na kaget melihat seorang laki2 tidur di sofa. Laki2 tiba2 menarik Ha Na ke pelukannya. Ha Na menjerit. Joon dan Jo Soo yang baru tiba mendengar jeritan Ha Na. Pelayan memberitahu Joon ada yg mencarinya.
Laki2 itu bangun dan kaget melihat Ha Na di pelukannya. "Siapa kau?" tanya laki2 itu pada Ha Na. Joon masuk ke dalam. Ha Na yg melihat Joon langsung menunjuk Joon sambil berseru, KAU! Joon juga melakukan hal yang sama. Laki2 itu heran melihat kelakuan Ha Na. Ia memegang dahi Ha Na. "Apa kau sakit?" tanyanya. Ha Na menghempaskan tangan laki2 itu, membuat keduanya kembali jatuh ke sofa. Joon pun langsung menarik Ha Na. Keduanya kini berdiri berhadapan.
BERSAMBUNG
0 Comments:
Post a Comment