Skip to main content

Babel Ep 6 Part 2

Sebelumnya...


Woo Hyuk mengajak Jung Won minum teh. Jung Won menatap lirih Woo Hyuk yang sedang meracikkan teh untuknya.


"Aromanya enak sekali, apa nama teh ini?" tanya Jung Won.

"Teh jeruk sukade. Jeruk sukade dibelah dan dicampur jelai, lalu dikukus dan dijemur 9 kali." jawab Woo Hyuk.

"Pantas saja teh nya beraroma jeruk. Luar biasa. Dua hal yang sangat berbeda dipertemukan, ternyata dapat saling melengkapi." ucap Jung Won.

"Kemarin, aku minta maaf. Aku ingin istirahat karena ada masalah yang rumit, tapi tak bisa kukatakan karena takut kau khawatir." jawab Woo Hyuk.

"Tak apa. Ada kalanya perlu menyembunyikan kebenaran melawan kata hati." ucap Jung Won.

Jung Won lalu menuangkan teh jeruknya ke cangkir Woo Hyuk.


Setelah itu, Jung Won dan Woo Hyuk jalan-jalan di sekitar kuil.


Woo Hyuk tersenyum melihat Jung Won berdoa.

Woo Hyuk : Apa permohonanmu?

Jung Won : Rahasia.

Woo Hyuk : Aku jadi penasaran. Cepat katakan.

Jung Won : Woo Hyuk tak menderita gara-gara aku tapi mendapatkan kedamaian.


Woo Hyuk dan Jung Won kembali berjalan.

Tanpa mereka sadari, mereka berjalan melewati asisten Min Ho.


Tim Woo Hyuk sedang rapat dipimpin Jaksa Kepala. Jaksa Kepala menanyakan kamera CCTV di lokasi kejadian. Kepala Jang mengaku, mereka masih memeriksanya.

Sontak Jaksa Kepala marah dengan kerja lamban Kepala Jang.

Jaksa Kepala lantas menyuruh Kepala Jang mengecek siapa-siapa aja pegawai Geosan yang masih berada di kantor dari jam satu hingga tiga pagi.

Staff perempuan berkacamata menyahut, kalau mereka sudah diperiksa.

Jaksa Kepala : Maka laporkan padaku.

Staff perempuan : Kemarin kami sudah melaporkannya.

Jaksa Kepala : Maka beritahu aku.

Staff perempuan : Kemarin kami juga sudah memberitahumu.

Jaksa Kepala kemudian menyuruh mereka menyelidiki kasus Min Ho dari awal lagi. Detektif Lee pun berkata, bahwa semua bukti mengarah pada Soo Ho.

Jaksa Kepala marah.

"Setiap orang di lokasi pembunuhan."


"Jaksa Kepala, apa ada metode penyelidikan mencari pelaku yang tak di lokasi kejadian?" tanya staff perempuan berkacamata.

"Bagaimana penanganan kasus Jo Seung Hee? Kami masih belum mengetahui lokasinya." ucap Deok Bae.

"Jo Seung Hee?" tanya Jaksa Kepala.

"Dia istri kapten helikopter yang menghilang." jawab Manajer.

"Kenapa dengan kasusnya?" tanya Jaksa Kepala.

"Katanya kecelakaan helikopter dan kematian Tae Min Ho berkaitan..." jawab Manajer Oh.

"Kata siapa! Cha Woo Hyuk?" tanya Jaksa Kepala, marah.


Jaksa Kepala lalu memberi perintah untuk menyelesaikan kasus Min Ho dalam sebulan. Ia juga meminta tim Woo Hyuk untuk fokus pada kasus Min Ho saja.

*Jadi siapa mata2 di kejaksaan? Kedua staff berkacamata? Atau Jaksa Kepala?


Nyonya Shin masih menunggui Soo Ho di RS.


Tak lama kemudian, ia keluar dan masuk ke kamar suaminya.

Nyonya Shin : Berbaring seperti ini, apa kau merasa nyaman? Apa kau tahu apa yang terjadi pada Soo Ho kita? Tak tahu? Kenapa tidak tahu? Kau harus melakukan apapun keinginanmu.

Di dunia kau yang paling penting. Kau orang yang egois. Setelah hidup seperti itu, apa yang tersisa? Kondisimu menyedihkan dan Min Ho kesayanganmu sudah mati. Soo Ho neun, uri Soo Ho...

Tangis Nyonya Shin pecah.

Nyonya Shin lalu menenangkan dirinya dan menatap marah suaminya. Setelah itu, ia mencabut selang oksigen suaminya.

Bersamaan dengan itu, Yoo Ra menuju kamar ayahnya.


Yoo Ra masuk kamar ayahnya dan mendapati ibunya disana.

Sang ibu menoleh. Selang Pimpinan Tae sudah kembali terpasang.

Yoo Ra memberitahu ibunya bahwa ia akan bergabung dengan tim hukum Geosan.

Nyonya Shin langsung memeluk Yoo Ran dan memuji keputusan Yoo Ra.

Yoo Ra beranjak keluar. Diluar, dia bertemu pamannya.

Yoo Ra : Samchoon...


Nyonya Shin menatap tajam suaminya.

Nyonya Shin : Perhatikan baik-baik apa yang akan kulakukan. Akan kukembalikan semua seperti semula. Sampai Soo Ho bangun, kau cukup bernafas saja.


Diluar, Yoo Ra melarang pamannya mengganggu Woo Hyuk. Sang paman pura-pura tidak tahu apa maksud Yoo Ra. Yoo Ra pun mengaku kalau ia mendengar sendiri apa yang ibunya katakan pada pamannya.

Yoo Ra : Kalau paman salah langkah, ibu, paman dan bahkan Geosan akan dalam bahaya. Jangan lakukan apapun sampai kuberitahu. Aku akan berusaha membujuk ibu.

Hyeong Cheol : Tapi tetap saja...

Yoo Ra : Samchoon.

Hyeong Cheol : Baiklah, kau benar. Aku akan mengurusnya.


Setelah itu, Hyeong Cheol ke kamar Pimpinan Tae, menemui Nyonya Shin.

"Dia bilang apa?" tanya Nyonya Shin.

"Sesuai dugaanmu, dia melarangku mengusik Jaksa Cha. Lalu kukatakan sesuai instruksimu." jawab Hyeong Cheol.


Kepala Jang menemui Woo Hyuk. Kepala Jang berkata, Geosan cukup kuat dan tak ada Woo Hyuk, situasi jadi kacau. Kepala Jang cemas, ia takut kalau begini terus, mereka berujung menangkap orang yang tidak bersalah.

Woo Hyuk : Soal mata-mata bagaimana?

Kepala Jang : Seperti pepatah lama, menangkap pencuri hanya bisa dari depan, bukan dari belakang. Aku periksa keluar masuk setiap staf pada hari itu tapi tak ada yang janggal. Kau yakin ada mata-mata?


Woo Hyuk : Aku yakin. Kita beri waktu lagi. Aku tahu ini sulit tapi tetaplah semangat.

Kepala Jang : Apa sulitnya? Aku merasa bersalah mencurigai anggota kita.


Sekarang, Kepala Jang sudah pergi. Woo Hyuk duduk sendirian menatap USB itu.


Woo Hyuk sudah berada di apartemen Young Eun sekarang. Ia sedang menatap lukisan mengerikan milik Young Eun.

Young Eun : Karya Goya, Saturnus Memangsa Anaknya Sendiri. Kau suka?

Woo Hyuk : Aneh sekali.


Woo Hyuk lalu duduk di depan Young Eun.

Young Eun : Tak kusangka pandanganmu sempit. Kalau kau ubah perspektifnya, akan tampak berbeda. Berapa harganya dan seberapa besar orang menginginkannya. Kau mau wine?

Woo Hyuk : Tidak mau.

Young Eun : Kau mungkin datang bukan untuk melihat lukisannya.

Woo Hyuk : Aku mau bertanya.

Young Eun : Kau bukan jaksa yang bertugas lagi.

Woo Hyuk : Kau menyuruh orang mengikutiku?


Woo Hyuk lantas memperlihatkan USB itu.

Woo Hyuk : Untuk ini?

Wajah Young Eun langsung berubah melihat USB itu tapi dia masih bertingkah seolah tidak tahu apa isi USB itu.

Woo Hyuk berkata, USB itu adalah bukti penting bahwa Soo Ho lah pelaku pembunuhan Min Ho.

Young Eun pura-pura tak tahu isinya. Woo Hyuk berkata, bahwa Young Eun juga memiliki motif membunuh Min Ho.


Young Eun tambah gugup. Ia lalu bangkit dari duduknya dan berdiri menjauhi Woo Hyuk.

Woo Hyuk : Kau sudah tahu isinya, kan? Siapa yang membuat ini?

Young Eun : Jika kukatakan, kau bisa memberikannya padaku?

Woo Hyuk : Hanya jika kau berkata jujur.


Young Eun lalu menenggak wine nya. Setelah itu, ia memulai ceritanya.

Young Eun : Itu milik Min Ho. Dia yang terburuk. Orang yang hanya tertarik pada narkoba dan wanita. Lucunya, semua orang tahu tapi semuanya diam. Semuanya pura-pura tak tahu.

Flashback...



Min Ho melihat Young Eun menangis. Min Ho lantas mendekati Young Eun dan menghapus tangis Young Eun.

Young Eun : Min Ho, dia pandai menghibur orang lain. Dan dia bilang hanya akan mencintaiku selamanya. Jung Won hanya boneka untuk menunjukkan dia tak tertarik menjadi ahli waris.



Min Ho kemudian meniduri Young Eun.

Usai meniduri Young Eun, Min Ho pergi dan Young Eun sengaja menaruh antingnya di tempat tidur agar Jung Won tahu.


Young Eun lalu melihat Min Ho pergi bersama Jung Won.



Min Ho kemudian menunjukkan video panas mereka. Young Eun terkejut melihatnya.

Flashback end...


Young Eun : Itu semua hanya khayalanku. Yang diinginkannya bukan aku, tapi saham Geosan milikku. Pada waktunya, aku akan menyerahkan sahamku padanya sebagai imbalan USB itu.

Woo Hyuk : Lalu kenapa ada pada Tae Soo Ho?

Young Eun : Aku tak tahu soal itu. Aku tak pernah bermimpi darimana asalnya.

Woo Hyuk : Soal hubungan kalian, apa ada yang tahu?

Flashback...



Jung Won masuk ke kamarnya. Ia duduk di ranjangnya. Kemudian, ia mengambil sebuah naskah di tasnya tapi tanpa sengaja ia menjatuhkan naskahnya.

Saat hendak mengambil naskahnya, ia menemukan anting Young Eun yang lain di bawah tempat tidur.

Jung Won kemudian beranjak ke mejanya. Ia membuka laci, kemudian mengeluarkan sebuah kotak perhiasan dan menyimpan anting Young Eun di sana. Tak hanya anting itu, tapi beberapa anting Young Eun yang lain juga ada di sana.


Dan kini, kotak perhiasan itu sudah ada di kamarnya. Young Eun membuka kotaknya dan tersenyum melihat semua antingnya.

Flashback end...


Young Eun tidak menyangka Jung Won mampu bertahan.

Young Eun lantas kembali duduk di depan Woo Hyuk.

Woo Hyuk : Hubungan kalian, menjijikkan.

Young Eun : Terserah kau mau bilang apa. Apa aku sudah keluar dari daftar tersangka?

Woo Hyuk : Hal ini tidak berarti kecurigaan kami hilang padamu.

Young Eun : Menurutku aneh. Kenapa hanya aku tersangka dari hal ini? Jung Won bagaimana? Mungkin keinginan dia membunuh Min Ho lebih besar daripada aku.


Young Eun lantas mau mengambil USB nya. Tapi Woo Hyuk langsung menghancurkan USB itu. Ia memukul USB itu dengan asbak.

Young Eun sontak kaget.


Woo Hyuk berjalan gontai menyusuri jalanan.


Ia lantas kembali ke rumahnya dan mengambil dua kaleng bir dari dalam kulkas.

Woo Hyuk meminum bir nya dalam sekali teguk. Saat mau meminum kaleng kedua, Jae Il menghubunginya.


Jae Il heran teleponnya tidak dijawab.

Sementara Mi Sun yang sedang menyusun laporan keuangannya pun heran kenapa ia selalu salah menghitung angkanya.

Jae Il berkata, itu karena hati Mi Sun lagi terdistorsi.


Mi Sun kesal. Ia lalu berdiri di depan Jae Il dan berpose.

Mi Sun : Kau merasakan sesuatu?

Jae Il : Haruskah aku merasakan sesuatu?

Mi Sun : Kau melihat kecantikam, tapi tak bisa merasakan apapun. Yang terdistorsi itu matamu.

Jae Il : Mata?

Jae Il kemudian mengomeli Mi Sun karena bicara banmal padanya.

Mi Sun berkata, Jae Il juga boleh bicara banmal padanya.


Tapi Jae Il kemudian tertawa. Mi Sun penasaran kenapa Jae Il tertawa. Jae Il pun berkata, ada cabe di gigi Mi Sun. Mi Sun kaget. Tapi kemudian, Jae Il mengaku dia hanya bercanda.

Jae Il lantas membantu Mi Sun membuat laporan keuangan.


Jung Won yang lagi mencuci piring, tersenyum melihat keakraban Mi Sun dan Jae Il.


Setelah itu ia teringat kata-kata Woo Hyuk yang meminta dirinya untuk bersandar padanya.

Senyum Jung Won langsung menghilang.


Sekarang, Yoo Ra dan Pengacara Kwon sudah berada di ruangan tim hukum Geosan.

Yoo Ra bertanya, apa strategi mereka untuk membuktikan Soo Ho tidak bersalah.

Salah satu kuasa hukum Geosan berkata, kalau kasus ini sampai ke Mahkamah Agung, mereka akan diuntungkan. Tapi masalahnya adalah opini publik.

"Jika kita terus menekan media sambil mengulur waktu, semuanya akan mereda."

Yoo Ra : Apa itu jawabanmu atas pertanyaanku?

Yoo Ra lalu menanyakan pendapat yang lain. Tapi tak ada satu pun yang bisa menjawab. Yoo Ra mengulangi pertanyaannya. Tetap saja, tak ada yang bisa menjawab.

Yoo Ra : Cukup untuk hari ini. Semuanya keluar!

"Tapi..." protes tim hukum Geosan.

"Haruskah kuulangi lagi?" tanya Yoo Ra.

Tim hukum Geosan tak punya pilihan lain selain pergi.


Setelah mereka pergi, Yoo Ra memberikan daftar pengacara, mantan hakim dan petahana pada Pengacara Kwon.

Yoo Ra : Pilih yang kompatibel menurutmu. Mulai hari ini, kau ketua tim.


Soo Ho sudah mulai siuman. Dokter sedang memeriksanya.

Nyonya Shin bertanya, apa Soo Ho bisa pulih seperti sedia kala. Dokter berkata akan mengusahakannya.


Nyonya Shin lalu membelai Soo Ho.

Nyonya Shin : Tak apa, kita akan mulai lagi dari awal secara perlahan. Jika kau diam saja dan menurut pada ibu, semuanya akan baik-baik saja.


Nyonya Shin lalu beranjak keluar dan menghubungi seseorang.

Nyonya Shin : Laksanakan rencana kita pada Cha Woo Hyuk.

Bersambung ke part 3.......

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 23 Part 1

Sebelumnya.... Hae Gang masih belum siuman. Diluar, Jin Eon terus berteriak ingin kembali dengan Hae Gang. Di dalam, Hae Gang mulai sadar. Jin Eon terus berteriak, memohon agar Hae Gang mau memberinya satu kesempatan lagi. Baek Seok yang sudah tidak bisa menahan dirinya lagi pun langsung mencengkram kerah baju Jin Eon. “Bagaimana bisa begitu mudah bagimu? Bagaimana mungkin cinta sesederhana itu bagimu? Apa? Kau ingin kembali? Bagaimana caranya kau kembali? Dia ditikam setelah menemukan jalan pulangnya! Di depan mataku, dia hampir mati! Baik kau dan aku tidak memiliki tempat untuk kembali. Kau lah satu2nya orang yang mendorongnya ke jurang! Kau orang yang mendorongnya ke jurang sebanyak dua kali! Kau mencampakkannya! Setelah kau mencampakannya, kenapa? Kenapa sekarang, setelah semua yang terjadi? Tidak ada ingatan tentangmu selama 4 tahun ini! Kenapa? Kau membuatku mencintainya, lalu kenapa? Saat cintaku begitu sulit… saat aku mencintaimu, membuatku bahkan tidak bernapas…” ucap...