Unknown Woman Ep 18 part 1

Sebelumnya...


Moo Yeol menatap tajam Hae Joo begitu sampai di rumah. Lalu, Moo Yeol menyapa Ji Won dan pamit ke atas.

Hae Joo : Aku harus mengambil kamera tersembunyi sebelum dia menyadarinya.

Ji Won mengangguk.


Hae Joo bergegas ke mobil Moo Yeol. Ia mengambil kamera tersembunyi dan menggantinya dengan yang baru.


Setelah itu, ia buru-buru masuk ke dalam dan memberikan kamera tersembunyi itu pada Ji Won.

Hae Joo : Ibu, aku meletakkan pengharum udara di tempatnya. Tolong periksa lah video disini.


Do Chi meminta penjelasan So Ra, kenapa So Ra ada di hotel itu bersama pria lain dan bukannya keluar negeri.

So Ra balik bertanya, kenapa Do Chi ada di hotel itu. So Ra bilang, tempat itu sangat tinggi.

Do Chi : Maksudmu kau kesini karena tahu aku tidak bisa kesini!

Pria itu ingin bicara, tapi dihentikan Do Chi.


Yeo Ri menatap kesal So Ra.


Sementara So Ra berusaha menjelaskan, kalau ia tiba-tiba ada jadwal pemotretan jadi membatalkan perjalanannya keluar negeri dan pria itu hanya kenalannya.

So Ra meyakinkan Do Chi kalau ia dan pria itu hanya datang untuk makan saja dan ia memilih tempat itu karena restorannya sangat terkenal.

So Ra memegang lengan Do Chi. Do Chi tidak percaya dan sedikit mendorong So Ra agar menjauh darinya. Saat itulah, kunci kamar hotel yang dipesan So Ra dan pria itu jatuh.

So Ra panic. Sementara Do Chi mengerti apa yang terjadi setelah melihat kunci itu.

Do Chi beranjak pergi dengan wajah kecewa.


Yeo Ri menyusul Do Chi. Do Chi meminta Yeo Ri tidak mengganggunya kecuali kalau Yeo Ri merasa itu menarik.


Sekarang, So Ra melabrak Yeo Ri. Ia bertanya alasann Yeo Ri selalu menempel pada Do Chi.

Yeo Ri : Menempel? Jaga ucapanmu.

So Ra : Kau juga di apartemen Do Chi, kan?

Yeo Ri : Do Chi dan aku saling mengenal untuk urusan pekerjaan.

So Ra : Jangan berbohong. Do Chi tidak bisa naik lift. Dia claustrophobia dan takut dikurung, jadi dia tidak bisa naik lift. Dia tangga 25 lantai untuk menemui kenalannya? Dia memilih gedung rendah yang bisa dijangkau jalan kaki untuk rumah dan kantornya. Dia tidak bisa naik pesawat jadi tidak mau syuting diluar negeri. Menurutmu kenapa dia dicap sebagai bintang pemalu meski begitu populer?

Yeo Ri terkejut.


Sementara itu, Do Chi menuruni anak tangga sambil memegangi dadanya yang mulai terasa sesak. Ia lalu berhenti dan membuka jendela di salah satu anak tangga.


So Ra : Tapi dia pergi setinggi ini untuk menemui kenalannya. Jangan bohong.

Yeo Ri : Kebohonganku tidak sebanding dengan kebohonganmu. Kau menipu seseorang yang akan kau nikahi dan datang ke hotel dengan pria lain lalu tertangkap basah, tapi kau mengklaim dia jodohmu dan menempel padanya? Kau tidak malu?

So Ra : Katamu dia hanya kenalanmu, kenapa kau memedulikan hubungan kami!


Yeo Ri : Aku tidak tertarik dengan hubunganmu tapi aku membicarakan sesuatu yang tidak boleh dilakukan manusia.

So Ra : Diam! Kau juga bukan wanita baik. Pergi ke rumah pria yang memiliki pacar di siang hari.

Yeo Ri : Jangan salah paham. Kita sudah pernah bicara di telepon. Hatimu busuk dan ingatanmu juga buruk.


Yeo Ri lalu memberikan kartu namanya.

Yeo Ri : Hubungi aku kapan saja. Kau sepertinya membutuhkan bantuanku.

Yeo Ri lantas beranjak pergi.


So Ra membaca kartu nama Yeo Ri.

So Ra : Pengacara Yoon Seol?


Diluar, Yeo Ri memikirkan kata-kata So Ra tadi tentang Do Chi yang klaustrophobia dan takut dikurung.

Barulah Yeo Ri paham kenapa Do Chi tidak menggunakan lift untuk naik ke restoran di lantai 25.


Yeo Ri menuju mobilnya. Saat hendak menjalankan mobilnya, ia melihat Do Chi yang keluar dari hotel sambil memegangi dada yang sakit.

"Kenapa kau sakit? Aku bahkan tidak tahu dan memanfaatkan orang sakit. Mianhaeyo, Goo Do Chi-ssi." ucapnya dalam hati sembari terus melihat Do Chi.


Hae Joo berusaha merayu Moo Yeol. Ia memijit bahu Moo Yeol dan sok bertanya soal pekerjaan. Moo Yeol berkata, ia sibuk karena akan meluncurkan produk baru.

Hae Joo : Aku yakin kau akan naik jabatan dengan kemampuanmu sendiri jadi tidak akan ada lagi yang bergunjing.

Moo Yeol lalu menyuruh Hae Joo membuka tasnya. Hae Joo membuka tas Moo Yeol dan terkejut melihat kamera tersembunyinya di sana.

Moo Yeol mengambil kamera itu dan meminta penjelasan Hae Joo. Ia bertanya, apa yang mau Hae Joo lihat di mobilnya. Hae Joo tidak tahu harus menjawab apa.


Ternyata, itu semua hanya bayangan Hae Joo. Kenyataannya ia belum membuka tas Moo Yeol.

Hae Joo membuka tas Moo Yeol dengan wajah tegang. Tapi bukan kamera tersembunyi yang ditemukannya, malah sebuah parfum yang diikat dengan manis dengan pita berwarna pink.

Moo Yeol berkata, itu parfum yang kemarin tidak sempat dibelikannya untuk Hae Joo. Hae Joo terharu dan langsung memeluk Moo Yeol.

Moo Yeol : Aku melihat pengharum udara yang kau letakkan di mobilku. Aromanya amat wangi sampai aku senang dalam perjalanan menuju kemari. Aku mau memberimu hadiah juga.

*Kamera itu multifungsi toh...


Ji Won sedang melihat isi kamera tersembunyi. Hanya ada Moo Yeol di sana.

Tak lama Hae Joo datang. Hae Joo mengaku lega Moo Yeol tak sadar dirinya memasang kamera tersembunyi.

Ji Won memberitahu Hae Joo tak ada siapapun yang naik ke mobil Moo Yeol.

Hae Joo semakin merasa bersalah. Ia memberitahu Ji Won, bahwa Moo Yeol membelikannya parfum sebagai ucapan terima kasih atas pengharum udara yang diletakkannya.

Hae Joo pun yakin kalau malam itu ia hanya salah lihat.

Ji Won senang mendengarnya dan menyuruh Hae Joo kembali ke kamar.

Ji Won : Tanyakan apa suamimu membutuhkan sesuatu.

Hae Joo menurut.


Ji Won menutup laptopnya. Tepat saat itu, ponselnya berbunyi. Telepon dari So Ra yang menangis meminta bantuan.


Ji Won dan So Ra bertemu di kafe. So Ra menceritakan apa yang terjadi pada Ji Won. Sontak, Ji Won marah. Dia bahkan nyaris menampar So Ra.

So Ra merengek, meminta Ji Won membujuk Do Chi agar tidak meninggalkannya. So Ra mengaku, ia kesepian dan menyadari bahwa Do Chi tidak terlalu suka padanya jadi ia mencari pelampiasan dengan pria lain.

Ji Won : Jangan lakukan apapun dan tunggu telepon dariku!

So Ra mengerti. Ji Won beranjak pergi.


Do Chi menemui Oliver di Restoran Chaplin dengan wajah kusut. Do Chi mengaku, tidak peduli sekeras apapun ia berusaha, hidupnya tetap sia-sia.

Oliver : Ada yang terjadi?

Do Chi : Kau mau minum denganku?

Oliver menemani Do Chi minum.


Do Chi : Kau keren sekali. Dokter yang pandai memasak.

Oliver : Kalau sakit, kau mencari dokter. Kalau kesepian, kau mencari teman. Aku penasaran, bagaimana aku bisa menenangkan orang-orang yang ingin mengobati hati mereka dan kini aku menjalankan restoran ini dan bar jazz.

Do Chi : Pernahkah kau dikhianati oleh pacarmu?

Oliver : Kau seperti dikhianati oleh Han So Ra?

Do Chi : Aku tidak yakin apa aku merasa terkhianati, kecewa atau hanya marah. Begitu banyak perasaan bercampur aduk. Ada satu fakta yang membuatku malu, bahwa Seol melihatku seperti ini.

Oliver : Kau malu Seol melihatmu begini. Apa arti Seol bagimu? Apa perasaanmu padanya?

Do Chi : Aku tidak yakin.


Yeo Ri ke restoran dan bertemu Tuan Yoon disana.

Tuan Yoon : Do Chi di Chaplin. Oliver menelpon. Dia mabuk, mungkin karena syok akibat Han So Ra.


Do Chi mabuk dan setengah sadar.

Do Chi teriak, Ombak tinggi akan datang! Semua masalah akan pergi!

Oliver berusaha menyadarkan Do Chi.

Tak lama, Yeo Ri datang. Do Chi bangun dan tertawa melihat Yeo Ri, lalu kembali menjatuhkan kepalanya di meja.

Yeo Ri : Do Chi-ssi, kita teman, kan? Teman makan? Aku mengerti perasaanmu.

Yeo Ri lantas berdiri dan berniat mengantar Do Chi pulang. Oliver bertanya, apa Yeo Ri yakin bisa sendirian mengantar Do Chi pulang. Yeo Ri yakin dan meminta Oliver membawa Do Chi ke mobilnya.


Yeo Ri membantu Do Chi berbaring di tempat tidur.

Yeo Ri : Tidurlah, kau akan merasa lebih baik setelah tidur.


Ia lalu menatap lukisannya.

Setelah itu ia kembali menatap Do Chi.

"Do Chi-ssi, jika kau melalui kesulitan dan tidak menyerah, suatu saat harapan akan membanjirimu. Kau bisa mengatasi rasa pengkhianatan dan sakit yang kau rasakan. Kau pasti bisa. Tegarlah." ucapnya.

Yeo Ri bicara dalam hati, Abeoji. Tolong beri Do Chi kekuatan.


Tiba-tiba bel berbunyi. Yeo Ri terkejut melihat wajah Ji Won di layar intercom.

Yeo Ri kebingungan mencari tempat sembunyi.


Do Chi tiba-tiba bangun dan menyuruh Yeo Ri diam. Ia lantas menyuruh Yeo Ri sembunyi di kamar mandi dan menyembunyikan sepatu Yeo Ri dibalik rak.


Ji Won masuk dan berusaha menjelaskan soal So Ra. Tapi Do Chi tidak mau mendengar. Do Chi yakin, So Ra seharusnya tidak bersama pria lain saat akan menikah dengan seseorang.

Singkat cerita, ponsel Yeo Ri berdering. Yeo Ri langsung mengambil ponselnya dan buru-buru mematikannya.

Ji Won terkejut. Ia mau memeriksa ke kamar mandi tapi di halangi Do Chi. Do Chi mengaku bahwa itu bunyi ponsel manajernya.


Untuk mengalihkan perhatian Ji Won, terpaksa lah Do Chi menghubungi So Ra dan mengajak So Ra bertemu.

Ji Won senang mendengarnya.


Lalu saat mau pergi, Ji Won melihat lukisan Yeo Ri. Do Chi pun berkata, itu hadiah dari mendiang Pak Son.

Ji Won : Kapan dia memberikannnya padamu.

Do Chi : Dia memberikannya padaku sebelum dia meninggal. Saat kudengar dia meninggal, aku sangat terkejut.

Ji Won : Kau tahu dia punya keluarga?

Do Chi : Aku hanya tahu dia punya seorang putri tapi tidak pernah bertemu dengannya. Aku penasaran kabarnya tapi aku takut membuka luka lama soal ayahnya jadi aku tidak mencarinya.

Ji Won : Bagus, lagipula kau tidak mengenalnya dan tidak perlu bertemu sekarang. Temui Han So Ra dan perbaiki hubungan kalian.

Ji Won beranjak pergi.


Setelah Ji Won pergi, Do Chi membuka pintu kamar mandi dan menyuruh Yeo Ri keluar.


Do Chi minta maaf karena menyuruh Yeo Ri sembunyi. Ia beralasan, hanya takut Ji Won salah paham.

Yeo Ri : Kulihat kau dan iparmu sangat dekat?

Do Chi : Tidak juga, aku berusaha akrab. Hanya keluarga kakakku yang kumiliki.

Yeo Ri : Tapi kapan kau bangun? Bukankah kau tidur sebelum dia datang? Kau tidak dengar ucapanku kan?

Do Chi : Bel membangunkanku. Aku tidak dengar apa-apa selain aku harus tegar.


Di luar, Ji Won menghubungi So Ra.

Ji Won : Ini kesempatan terakhirmu memenangkan hati Do Chi. Jika tidak, kau kusingkirkan.

Bersambung ke part 2......

0 Comments:

Post a Comment