Unknown Woman Ep 10 Part 2

Sebelumnya...


Ji Won dan Hae Joo serta Moo Yeol, Ga Ya dan Ma Ya berdiri di depan pintu, menyambut kedatangan Do Chi. Do Chi merasa malu disambut seperti itu. Do Chi berterima kasih sudah diundang dan meminta maaf karena tidak membawa apa-apa. Do Chi beralasan, ia datang terburu-buru. Hae Joo berkata, bahwa Do Chi tidak perlu merasa tidak enak tidak membawa apa-apa karena mereka keluarga.

Do Chi tertawa, kau benar-benar seorang ibu. Kau tambah cantik.

Do Chi lalu menyapa Moo Yeol dan menanyakan Do Young.

Tak lama kemudian, Do Young keluar dan langsung menyuruh Do Chi ke meja makan.

"Appa." ucap Ma Ya.


"Benar juga, kalian harus memperkenalkan diri." jawab Moo Yeol, lalu memperkenalkan kedua anaknya.

"Jageun abeoji, anyyeong haseyo." ucap Ga Ya dan Ma Ya, lalu memeluk Do Chi.

"Jaegeun abeoji?" Do Chi lalu tertawa.

Mereka lalu sarapan bersama. Do Young mengucapkan selamat ulang tahun pada Do Chi. Do Chi senang. Hae Joo mengucapkan selamat sudah menjadi duta perusahaan pada Do Chi dan mendoakan yang terbaik untuk Do Chi.

Do Chi : Ini semua berkat ayahmu.

Do Young : Gunakan ini sebagai batu pijakan untuk menguatkan posisimu di industri hiburan.


Do Chi tersentuh. Ia tak sadar niat sebenarnya sang kakak menjadikannya model Grup Wid agar ia tak berpikiran bergabung dalam manajemen perusahaan. Do Chi juga mengaku kesepian selama ini.

Hae Joo : Geojitmal, koran bilang paman menikmati percintaan dengan Han So Ra.

Ji Won : Kenapa kau hanya datang sendiri? Segera lah menikah. Karena pacarmu juga bekerja di industri yang sama denganmu, dia akan memahami gosip-gosip yang kau punya dengan karirmu.

Do Young setuju ucapan Ji Won. Ia juga mengaku cemas kalau tiba-tiba ada wanita asing menempelin Do Chi.

Do Chi tertawa. Ia berkata, mereka tidak perlu cemas karena dirinya tidak pernah punya masalah dengan wanita selama ini.


Ponsel Do Chi berdering. Do Chi pun minta izin untuk menjawab teleponnya dan langsung ke ruang tengah.

Telepon dari Jang Goo yang memberitahunya bahwa ada seorang wanita yang menuntutnya karena pelecehan seksual. Sontak Do Chi kaget. Do Chi pun berkata, akan segera datang.


Usai bicara dengan Jang Goo, Do Chi pun pamit pada kakaknya. Ia mengaku ada urusan penting dan harus segera pergi.

Do Young curiga Do Chi bikin masalah lagi. Ia lantas menyuruh Moo Yeol mencari tahu.


Hae Joo tersinggung Moo Yeol disuruh-suruh. Ia juga membahas tentang ayahnya yang hanya mengangkat Moo Yeol menjadi direktur cabang.

Do Young menjelaskan, meski Wid adalah perusahaan mereka tapi ada aturan dan standar terkait kenaikan jabatan.

Hae Joo : Apa aturan dan standar itu? Jika Moo Yeol anak kandung ayah, ayah pasti tidak akan berbuat seperti itu.

Ji Won : Beraninya kau bicara seperti itu pada ayahmu!

Hae Joo : Ibu seharusnya menasehati ayah, bukan membelanya!


Moo Yeol : Yeobo, cukup!

Moo Yeol pun meminta maaf pada Do Young dan menarik Hae Joo keluar dari ruang makan.


Do Young pun menyesal karena terlalu memanjakan Hae Joo selama ini hingga sikap Hae Joo jadi seperti itu.


Di kamar, Moo Yeol memarahi Hae Joo. Moo Yeol menyebut Hae Joo sudah membuatnya berada di posisi yang sulit. Hae Joo membela diri. Ia berkata, hanya bicara apa adanya.

Moo Yeol : Kejujuran tanpa pertimbangan, sudah seperti memberikan pedang ke seorang anak. Kau tahu betapa bahayanya itu?

Hae Joo marah dan membawa-bawa nama Yeo Ri. Ia menuding Moo Yeol menyesal menikah dengannya karena ia tidak seperti Yeo Ri yang lemah lembut dan memahami Moo Yeol.


Kesal, Moo Yeol memilih pergi tapi Hae Joo langsung memeluknya. Hae Joo beralasan itu karena dia terlalu mencintai Moo Yeol, hingga ia cemburu pada Yeo Ri yang sudah 'meninggal'.


Ae Nok dan Yeol Mae mendapatkan kiriman makanan. Dari baunya, Ae Nok sudah tahu isinya galbi, gulbi dan sannakji. Serta ada ginseng liar juga.

Yeol Mae kaget ibunya bisa tahu hanya dengan mencium aromanya saja.


Tak lama kemudian, ponsel Ae Nok berdering. Telepon dari Ji Won yang menanyakan apakah kirimannya sudah diterima. Ji Won mengaku, sengaja mengirim semua itu sebagai permintaan maafnya atas sikap Hae Joo. Ae Nok langsung sok manis. Ia berkata, mengerti kenapa Hae Joo marah padanya.

Setelah Ae Nok menutup teleponnya, Yeol Mae langsung mengatai ibunya palsu.

Sementara Ji Won mencibir Ae Nok. Ia menyebut Ae Nok sebagai wanita menyedihkan.


Do Chi pulang. Jang Goo langsung memarahi Do Chi. Do Chi berusaha mengingat-ingat kejadian semalam. Tapi ia hanya mengingat dirinya yang pusing dan tau-tau sudah berakhir di kamar hotel keesokan paginya.

Jang Goo panic, ia takut kontrak Do Chi dengan Grup Wid akan batal jika Grup Wid mengetahui hal itu.


Pacar Seol menuju makam Seol sambil mengingat-ingat permintaan Yeo Ri tadi malam.


Sampai disana, dia melihat Yeo Ri berdiri di depan makam Seol.

Yeo Ri : Yoon Seol-ssi, aku datang lagi. Kemarin aku bertemu tunanganmu. Kurasa aku membuat lukanya terbuka kembali. Aku merasa tidak enak padanya dan padamu juga, tapi aku tidak bisa menyerah. Perbuatan orang-orang itu padaku. Rasa sakit yang kualami. Aku mau membalas dendam. Setelah itu, aku akan menerima hukumannya.


Si dokter mendekati Yeo Ri.

Tak lama berselang, ponsel Yeo Ri berdering dan Yeo Ri langsung pergi.


Yeo Ri celingukan. Langkahnya berhenti di depan sebuah mobil.

Seorang pria keluar dari gedung dan memarahi Yeo Ri yang parkir sembarangan. Pria itu lalu menyuruh Yeo Ri memindahkan mobil dan beranjak pergi.

Yeo Ri pun bingung karena itu bukan mobilnya tapi saat melihat kartu namanya yang tergeletak di dashboard mobil, barulah ia paham apa yang terjadi.


Tak lama, Jang Goo datang. Yeo Ri menjelaskan masalahnya. Jang Goo minta maaf. Yeo Ri beranjak pergi, tapi Jang Goo memanggil Yeo Ri lagi.

Jang Goo : Kau bilang kau pengacara, kan?


Yeo Ri pun mengajak Jang Goo ke kantornya. Jang Goo menceritakan masalahnya. Yeo Ri mengerti dan meminta nomor wanita yang menuntut Do Chi.

Jang Goo pun berkata akan segera memberikannya. Ia juga meminta Yeo Ri tidak mengatakan masalah itu pada siapa pun. Ia berkata, karir mereka akan berakhir jika orang-orang tahu.


Setelah Jang Goo pergi, pacar Seol datang.

"Ayah Seol yang memberikan alamat kantormu. Seol ku juga ingin kantor seperti ini. Biar kupastikan satu hal. Kau tidak akan menyesalinya?"

Yeo Ri mengangguk.


Hae Joo sedang bicara dengan Moo Yeol lewat telepon.

Hae Joo : Kau sudah sampai? Aku tidak suka aroma bunga. Pilih lah aroma kayu-kayuan.


Moo Yeol sendiri ada di toko parfum. Ia berniat membelikan parfum untuk Hae Joo.

Saat menunggu parfumnya dibungkus, Moo Yeol melihat Yeo Ri melintas.


Moo Yeol pun langsung mengejar Yeo Ri. Tapi Yeo Ri keburu pergi.

Sementara itu, Yeo Ri tersenyum melihat Moo Yeol mengejarnya.

Moo Yeol pun langsung naik mobilnya dan mengejar Yeo Ri.


Tuan Jung datang membawa lukisan itu. Ji Won langsung mengajaknya naik ke atas.

Ji Won terkejut saat Tuan Jung mengatakan hanya ada sidik jari Ji Won dan Hae Joo di lukisan itu.

Ia pun heran dan bertanya-tanya, bagaimana bisa tidak ada sidik jari si pelukis disana.

Ji Won lalu membaca tulisan di lukisan itu.

"Ombak besar akan datang."

Tak lama kemudian, Ji Won curiga kalau Yeo Ri masih hidup.


Moo Yeol melihat Yeo Ri masuk ke sebuah bar. Moo Yeol mengikutinya dan celingukan mencari Yeo Ri tanpa menyadari, Yeo Ri ada di atas panggung.

Yeo Ri menutupi wajahnya dengan topi. Saat Moo Yeol tengah sibuk celingukan mencarinya, ia pun melemparkan topinya ke kaki Moo Yeol.

Moo Yeol memungut topi itu dan melihat ke arah Yeo Ri.

Yeo Ri mulai bernyanyi. Moo Yeol terkejut.


Bersambung................

0 Comments:

Post a Comment