Selection : The War Between Women Ep 2 Part 1

Sebelumnya...


Yi Soo yang diarak di jalanan bersama istrinya, terkejut melihat sosok Eun Bo.

Eun Bo sendiri ingin mendekati orang tuanya tapi dilarang Ja Yong.

Ja Yong : Dia ayah Ratu, saudara kembarmu yang telah melakukan pengkhianatan tingkat tinggi.

Ja Yong lantas membawa pergi Eun Bo.


Yi Soo menoleh lagi ke arah Eun Bo. Tapi Eun Bo sudah pergi, membuatnya kebingungan.


Eun Bo : Orang-orang itu... apa yang akan terjadi pada orang tuaku?

Ja Yong : Mereka akan dibawa ke Biro Investigasi Kerajaan. Mereka mungkin tidak akan baik-baik saja. tapi yang jelas mereka tidak akan dieksekusi.

Eun Bo : Apa aku bisa bertemu dengan mereka? Aku mengingat mereka selama sepuluh tahun. Meski aku tidak mengingat jelas wajah dan suara mereka. Aku tidak bisa berpisah dengan mereka seperti ini. Setidaknya aku harus menemui mereka dan mendengarkan mereka...


Eun Bo mau pergi menemui orang tuanya. Ja Yong langsung mencegahnya.

Ja Yong : Jangan bertindak gegabah. Ini bukan hanya masalah pribadi. Mereka adalah orang tua Ratu tapi mereka bahkan tidak bisa mengurus jasadnya.


Eun Bo terdiam.

Dia ingat saat melihat jasad Ratu, tapi tidak melihat wajah Ratu.


Para pengawal mulai mengeluarkan tubuh Eun Ki dari dalam istana. Mereka hendak membuang tubuh Eun Ki.

Raja kemudian datang dan marah.

Raja : Beraninya kalian menyentuh tubuh Ratu! Pergi segera juga!


Wangdaebi datang bersama pasukan.

Wangdaebi : Kau lah yang harus pergi!

Wangdaebi lantas menyuruh pasukan membawa pergi Raja.

Raja : Berhenti! Jangan melangkah sedikitpun.


Raja lalu melihat ke arah Eun Ki. Ia pun membuka kain yang menutupi tubuh Eun Ki.

Raja berusaha memeluk Eun Ki. Wangdaebi marah.

Wangdaebi : Apa yang kau lakukan? Singkirkan mayat itu sekarang juga! Itu adalah tubuh pengkhianat.


Pasukan mengerti dan langsung menghalangi Raja.

Para pengawal membawa tubuh Eun Ki.

Raja : Tidak, Eun Ki-ya! Eun Ki-yaaaa!


Wangdaebi kasihan menatap Raja.


Heung Gyeon muncul dan menatap dingin Raja.

Man Chan cs juga muncul dan tersenyum melihat jasad Eun Ki dibawa.


Tubuh Eun Ki di buang ke tempat dimana mayat2 dibuat.

Setelah pengawal pergi, Eun Bo datang bersama Wal.

Eun Bo melihat tubuh kakaknya. Tangis Eun Bo mulai keluar.

Eun Bo : Eonni....

Eun Bo memeluk kakaknya.

Flashback...


Eun Bo dan Eun Ki bermain di tepi kolam.

Eun Bo : Eonni, itu ikan, kan?

Eun Ki : Benar ada ikan. Itu bergerak ke arahmu.


Eun Bo dan Eun Ki lalu main kejar-kejaran.

Eun Bo : Eonni, tunggu aku.


Eun Bo dan Eun Ki bermain petak umpet. Eun Bo bergegas sembunyi selagi Eun Ki menjaga. Eun Bo bersembunyi di dalam gentong.

Eun Ki keluar, mencari Eun Bo.


Eun Bo yang sembunyi di dalam gentong, heran Eun Ki tidak menemukannya juga.

Eun Bo : Kau melihatnya, kan? Apa kau melihat?

Eun Ki tidak menyahut. Eun Bo heran.


Eun Bo lalu keluar dan berusaha melihat Eun Ki lagi ngapain. Ia melihat Eun Ki duduk di atas panggung.

Eun Bo : Hya, Kang Eun Ki!


Eun Bo keluar dari gentong dan berlari mendekati Eun Ki.

Eun Bo : Apa kau membaca buku?  Saat kita sedang bermain petak umpet? Saat aku bersembunyi?

Eun Ki : Itu karena aku tidak bisa menemukanmu di mana pun.

Eun Bong : Bohong! Kau bahkan tidak mencariku, bukan?

Eun Ki : Lihat? Kau keluar karena frustrasi karena aku tidak mencarimu. Aku yang menang kalau begitu.

Eun Bong marah, Kang Eun Ki!


Tiba2, ibu mereka keluar dan sewot mendengar Eun Bo memanggil Eun Ki tidak sopan.

"Hei, Eun Bo! Mengapa kau memanggil nama kakakmu seperti itu?" sewot sang ibu.

"Tapi aku merasa ini tidak adil. Kita kembar, bukan? Dilahirkan pada hari yang sama pada saat yang sama." ucap Eun Bo.

"Kau duluan, tapi... dia yang keluar ke dunia paling pertama, jadi kau sebaiknya bersikap sopan padanya." jawab sang ibu.


Sang ibu lalu melihat rok Eun Bo kotor.

"Apa kau mulai bertindak nakal lagi? Ibu sudah bilang jaga sikap kalian karena teman ayah kalian ada disini!  Bagaimana kalian bisa begitu tidak dewasa? Ini tidak baik. Ikutlah denganku kalian berdua!"


Di kamarnya, Nyonya Kang sedang menyulam bersama kedua putrinya yang kembar.

Lalu terdengar kata-kata pelayan diluar, kalau Yi Soo ingin berjalan-jalan diluar.

Nyonya Kang melarang Eun Bo ikut.

Nyonya Kang : Eun Bo, selesaikan sulamannya. Kau akan tetap dihukum.

Nyonya Kang lalu keluar.


Begitu ibunya keluar, Eun Bo pun menghela nafas kecewa dan berbaring di lantai.

Eun Ki melirik Eun Bo.

Eun Ki : Apa kau benar-benar ingin pergi dengan ayah?

Eun Bo : Ya.

Eun Ki : Apa kau ingin melihat di luar sebanyak itu?

Eun Bo : Apa harus kujelaskan?

Eun Ki : Tapi ibu akan sangat marah.

Eun Bo diam saja.

Eun Ki : Kalau begitu, aku akan merahasiakannya untukmu. Biar kau yang pergi. Aku yang akan menyulam untukmu.


Mendengar itu, Eun Bo senang dan langsung memeluk Eun Ki.

Eun Ki meminta Eun Bo menceritakan semua yg Eun Bo lihat diluar nanti setelah Eun Bo pulang.

Eun Bo : Ayo pergi bersama. Mari kita dimarahi bersama-sama.

Eun Ki : Apa kau lupa aturan di rumah ini? Kau tidak boleh membiarkan orang luar tahu bahwa ada anak kembar di rumah ini.


Eun Bo langsung keluar dan melihat ayahnya berbicara dgn Ja Yong di halaman.

Eun Bo : Ayah!

Yi Soo dan Ja Yong tersenyum menatap Eun Bo.

Eun Bo menyapa Ja Yong dgn sopan.

Ja Yong : Kau Eun Ki atau Eun Bo?

Eun Bo : Aku Eun Bo. Izinkan aku ikut dengan ayah.

Yi Soo : Tapi kau sedang dihukum oleh ibumu.

Eun Bo : Aku sudah menyuruh kembaranku.

Yi Soo : Apa kau sesuka itu pada dunia luar?

Eun Bo mengangguk.


Yi Soo : Ayah mulai khawatir.

Eun Bo : Ayah membuatku merasa frustrasi sekarang. Ayahlah yang membuatku menjadi seperti ini. Itu karena setiap kata yang ayah ucapkan membuatku penasaran tentang dunia daripada menjahit dan merias.

Sontak kedua pria itu tertawa mendengarnya.

Yi Soo : Tapi kau tidak bisa ikut dengan kami hari ini.

Eun Bo kecewa mendengarnya.


Yi Soo lalu mengajak Ja Yong pergi. Begitu ayahnya pergi, Eun Bo menyelinap keluar.


Eun Bo berencana mengikuti ayahnya,, tapi saat mau pergi tiba2 saja seorang anak laki-laki berpakaian budak menabraknya. Keduanya jatuh. Anak laki-laki itu menjatuhkan ornamen. Eun Bo melihatnya, lalu mengambilnya.

Anak laki-laki itu lantas berdiri dan kebingungan mencari ornamennya.

Eun Bo : Kau cari ini?


Eunuch Hwang berlari mengejar Lee Kyung, sambil berteriak memanggil Lee Kyung.

Eunuch Hwang : Jeoha, kenapa anda ingin keluar sendiri?

Kyung : Ibuku kehilangan perhiasan yang dia cintai. Tidakkah anda perhatikan betapa kesalnya dia? Sebagai anaknya, aku harus menemukannya untuknya...


Melihat Kyung, anak laki-laki itu langsung mengajak Eun Bo lari.

Kyung mengejar mereka.


Eunuch Hwang mengejar Kyung, sampai sepatunya lepas. Terpaksalah, Eunuch Hwang berhenti sebentar demi mengambil sepatunya, lalu ia lari lagi tanpa memakai sepatunya, tapi kakinya kemudian menginjak kerikil, lalu ia jatuh.

Eunuch Hwang meringis kesakitan sambil memegangi kakinya.


Kyung kehilangan Eun Bo dan anak yang mencuri ornamen ibunya. Tapi tak lama, ia berhasil menemukan mereka. Ia melihat punggung Eun Bo dibalik tembok sebuah rumah. Maka, bergegaslah ia menangkap keduanya.

Anak itu menyangkal, ia bilang ia bukan pencuri.

Eun Bo : Jika kau yang menemukannya, mengapa kau lari dengan itu?


Kyung menangkap mereka.

Kyung : Dasar kurang ajar. Tidakkah kau tahu apa artinya ini? Aku sendiri yang akan menghukummu, kau akan dihukum berat.

Kyung memegang bahu keduanya.

"Lepaskan!" teriak anak itu, sambil berusaha melepaskan diri dari cengkraman Kyung.


Anak itu kemudian jatuh saat berusaha melepaskan dirinya dari pegangan Kyung. Dia lalu menangis.

"Ayahku dalam kondisi kritis. Dia butuh uang untuk membeli obat. Apa yang bisa dilakukan seorang budak jika tertangkap? Apa seorang budak tidak diizinkan untuk menyelamatkan nyawa ayahnya?"


Iba, Eun Bo pun langsung mengambil dompetnya dan mengeluarkan 3 koinnya.

Eun Bo : Aku tidak menyangka didunia ini ada seorang budak yang ingin menyelamatkan nyawa ayahnya. tapi bagaimanpun kau harus meminta maaf. Ini demi dirimu sendiri karena telah menjadikan dirimu seorang pencuri dan juga untuk tuan muda ini.

Eun Bo memberikan koinnya pada anak laki2 itu.

Anak laki2 itu kemudian berdiri dan minta maaf pada Kyung, lalu pergi.


Kyung menatap kesal Eun Bo.

Kyung : Apa yang telah kau lakukan?

Eun Bo : Apa anda tidak mendengar situasi yang menyedihkan itu?

Kyung : Aku mendengarnya, tapi Joseon adalah negara dengan hukum yang ketat. Mencuri adalah kejahatan. Hukum itu sah bagi warga negara sipil, negara juga akan stabil, dengan kekuasaan raja yang benar. Begitulah cara guruku mengajariku.

Eun Bo : Aku tidak tahu apa yang anda bicarakan, kejarlah dia jika kau mau dan bawa dia ke kantor polisi.

Kyung : Siapa kau? Kau kaki tangannya?

Eun Bo : Aku bukan kaki tangannya.

Kyung : Aku tidak mempercayaimu. Bawa aku ke orang yang bisa membuktikan identitasmu.  Jika itu tidak benar, kita akan pergi bersama ke kantor polisi.

Eun Bo : Apa katamu?


Kyung melepaskan daenggi yang mengikat rambut Eun Bo.


Daenggi itu ia gunakan untuk mengikat tangannya dan Eun Bo agar Eun Bo tidak kabur.

Kyung dan Eun Bo berjalan di pasar. Orang2 di pasar sontak menertawakannya, melihat tangan mereka yang terikat begitu.


Para Sarjana berkumpul di sebuah pondok. Mereka membahas pengaruh Budaya Amerika yang menjadi masalah besar bagi Joseon karena menghambat kemajuan administrasi.

"Orang muda seperti kita harus berjuang melawan anggota kabinet yang hanya peduli tentang minat mereka dengan negara dalam krisis!"

"Tetapi revolusi budaya yang kita rindukan seharusnya tidak terbatas pada gerilyawan dan pembenaran diri. Seperti yang diajarkan oleh Empat Orang Bijak Agung, pembelajaran nyata menjadi lengkap ketika sebenarnya menjadi bermanfaat bagi orang. Tidakkah kalian setuju?"


Eun Bo dan Kyung datang. Mereka melihat para sarjana dari jauh.

Eun Bo : Aku tidak menyangka ayahku datang ke sini hari ini.

Kyung : Apa? Maksudmu ayahmu berbaur dengan para sarjana Konfusian itu?

Eun Bo mengangguk.

Kyung tidak percaya.

Kyung : Kau berbohong tentang sesuatu yang kau temukan dan sekarang kau malah berbohong tentang ayahmu, kau harus dihukum karena melanggar aturan! Mari kita pergi ke kantor polisi sekarang." ucap Kyung.

Eun Bo sewot, aku mengatakan yang sebenarnya! Ayahku adalah guru mereka.

Kyung : Kalau begitu, beri tahu namanya. Siapa ayahmu?

Eun Bo : Namanya adalah Kang Yi Soo. Dia adalah seorang guru di Sungkyunkwan, puas?

Kyung : Guru Kang Yi Soo?


Kyung lalu mengangkat tangannya ke atas dan berkata, akan menghukum Eun Bo jika Eun Bo berani bohong padanya.

Eun Bo : Apa hakmu melakukan ini?

Kyung : Pernahkah kau dengar, "Aku menguasai segalanya di atas dan di bawah langit." Aku ditakdirkan untuk menjadi raja negara ini. Jadi aku punya hak.

Eun Bo : Maksudmu kau adalah Putra Mahkota?

Kyung : Itu betul.

Eun Bo tidak percaya.

Eun Bo : Ya ya. Kau adalah orang penting. Tapi untungnya, kau menunjuk ke tanah dan langit karena kau memiliki dua tangan. Jadilah garam dunia bagi orang-orang seperti yang diajarkan Buddha. Siapa yang akan menghukum siapa? Kau hanya seorang penipu.

Eun Bo lalu menantang Kyung. Ia mengajak Kyung ke kantor polisi.

Kyung kaget, apa katamu?


Tiba2, datang seseorang nenek menghampiri mereka.

"Nona, saya dengar jika saya datang kesini, saya bisa mencari tahu apa ini. Benarkah?" tanya nenek itu sembari menyodorkan sebuah lensa kacamata ke Eun Bo.


Di dalam,, sebuah rumah, masih di tempat yang sama dimana para sarjana itu berkumpul, Yi Soo duduk bertiga dgn Ja Yong dan seorang pria lagi.

Ja Yong : Apa anda benar-benar percaya bahwa Joseon akan berubah oleh perkembangan modern?

Yi Soo : Ini bukan keyakinanku, tapi itu harapanku. Anak-anak kita akan tinggal dan belajar di Joseon. Dan aku berharap itu tidak akan sama seperti sekarang.


"Namun penindasan semakin menjadi-jadi. Baik keluarga Kim dan Jo Heung Gyeon semua semakin merajalela. Dalam situasi ini, mereka akan menyalahkan segalanya padamu sebagai guru ulama Konfusianisme." ucap pria satunya.

Yi Soo terdiam.


Eun Bo sedang membacakan surat untuk nenek itu.

Selama Eun Bo membaca surat, Kyung menatap Eun Bo memakai lensa kacamata.

Eun Bo : Nenek, bagaimana kabarmu? Ini Han Dong...


Eun Bo lantas menatap Kyung yang menatapnya pakai lensa kacamata.

Eun Bo lalu menjelaskan pada nenek itu benda yang dipegang Kyung.

Eun Bo : Ini disebut lensa kacamata, biasanya ini digunakan berpasangan untuk melihat melalui ini, tapi ini hanya salah satunya. Itulah maksudnya.

Nenek : Maksudmu Han Dong bilang begitu?

Eun Bo : Benar, cucumu, dia bilang dia khawatir anda akan menjahit dengan penglihatan yang buruk.

Mendengar itu, nenek itu menangis dan mengatakan pesannya untuk cucunya.

"Astaga,  tolong jangan tidur di tempat yang dingin, makanlah dengan baik dan sehat."

Eun Bo : Bolehkah aku membantu anda emmbalasnya dengan apa yang baru saja anda katakan?


Eun Bo mulai menulis surat balasan untuk Han Dong. Nenek melihat Eun Bo menulis.

Kyung yang berdiri di dekat pohon, tersenyum melihat Eun Bo menulis surat balasan.

Tak lama kemudian, ia ingat ketika Eun Bo memberikan uang pada budak laki2 tadi.

Kyung terus tersenyum ke arah Eun Bo.


Kini, nenek itu sudah pergi.

Kyung menghela nafas dan mendongak menatap langit.

Eun Bo melihat Kyung menatap langit.

Eun Bo : Sepertinya kau memiliki masalah mendesak. Bagaimana kalau kau menulis namamu di sini sebelum kau pergi? Jika ayahku kembali nanti, aku akan memintanya untuk membuktikan identitasku karena kau sangat menginginkannya. Aku bilang begini karena kau terus saja melihat matahari. Siapa namamu?

Kyung : Lupakan. Seorang sarjana harus bertanggung jawab atas keraguannya dan juga karena aku adalah seorang pria...

Eun Bo : Apa kebetulan kau memiliki nama yang memalukan? Chil Bok? Yang Deuk? Dol Swoe? Gae Ddong? Apa salah satunya? Apa lebih buruk dari itu?

Kyung yang kesal akhirnya memberitahu namanya.

Kyung : Kyung. Aku Lee Kyung.


Eun Bo pun mencoba menulis nama Kyung,, tapi huruf hangulnya salah.

Kyung protes.

Kyung : Karakter apa itu? Kyung, artinya cerah.

Eun Bo menulis lagi tapi salah lagi.

Kyung : Bukan begitu, walaupun artinya sama.

Eun Bo menulis lagi tapi kembali salah.


Kyung yang sebal Eun Bo terus2an salah menulis namanya, akhirnya membantu Eun Bo menulis. Ia memegang tangan Eun Bo dan membantu Eun Bo menulis namanya dgn benar. Sontak lah, pipi si Eun Bo langsung memerah karena tangannya dipegang Kyung.

Selesai menulis, Kyung menanyakan nama Eun Bo.

Eun Bo : Namaku Kang...


Belum sempat menyebutkan namanya, tiba2 saja terdengar teriakan penjaga istana.

Mereka menoleh dan melihat penjaga istana menyerang para sarjana itu.

Tak hanya penjaga istana, Kyung juga melihat Heung Gyeon.

Kyung yang takut, lantas menarik Eun Bo pergi.


Heung Gyeon dan penjaga istana melihat mereka.

Kyung dan Eun Bo kabur dan tanpa sengaja, Kyung menjatuhkan identitasnya.

Heung Gyeon memungut identitas Kyung. Tahulah dia siapa Kyung.

Heung Gyeon lalu memberi perintah untuk menangkap Kyung.

Heung Gyeon : Dia harus terluka selama dia dalam pelarian.

Pengawal mengerti dan langsung pergi.


Heung Gyeon : Jadi Putra Mahkota ada di sini? Rupanya Itu alasannya. Alasan untuk melibatkan Putra Mahkota.


Kyung dan Eun Bo berusaha menyelamatkan diri. Di belakang, para pengawal terus memburu mereka.

Kyung dan Eun Bo masuk ke sebuah rumah. Para pengawal juga masuk ke rumah itu.


Kyung dan Eun Bo sembunyi dibalik rak, di belakang kain berwarna warni yang sedang terjemur.

Kyung yang terus mengawasi para pengawal, tanpa sengaja menjatuhkan jemuran yang ada di belakangnya.


Para pengawal langsung memburunya. Salah satu dari pengawal itu bahkan berusaha memukul Kyung tapi syukurlah tidak kena karena Kyung dan Eun Bo langsung lari.

Namun ketika berusaha menyelamatkan diri, kaki Kyung tersandung sebuah rak. Kyung jatuh. Rak itu juga jatuh dan menimpa kakinya.

Eun Bo bergegas menolong Kyung dan memapah Kyung.


Kyung dan Eun Bo lantas bersembunyi dibawah kain.

Para penjaga yang tak bisa menemukan mereka, akhirnya pergi.


Kyung dan Eun Bo keluar dari persembunyian mereka. Eun Bo lalu melihat kaki Kyung terluka.

Eun Bo : Apa itu sakit?


Eun Bo membalut luka Kyung dgn sehelain kain dgn tangan gemetar. Melihat Eun Bo gemetaran, Kyung memegang tangan Eun Bo, supaya Eun Bo tenang.


Eunuch Hwang ditemani dua pelayan berkeliaran di pasar, mencari Kyung.


Sementara itu, Eun Bo mendudukkan Kyung di kursi.

Eun Bo : Kau harus ke dokter. Aku tahu seorang dokter di ujung jalan sini.

Kyung : Kau bisa pergi sendiri.

Eun Bo diam mendengarnya.

Kyung : Aku tahu kau takut. Aku bisa.

Eun Bo : Jika aku bergegas dan kembali, ibuku akan mencambukku seratus kali. Tapi aku tidak bisa meninggalkan seseorang begitu saja. Hariku hancur karena telah terlibat denganmu.

Kyung : Jika begitu, aku akan membantumu kapan saja kau meminta bantuanku. Aku berjanji di bawah matahari, bulan, dan bintang-bintang.


Kyung menyodorkan kelingkingnya.

Eun Bo : Baiklah.

Lalu Eun Bo mengaitkan kelingkingnya ke kelingking Kyung.


Kyung lantas menyuruh Eun Bo pergi. Eun Bo berdiri tapi kemudian dia terdiam.

Kyung : Ada apa?

Eun Bo menatap Kyung dan mengaku, ia tak punya uang sesen pun.

Kyung tertawa, lalu memberikan ornamen ibunya pada Eun Bo.

Kyung : Berikan ini ke dokter untuk saat ini.


Eun Bo pun pergi. Tapi setibanya diluar, penjaga istana lewat. Eun Bo langsung sembunyi. Setelah yakin penjaga pergi, Eun Bo pun langsung pergi.


Begitu Eun Bo pergi, Eunuch Hwang tiba di tempat itu. Eunuch Hwang teriak memanggil Kyung. Kyung yang mendengar teriakan Eunuch Hwang, bergegas ke jendela.

Kyung : Kepala Kasim! Aku disini!

Eunuch Hwang menoleh dan melihat Kyung di jendela.


Eunuch Hwang pun bergegas masuk ke dalam.

Begitu bertemu Kyung, Eunuch Hwang langsung memelunya.


Eunuch Hwang : Apa yang terjadi? Jantungku hampir jatuh ke lantai!

Kyung : Aku minta maaf. Apa kau khawatir?

Eunuch Hwang : Tentu saja! Aku hampir gila.

Kyung : Maksudmu kau khawatir tentang dirimu sendiri?

Eunuch Hwang : Anda salah, Yang Mulia.


Kyung lalu meringis kesakitan. Eunuch Hwang langsung melihat kaki Kyung.

Melihat kaki Kyung luka,, Eunuch Hwang pun menggendong Kyung keluar. Sampai diluar, Kyung minta diturunkan.

Kyung mengedarkan pandangan, mencari Eun Bo.


Eunuch Hwang : Yang mulia, kita harus kembali. Yang Mulia Ratu sangat cemas menunggu anda. Sudah lewat waktunya untuk anda kembali ke istana. Aku akan mengirim seseorang keluar saat kita kembali nanti. Aku akan pastikan untuk memberitahunya untuk menyampaikan pesan kepada wanita itu. Jadi tolong... izinkan aku untuk menggendongmu.


Kyung menurut dan naik ke punggung Eunuch Hwang.

Eunuch Hwang lantas membawa Kyung pergi.


Bersamaan dengan itu, Eun Bo datang bersama tabib. Eun Bo yang tidak melihat Kyung pergi, masuk ke dalam rumah itu.

Sementara Kyung yang digendong Eunuch Hwang, terus menatap ke belakang dengan wajah sedih karena harus berpisah dari Eun Bo.

Flashback end....


Di kamarnya, Kyung melihat ornamen ibunya yang diberikannya pada Eun Bo saat itu.

Tak lama kemudian, pengawal yang selalu bersamanya, datang.

"Ini Han Mo, Yang Mulia!"

Kyung menyuruh Han Mo masuk.


Han Mo minta maaf karena tidak berhasil menemukan jasad Eun Ki.

Kyung : Temukan dia. Dia adalah ratuku, tidak peduli apa kata mereka, kau harus menemukannya.


Kyung lantas menggebrak meja. Ia marah.

Kyung : Dia melakukan pengkhianatan tingkat tinggi? Siapa yang datang dengan plot seperti ini?


Eunuch Hwang : Masalahnya adalah, aku dengar itu diputuskan di istana Ratu Janda.

Kyung kaget, apa?

Bersambung ke part 2....

Nah kaaan bener,, cinta pertamanya Kyung itu Eun Bo, bukan Eun Ki. Dan ornamen Eun Bo yang selalu dibawa Eun Ki kemana2, ornamen milik ibunya Kyung yang diberikan Kyung ke Eun Bo sbg bayaran untuk tabib saat dia terluka dulu.

Tapi ya, ini gimana ceritanya si Eun Bo bisa kepisah gitu ama keluarganya? Jgn2 mereka kepisah ada hubungannya sama si Heung Gyeon lagi.. Inget kan,, pas Eun Bo dan Kyung ngeliat Heung Gyeon dan para penjaga istana menyerang para sarjana. Sy rasa, keluarga Eun Bo diasingkan ke Jeju karena ini, karena Yi Soo adalah guru mereka.... dan Eun Bo bisa hanyut di sungai saat dalam perjalanan ke Jeju bersama keluarganya. Mungkin yaa......

0 Comments:

Post a Comment