The Promise Ep 94 Part 2

Sebelumnya...


Dong Jin di kamar Do Hee, menatap foto Do Hee.

Dong Jin : Maafkan ayah, Do Hee-ya. Ayah tidak bisa mengenali putri ayah sendiri.

Dong Jin lalu berkata, tidak bisa memaafkan Na Yeon.

Sung Joo masuk. Dong Jin lantas meletakkan foto Do Hee dan pergi.


Sung Joo menyusul Dong Jin ke kamar dan berusaha membujuk Dong Jin.

Sung Joo : Yeobo, anak itu adalah hadiah yang ditinggalkan Do Hee. Dia adalah putri kita. Tolong buka hatimu..

Dong Jin : Aku ingin sendiri.

Sung Joo : Aku butuh dia. Aku tidak bisa hidup tanpanya. Demi aku,  tolong ... Tolong maafkan dia.

Dong Jin yang enggan meladeni Sung Joo, beranjak pergi.

Sung Joo menangis.


Paginya, Se Jin pulang ke rumah, dibawa Tae Joon dan Yoo Kyung. Se Jin duduk di kursi roda.

Ajumma Lee menghampiri mereka. Yoo Kyung menyuruh Ajumma Lee menyiapkan makan malam.

Se Jin : Aku lebih suka berbaring daripada makan sekarang.

Yoo Kyung pun menyuruh Tae Joon membawa Se Jin ke atas.


Begitu mereka pergi, Young Sook menghampiri Yoo Kyung.

Young Sook : Apakah Se Jin terluka parah?

Yoo Kyung : Melihatmu membuatku frustrasi lagi.

Young Sook : Se Jin menjatuhkan diri ke bawah. Aku melihatnya sendiri.

Yoo Kyung kaget, apa?

Young Sook : Se Jin mabuk dan kesal dan berteriak pada Yoon Ae. Dan pada titik tertentu, tiba-tiba dia menjatuhkan diri ke bawah.

Mendengar itu, Yoo Kyung langsung mengancam Young Sook. Ia bilang, akan mengusir Young Sook jika Young Sook memberitahu orang lain.


Young Soo : Jika Se Jin terluka parah, bukankah seharusnya kita memberi tahu pria itu? Lee Ki Man.

Yoo Kyung marah dan mencengkram Young Sook.

Yoo Kyung : Jika kau mengatakan nama itu lagi, aku benar-benar akan mengirimmu ke panti jompo. Hwi Kyung adalah satu-satunya yang tersisa di rumah ini yang akan melindungimu. Paham?


Tae Joon membawa Se Jin ke kamar.

Se Jin : Aroma kamarku. Kamarku adalah tempat paling nyaman di dunia.

Tae Joon : Kau mau teh?

Se Jin : Tidak. Kau harus kembali bekerja.

Tae Joon : Tidak masalah. Hanya satu hari.

Se Jin : Tidak. Rapat pemegang saham akan datang. Aku mendengar ada pemegang saham yang belum kami menangkan. Pergi dan bekerja.

Tae Joon : Sedang bekerja.

Se Jin : Ibuku akan menjadi pimpinan terbaik. Aku akan segera kembali bekerja. Aku tidak bisa berjalan sekarang, tapi aku tahu aku akan bagus dalam pekerjaanku.


Tae Joon lalu memegang tangan Se Jin.

Tae Joon : Dan juga kau akan segera kembali berjalan.

Se Jin : Terima kasih, Tae Joon-ah.

Tae Joon : Aku akan pergi sekarang. Hubungi aku jika kau butuh sesuatu.

Se Jin : Apakah kau bisa mengambil kue green tea dalam perjalanan pulang?

Tae Joon : Tentu. Apakah kau memerlukan yang lain?

Se Jin : Ya, satu hal lagi. Hal yang paling penting. Kang Tae Joon, kau. Kau yang paling penting jadi jangan lupa membawanya.

Tae Joon : Kupikir aku benar-benar harus bermain membolos hari ini. Ayo jalan-jalan dan dapatkan kue green tea.


Man Jung habis belanja banyak dan membawa semua belanjaannya ke toko.

Pak Heo : Apa kau senang? Lihatlah kau tersenyum.

Man Jung : Tidak ada yang lebih baik dari memegang tangan seorang pria dan berbelanja.

Pak Heo : Apakah kau tetap bisa menghabiskan sebanyak ini? Tae Joon memberimu uang ini untuk pernikahan Se Gwang.

Man Jung : Persis. Aku menggunakannya dengan benar untuk pernikahan. Jika ibu terlihat lusuh di pesta pernikahan, itu memalukan bagi anak.

Pak Heo lantas setuju dengan pemikiran Man Jung. Mereka lalu melihat baju2 baru Man Jung.


Mal Sook keluar dari dapur dan melihat Kyung Wan menunggu Na Yeon.


Mal Sook yang tak tega, lalu masuk ke dapur, menghampiri Na Yeon yang sedang mencuci piring.

Mal Sook lalu melepas sarung tangan Na Yeon.

Mal Sook : Siapa yang menyuruhmu melakukan ini?

Na Yeon : Hentikan itu. Aku ingin melakukannya.

Mal Sook : Keluar. Keluarlah sebentar.

Na Yeon : Apa?

Mal Sook : Melunaklah sedikit.

Na Yeon : Aku tidak punya alasan untuk melihatnya. Aku juga tidak punya apa-apa untuk dikatakan.


Mal Sook : Dia ayahmu.

Na Yeon : Dia ayah Se Jin!


Na Yeon lantas ingin mencuci piring lagi tanpa sarung tangan. Mal Sook kesal dan menarik Na Yeon keluar.


Na Yeon menyuruh Kyung Wan pergi tapi Kyung Wan mengaku ingin bicara. Na Yeon pun memberi Kyung Wan waktu 5 menit.

Kyung Wan : Se Jin pulang hari ini.

Na Yeon : Itu bagus, apakah dia sudah lebih baik?

Kyung Wan : Sedikit. Pemulihannya berjalan lambat. Ibu terus menanyakanmu.

Na Yeon : Tolong jaga dia.

Kyung Wan : Aku punya apartemen, pindahlah kesana.

Na Yeon : Tidak, aku suka disini.


Na Yeon lantas berdiri, mau pergi tapi Kyung Wan mengaku ingin membuat Na Yeon dekat dengannya tapi dia tidak tahu bagaimana caranya.

Kyung Wan lalu tanya apa yang harus ia lakukan agar Na Yeon merasa baikan.

Na Yeon : Gampang. Jangan muncul lagi di depanku. Lupakan aku dan hiduplah seperti biasa.

Na Yeon lalu kembali ke dapur..


Mal Sook keluar dan meminta Kyung Wan bersabar sedikit lagi.

Di dapur, Na Yeon berusaha menahan tangisnya.


Yoo Kyung ke kantor, menemui Tae Joon. Yoo Kyung tanya hasilnya.

Yoo Kyung : Apa maksudmu orang itu, Tuan Ahn?

Tae Joon : Aku menghubungi agennya. Aku meninggalkan pesan untuk bertemu malam ini.

Yoo Kyung : Rapat pemegang saham hampir tiba, tetapi kau masih belum bertemu dengannya? Dari sembilan pemegang saham besar, lima belum memberi kita jawaban. Jika kita tidak beruntung, Hwi Kyung dapat mengambil alih perusahaan.

Tae Joon : Aku akan meyakinkan dia hari ini pasti.

Yoo Kyung : Hati suamiku tidak lagi bersama perusahaan. Hanya kau dan aku yang bisa menyelamatkan Baekdo. Berjuanglah sekeras yang kau bisa.

Tae Joon : Ya Bu.

Yoo Kyung : Tidak, aku akan pergi denganmu. Aku akan pergi menemui Tuan Ahn denganmu.

Tae Joon : Tentu. Sesuai keinginanmu.


Pak Ko menemui Hwi Kyung.

Pak Ko : Aku tidak bisa menjaminnya seperti saat ini. Hal-hal sebenarnya terlihat lebih menguntungkan untuk Nyonya Park. Dia telah membeli cukup banyak saham. Kau memiliki jumlah saham yang serupa, tetapi ada lebih banyak kekuatan yang berperan ... yang mendukungnya dan mendukungnya.

Hwi Kyung : Bagaimana dengan orang yang memegang tiga persen saham Baekdo?

Pak Ko : Aku sudah menghubunginya beberapa kali dan memintanya untuk bertemu, tapi dia tidak akan datang. Aku membuat rencana untuk menemuinya malam ini juga, tapi dia mungkin tidak akan muncul lagi.

Hwi Kyung : Kita harus melakukan apa yang kita bisa. Tapi jangan terlalu jauh.

Hwi Kyung dan Yoo Kyung memperebutkan si pemilik saham 3%. Ada yg bisa nebak siapa dia? Marganya Ahn....


Di ruangannya, Dong Jin tak bisa konsen bekerja. Ponselnya berdering. Telepon dari Sung Joo. Ia pun berpikir sejenak, lalu mengabaikan panggilan istrinya. Setelah panggilan istrinya berhenti, dia memencet nomor Na Yeon, tapi urung menelpon Na Yeon dan beranjak pergi.


Dong Jin ke rumah abu Do Hee.

Bersamaan dengan itu, Na Yeon juga datang. Melihat Dong Jin, Na Yeon mau pergi tapi Dong Jin yang tahu kedatangan Na Yeon, menyuruh Na Yeon berhenti.


Na Yeon lantas berbalik menatap Dong Jin.

Dong Jin : Apakah dia anakmu? Siapa namanya?

Na Yeon : Sae Byeol, Lee Sae Byeol.

Dong Jin : Aku yakin Do Hee merawatnya dengan baik di sana. Ibu Do Hee sangat merindukanmu. Aku tidak bisa menerimamu begitu saja.


Na Yeon menangis, lalu ia meminta maaf dan berbalik, mau pergi. Tapi langkahnya seketika terhenti saat Dong Jin mengaku merindukannya.

Na Yeon pun kembali menatap Dong Jin.

Dong Jin juga menatap Na Yeon, kali ini dengan wajah cerah.

Dong Jin : Sekarang, aku pikir aku harus mengikuti kata hatiku. Tidak bisakah kau kembali ke rumah?


Sekarang, Na Yeon sudah berada di kamarnya.

Ia menangis lagi. Tak lama kemudian, ia menghapus tangisnya dan membereskan pakaiannya.

Lalu ia membuka kotak pensilnya dan baru sadar jam tangan ibunya menghilang.


Young Sook memakai jam tangan Yoon Ae. Setelah itu, ia mengambil tasnya dan pergi.


Young Sook pergi. Tak sampai sedetik setelah kepergian Young Sook, Na Yeon datang.


Na Yeon beranjak ke atas dan melihat kursi roda Se Jin di depan pintu kamar. Lalu dia melihat Se Jin duduk di kasur sedang membaca.

Na Yeon hendak masuk ke kamar Hwi Kyung tapi kemudian dia mendengar bunyi ponsel Se Jin.


Na Yeon mendekat, hendak membantu Se Jin mengambil ponsel tadinya. Tapi sampai di depan pintu, ia melihat Se Jin berdiri dan berjalan menuju meja tempat Se Jin menaruh ponselnya.

Se Jin menjawab ponselnya. Telepon dari Kyung Wan.

Se Jin : Aku baik-baik saja. Sudah lama karena aku punya waktu untuk duduk dan hanya berpikir. Itu bagus. Baiklah. Jangan khawatir. Aku akan kembali ke kantor segera setelah beristirahat sedikit lebih lama.

Na Yeon pun langsung menatap tajam Se Jin. Ia marah.


Bersambung....

0 Comments:

Post a Comment