The Promise Ep 100 Part 1

Sebelumnya...

Akhirnya sampai juga di episode 100.....


Karena si 'private lender' tidak kunjung menampakkan diri, Yoo Kyung pun menghubungi Dir. Choi.

Yoo Kyung : Ini aku, Direktur Choi. Apa orang ini benar-benar datang? Aku sudah menunggu setengah jam. Baik. Aku akan menunggu sedikit lebih lama.

Yoo Kyung pun memutus panggilannya dan kesal karena dibuat menunggu.


Tak lama, si 'private lender' yang tak lain dan tak bukan adalah Na Yeon datang.

Na Yeon : Kita bertemu lagi.

Yoo Kyung terkejut melihat Na Yeon.

Yoo Kyung : Kenapa kau disini?

Na Yeon kemudian duduk. Sadarlah Yoo Kyung si 'private lender' itu Na Yeon.

Na Yeon : Langsung saja ke intinya. Sangat tidak menyenangkan bagiku berada di sini bersamamu.

Yoo Kyung : Aku punya perasaan kalau aku jatuh lagi ke dalam perangkapmu yang lain.

Na Yeon : Sudah kubilang kan, aku akan memainkan senjata terakhirku.

Yoo Kyung : Aku ceroboh. Aku tidak pernah membayangkan kau akan berada di belakang rentenir. Menurutmu berapa lama kau akan bahagia, berpura-pura menjadi Baek Do Hee?


Yoo Kyung lantas berdiri tapi Na Yeon menghentikan langkahnya dan meminta Yoo Kyung menarik kembali ucapannya soal sang ibu.

Na Yeon : Ibuku meminta uang darimu? Dia berkata dia akan mengatakan yang sebenarnya tentang Se Jin jika kau tidak membayarnya? Itu tidak benar.

Na Yeon memberikan kesempatan lagi pada Yoo Kyung. Ia minta Yoo Kyung mengatakan yang sebenarnya tapi Yoo Kyung masih saja menyangkal.

Yoo Kyung : Melihatmu sekarang, aku teringat ibumu dan bagaimana dia mengancamku. Dia mengancamku dengan tampilan yang sama seperti kau sekarang.


Na Yeon berdiri. Ia marah.

Na Yeon : Suami yang kau percayai ingin bercerai dan anak perempuanmu yang berharga mengkhianatimu. Kau bahkan kehilangan rumah yang sangat kau inginkan. Apa yang tersisa sekarang? Katakan padaku

sebelum aku mengambil hal terakhir yang kau miliki.

Yoo Kyung : Silahkan lakukan. Hancurkan aku. Jangan melunak padaku. Aku akan menyiapkan kado istimewa untukmu.

Yoo Kyung lantas beranjak pergi.


Yoo Kyung masuk ke kamarnya dan melihat fotonya yang dihancurkan Kyung Wan. Tak lama, Yoo Kyung pun curiga. Ia langsung mencampakkan tasnya ke kasur dan memeriksa lemari Kyung Wan. Ia pun lemas melihat pakaian Kyung Wan sudah tidak ada.


Yoo Kyung lantas berjalan ke arah kasur. Dan tepat di depan kasurnya, ia jatuh terduduk dan menangis.

Se Jin membuka pintu kamarnya dan hanya bisa terdiam melihatnya menangis.


Se Jin lantas kembali ke kamarnya dan menatap sekelilingnya. Ia lalu teringat ayahnya.

Se Jin : Appa....


Se Jin ingat saat melihat ayahnya pergi. Kyung Wan bilang, ia membutuhkan waktu sendiri.

Se Jin tanya, haruskah Kyung Wan pergi.

Kyung Wan berkata, apapun yang dikatakan orang lain, Se Jin tetap putrinya.

Kyung Wan lantas menyuruh Se Jin menjaga Yoo Kyung. Kyung Wan bilang hanya Yoo Kyung yang dimiliki Se Jin sekarang. Kyung Wan pun pergi.

Flashback end....


Se Jin jatuh terduduk. Ia menangis dan memanggil-manggil Kyung Wan.


Di kamarnya, Young Sook sibuk menulisi kartu merah di semua barang. Ia menulis, 'Yoon Ae, segera kembali'.


Yoo Kyung sudah mengganti bajunya. Ia lantas menyisir rambutnya, lalu menatap tajam dirinya di cermin.


Hwi Kyung sedang rapat dengan para dewan direksi di ruangannya. Hal pertama yang dilakukan Hwi Kyung setelah menjadi pimpinan adalah merombak manajemen. Ia mengatakan pada para direktur, akan ada beberapa perombakan sesuai kehendak korporasi. Ia juga menegaskan, bahwa Baekdo bukan hanya miliknya, tapi juga milik para karyawan.

Hwi Kyung : Karyawan lah yang akan menentukan akan jadi apa Baekdo di masa depan.

Hwi Kyung lantas menyudahi rapatnya dan para direktur langsung pergi.

Begitu selesai rapat, Hwi Kyung dapat telepon dari Kyung Wan.


Hwi Kyung langsung berlari ke kafe, dimana Kyung Wan sudah menunggunya.

Hwi Kyung tanya apa rencana Kyung Wan dan dimana Kyung Wan tinggal.

Kyung Wan mengaku, ingin melakukan beberapa perjalanan dan belum memikirkan rencana apapun.

Kyung Wan lantas menyuruh Hwi Kyung menghentikan Na Yeon. Ia juga berkata, akan menceraikan Yoo Kyung.

Kyung Wan : Hanya itu yang bisa kulakukan untuk kalian berdua.

Hwi Kyung : Aku tidak tahu harus bahagia atau bagaimana. Aku mendapatkannya dengan perceraianmu.

Hwi Kyung : Pikirkan hanya tentang dirimu sendiri. Jangan memikirkan orang lain. Hentikan Na Yeon. Aku tidak bisa menghentikannya. Kaulah satu-satunya yang bisa menghentikannya. Jika dia tetap melanjutkan balas dendamnya, akan berbahaya baginya dan juga kakakmu.


Yoo Kyung masuk ke ruangan Hwi Kyung. Ia melihat banyak yang berubah di ruangan itu. Ia lalu menatap papan nama Hwi Kyung di atas meja yang bertuliskan 'Pimpinan Park Hwi Kyung'.

Tak lama, Hwi Kyung datang dan mendapati Yoo Kyung di ruangannya. Ia lantas masuk dan duduk di kursinya.

Yoo Kyung : Kau terlihat sangat baik.

Hwi Kyung : Aku senang. Aku pikir, aku akan merasa canggung tapi tidak juga. Aku pikir, aku menyesuaikan diri dengan cepat juga.

Yoo Kyung : Banyak yang terjadi ketika aku pergi sepertinya. Tae Joon dan Kyung Wan.

Hwi Kyung : Bukankah kau yang mendorong mereka berdua?

Yoo Kyung : Hwi Kyung, sekarang bukan waktunya bermain-main sebagai pimpinan.

*Duileeeh masih aja gk rela dia Hwi Kyung jadi pimpinan dan masih juga dia ngehasut Hwi Kyung soal Na Yeon.


Yoo Kyung mengajak Hwi Kyung pulang. Hwi Kyung sontak kaget melihat tanda merah di semua barang-barangnya.

Hwi Kyung : Apa ini?

Yoo Kyung : Tidak bisakah kau melihat Na Yeon membuat jebakan untukku dan mengambil rumah sebagai jaminan dan melakukan ini padaku. Dia jahat. Dia mulai mengambil alih tanpa peringatan. Aku tidak punya kesempatan untuk menghentikannya. Jika kau tidak ingin ibumu berakhir di jalanan, urus dia!


Hwi Kyung lantas masuk ke kamar ibunya.

Sang ibu langsung menariknya ke dekat meja, menunjukkan tulisannya.

Young Sook : Beberapa pria baik menaruh kertas berwarna ini seluruh kamarku. Aku menulis semua ini sendiri. Yoon Ae akan senang ketika dia melihat ini, kan? Tapi kapan dia akan datang?

Hwi Kyung hanya terdiam menatap ibunya.


Hwi Kyung lantas langsung mengajak Na Yeon bertemu di kafe. Eiiits, tapi Hwi Kyung tidak sendiri. Yoo Kyung mendengar pembicaraan mereka dari jauh. Entah Hwi Kyung mengajak Yoo Kyung atau Yoo Kyung mengikutinya diam-diam.

Na Yeon : Aku datang sedikit lebih awal. Aku rasa, kau sedang kesal.

Hwi Kyung : Apa benar kau memasang jebakan seperti yang dikatakan kakakku?

Na Yeon : Tepat sekali.

Hwi Kyung : Aku merasa seperti ditusuk dari belakang lagi. Mau sampai berapa jauh kau akan pergi. Tidakkah cukup dengan kepergian Tae Joon dan Kyung Wan? Haruskah kau melakukan itu pada rumahku? Kau tahu, apa artinya rumah itu bagi ibuku! Kau harusnya bicara padaku dulu!

Na Yeon : Maaf tentang ibumu.

Hwi Kyung : Ibuku tidak tahu kau melakukannya, dan hanya menunggumu. Batalkan kepemilikannya. Aku akan membayar hutang Yoo Kyung, jadi batalkan.


Na Yeon : Sudah terlambat.

Hwi Kyung : Maksudmu apa?

Na Yeon : Rumah itu sudah menjadi milik orang lain.

Hwi Kyung : Na Yeon-ah, haruskah kau sekejam ini?

Na Yeon : Aku tidak membencimu. Aku hanya mengikuti prosedur. Aku harap kau mengerti.


Na Yeon beranjak pergi. Ia sempat melihat Yoo Kyung yang duduk tak jauh dari mereka, tapi ia pergi begitu saja.

Yoo Kyung menatap Na Yeon dengan kesal.

*Kok agak sebel ya ama kata2 Hwi Kyung... seolah yg korbannya disini adalah Se Jin dan Yoo Kyung. Btw, soal pemilik rumah baru Hwi Kyung ya Hwi Kyung sendiri... Semula kan rumah itu atas nama Park Man Jae, ayahnya Hwi Kyung, lalu setelah meninggal, Park Man Jae memwasiatkan tu rumah ke Yoo Kyung. Dan sekarang Na Yeon mengambil kembali rumah itu untuk diberikan pada Hwi Kyung gaes,,, krna Na Yeon tahu rumah itu adalah haknya Hwi Kyung dan Young Sook... Tapi seperti biasa, Hwi Kyung gak tahu dan langsung main tuduh2 Na Yeon seenaknya.


Man Jung dan Pak Heo lagi menikmati jajangmyeon.

Pak Heo : Ini selalu terasa enak.

Tiba2, Se Jin datang. Man Jung pun langsung kehilangan selera makannya.

Pak Heo langsung berdiri dan menyuruh Se Jin duduk. Ia lantas membersihkan meja dan membawa jajangmyeon mereka yang belum habis, keluar.


Man Jung : Kenapa kau kemari!

Se Jin bersikap ramah pada Man Jung.

Se Jin : Apakah kau tahu dimana Tae Joon berada?

Man Jung ketus.

Man Jung : Sejak kapan dia memberitahuku di mana dia!

Se Jin : Dia tidak menelepon?

Man Jung : Dia tidak akan menerima teleponku. Seberapa burukkah keluargamu padanya sehingga dia tidak mau menerima teleponmu!

Se Jin : Tolong bicara dengannya, Ibu. Kembalikan dia padaku.

Man Jung : Kau tidak pernah memperlakukanku seperti ibu mertuamu, tapi sekarang kau memanggilku ibu karena membutuhkanku? Jangan hidup seperti itu!

Se Jin : Maafkan aku.

Man Jung : Masa bodo. Hanya saja aku sudah menahan lidahku, tapi aku punya banyak hal untuk dikatakan kepadamu dan ibumu. Dia memberiku toko kecil ini dan membuatku melakukan segala macam kejahatan, dan muncul kapan saja dia mau dan mengancam untuk mengambilnya. Dan sekarang apa? Dia menjebak Tae Joon? Beraninya dia?

Se Jin : Biarkan aku meminta maaf atas namanya.


Yoo Kyung : Aku akan menyuruh Tae Joon menikahi Na Yeon jika bukan karena dirimu. Maka dia akan memiliki kehidupan yang bahagia bahkan jika mereka tidak kaya. Aku kehilangan akal karena kau sudah mencuci otakku. Aku sangat menyesalinya.

Mendengar itu, Se Jin kesal.

Se Jin : Jika kau sangat menyesal, kenapa tidak suruh dia menikahinya sekarang!

Man Jung : Beraninya kau meninggikan suaramu padaku! Ya, aku akan menyuruhnya menikahi Na Yeon jika aku bisa! Aku mendengar Baek Do Hee benar-benar Na Yeon. Aku mendengar semuanya. Aku ingin berlutut dan memohon padanya untuk kembali .. dan menikahi Tae Joon!

Se Jin : Kau sudah selesai!

Man Jung : Beraninya kau meneriaki aku?

Se Jin : Tentu. Baik. Kau memang sama seperti anakmu. Sekarang, kau sudah menunjukkan warna aslimu, ibu.

Man Jung : Berhentilah memanggilku ibu!


Pak Heo masuk dan menenangi kedua wanita itu. Se Jin langsung berdiri dan pergi dengan wajah kesal.


Man Jung :  Hidup ini terlalu singkat bahkan jika kita hanya mencintai. Aku buta. Bagaimana bisa aku menerima bocah jahat itu sebagai menantuku?

Pak Heo : Wow. Dia agak marah. Dia akan mencekik Tae Joon.


Tae Joon sedang bekerja di proyek sebagai kuli.

Saat tengah bekerja, ponselnya berdering. Tae Joon pun meraih ponselnya dan membaca nama Se Jin di layar. Ia pun mengabaikan panggilan Se Jin.


Se Jin sendiri ada di bar. Kesal lantaran panggilannya diabaikan, Se Jin pun meminta tambahan wine tapi pelayan menolak memberikannya karena melihat Se Jin sudah mabuk.

Se Jin marah.

Se Jin : Apa kau memandang rendahku juga? Apa aku terlihat menyedihkan!


Lalu seorang reporter datang dan mengambil gambarnya.

Melihat cahaya blitz, Se Jin pun langsung menoleh ke pria reporter itu.

Se Jin : Siapa kau?


Pria itu mendekati Se Jin.

"Bukankah kau Jang Se Jin dari Baekdo Group? Jadi kau adalah putri Pimpinan KM Global, Lee Ki Man? Apa kau tidak berpikir untuk mengubah nama belakangmu menjadi Lee?"

Mendengar itu, Se Jin marah dan mencengkram kerah si reporter.

"Apa kau tahu apa yang akan terjadi jika kau menyerang seorang reporter dalam keadaan mabuk?"

"Seorang reporter? Seorang reporter yang menggali kehidupan orang lain dan mengacaukannya. Kau tidak berpikir aku bisa melawan?"

"Jika ingin minum, minumlah secukupnya!" pria itu lantas mendorong Se Jin, hingga Se Jin jatuh.


Yoo Kyung muncul. Melihat putrinya diperlakukan seperti itu, ia marah dan langsung menampar, serta menghancurkan kamera si reporter. Ia juga melemparkan uang ke si reporter dan menyuruh si reporter menuntut ganti rugi secara resmi jika masih kurang. Si reporter itu kesal, lalu mengambil kameranya serta uang Yoo Kyung yang berhamburan di lantai dan beranjak pergi.


Yoo Kyung lantas menatap Se Jin dan menyuruhnya berdiri.

Se Jin : Wali menjijikkan Jang Se Jin akhirnya muncul.

Yoo Kyung akhirnya jongkok di depan Se Jin dan mengajak Se Jin pulang.

Se Jin : Kenapa kau melakukannya? Kenapa kau melakukan itu pada Tae Joon? Kau tahu aku tidak bisa hidup tanpanya. Kenapa kau melakukannya? Kenapa kau mengusirnya?

Yoo Kyung : Aku tidak mengusirnya. Berandal itu terobsesi pada Na Yeon dan mengkhianati kita.


Se Jin : Tidak. Hanya sekali... Apakah kau pernah hangat padanya? Hanya sekali... Apakah kau pernah memperlakukannya seperti menantumu? Dari caraku melihatnya, kau adalah masalah yang lebih besar dari Na Yeon. Kau menghancurkan hidupku, Bu. Kaulah yang menghancurkan hidupku dan membuatnya berantakan! Itu kau!


Yoo Kyung syok mendengarnya. Se Jin lalu berdiri tapi ia tak bisa berdiri tegak lantaran mabuk dan hampir jatuh. Yoo Kyung mau membantu Se Jin tapi tangannya langsung ditepis Se Jin.

Se Jin pun beranjak pergi. Yoo Kyung hanya terdiam memandangi kepergiannya.


Dong Jin menyuruh Na Yeon keluar negeri. Na Yeon dan Sung Joo terkejut. Na Yeon : Appa.... Sung Joo : Yeobo...

Dong Jin : Hanya sementara. Kau akan sakit jika terus berada disini.

Sung Joo : Yeobo, aku tidak bisa hidup tanpa Do Hee. Aku tidak bisa membiarkannya pergi.

Dong Jin : Hanya sebentar.

Na Yeon : Aku tidak bisa pergi seperti ini.

Dong Jin : Lantas apa kau benar-benar akan menyelesaikannya? Apa yang kau dapatkan dengan membalas dendam pada mereka?

Na Yeon : Ayah.


Dong Jin berdiri.

Dong Jin : Jika kau benar-benar putriku Do Hee, kau tidak akan merusak diri sendiri hanya untuk membalas dendam.

Dong Jin lalu pergi ke kamar Sung Joo.


Yoo Kyung masuk ke kamar Se Jin. Ia melihat Se Jin tidur sambil menggenggam ponsel dan di lantai berserakan obat penenang.

Yoo Kyung lalu duduk disamping Se Jin dan memeriksa ponsel Se Jin. Ia menangis membaca nama Tae Joon di daftar panggilan Se Jin.


Yoo Kyung lantas kembali ke kamarnya dan menatap fotonya dan Kyung Wan yang dihancurkan Kyung Wan.

Yoo Kyung marah, Lee Na Yeon, aku bekerja sangat keras menjaga kebun ini. Beraninya kau menginjak-injaknya?

Ya, Yoo Kyung berencana membalas Na Yeon.

Bersambung ke part 2....

0 Comments:

Post a Comment